I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan
suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai
pedoman berperilaku.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang
menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai
professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya. Nilai
professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada
masyarakat.
Adapun rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu sesuai dengan hasil kongres PGRI XIII, yang
terdiri dari Sembilan item berikut:
Pada dasarnya guru adalah tenaga professional di bidang kependidikan yang memiliki
tugas mengajar, mendidik, dan membimbing anak didik agar menjadi manusia yang
berpribadi (pancasila).Dengan demikian, guru memiliki kedudukan yang sangat penting dan
tanggung jawab yang sangat besar dalam menangani berhasil atau tidaknya program
pendidikan.Kalau boleh dikatakan sedikit secara ideal, baik atar buruknya suatu bangsa di
masa mendatang banyak terletak di tangan guru.
Sehubungan dengan itu guru sebagai tenaga professional memerlukan pedoman atau
kode etik guru agar terhidar dari segala bentuk penyimpangan. Kode etik menjadi pedoman
baginya untuk tetap professional (sesuai dengan tuntutan dan persyaratan profesi).Setiap guru
yang memegang keprofesionalannya sebagai pendidik akan selalu berpegang epada kode etik
guru. Sebab kode etik guru ini sebagai salah satu ciri yang harus ada pada profesi itu sendiri.
Kode etik yang memedomani setiap tingkah laku guru senantiasa sangat diperlukan.
Karena dengan itu penampilan guru akan terarah dengan baik, bahkan akan terus bertambah
baik. Ia akan terus menerus memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya. Kalau
kode etik yang merupakan pedoman atau pegangan itu tidak dihiraukan berarti akan
kehilangan pola umum sebagai guru. Jadi postur kepribadian guru akan dapat dilihat
bagaimana pemanfaatan dan pelaksanaan dari kode etik yang sudah disepakati bersama
tersebut. Dalam hubungan ini jabatan guru yang betuk-betuk professional selalu dituntut
adanya kejujuran professional. Sebab kalau tidak ia akan kehilangan pamornya sebagai guru
atau boleh dikatakan hidup diluar lingkup keguruan.
Pada dasarnya tujuan merumuskankode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan
mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau
masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau remes terhadap profesi akan
melarang. Oleh karenya, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak-
tanduk atauk kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi terhadap
dunia luar. Dari segin ini, kode etik juga sering kali disebut kode kehormatan.
Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi baik kesejahteraan lahir (atau material)
maupun kesejahteraan batin (spiritual atau mental). Dalam hal kesejahteraan lahir para
anggota profesi, kode etik umumnya memuat larangan-larangan kepada para anggotanya
untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang merupakan kesejahteraan para anggotanya.
Misalnya dengan menetapkan tarif-tarif minimum bagi honorium anggota profesi dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga siapa-siapa yang mengadakan tarif di bawah minimum
akan dianggap tercela dan merugikan rekan-rekan seprofesi. Dalam hal kesejahteraan batin
para anggota profesi, kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk para anggotanya untuk
melaksanakan profesinya.
Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabian
profesi, sehingga bagi anggota profesi daapat dengan mudah megnetahui tugas dan tanggung
jawab pengabdian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan
ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran agar
para anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.
Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada setiap anggota
untuk secara aktif berpartispasi dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan
yang dirancang organisasi.
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi menyusun kode
etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejateraan
para anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan mutu profesi dan
mutu organisasi profesi.
E. Fungsi Kode Etik Guru
Pada dasarnya kode etik berfungsi sebagai, perlindungan dan pengembangan bagi profesi
itu, dan sebagai pelindung bagi masyarakat pengguna jasa pelayanan suatu profesi. Gibson
and Mitchel (1995;449), sebagai pedoman pelaksanaan tugas profesional anggota suatu
profesi dan pedoman bagi masyarakat pengguna suatu profesi dalam meminta
pertanggungjawaban jika anggota profesi yang bertindak di luar kewajaaran.
1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
2. Agar guru bertanggungjawab atas profesinya.
3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
4. Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.
5. Agar profesi ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri.
6. Agar profesi ini terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah tersebut adalah :
OLEH :