1. Manajemen Mutu Terpadu (MMT) adalah filosofi dan sistem untuk pengembangan
secara terus menerus (continuous improvement) terhadap jasa atau produk untuk
memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Atau dengan kata lain MMT
dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi dalam memenuhi
kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang
akan datang.
Pertanyaan:
a. Mengapa Manajemen Mutu Terpadu itu perlu? Sebutkan dan jelaskan manfaat
menerapkan manajemen mutu terpadu di sekolah. Siapa saja yang bertanggung
jawab dalam penyelenggaraan manajemen mutu terpadu tersebut?
b. Upaya untuk meningkatkan mutu selalu berorientasi pada produk dan pelanggan.
Jelaskan maksud pernyataan tersebut melalui contoh pada lembaga pendidikan.
c. Sekolah dikatakan bermutu apabila memenuhi beberapa krteria tertentu yang
dipersyaratkan. Kriteria apa saja yang dapat digunakan untuk menjadi sekolah
bermutu. Jelaskan!
Pertanyaan:
Pertanyaan:
b. Apa yang terjadi bila sekolah atau institusisi pendidikan lainya tidak
mengembangkan manajemen mutu terpadu apa dampak buruknya bagi sekolah
tersebut. Jelaskan!
Pertanyaan:
3. Menurut Hensler dan Brunell ada empat prinsip utama dalam manajemen mutu
terpadu yakni: 1) kepuasan pelanggan, 2) respek terhadap setiap orang, 3)
manajemen berdasarkan fakta dan 4) perbaikan secara terus menerus. Jelaskan
keempat prinsip utama tersebut dengan baik.
Tugas Saudara:
1. Buat abstraksi versi saudara bukan versi penulis artikel/jurnal sebanyak satu
halaman.
Pelanggan lembaga pendidikan sekolah terdiri dari pelanggan eksternal dan internal. Pelanggan
eksternal utama sekolah adalah siswa dan sekaligus sebagai input utama (main input) yang akan
diproses menjadi lulusan. Pelanggan eksternal kedua dan seterusnya adalah orang tua, dunia
usaha, pemerintah dan pendidikan lebih lanjut. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya,
bahwa sekolah yang bermutu adalah sekolah yang dapat memenuhi atau melebihi keinginan,
harapan dan kebutuhan pelangannya.
Menurut Goetsch dan Davis pelanggan internal maupun eksternal merupakan driver. Pelanggan
eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedang - kan
pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses dan
lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.11 Oleh karena itu, dalam pendirian dan
penyeleng garaan sekolah harus didahului dengan mengadakan penelitian dan bertanya kepada
masyarakat luas, jenis, jenjang pendidikan dan program studi/jurusan apa yang dibutuhkan pada
suatu daerah tertentu. Dengan penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, maka
tidak akan terjadi lulusan yang tidak diterima di masyarakat. Semua lulusan dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang pendidikan yang sesuai dengan keinginannya, dapat diterima di dunia
usaha atau dapat menciptakan pekerjaan sendiri serta dapat memperoleh penghasilan sesuai
kebutuhan hidupnya. Jika semua lembaga pendidikan/sekolah telah mampu menyelenggaragan
pendidikan seperti demikian hasilnya, maka akan terjadi stabilitas nasional baik dalam bidang
ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.
sekolah yang bermutu tentu merupakan sekolah yang telah memenuhi Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yaitu toalak ukur yang dijadikan pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan sistem pendidikan di seluruh Indonesia. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 (dalam Mulyasana, 2012: 146-182) dapat disimpulkan bahwa ada 8 poin Standar
Nasional Pendidikan (SNP) sebagai berikut :
a. Standar Isi
Sekolah yang bermutu yaitu sekolah yang telah memenuhi standar isi yang
ditetapkan oleh BSNP. Standar isi meliputi lingkup materi yang diberikan
yaitu memuat tentang kurikulum, tingkat kompetensi, beban belajar untuk
mencapai kompetensi lulusan. Disini sekolah dasar menggunakan kurikulum
yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu kurikulum 2013 atau tematik. Sekolah
harus dapat mencapai kompetensi yang telah ditetapkan oleh pemerintah
melalui buku guru dan siswa yang disediakan. Sekolah mengacu pada standar
isi yang telah ditetapkan peraturan menteri dan BSNP
b. Standar proses
Standar proses yang dimaksud yaitu pelaksanaan proses pembelajaran di
sekolah . Pembelajaran yang diberikan pada peserta didik harus dapat
memberikan pengalaman inspiratif, menyenangkan, menantang, interaktif, dan
memotivasi peserta didik. Memberikan kesempatan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuannya baik pembelajaran secara akademik maupun
non akademik.
c. Standar kompetensi lulusan
Kualifikasi lulusan pada sekolah yang bermutu tidak hanya menekankan
pada ranah kognitif atau pengetahuan tetapi juga mencakup sikap dan
keterampilan.
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Salah satu faktor penting keberhasilan suatu sekolah adalah adanya
pendidik dan tenaga kependidikan, maka terdapat standar yang menjadi acuan
seorang pendidik dikatakan baik yaitu memiliki kompetensi pedagogis,
kepribadian yang baik, profesionalitas kerja, serta jiwa sosial yang baik.
Kualifikasi akademik pendidik di sekolah dasar minimal sarjana (S1), berlatar
belakang pendidikan tinggi SD/MI, dan memiliki sertifikat profesi guru.
Sedangkan tenaga kependidikan yang dimaksud yaitu sekurang-kurangnya
terdiri atas pengawas, tenaga perpustakaan, dan tenaga administrasi.
e. Standar sarana dan prasarana
Setiap sekolah harus memiliki sarana dan prasarana untuk menunjang
proses pendidikan. Sarana tersebut meliputi berbagai sumber belajar, media
pembelajaran, maupun peralatan sekolah lainnya. Sedangkan prasarana yang
dimaksud meliputi ruang guru, ruang kelas, ruang tata usaha, kantin,
musholla, lapangan, lingkungan yang nyaman dan bersih, ruang latihan
ekstrakurikuler, perpustakaan, UKS, dan lain sebagainya. Standar sarana dan
prasarana diatas dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan
menjadi tanggung jawab sekolah yang bersangkutan untuk memelihara dengan
baik.
f. Standar pengelolaan
Pengelolaan di sekolah dasar adalah dengan menerapkan manajemen
berbasis sekolah yang dapat dilihat melalui kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas warga sekolah. Setiap sekolah yang
bermutu harus memiliki acuan yang mengatur tentang rencana kerja sekolah,
kurikulum, silabus, kalender akademik, struktur organisasi, tata tertib, kode
etik hubungan anatara sesama warga sekolah maupun luar sekolah dan lain
sebagainya.
g. Standar pembiayaan
Sekolah dasar yang bermutu mampu mengelola pembiayaan pendidikan
dengan baik. Pembiayaan tersebut adalah biaya investasi, biaya operasi, dan
biaya personal. Sekolah harus menentukan biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan peserta didik untuk belajar, memanfaatkan biaya untuk
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia
dengan kerjasama bersama instansi luar atau lembaga lainnya.
h. Standar penilaian pendidikan
Sekolah dasar yang bermutu juga tentunya memenuhi standar penilaian
pendidikan. Standar tersebut mencakup penilaian hasil belajar oleh pendidik,
sekolah, pemerintah, serta kelulusan. Penilaian dilakukan secara terus menerus
dan berkesinambungan sehingga menghasilkan akhir yang baik.
Disimpulkan bahwa karakteristik sekolah yang bermutu adalah sekolah
yang memiliki pelayanan pendidikan yang bermutu, memiliki sarana
prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan yang baik. Terdapat keterlibatan total dari seluruh
warga sekolah, kesepakatan dalam menyatukan pemikiran
pemikiran yang ada, dan kerjasama yang baik antar warga sekolah secara
internal maupun eksternal demi pelayanan pendidikan yang sesuai kebutuhan
peserta didik. Sekolah yang dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang
berkompetensi karena pelayanan pendidikan yang bermutu
terdapat hubungan yang erat antara akreditasi sekolah dengan penjaminan mutu
pendidikan, karena secara langsung maupun tidak semua komponen sekolah akan
berbenah menyesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan dari kedelapan standar pada
SNP.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa akreditasi sekolah juga memberikan dampak atau akibat tidak
langsung terhadap kinerja sekolah. Dampak positif kepada seluruh warga sekolah, yakni
tumbuhnya kesadaran dari seluruh warga sekolah untuk memberikan dan meningkatkan
pelayanan sesuai dengan standar atau kriteria yang ditetapkan dalam proses akreditasi, dan
meningkatnya kerjasama seluruh komponen sekolah untuk memberikan yang terbaik untuk
sekolah
Adanya hubungan positif antara akreditasi sekolah dengan penjaminan mutu pendidikan
dan kinerja sekolah, diharapakan akan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut,
dengan kata lain bahwa pemenuhan SNP akan terus meningkat, bahkan tidak menutup
kemungkinan dapat melampaui SNP.
Because all components of the school will adjust to the criteria that have been defined out of the
eight requirements in the SNP, there is a close relationship between school accreditation and
education quality assurance.
School accreditation, it was also explained, has an indirect impact or effect on school
performance. Positive influence on all school members, including improved collaboration across
all school components to deliver the best for schools and enhanced awareness of all school
members to provide and improve services in compliance with the standards or criteria
established in the accrediting process.
There is a positive relationship between school accreditation, education quality assurance, and
school performance, and it is hoped that this will improve the quality of education in these
schools, in other words, that the fulfillment of the SNP will continue to rise, and that the SNP
may even be exceeded.
1. STANDAR ISI
Standar yang pertama adalah standar isi. Yang diatur dalam standar isi mencakup komponen materi
dan tingkat kompetensi minimal yang dimiliki oleh siswa pada suatu jenjang pendidikan. Standar isi
memuat beberapa hal, yaitu kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan kalender akademik.
Dengan kata lain, standar isi merupakan standar yang mengatur materi dan kompetensi dari suatu
jenjang pendidikan demi terwujudnya lulusan yang kompeten.
2. STANDAR PROSES
Yang kedua adalah standar proses. Standar proses ini berkaitan dengan proses pelaksanaan
pembelajaran di masing-masing jenjang pendidikan. Dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran, setiap instansi pendidikan harus melakukannya dengan interaktif, inspiratif,
menyenangkan, dan partisipatif atau mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran.
3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Yang ketiga dari 8 standar pendidikan Nasional Indonesia adalah Standar Kompetensi Lulusan.
Standar ini berkaitan erat dengan kriteria kemampuan lulusan dari suatu instansi pendidikan. Setiap
peserta didik yang lulus dari suatu jenjang pendidikan diharapkan memiliki kemampuan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang memadai dan sesuai dengan standar yang berlaku.
Sarana pendidikan yang wajib dimiliki meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku atau sumber belajar lainnya, perlengkapan habis pakai, dan perlengkapan lainnya yang
dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran.
6. STANDAR PENGELOLAAN
Yang keenam dari 8 standar pendidikan nasional Indonesia adalah standar pengelolaan. Standar
pengelolaan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar
pengelolaan oleh pemerintah daerah, dan standar pengelolaan oleh pemerintah.
Hal-hal yang berkaitan dengan standar pengelolaan ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
7. STANDAR PEMBIAYAAN
Standar pendidikan yang ketujuh adalah standar pembiayaan. Proses pendidikan bisa terselenggara
karena adanya pembiayaan yang berkelanjutan. Peraturan yang mengatur lebih lanjut mengenai
standar pembiayaan adalah Peraturan Menteri No. 69 Tahun 2009. Pembiayaan dalam dunia
pendidikan terdiri dari tiga komponen, yaitu :
Biaya investasi
Yang termasuk biaya investasi adalah penyediaan sarana dan prasarana, biaya untuk
pengembangan sumber daya manusia, dan biaya untuk modal kerja tetap.
Biaya personal
Yang dimaksud dengan biaya personal adalah biaya yang dibayarkan oleh peserta didik agar bisa
mengakses pendidikan secara berkelanjutan.
Biaya operasi
Yang termasuk biaya operasi pendidikan adalah gaji serta tunjangan untuk pendidik dan tenaga
kependidikan, perlengkapan habis pakai, termasuk juga biaya listrik, air, koneksi internet, dan
sejenisnya.
Penilaian pendidikan terdiri dari tiga bagian, yaitu penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian
oleh satuan pendidikan (sekolah), dan penilaian oleh pemerintah. Secara lebih lanjut, standar
penilaian pendidikan ini diatur dalam Peraturan Menteri No. 20 tahun 2007 tentang Standar
Penilaian pendidikan.