Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN BACAAN

TENTANG

“PERANAN BAKAT DALAM PROSES BELAJAR”

Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan

OLEH

USWATUN HASANAH

NIM. 19016130

DOSEN PENGAMPU: Dra. Yeni Karneli, M, Pd, Kons

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020

1
PERANAN BAKAT DALAM PROSES BELAJAR

A.  Pengertian Bakat
Bakat adalah suatu kecakapan khusus yang dimiliki oleh individu. Bakat merupakan
kualitas yang dimiliki individu yang menunjukkan perbedaan tingkat antara individu yang
satu dan individu yang lain dalam suatu bidang tertentu. (1) Bakat juga merupakan
kemampuan individu untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan tertentu seperti musik,
melukis, dll.
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan latihan
khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, keterampilan khusus. Misalnya, berupa
kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik, dll. Seorang yang berbakat musik,
misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan
lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Jadi, suatu kondisi yang khusus pada
seseorang berupa suatu potensi disertai latihan atau belajar, dapat mengembangkan suatu
kemahiran tertentu yang biasanya sifatnya khusus. Maka seseorang yang
memiliki bakat berupa potensi musik, bila ia belajar musik akan lebih cepat mahir
dibandingkan dengan orang lain yang tidak mempunyai potensi musik. Potensi adalah gaya
yang tersedia pada seseorang yang memungkinkan berkembangnya ciri-ciri tertentu, daya ini
sudah ada sejak lahir, atau dibawa sejak lahir
Bakat adalah semacam perasaan dan perhatian, ia merupakan salah satu metode pikir.
Bakat itu menjadi jelas karena pengalaman, akan tetapi kita hanya condong kepada sebagian
saja dari sekumpulan aspek-aspek kegiatan yang kita alami dan lakukan. Terbentuknya bakat
manusia terhadap macam-macam kegiatan yang dilakukannya atau tidak terbentuknya bakat
itu ditentukan oleh banyak faktor. Sering kali bakat dan kemampuan berjalan seiring, hanya
saja ada keadaan-keadaan dimana keduanya muncul serentak. Jadi kemampuan dan bakat
adalah dua faktor yang berbeda dan terpisah antara satu bidang dengan bidang yang lainnya
Menurut M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan disebutkan bahwa
kata bakat lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan
pembawaan, yaitu yang mengenai kesanggupan-kesanggupan (potensi-potensi) yang tertentu
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi
(potential ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena sifatnya

2
yang masih bersifat potensial atau masih laten, maka bakat masih memerlukan ikhtiar
pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud
Menurut S.C.Utami Munandar (1985) Bakat (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai
kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu di kembangkan dan dilatih agar
dapat terwujud. Berbeda dengan bakat, “kemampuan” merupakan daya untuk melakukan
suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan suatu
tindakan  (performance) dapat di lakukan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan
dan pendidikan agar suatu tindakan dapat di lakukan di masa yang akan datang.
Fudyartanta mendefinisikan bakat sebagai Suatu kondisi yang yang
memungkinkan individu untuk memperoleh dengan beberapa pelatihan (biasanya
ditentukan) pengetahuan, keterampilan atau serangkaian respon. Berdasarkan semua
pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bakat adalah suatu kecakapan khusus yang
dimiliki oleh individu, sebagai potensi yang masih perlu di kembangkan dan dilatih agar
dapat terwujud.
B. Jenis-Jenis Bakat
Menurut Rahayu ada dua jenis bakat, yaitu diantaranya:
1. Bakat umum yaitu merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat
umum, artinya setiap orang memiliki.
2. Bakat khusus yaitu merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak
semua orang memiliki misalnya bakat seni, memimpin, berceramah, olahraga.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Bakat
Para ahli sepakat bahwa berkembang tidaknya suatu bakat ditentukan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Pembawaan (Teori Nativisme)
Pembawaan adalah seluruh  potensi atau kemungkinan  yang terkandung dalam sel
benih yang akan berkembang mencapai perwujudannya. Manusia sejak lahir telah
mempunyai kesanggupan untuk dapat berjalan, mempunyai potensi untuk berkata-kata
dan lain-lain. Kesanggupan untuk dapat berjalan atau bercakap yang dimiliki
individu akan berkembang seiring dengan kematangan yang terjadi
pada individu tersebut. 

3
2. Teori nativisme
Dipelopori oleh Schopenhover, yang mengatakan ba bahwa berkembangnya
manusia sangat tergantung dari pembawaan bukan dipengaruhi oleh orang lain,
lingkungan, budaya atau pendidikan. Manusia yang memiliki pembawaan pandai akan
menjadi manusia yang pintar sedangkan manusia yang memiliki pembawaan bodoh maka
akan menjadi bodoh. Menurut teori ini lingkungan tidak memiliki pengaruh apa-apa
terhadap perkembangan yang dialami manusia. Apa yang diucapkan dan apa yang
dipikirkan merupakan potensi yang dibawa sejak lahir. 
Dalam mengembangkan potensi sejak lahir ini yang diperlukan adalah latihan dan
minat anak tersebut terhadap suatu pelajaran. Jika anak tersebut memiliki bakat dalam
bidang matematika, dia harus latihan mengerjakan soal-soal, kursus matematika,
menghafal rumus dan sebagainya.
3.  Pengaruh  Lingkungan (Teori Empirisme)
Teori ini dipelopori oleh John Locke yang mengatakan bahwa bayi ketika lahir itu
ibarat kain putih yang belum ternoda dan baik buruknya perkembangannya itu sangat
tergantung dari lingkungan dan kebudayaan yang ditempatinya. Menurut teori ini
pembawaan tidak memiliki pengaruh apa-apa dalam perkembangan anak, jadi baik
buruknya anak tergantung pada  baik buruknya pendidikan yang diterima anak tersebut
baik disekolah, dirumah, dll. Keluarga merupakan  media pertama anak dalam
memperoleh pengetahuan dan pembelajaran.
Oleh karena itu orang tua harus mengajarkan yang baik kepada agar anak
mempunyai dasar perilaku yang baik sehingga mempunyai bekal dalam berinteraksi
dengan lingkungan yang ditempatinya, seperti lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat.
Menurut teori ini anak harus dapat beradaptasi dengan lingkungannya agar dapat
saling berinteraksi satu sama lain. Dengan interaksi akan membuat anak dapat
memperoleh banyak informasi baik dari  teman, tetangga atau yang lainnya. Faktor
lingkungan sangat berpengaruh terutama dalam membentuk watak dan karakter anak
dalam bertingkah laku. Seperti anak yang sekolah di sekolah favorit, dia akan selalu giat
belajar agar tidak tertinggal dengan teman sekelasnya atau bahkan ingin menjadi yang
terbaik di kelasnya. Sebaliknya jika anak tersebut sekolah disekolah yang anak-anaknya

4
nakal atau pemalas akan membuat dia terpengaruh sifat malas karena sering bergaul
dengan anak yang malas tersebut,  Sehingga semangat belajar mereka pun turun. Oleh
karena itu anak harus pandai-pandai memilih pengaruh positif yang terbaik bagi diri
sendiri dan orang lain serta meninggalkan sifat negatif agar dapat mengeluarkan semua
potensi yang ia miliki.
4. Teori  Konvergensi
Teori ini dipelopori oleh William Stern yang merupakan perpaduan antara teori
nativisme dengan teori empirisme. Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan manusia tergantung dari dua faktor yakni pembawaan atau bakat dan
lingkungan atau sekolahan. Toeri ini mengakui bahwa manusia sejak lahir sudah
mempunyai bakat atau potensi dasar yang dapat dikembangkan namun proses
perkembangannya tersebut sangat bergantung dari lingkungan yang ditempatinya, seperti
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Jadi untuk mengembangkan potensi manusia menurut teori ini adalah
menggabungan antara pembawaan dan interaksi anak dalam lingkungan.  Sehingga anak
yang terlahir cerdas akan bertambah cerdas jika bergaul dengan lingkungannya,
sebaliknya jika tidak bergaul dengan lingkungan kecerdasan tersebut akan tetap atau
tidak berkembang.
Misalnya seorang anak yang lahir dengan membawa potensi pandai,
kepandaiannya itu akan bartambah jika ia mau berinteraksi dengan temannya baik
disekolah maupun di masyarakat. Sebaliknya jika anak tersebut tidak bergaul atau tidak
berinteraksi dengan teman atau warga masyarakat disekitarnya maka kepandaiannya itu
akan tetap atau tidak bertambah.

D. Usaha Guru untuk Mengenali dan Mengembangkan Bakat


1. Perhatian
Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian
khusus. Sistem pendidikan yang menggunakan pola penyeragaman kurang baik untuk
digunakan. Cernatilah berbagai kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang tampak
menonjol pada anak.

5
2. Motivasi

Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya agar anak lebih
percaya diri. Dan tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa
mencapainya.

3. Dukungan

Dukungan sangat penting bagi anak, selalu beri dukungan terhadap mereka dan
yakinkan mereka untuk tekun, ulet dan latihan terus menerus. Selain itu dukunglah anak
untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.

4. Pengetahuan

Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di


bidang tersebut.

5. Latihan

Latihan terus menerus sangat baik untung perkembangan bakat anak agar bakat
yang dipunya oleh anak lebih matang. Alangkah baiknya bila anak diikutsertakan dengan
ekstra kurikuler atau beri kegiatan yang lebih agar anak bisa terus latihan dengan
bakatnya tersebut.

6. Penghargaan

Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.

7. Sarana

Sediakan fasilitas atau sarana yang menunjang dengan bakat anak.

6
8. Lingkungan

Lingkungan juga ikut mempengaruhi perkembangan bakat anak. Karena itu


usahakan anak selalu dekat dengan lingkungan yang mendukung bakat anak.

9. Kerjasama

Kerja sama antara orang tua, guru maupun anak sangat diperlukan mengingat
waktu anak di sekolah hanya sedikit dan waktu yang anak luangkan di rumah lebih
banyak.

10. Teladan yang baik

Mengingat sikap anak yang selalu meniru, maka teladan yang baik sangat
diperlukan. Misalnya kenalkan anak pada sosok Taufik Hidayat bila anak berbakat dalam
bidang bulu tangkis, Utut Adianto bila anak berbakat dalam bidang catur dan sebagainya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Santrock,  J. W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Semiawan, Conny.1984. Memupuk Bakat Dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah: Petunjuk


Bagi Guru Dan Orang Tua.  Jakarta: PT. Gramedia. 1984

Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai