Anda di halaman 1dari 7

Storytelling “Tidak Baiknya Kesombongan” Bagi Siswa di Kampug Warna

Ilham Wicaksono

Universitas Mulawarman
Email : wicaksono.ilham9@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dilakukannya pengabdian ini untuk salah satu syarat untuk lulus dalam
mata kuliah Teknik BK di Sekolah Dasar yang diampu oleh bapak Andi Wahyu Irawan,
S.Pd, M.Pd. Selain itu, pengabdian ini juga dilakukan agar penulis mampu
mengaplikasikan teknik yang sudah penulis pelajari ketika dalam proses belajar di kelas.
Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah metode storytelling dengan materi
“Tikus Kecil dan Sang Raja Hutan” yang memberi pelajaran agar siswa tidak bersifat
sombong kepada orang lain dan meremehkan orang lain yang lebih rendah dari dirinya.
Hasil dari diberikannya metode tersebut adalah siswa mampu merespon dengan baik dan
menerapkan pada kehidupan masing-masing, walaupun masih dalam proses belajar
menahan diri agar tidak sombong, dan peran guru sangat diperlukan di sini, untuk
membantu mengingatkan terus-menerus, karena tidaklah mudah mengubah sifat seseorang,
tetapi dengan tekad yang kuat dan niat yang baik, maka akan perlahan merubah seseorang
menjadi lebih baik.
PENDAHULUAN pada lima unsurnya yaitu: kesadaran diri,
motivasi diri, pengendalian diri, empati,
Perkembangan anak merupakan dan keterampilan dalam membina
perubahan perilaku dari tidak matang hubungan. (Goleman, 2000: 15)
menjadi matang, suatu evolusi manusia Istilah Emotional Intelligence
dari ketergantungan menjadi makhluk secara resmi didefinisikan oleh John
dewasa yang mandiri. Pada masa anak Mayer dan Peter Salovey pada tahun
usia dini merupakan masa peka bagi anak 1990. (Stein dan Book, 2002: 25
untuk mulai dapat menerima berbagai ).Kecerdasan emosi merupakan wacana
upaya perkembangan dan merupakan baru di wilayah psikologi dan pedagogik
usia fundamental yang sangat setelah bertahun tahun masyarakat sangat
menentukan perubahan dan meyakini bahwa faktor penentu
perkembangan pribadi anak. keberhasilan hidup seseorang adalah IQ.
Masa kanak-kanak adalah masa Temuan penelitian di bidang psikologi
pembentukan fondasi dan dasar yang dilakukan oleh Gardner tentang
kepribadian yang akan menentukan multiple intellegence yang menyatakan
pengalaman anak selanjutnya. Dengan bahwa manusia memiliki banyak
mengenalkan emosi sejak dini emosi kecerdasan, yang bukan hanya
anak akan berkembang dan menjadi salah kecerdasan intelektual saja telah
satu pendukung keberhasilan dalam membuka cakrawala baru tentang potensi
kehidupannya kelak di masa yang akan manusia yang belum dieksplorasi untuk
datang. Perkembangan emosi anak perlu mendorong keberhasilan hidup.
mendapatkan perhatian, karena kondisi Penelitian-penelitian
emosi seseorang akan berdampak pada sekarang menemukan bahwa
penyesuaian pribadi dan sosial, emosi keterampilan sosial dan emosional ini
bukanlah bakat melainkan aspek emosi mungkin bahkan lebih penting bagi
didalam diri seseorang yang bisa keberhasilan hidup ketimbang
dikembangkan dan dilatih, inilah yang kemampuan intelektual. Dengan kata
mendasari keterampilan seseorang kelak, lain, memiliki EQ tinggi
sehingga akan membuat seluruh
potensinya dapat berkembang secara mungkin lebih penting dalam
optimal. pencapaian keberhasilan ketimbang IQ
Kecerdasan emosional tinggi yang diukur berdasarkan uji
adalah menjelaskanbahwa standar terhadap kecerdasan kognitif
kecerdasan emosional adalah verbal dan nonverbal. (Shapiro, 2000:
kemampuan merasakan, memahami dan 30)
secara efektif menetapkan daya dan Menurut Goleman, kecerdasan
kepekaan emosi sebagai sumber energi, intelektual (IQ) hanya menyumbang 20%
informasi, koneksi dan pengaruh yang bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah
manusiawi. (Shapiro, 2000: 23). sumbangan faktor kekuatan-kekuatan
Goleman mengemukakan bahwa lain, diantaranya adalah kecerdasan
kecerdasan emosional menentukan posisi emosional atau Emotional Quotient (EQ)
seseorang mempelajari keterampilan- yakni kemampuan memotivasi diri
keterampilan praktis yang didasarkan sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol
desakan hati, mengatur suasana hati dapat membentuk kematangan
(mood), berempati serta kemampuan pribadinya. Tugas guru sebagai
bekerja sama. (Goleman, 2000: 20) pendidik dan pengajar
Dalam pelaksanaan pendidikan dimaksudkan untuk membantu orang tua
emosi di TK, guru memegang peranan dalam memenuhi kebutuhan untuk
penting dalam kehidupan dan memberi bekal pada anak-anak agar
perkembangan anak-anak yang banyak memperoleh kehidupan yang layak
belajar dari guru dalam membentuk setelah mencapai kedewasaannya
tingkah lakunya dan mengajarkan dasar- kelak.Manusia adalah makhluk yang
dasar kecerdasan emosi anak. Betapa diciptakan dengan memiliki sifat-sifat
pentingnya kecerdasan emosional yang berbeda dengan makhluk lain yang
dikembangkan pada diri anak (peserta hidup di dunia ini. Manusia adalah
didik), betapa banyak kita jumpai anak makhluk yang sempurna karena memiliki
dimana mereka begitu cerdas di sekolah, sifat-sifat fisik maupun psikis yang dapat
begitu cemerlang prestasi akademiknya, menyesuaikan dengan kebutuhan
namun bila tidak dapat mengelola hidupnya di dunia ini. Kesemua sifat
emosinya, seperti mudah marah, mudah dasar yang dimiliki manusia akan
putus asa atau angkuh, maka prestasi tumbuh dan berkembang secara alamiah
tersebut tidak akan banyak bermanfaat, bila manusia mengalami proses
mereka yang cerdas emosinya, perkembangan fisik dan psikisnya secara
mempunyai kemampuan yang baik normal melalui proses yang secara sadar
dalam mewujudkan hubungan internal, diarahkan kepada tercapainya berbagai
mudah bergaul, lebih semangat dalam sifat baik tersebut, melalui suatu proses
aktifitas yang memerlukan berhubungan yang disebut pendidikan.
dengan orang banyak. Di dalam nuansa kependidikan,
Sebagai salah satu komponen manusia adalah sasaran pendidikan
dalam proses pembelajaran, guru sekaligus subjek pendidikan. Pendidikan
memiliki posisi yang sangat menentukan membantu manusia dalam
keberhasilan pembelajaran dalam menumbuhkembangkan potensi-potensi
merancang, mengelola, melaksanakan kemanusiaan yang ada dalam dirinya.
dan mengevaluasi pembelajaran. Nurdin Potensi kemanusiaan merupakan benih
dan Usman, 2002: 41). Guru juga untuk mengembangkan seseorang
memiliki kedudukan sebagai figur sentral menjadi manusia seutuhnya. Pemahaman
dalam meningkatkan proses dari pendidik terhadap potensi-potensi
pembelajaran. (Rusyan, 2002: 10). dan sifat hakikat manusia sangat penting
Ditangan para guru terletak kemungkinan agar pendidikan mencapai tujuan yang
berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan diharapkan yaitu memanusiakan
belajar mengajar di sekolah, serta di manusia. Pendidikan harus diarahkan
tangan mereka pulalah bergantungnya kepada pencapaian tujuan itu melalui
masa depan karir peserta didik yang perumusan dan penerapan konsep
menjadi tumpuan para orang tua. pendidikan.
Diharapkan melalui proses ini peserta Pendidikan adalah pembelajaran
didik mempunyai sejumlah kepandaian pengathuan, keterampilan dan kebiasaan
dan kecakapan tentang sesuatu yang sekelompok orang yang diturunkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya dasar, maka akan sedikit lebih mudah
melalui pengajaran, pelatihan, atau untuk mengatur pola bermainnya.
penelitian. Pendidikan sering terjadi di Beberapa siswa di kampung
bawah bimbingan orang lain, tetapi juga pulung yang mengikuti proses belajar
memungkinkan secara otodidak. tersebut telah teridentifikasi dari hasil
Etimologi kata pendidikan itu sendiri observasi dan juga wawancara kepada
berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, beberapa anak yang ada di sana bahwa
berarti “menuntun, mengarahkan, atau terdapat siswa yang memiliki kebiasaan
memimpin” dan awalan e, berarti meremehkan teman-temannya yang lebih
“keluar”. Jadi, pendidikan berarti rendah dari dirinya, bahkan ia juga
kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap memiliki sifat sombong yang sangat
pengalaman yang memiliki efek formatif tinggi, sehingga mengakibatkan siswa
pada cara orang berpikir, merasa, atau tersebut tidak memiliki teman yang baik
tindakan dapat dianggap pendidikan. di sekolah maupun di lingkungan
Pendidikan umumnya dibagi menjadi bermainnya.
tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, Siswa di kampung pulung
sekolah menengah pertama, sekolah terlihat begitu jenuh dengan
menengah atas, dan kemudian perguruan pembelajaran yang diberikan oleh
tinggi, universitas atau magang. beberapa narasumber yang lain, sehingga
Sebuah hak atas pendidikan telah alternatif lain harus penulis berikan agar
diakui oleh beberapa pemerintah. Pada apa yang menjadi tujuan di sini tidak
tingkat global, Pasal 13 Kovenan goyah sedikitpun. Salah satu teknik
Internasional tentang Hak Ekonomi, pembelajaran untuk anak sekolah dasar
Sosial dan Budaya mengakui hak setiap yang berbeda dengan narasumber lain
orang atas pendidikan. Meskipun harus penulis kuasai agar tidak
pendidikan adalah wajib di sebagian menimbulkan kejenuhan pada siswa
besar tempat sampai usia tertentu, bentuk ketika materi diberikan.
pendidikan dengan hadir di sekolah Melihat kondisi di atas, penulis
sering tidak dilakukan, dan sebagian memutuskan untuk memilih
kecil orang tua memilih untuk teknik/metode pembelajaran storytelling
pendidikan home-schooling, e-learning dengan materi
atau yang serupa untuk anak-anak “Tikus Kecil dan Sang Raja Hutan” yang
mereka. memiliki makna begitu menyentuh pada
Jenjang dalam menempuh perilaku yang tidak baik, yaitu
pendidikan kini sudah terpampang nyata, meremehkan orang lain dan bersifat
bahwa seorang anak setidaknya sombong. Sesuai dengan tujuan penulis,
mengenyam pendidikan pada sekolah menyesuaikan denga hasil observasi dan
dasar, sekolah menengah pertama, dan wawancara yang sudah dilakukan.
sekolah menengah atas atau kejuruan.
Dalam pengabdian kali ini, penulis METODE
mengambil jenjang pendidikan sekolah
dasar. Karena perilaku dan karakter anak Metode yang digunakan dalam
akan lebih baik apabila dibina sejak dini, pengabdian kepada masyarakat ini adalah
ketika anak masih dalam usia sekolah metode storytelling (mendongeng).
Peneliti menggunakan metode yang tak tersirat dalam cerita tersebut
storytelling karena sasaran dari akan lebih mudah untuk diterapkan
pengabdian ini adalah anak usia sekolah dalam kehidupan sehari-hari siswa,
dasar dari kelas 1 hingga kelas 6. karena dalam storytelling sudah
merupakan contoh bahwa perbuatan baik
Guru membawakan sebuah dan buruk akan mendapatkan balasan
cerita menarik dengan maksud dan tujuan yang sesuai dengan perbuatannya.
agar siswa mampu memahami dan
menerapkan pada kehidupannya sehari- Tim pelaksana kegiatan
hari. Cerita dengan pesan bahwa sebagai pengabdian ini adalah mahasiswa
manusia tidaklah baik bersikap sombong bimbingan dan konseling semester 6
dan meremehkan orang yang lebih lemah Universitas Mulawarman. Latar belakang
dari kita, mampu tersampaikan dengan dari pelaksanaan pengabdian ini adalah
baik kepada siswa melalui metode pertama, untuk memenuhi tugas mata
storytelling ini. kuliah dan syarat lulus pada mata kuliah
Teknik BK di Sekolah Dasar. Kedua,
Dongeng yang dipersiapkan dalam hati kami terselip bahwa siswa
sedemikian rupa dengan memanfaatkan yang ada di kampung ini memerlukan
media yang dibuat dengan tangan sendiri pendidik yang mampu memberikan ilmu
mampu menarik perhatian siswa, dan kepada mereka.
membuat siswa lebih semangat serta
antusias penuh dalam proses belajar, HASIL DAN PEMBAHASAN
sehingga pesan yang terselip dalam cerita
tersebut mampu dipahami dengan baik Pelaksanaan pengabdian ini di
oleh siswa. Cerita “Tikus Kecil dan Sang Kampung Warna, Samarinda,
Raja Hutan” merupakan cerita yang Kalimantan Timur. Diikuti sebanyak 25
membawa makna bahwa tidaklah baik siswa yang mengikuti proses belajar di
sebagai makhluk hidup memiliki sifat kampung tersebut dan 1 guru yang
sombong dan angkuh serta meremehkan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
makhluk yang lebih kecil atau lebih proses pembelajaran. Kegiatan ini
lemah dari kita. Dalam cerita ini Sang diawali dengan berdoa dan dibuka oleh
Raja Hutan merupakan makhluk yang ketua tim kami.
kuat dan menjadi penguasa hutan, Kegiatan berjalan dengan lancar,
sedangkan si Tikus bukanlah apa-apa di seluruh siswa sangat antusias dengan
mata Sang Raja, hanya makhluk kecil baik, hal itu terlihat dari respon yang
yang tak sebanding dengan Sang Raja, mereka berikan ketika guru memberikan
tetapi pada suatu hari si Tikus mampu stimulus. Beberapa siswa mampu
membuktikan pada Sang Raja bahwa ia menginterpratasikan dirinya di hadapan
mampu menolong pada saat Sang Raja seluruh teman-temannya dan guru yang
dalam keadaan yang kritis. ada di dalam ruangan, hal tersebut
Storytelling dengan cerita dan mampu membuktikan bahwa siswa
media yang menarik akan mampu mampu menerima dengan baik dan
menarik perhatian dan mampu dipahami dengan senang hati apa yang guru
dengan baik oleh siswa, sehingga pesan sampaikan.
Materi yang diberikan Dari pelaksanaan pengabdian ini,
merupakan materi yang simple, yaitu dapat disimpulkan bahwa telah berjalan
kesombongan. Setiap manusia memiliki dengan baik. Melalui materi ini, siswa
sifat yang berbeda-beda, dan tidak sedikit mampu merespon dengan baik dan
manusia yang masih dikendalikan oleh menerapkan pada kehidupan masing-
ego dan emosinya, sehingga muncul lah masing, walaupun masih dalam proses
materi dengan pesan moral agar manusia belajar menahan diri agar tidak sombong,
mengingat kembali apa dampak ketika ia dan peran guru sangat diperlukan di sini,
berlagak sombong terhadap orang lain. untuk membantu mengingatkan terus-
menerus, karena tidaklah mudah
Pada penyampaian materi ini mengubah sifat seseorang, tetapi dengan
tentu sebagai guru yang menyampaikan tekad yang kuat dan niat yang baik, maka
harus menjadi cerminan siswa, ketika akan perlahan merubah seseorang
guru menyampaikan tidak baiknya menjadi lebih baik.
bersifat sombong, maka guru harus
mampu membuktikan kepada siswa Pelaksanaan pembelajaran
bahwa guru juga tidak sombong kepada kepada siswa di kampung pulung
siswanya ataupun orang lain. Hal itu harapannya tidak hanya menerapkan satu
dilakukan agar siswa mampu metode saja, kuasai mimik wajah dari
mempercayai narasumber yang siswa, kapan ia merasa semangat, kapan
menyampaikan materinya. Karena ketika ia merasa jenuh, kapan ia merasa malas,
kita menerima informasi dari seseorang dan keadaan-keadaan yang lainnya.
tentang hal-hal baik, tetapi seseorang Saran yang penulis berikan untuk
tersebut tidaklah berperilaku seperti apa pengajar yang ada di kampung pulung,
yang ia sampaikan, maka kecil harapannya mampu menguasai teknik-
kemungkinan kita akan mempercayai apa teknik pengajaran untuk anak sekolah
yang disampaikannya, begitu pula dasar, agar bervariasi dalam proses
dengan siswa yang kita beri ilmu melalui pembelajaran. Selain itu, analisis
proses belajar. kebutuhan siswa dan kenali diri siswa,
sehingga materi yang diberikan bisa
Melalui materi ini, siswa mampu menyesuaikan dengan apa yang
merespon dengan baik dan menerapkan dibutuhkan oleh siswa.
pada kehidupan masing-masing,
walaupun masih dalam proses belajar DAFTAR RUJUKAN
menahan diri agar tidak sombong, dan
peran guru sangat diperlukan di sini, Lianza, Ungu. 2014. Special Gift :
untuk membantu mengingatkan terus- Dongeng Anak Terpopuler
menerus, karena tidaklah mudah Sepanjang Masa sebagai
mengubah sifat seseorang, tetapi dengan Pembentukan Karakter dan
tekad yang kuat dan niat yang baik, maka Sikap Mulia : Cetakan Ke-1.
akan perlahan merubah seseorang Surakarta : Visi Mandiri.
menjadi lebih baik.

SIMPULAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai