Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MODEL-MODEL MANAJEMEN SATUAN PENDIDIKAN

MANAJEMEN KESISWAAN, SARANA DAN PRASARANA, KEUANGAN, DOSEN


DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DAN KURIKULUM/PEMBELAJARAN DI
PERGURUAN TINGGI PROGRAM MAGISTER/ PASCASARJANA (S2)

Dosen Pembimbing

Irmawati S.Pd, M.Pd

OLEH

Nur Alifkah 1743041025

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Manajemen Kesiswaan, Sarana dan
Prasarana, Keuangan, Dosen dan Tenaga Kependidikan dan Kurikulum/Pembelajaran di
Perguruan Tinggi Program Magister/ Pascasarjana (S2)”. Penulisan makalah adalah merupakan
salah satu tugas dari mata kuliah Model Manajemen Satuan Pendidikan.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan ilmu yang lebih baik dan
bermanfaat pada mereka yang telah memberikan bantuan, semoga dibalas oleh Allah SWT
sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Makassar, 14 Mei 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................2

A. LATAR BELAKANG MASALAH.....................................................................................2

B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................2

C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4

A. PENGELOLAAN PESERTA DIDIK..................................................................................4

B. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASANA..................................................................8

C. PENGELOLAAN KEUANGAN/PEMBIAYAAN............................................................10

D. PENGELOLAAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.......................................12

E. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN/KURIKULUM.....................................................13

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................15

A. KESIMPULAN...................................................................................................................15

B. SARAN...............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Lembaga pendidikan, sebagai sebuah organisasi yang bertujuan untukmencerdaskan
anak bangsa perlu mendapatkan perhatian yang dominan dari aspekmanajemennya. Sebab,
sukses tidaknya program pendidikan tersebut sangatdipengaruhi sistem manajemen yang
berlansung dalam lembaga pendidikan tersebut. Hal ini setidaknya dapat kita amati pada
beberapa lembaga pendidikan utamanya dalam hal ini adalah Pendidikan Tinggi yang
awalnya tampak biasa saja, namun dalam waktu singkat mampu menunjukkan
keunggulannya.Atau sebalinya, sebuah lembaga pendidian yang memiliki track record  bagus
tiba-tiba mengalami kegagalan dan amburk total. Semua hal itu; meski tidak
mengenyampingkan faktor lain, disebabkan oleh amburadulnya sistem manajemen di
dalamnya.

Karena itu, tak dapat kita pungkiri bahwa aspek manajemen memiliki pengaruh
signifikan dalam perjalanan sebuah kelembagaan. Hal ini disebabkan, manajemen berhubung
an dengan aspek kelihaaian dalam merencanakan kegiatan, melaksanakannya dengan menata
sebaik mungkin, mengawasi jalannya kegiatan secara menyeluruh sehingga kegaitan yang
telah direncakan tersebut dapat berlansung sesuai dengan baik, dan mengevaluasi hasil
pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan sehingga nantididapatkan sebuah temuan untuk
dijadikan landasan dalam menentukan rencanakegiatan berikutnya.

Dengan demikian, perbaikan kualitas pendidikan dapat dimulai denganmemperbaiki


sistem manajemen yang diterapkan dalam lembaga tersebut. Artinya, semakin lembaga
pendidikan tersebut mampu mengoptimalkan segala potensi mulai dari pengelolaan sarana
dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, keuangan, peserta didik, maupun peran
serta masyarakat dalam Lembaga Pendidikan tersebut utamanya dalam hal ini adalah
Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana.

2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
penulis adakan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan Kemahasiswaan di Program Magister/ Pascasarjana?


2. Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana di Program Magister/ Pascasarjana ?
3. Bagaimana pengelolaan keuangan di Program Magister/ Pascasarjana ?
4. Bagaimana pengelolaan dosen dan tenaga kependidikan di Program Magister/
Pascasarjana?
5. Bagaimana pengelolaan kurikulum di Program Magister/ Pascasarjana?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini berdasarkan pada rumusan masalah yang
telah dibuat adalah sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui pengelolaan Kemahasiswaan di Program Magister/ Pascasarjana


2. Untuk Mengetahui pengelolaan sarana dan prasarana di Program Magister/
Pascasarjana
3. Untuk Mengetahui pengelolaan keuangan di Program Magister/ Pascasarjana
4. Untuk Mengetahui pengelolaan dosen dan tenaga kependidikan di Program Magister/
Pascasarjana
5. Untuk Mengetahui pengelolaan kurikulum di Program Magister/ Pascasarjana

3
BAB II PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

A. PENGELOLAAN PESERTA DIDIK


Manajemen peserta didik merupakan gabungan dari dua kata, yaitu
manajemen dan peserta didik. Menurut Stoner (1995) dalam buku Manajemen
Pendidikan Suatu Pengantar Praktik (Imam Gunawan, 2017: 133) berpendapat
bahwa manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan berbagai
sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang diinginkan.

1. PERSYARATAN PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER

1. Peserta didik pendidikan magister diwajibkan mengikuti semua kegiatan akademik


yang telah direncanakan baginya dalam batas waktu yang ditentukan.
2. Peserta didik pendidikan magister berkewajiban : (a) memenuhi beban Satuan Kredit
Semester (SKS) minimum setiap semester yang telah ditetapkan oleh program studi;
(b) memenuhi IP minimum 3.00 dari semester ke semester sesuai ketentuan yang
berlaku; (c) berkonsultasi dengan Komisi Pembimbing sesuai ketentuan yang
disetujui bersama (pembimbing dan peserta); (d) mencapai minimal 36 SKS dan
maksimal 50 SKS (KEP.MEN.0686/ 4/91).
3. Peserta didik pendidikan magister berkewajiban menunjukkan kemampuan
membaca kepustakaan paling sedikit satu bahasa asing yang bertalian dengan
ilmunya.
4. Peserta didik pendidikan magister sewaktu-waktu dapat dikenakan sanksi
penghentian jika : (a) tidak memenuhi persyaratan program pendidikan (butir 1, 2,
3); (b) tidak menyelesaikan pendidikan dalam waktu yang telah ditentukan; atau (c)
melanggar peraturan lain di Universitas Sam Ratulangi yang membawa sanksi
tersebut.

4
5. Keputusan penghentian peserta didik yang tersebut dalam butir di atas, dikeluarkan
oleh Direktur Pascasarjana atas rekomendasi Koordinator Program Studi dan Komisi
Pembimbing dari peserta didik yang bersangkutan.
6. Pendidikan magister harus diselesaikan paling lambat dalam waktu empat tahun (8
semester).

2. KETENTUAN UMUM

1. Kredit dan Satuan Kredit Semester

Kuliah-kuliah bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar metode analisis serta


penerapannya kepada peserta didik sesuai program studinya masing-masing.
Perhitungan kredit dari mata kuliah yang diberikan didasarkan atas SK Menteri P
dan K No. 0211/U/1982, yakni satu kredit adalah satu jam kuliah atau tiga jam
praktikum dalam satu minggu. Satuan Kredit Semester (SKS) dipakai untuk
menyatakan banyaknya kredit dalam satu semester yang terdiri dari 14 - 16 minggu
tatap muka.

2. Beban Studi

Untuk mencapai kriteria beban studi penuh, seorang mahasiswa harus mengambil
minimal 9 SKS dalam satu semester. Kurang dari itu beban studi tersebut dinyatakan
sebagai setengah beban.

3. Pengakuan Kredit Pindahan

Seorang peserta didik yang pernah mengikuti Pascasarjana pada lembaga pendidikan
tertentu, tetapi belum memperoleh gelarnya dapat mengajukan permintaan untuk
memindahkan sebanyak-banyaknya 9 satuan kredit semester yang telah ditempuh.
Pengakuan kredit pindahan hanya dapat dilaksanakan dengan persetujuan Pimpinan
Pascasarjana atas usul Koordinator Program Studi dan calon komisi pembimbing.

4. Cara Penilaian

Sistem penilaian menggunakan huruf, yakni

5
                A = istimewa

                B+ = Baik Sekali

                B = Baik

                C+ = Cukup

                D = Gagal

Masing-masing huruf itu berturut diberi nilai 4, 3.5, 3, 2,5, 2 dan 0. Yang dimaksud
dengan Indeks Prestasi (IP) adalah rata-rata nilai yang dicapai untuk semua mata
kuliah, diboboti terhadap banyaknya kredit dari masing-masing mata kuliah. 

Setiap mata kuliah dapat diselesaikan dengan nilai serendah-rendahnya B. Nilai C


dianggap tidak lulus, dan harus dikontrak kembali pada semester yang sama tahun
berikutnya. Adanya nilai F berarti bahwa peserta didik tidak memenuhi syarat untuk
melanjutkan studinya. Sepanjang mengikuti pendidikan, NMR untuk seluruh mata
kuliah yang telah ditempuh tidak boleh kurang dari 3.00. Seorang peserta didik tidak
diizinkan meneruskan pendidikannya di Pascasarjana bila NMR-nya kurang dari
3,00 selama 1 tahun atau 2 semester (18 SKS). Untuk menilai mata kuliah dosen
dapat mengacu pada kriteria penilaian (kehadiran minimal 80 %, nilai
tugas/praktikum kelompok dan atau mandiri 30 %, nilai modul atau nilai tengah
semester 35dan nilai capaian semester 30 %)

5. Laporan Kemajuan Belajar

Pada setiap akhir semester mahasiswa harus menyerahkan laporan kemajuan belajar
sesuai formulir yang telah disediakan untuk itu.

6. Pembimbingan

a. Setelah peserta didik diterima dan terdaftar, maka selambat-lambatnya pada akhir
semester ke 2 (dua) Koordinator Program Studi mengusulkan calon pembimbing
sebanyak 2 (dua) orang dan salah seorang merupakan Pembimbing Utama yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur.

6
b. Penentuan pembimbing utama tesis dan pembimbing pendamping diusulkan
kepada Direktur ditentukan bersama-sama oleh peserta didik dengan Koordinator
Program Studi. Syarat pembimbing utama tesis dan pembimbing pendamping adalah
dosen pada Pascasarjana dan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

    - Pembimbing Utama Magister: (1) Berpendidikan S3 (Dr/Ph.D), (2) pangkat


akademik minimal Lektor Kepala, dan (3) staf pengajar mata kuliah pokok pada
program studi yang bersangkutan.

    - Pembimbing Utama (promotor) Doktor: (1) Berpendidikan S3 (Dr/Ph.D), (2)


jabatan akademik Guru Besar, dan (3) staf pengajar mata kuliah pokok pada program
studi yang bersangkutan

    - Pembimbing Pendamping/Co-promotor: (1) pendidikan S3 dengan pangkat


Lektor (2) staf pengajar pada program studi yang bersangkutan

c. Seorang dosen hanya diizinkan menjadi Ketua Pembimbing Magister untuk


sebanyak maksimum 5 (lima) mahasiswa dan sebagai anggota 5 (lima) pada setiap
angkatan. Pembimbing Doktor hanya diizinkan sebanyak-banyaknya 3 (tiga), dan 3
(tiga) anggota.

d. Tugas dan Kewajiban Komisi Pembimbing adalah:

    1)  Secara teratur dan berkesinambungan membimbing peserta didik untuk


menyusun usulan penelitian sampai dengan penulisan tesis/disertasi;

    2)  Mengevaluasi kemajuan penelitian dan penulisan dari peserta didik yang
dibimbingnya;

    3)  Melakukan pembimbingan sedemikian rupa agar peserta didik dapat


menyelesaikan studinya tepat waktu. Dilaksanakan melalui kartu bimbingan.

    4)  Komisi pembimbing bertanggung jawab terhadap kelayakan substansi


tesis/disertasi dan penggunaan bahasa Indoensia yang baik dan benar sesuai dengan
panduan penulisan tesis/disertasi.

e. Tugas dan Kewajiban Peserta Didik adalah:

7
     1)  Peserta didik berkewajiban secara aktif mengikuti bimbingan yang teratur dari
pembimbing;

     2)  Peserta didik dapat mengajukan usulan penelitian mulai semester 2 (dua);

     3)  Peserta didik dengan bimbingan pembimbing, wajib menyusun usulan


penelitian dan menyusun tesis/disertasi yang kemudian diajukan kepada Panitia
Penilai Kelengkapan tesis/disertasi untuk dievaluasi.

D. PENGELOLAAN SARANA DAN PRASANA


Salah satu aspek yang mendapat perhatian utama dari setiap administrator pendidikan
adalah mengenai sarana dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan umumnya
mencakup semua peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang dalam proses pendidikan harus sesuai dengan proses pembelajarannya.

Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti: halaman yang bagus untuk
melakukan pembelajaran, kebun atau taman sekolah yang enak di pandang, jalan
menuju ke sekolah mudah, tata tertib sekolah, dan sebagainya.

1) KELENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA

1. Program Magister, Doktor, Spesialis dan Profesi sekurang-kurangnya memiliki


sarana dan prasarana yang dikelompokkan dalam sarana dan prasarana akademik
yang terdiri atas saran dan prasarana akademik umum dan akademik khusus, serta
sarana dan prasarana non akademik yang terdiri dari sarana dan prasarana
manajemen dan penunjang.

a. Kelompok Sarana dan Prasarana Akademik terdiri atas:


a.1. Sarana dan Prasarana Akademik Umum:
1) sarana dan prasarana kuliah,
2) sarana dan prasarana perpustakaan,
3) sarana teknologi informasi dan komunikasi (TIK),

8
4) sarana dan prasarana dosen,
5) sarana dan prasarana belajar mandiri
6) sarana dan prasarana bersama

a.2. Sarana dan Prasarana Akademik Khusus:


1) laboratorium
2) studio,
3) bengkel kerja,
4) lahan praktik,
5) tempat praktik lainnya.

Sarana dan Prasarana Akademik Khusus disesuaikan dengan program studi dan
dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) rumpun ilmu sebagai berikut:
1) sarana dan prasarana akademik khusus rumpun ilmu alam (meliputi bidang
ilmu-ilmu kedokteran dan kesehatan, pertanian, MIPA dan geografi, teknik,
dan komputer),
2) sarana dan prasarana akademik khusus rumpun ilmu sosial (meliputi bidang
ilmu-ilmu sosial dan kependidikan),
3) sarana dan prasarana akademik khusus rumpun ilmu budaya (meliputi bidang
ilmu-ilmu humaniora, seni, desain, dan keagamaan).

b. Kelompok Sarana dan Prasarana Non Akademik terdiri atas:


b.1. Sarana dan Prasarana Manajemen:
1) sarana dan prasarana pimpinan,
2) sarana dan prasarana tata usaha,
3) sarana dan prasarana rapat,
4) sarana dan prasarana penelitian dan pengabdian pada masyarakat (PPM),
5) sarana dan prasarana penjaminan mutu.

b.2 Sarana dan Prasarana Penunjang:


1) tempat beribadah,
2) ruang konseling,

9
3) ruang kesehatan,
4) jamban,
5) gudang,
6) kantin,
7) bengkel,
8) tempat parkir.
E. PENGELOLAAN KEUANGAN/PEMBIAYAAN
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Biaya operasi satuan
pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk membiayai
kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan yang
sesuai standar nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutanan. Pembiayaan
merupakan unsur penentu dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan tinggi. Pada
umumnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan di perguruan tinggi (PT) akan terlaksana
baik dan berkualitas, bila PT tersebut memiliki sistem keuangan dan pembiayaan yang
baik pula. Standar pembiayaan pembelajaran di PT berkontribusi terhadap keberhasilan
penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan. Standar tersebut menjadi sangat penting,
terutama terkait dengan pengembangan kualitas dan kuantitas institusi bersangkutan.
Penyelenggaraan pendidikan tinggi tidak terlepas dari penggunaan dana atau biaya.
Pengelolaan biaya pendidikan pada PT harus mampu meningkatkan mutu lulusan dan
mampu bersaing dengan PT lainnya dengan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi dan akuntabilitas publik, sesuai bunyi pasal 48 ayat 1 UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas.

Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-


undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas
masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan
efisiensi.

10
a. Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen berarti
adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang
manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen
keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya,
rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan
pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi
tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan
uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan.
c. Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas
tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan
dengan pencapaian visi lembaga.
d. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu
kegiatan. Efficiency ”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi
adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran(output) atau
antara daya dan hasil.
Standar pembiayaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang komponen
dan besaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangka pemenuhan
capaian pembelajaran lulusan. Sesuai dengan Permenristekdikti RI No. 44 Tahun 2015,
standar pembiayaan pembelajaran tersebut harus mengacu pada standar kompetensi
lulusan, standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar dosen dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, dan standar pengelolaan
pembelajaran.

11
Standar pembiayaan pembelajaran yang merupakan kriteria minimal tentang
komponen dan besaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangka
pemenuhan capaian pembelajaran lulusan, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Biaya investasi pendidikan tinggi adalah bagian dari biaya pendidikan tinggi untuk
pengadaan sarana dan prasarana, pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan
pendidikan tinggi.
b. Biaya operasional pendidikan tinggi adalah bagian dari biaya pendidikan tinggi yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang mencakup biaya dosen,
biaya tenaga kependidikan, biaya bahan operasional pembelajaran, dan biaya
operasional tidak langsung.
c. Biaya operasional pendidikan tinggi ditetapkan per mahasiswa per tahun yang disebut
dengan standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi.
Standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi yang ditetapkan telah
mengacu kepada standar operasional pendidikan tinggi bagi perguruan tinggi negeri
yang ditetapkan secara periodik oleh Menteri dengan pertimbangan: a) jenis program
studi; b) tingkat akreditasi perguruan tinggi dan program studi; c) indeks kemahalan
wilayah.
Sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) yang diperoleh dari mahasiswa, seperti
a) hibah; b) jasa layanan profesi dan/atau keahlian; c) dana lestari dari alumni dan
filantropis; dan/atau d) kerja sama kelembagaan pemerintah dan swasta.

F. PENGELOLAAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


Keberhasilan program pendidikan di perguruan tinggi melalui proses perkuliahan
sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah tersedianya dosen dan
tenaga kependidikan yang memadai, kompeten dan profesional.

Standar dosen dan tenaga kependidikan merupakan kriteria minimal tentang


kualifikasi dan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan untuk menyelenggarakan
pendidikan dalam rangka pemenuhan CP lulusan.

12
Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan pendidikan dalam rangka
pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Kompetensi pendidik dinyatakan dengan sertifikat
pendidik, dan/atau sertifikat profesi.

Jenjang Pendidikan Kualifikasi Dosen


D1 dan D2 Level 6
D3, D4, S1 Level 8
S2 dan Profesi Level 9
S3 Level 9 dengan tambahan kualifikasi 2 jurnal
internasional

G. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN/KURIKULUM
Pengelolaan pembelajaran berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan pembelajaran pada
tingkat program studi. Pengelolaan pembelajaran tersebut harus mengacu pada standar
kompetensi lulusan, standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar dosen
dan tenaga kependidikan, serta standar sarana dan prasarana pembelajaran. Pelaksana
standar pengelolaan pembelajaran adalah unit pengelola program studi (fakultas dan
pascasarjana) dan universitas.
Unit pengelola program studi ( fakultas dan pascasarjana)wajib:
1. melakukan penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran dalam setiap mata
kuliah;
2. menyelenggarakan program pembelajaran sesuai standar isi, standar proses,
standar penilaian yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai capaian
pembelajaran lulusan;
3. melakukan kegiatan sistemik yang menciptakan suasana akademik dan budaya
mutu yang baik;
4. melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara periodik dalam rangka
menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran; dan
5. melaporkan hasil program pembelajaran secara periodik sebagai sumber data dan

13
2 informasi dalam pengambilan keputusan perbaikan dan pengembangan mutu
pembelajaran

 Ruang lingkup Standar Nasional Penelitian terdiri atas:


 standar hasil penelitian;
 standar isi penelitian;
 standar proses penelitian;
 standar penilaian penelitian;
 standar peneliti;
 standar sarana dan prasarana penelitian;
 standar pengelolaan penelitian; dan
 standar pendanaan dan pembiayaan penelitian
 Ruang lingkup Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat terdiri atas:
 standar hasil pengabdian kepada masyarakat;
 standar isi pengabdian kepada masyarakat;
 standar proses pengabdian kepada masyarakat;
 standar penilaian pengabdian kepada masyarakat;
 standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat;
 standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat;
 standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat; dan
 standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat.

14
BAB III PENUTUP

PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Ruang lingkup Standar Nasional Penelitian terdiri atas:
 standar hasil penelitian;
 standar isi penelitian;
 standar proses penelitian;
 standar penilaian penelitian;
 standar peneliti;
 standar sarana dan prasarana penelitian;
 standar pengelolaan penelitian; dan
 standar pendanaan dan pembiayaan penelitian
 Ruang lingkup Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat terdiri atas:
 standar hasil pengabdian kepada masyarakat;
 standar isi pengabdian kepada masyarakat;
 standar proses pengabdian kepada masyarakat;
 standar penilaian pengabdian kepada masyarakat;
 standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat;
 standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat;
 standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat; dan
 standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat.

B. SARAN

15
Komponen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan merupakan salah satu komponen
utama dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, sebaiknya tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan dapat bekerja sama sehingga, tujuan kegiatan pembelajaran dapat berjalan
dengan optimal, yang nantinya akan berdampak pada terwujudnya tujuan pendidikan nasional
seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

16
DAFTAR PUSTAKA

thayalisy, f. (2020). Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Kependidikan. Wordpress,


https://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/kualifikasi-dan-kompetensi-
tenaga-kependidikan/.

https://usd.ac.id/lembaga/lpmai/wp-content/uploads/2019/04/2.-Standar-Nasional-Pendidikan-
Tinggi-SN-Dikti.pdf

https://bsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/2011/07/Draf-Standar-Sarana-Prasarana-
Pascasarjana-Profesi-Validasi-Juli-2011.pdf

http://www.kopertis12.or.id/wpcontent/uploads/2016/06/small_SN_DIKTI_44_2015_SOSIALIS
ASI.pdf

https://lp2m.uncen.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/2019-Standar-Dosen-dan-Tenaga-
Kependidikan.pdf

https://www.mmtc.ac.id/library/portal/20171003023457_04_STANDAR_DOSEN_DAN_TENA
GA__KEPENDIDIKAN_rev2.pdf

http://pps.uinsgd.ac.id/pai/index.php/keuangan-sarana-dan-prasarana/

17

Anda mungkin juga menyukai