Disusun Oleh:
Haura Faiza H
(1103619016)
MP 2019 A
2021
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................1
BAB II ................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ................................................................................................................3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dari paparan beberapa ahli tentang minat tersebut dapat disimpulkan
bahwa minat adalah suatu rasa suka atau keinginan akan suatu obyek
pada suatu hal, dan keinginan untuk mencapai atau mempelajari obyek
karena sesuai dengan kebutuhannya dan memuaskan keinginan
jiwanya sehingga dapat mempengaruhi apa yang ada dalam dirinya
sendiri, pengetahuan dan keterampilannya.
Setiap orang tentunya memiliki bakat, dan bakat orang satu sama
lainnya berbeda. Bakat merupakan kemampuan yang memang sudah
dimiliki oleh setiap orang yang digunakan untuk mempelajari sebuah
hal dengan cepat, bahkan beberapa diantaranya dalam waktu yang
singkat serta memiliki hasil yang sangat baik. Bakat memang sudah
dimiliki setiap manusia saat dia lahir ke dunia ini.
Bakat orang satu sama lainnya berbeda dan sangat beragam, mulai
dari bernyanyi, melukis, menari, dan masih banyak lainnya. Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bakat yang
dimiliki oleh seseorang, antara lain adalah tingkat pendidikan yang
dilalui, lingkungan sekitar, struktur syaraf serta motorik, motivasi,
minat, emosi, dan lainnya.
1. Menurut William B. Michael Menurut William, bakat adalah
kapasitas yang ada pada diri seseorang yang mana dalam melakukan
tugas serta melakukannya dipengaruhi oleh latihan yang sudah
dijalaninya.
2. Menurut S.C Utami Munandar (1985) Bakat atau aptitude dapat
diartikan sebagai sebuah kemampuan bawaan dari seseorang yang
mana sebagai potensi yang maish perlu untuk dikembangkan lebih
lanjut dan dilatih agar dapat mencapai impian yang ingin diwujudkan
3. Kartini Kartono (1979) Menurutnya, bakat merupakan hal yang
mencakup segala faktor yang ada di dalam diri individu yang dimiliki
sejak awal pertama kehidupannya dan kemudian menumbuhkan
perkembangan keahlian, ketrampilan, dan kecakapan tertentu. Bakat
3
ini sifatnya laten potensial, sehingga masi bisa tumbuh dan
dikembangkan.
4. Menurut Suganda Pubakawatja (1982) Menurut Suganda, bakat
merupakan benih yang berasal dari suatu sifat yang mana baru akan
tampak nyata jika seseorang tersebut mendapat sebuah kesempatan
dan kemungkinan untuk dapat mengembangkannya. 5. Menurut
Sarwono (1986)
Menurut Sarwono, bakat merupakan kondisi yang ada di dalam diri
seseorang yang mana memungkinkannya dengan latihan latihan
khusus dalam mencapai pengetahuan, ketrampilan khusus, serta
kecakapan.
6. Menurut Woodworth dan Marquis Menurutnya, bakat adalah
sebuah prestasi yang mana dapat diramalkan serta diukur dengan
melalui sebuah tes khusus. Oleh karena itu, bakat bisa dikategorikan
sebagai sebuah kemampuan atau ability. Ability sendiri sebenarnya
memiliki 3 arti, antara lain adalah: a. Achievement merupakan actual
ability, yang mana dapat diukur langsung dengan menggunakan alat
ataupun tes tes tertentu. b. Capacity, merupakan potential ability
yang mana hal tersebut dapat diukur dengan cara tidak langsung yaitu
melalui kecakapan individu yang mana kecakapan ini dapat
dikembangkan dengan perpaduan antara dasar dengan latihan yang
intensif serta pengalaman. c. Aptitude, merupakan kualitas yang mana
hanya dapat diukur dengan tes tes yang emmang ditujukan untuk
tujuan tersebut. 7. Menurut Guidford (Dalam Suryabrata, 1995)
Definisi dari bakat adalah sebuah hal yang memiliki corak yang
berbeda, bakat merupakan kemampuan kinerja yang mana mencakup
dimensi psikomotor, dimensi intelektual, serta dimensi perseptual. 8.
Menurut Brigham (Dalam Suryabrata 1995) Bakat merupakan sesuatu
yang menjadi titik berat yang sudah dimiliki setiap manusia yang
sudah didapatkan dari latihan latihan tertentu dari peforma ataupun
kinerjanya. 9. Menurut Crow dan Crow (1989) Bakat merupakan
4
sebuah kualitas yang dimiliki oleh setiap orang yang mana dalam
tingkatan yang sangat beragam satu sama lainnya. 10. Menurut M.
Ngalim Purwanto (Menurut Buku Psikologi Pendidikan) Kata bakat
lebih dekat definisinya dengan aptitude yang memiliki arti kecakapan
pembawaan, yang mana mengenai kesanggupan dan potensi tertentu
yang dimiliki oleh seseorang.
5
Guru memberikan variasi pembelajaran dengan menggunakan video
you tube yang berisi hiburan untuk peserta didik kelas I. Penyampaian
materi tambahan diberikan oleh guru melalui pesan pribadi kepada
peserta didik yang dirasa kurang dalam memahami materi. Guru
membeikan stimulus kepada peserta didik melalui pesan pribadi atau
panggilan pribadi. Respon peserta didik saat diberikan stimulus
tambahan dari guru menjadi tambah bersemangat dalam mengikuti
kegiatan pelajaran. Cara yang guru lakukan untuk mengelola kelas
online agar berjalan efektif dan efisien dengan menanyakan
pekembangan belajar anak di rumah melalui orang tua. Pembelajaran
yang efektif dapat terwujud dengan baik ketika peserta didik merasa
senang dan nyaman, guru harus bisa untuk menyiapkan berbagai
macam kegiatan pembelajaran yang mendidik dengan menggunakan
berbagai macam alat dan media pembelajaran yang mendukung.
Pemberian materi oleh guru harus diperhatikan agar tidak
menimbulkan kebosanan dengan mengadakan berbagai macam variasi
melalui media pembelajaran konvensional maupun IPTEK.
Guru yang jika memang mempunyai minat dan bakat menjadi seorang
pedidik, ia akan berusaha menjalin komuniksi dengan peserta didik.
Seperti, Guru membangun komunikasi yang aktif dengan peserta didik
selama kegiatan pembelajaran daring dengan rutin menanyakan kabar,
perkembangan tugas, dan memberikan motivasi melalui pesan pribadi.
Respon yang diberikan peserta didik juga sangat beragam dan guru
berusaha menjalin komunikasi intensif dengan peserta didik.
Komunikasi efektif antara guru dengan peserta didik dibutuhkan untuk
menjalin hubungan yang baik, dan peserta didik menjadi nyaman.
Peserta didik yang dekat dengan guru dan mampu berkomunikasi
dengan intensif akan menumbuhkan sikap saling percaya dan
berpengaruh pada pengembangan potensi peserta didik sehingga
mampu meningkatkan ketercapaian hasil belajar
6
1.3 Pengaruh Supervisi terhadap Minat dan Bakat Guru
Sebagai supervisor, kepala sekolah berperan dalam upaya membantu
mengembangkan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan
lainnya. Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan
akademik, termasuk terhadap proses belajar mengajar yang
menyangkut guru dalam mengajar sehingga tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan.
Kepala sekolah memiliki tugas mengembangkan profesionalisme
guru. Dalam Departemen Pendidikan Nasional (2006) terdapat
hubungan tujuh peran utama kepala sekolah dengan peningkatan
kompetensi guru yang akan diuraikan secara ringkas yaitu sebagai
berikut:
Kepala Sekolah Sebagai Educator. Fungsi kepala sekolah sebagai
edukator adalah menciptakan iklim sekolah yang kondusif,
memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan
kepada guru serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik.
Sebagai edukator, kepala sekolah perlu selalu berupaya meningkatkan
profesionalisme guru melalui pengalamannya semasa menjadi guru,
wakil kepala sekolah atau anggota organisasi kemasyarakatan.
Kepala Sekolah Sebagai Manajer. Fungsi kepala sekolah sebagai
manajer adalah dengan memiliki strategi yang tepat untuk
memberdayakan guru melalui persaingan yang menghasilkan kerja
sama, memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan
profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh guru dalam berbagai
kegiatan yang menunjang program sekolah. Sebagai manajer, kepala
sekolah mau dan mampu mendayagunakan sumber daya sekolah
dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan mencapai tujuannya. Ini
harus dilaksanakan Menurut Ahmad (2013:47) sesuai dengan fungsi-
fungsi dasar dan tanggungjawabnya terhadap perencanaan (planing),
pengorganisasian (organizing), menggerakkan (actuating) serta
mengawasi (controling) agar tercapainya tujuan organisasi. Kepala
7
sekolah mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berpikir
secara analitik, konseptual, harus senantiasa berusaha menjadi juru
penengah dalam memecahkan berbagai masalah, dan mengambil
keputusan yang memuaskan stakeholders sekolah.
Kepala Sekolah Sebagai Administrator. Fungsi kepala sekolah sebagai
administrator memiliki hubungan erat dengan berbagai aktivitas
pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan
pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik, kepala
sekolah perlu memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum,
mengelola administrasi kearsipan, dan administrasi keuangan.
Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat
menunjang produktivitas sekolah.
Kepala Sekolah Sebagai Supervisor. Fungsi kepala sekolah sebagai
supervisor adalah mensupervisi guru. Menurut Ahmad (2013)
supervisi merupakan program yang dilakukan untuk meningkatkan
profesionalisme guru. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan
kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang
telah ditetapkan.
Kepala Sekolah Sebagai Leader. Fungsi kepala sekolah sebagai
pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan,
meningkatkan kemauan dan kemampuan tenaga kependidikan,
membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.
Kemampuan kepala sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisis dari
aspek kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi
dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan
berkomunikasi.
Kepemimpinan efektif kepala sekolah dalam mengembangkan
profesionalime guru maka upayanya adalah memberdayakan
kompetensi guru, pemenuhan syarat-syarat guru professional,
penciptaan karakteristik guru profesional yang dibuktikan dengan
adanya implementasi administrasi pembelajaran serta didukung oleh
8
adanya sarana dan prasaran pembelajaran yang memadai. Bahwa
dengan pemberdayaan kompetensi guru merupakan gambaran tentang
apa yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pekerjaannya,
terkait kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.
2. Potensi Guru
2.1 Definisi Potensi
Potensi adalah kemampuan yang mempunya kemungkinan untuk
dikembangkan, kekuatan, kesanggupan, daya. Intinya secara
sederhana potensi adalah sesuatu yang bisa kita kembangkan.
(Majdi, 2007: 86). Sedangkan menurut Wiyono (2006: 37) potensi
dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih
terpendam di dalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi
sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut. Jenis potensi
diri menurut Nashori (2003: 89) dapat dibedakan, yaitu: potensi
berpikir, potensi emosi, potensi fisik dan potensi social. Adapun
potensi diri dapat dikembangkang dengan cara sebagai berikut:
Introspeksi diri, Feedback dari orang lain serta mengikuti test
psikologi.
9
Guru profesional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan
tugas- tugas yang ditandai dengan keahlian baik materi maupun
metode. Dengan keahliannya itu.seorang guru mampu
menunjukkan otonominya, baik pribadi maupun sebagai pemangku
profesinya. Di samping dengan keahliannya, sosok profesional
guru ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan
seluruh pengabdiannya profesional hendaknya mampu memikul
dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta
didik, orang tua, masyarakat, bangsa negara dan agarnanya. Guru
profesional mempunyai tanggung jawab sosial, intelektual, moral
dan spiritual.
10
Menurut Mulyasa (2009:114) kegiatan pengawasan kepala sekolah
dapat dilakukan secara efektif melalui diskusi kelompok,
kunjungan kelas, pembicaraan individu dan simulasi pembelajaran.
Supervisi mengajar adalah apa yang dilakukan staf sekolah kepada
stafnya untuk menjaga terselenggaranya kegiatan sekolah yang
secara langsung mempengaruhi proses pengajaran. Burhanuddin
(2008:102) menyatakan supervisi adalah pembinaan yang
diberikan kepada seluruh staf sekolah agar dapat meningkatkan
kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang
lebih baik.
Menurut Bafadal (2009:41), ada empat tahapan dalam melakukan
pengembangan keterampilan:
1) menciptakan hubungan yang harmonis;
2) analisis kebutuhan;
3) mengembangkan strategi dan media; dan
4) menilai dan merevisi.
11
berprestasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap efektifitas
guru. Kepala sekolah perlu mengoptimalkan pembinaan kepada
guru melalui pelaksanaan supervisi akademik dan lebih
meningkatkan kepemimpinan transformasional yang diterapkan di
sekolah untuk meningkatkan pengajaran yang efektif, mewujudkan
mutu pembelajaran dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Guru hendaknya meningkatkan efektifitas pengajaran di kelas
dengan menjalin kerjasama yang baik dengan seluruh komponen
sekolah, khususnya kepala sekolah dalam penyelenggaraan
supervisi akademik dan dalam pelaksanaan kepemimpinan
transformasional. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat
Biehler & Snowman (2016) yang menyebutkan bahwa banyak
faktor yang mempengaruhi guru giat dalam bekerja dan sering
ditemukan bahwa guru yang bekerja keras dan motivasi berprestasi
yang tinggi tiba-tiba tidak bersemangat sama sekali untuk
melakukan sesuatu karena kematian suami atau istrinya (the need
to dicintai akan membuat kepala sekolah mengerti mengapa guru
yang lapar, sakit atau memiliki kondisi fisik yang buruk tidak
memiliki motivasi untuk bekerja). Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa kemampuan guru dapat ditingkatkan Ada
teori Harapan yang dikemukakan oleh Vroom (2015: 245)
menyatakan bahwa kekuatan-kekuatan yang memotivasi seseorang
untuk bekerja dengan tekun dalam melakukan pekerjaannya
tergantung pada hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan.
dan dibutuhkan dari pekerjaan.
Kepala sekolah dapat beperan positif terhadap perkembangan para
guru, yaitu para kepala sekolah mampu meningkatkan potensi
guru-guru sekaligus memberikan ruang gerak dan kebebasan untuk
maju bagi para guru guna meningkatkan komitmen tanggung jawab
tugasnya. Para guru perlu mendapatkan dorongan kuat dari para
kepala sekolah untuk berani keluar dari dunia rutinitas hariannya
12
masuk kedalam dunia dinamis yang merupakan syarat dari sutau
perkembangan profesionalisme para guru itu sendiri dalam rangka
meningkatkan kompetensi untuk mendukung tugas luhurnya
sebagai guru yang profesional
13
BAB III
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15