Anda di halaman 1dari 36

RANGKUMAN

PENDIDIKAN ANAK DI SD
“ Modul 1 – 12”

Diajaukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Pendidikan Anak Di SD
Dosen : Drs. Zainuddin, M. Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Ilham Febri Ulumudin

NIM : 855747358
Pokjar : Bumi Ratu Nuban

FAKULTAS ILMU KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


UPBJJ UT BANDAR LAMPUNG
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
(MODUL 1-2)
HAKIKAT PENDIDIKAN DI SD dan PERKEMBANGAN KOGNITIF

Tujuan Tutorial adalah memahami:

 Definisi pendidikan SD
 Tujuan pendidikan SD
 Fungsi pendidikan SD
 Prinsip-prinsip pendidikan SD
 Kemampuan kognitif anak SD
 Bakat dan kreatifitas anak SD
 Peran kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional anak SD

Definisi Pendidikan SD

 Setelah mempelajari modul, coba Anda rumuskan sebuah definisi pendidikan menurut
pandangan Anda
 Pendidikan adalah proses membantu peserta didik untuk mencapai
tingkat perkembangan yang optimal dalam seluruh aspeknya sesuai dengan potensi yang
dimiliki dan sistem nilai yang berlaku.
 Pendidikan bukan proses memaksa, melainkan menciptakan kondisi kondusitif.
 Pendidikan di SD bukan hanya diorientasikan pada
kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Melainkan penyiapan intelektual, sosial,
dan personal secara optimal.

Tujuan pendidikan SD

Fungsi tujuan pendidikan:

 Menggambarkan tentang kondisi akhir yang ingin dicapai.


 Memberikan arah dan cara bagi semua usaha yang dilakukan.

Tujuan pendidikan di SD:

 Memberi bekal kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung


 Memberi pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa
 Mempersiapkan untuk mengikuti pendidikan di SMP/MTs.

Fungsi pendidikan SD

Fungsi pendidikan:

 Fungsi individuasi
 Fungsi sosialisasi
 Fungsi nasionalisasi
 Fungsi humanisasi

Fungsi pendidikan di SD:

 Pembentukan dan pengembangan dasar kepribadian anak


 Penyiapan warga masyarakat dan warga negara yang baik
 Menjadikan anak mengenal budaya Indonesia
 Penyiapan kemampuan dasar untuk melanjutkan di SMP/MTs.

Prinsip-prinsip Pendidikan SD
Masalah pendidikan selama ini adalah sentralistik dan formalistik.
Prinsip keterpaduan perkembangan dan belajar yaitu:

 Guru harus selalu peduli dan memahami anak sebagai keseluruhan


 Kurikulum dan proses pembelajaran harus bersifat terpadu.

Aspek keterpaduan itu yaitu:

 Perkembangan fisik
 Perkembangan kognitif
 Perkembangan sosio-emosional dan moral.

Prinsip pendidikan di SD, yaitu:

 Perkembangan adalah proses yang tak pernah berakhir (belajar sepanjang hayat)
 Harus memperhatikan keberagaman siswa secara individual
 Semua aspek perkembangan (bidang studi) saling berkaitan
 Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan
 Program dan strategi pembelajaran SD harus dikembangkan.

Kemampuan kognitif anak SD


Kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan:

 Pengetahuan (knowledge)
 Pemahaman (comprehention)
 Penerapan (aplication)
 Analisa (analysis)
 Sintesa (sinthesis)
 Evaluasi (evaluation).

Cara kerja kognitif:

 Asimilasi : Stimulus baru dari lingkungan diintegrasikan pada skema yang telah ada.
 Akomodasi : proses pembentukan skema baru atau perubahan skema yang telah ada.
 Equlibrium: keseimbangan antara proses asimilasi dan akomodasi.

Tahapan kognitif anak

Tahap Sensor–Motorik (0-2Thn)

 Anak mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi dan mengakomodasi informasi


dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan aktifitas motorik.
 Semua gerakan akan diarahkan ke mulut dgn merasakan keingintahuan sesuatu dari apa
yg  dilihat didengar, disentuh.

Tahap PraOperasional ( 2-7 Thn)

 Perkembangan anak masih bersifat egosentrik.


 Pikiran anak bersifat transduktif : menggangap semua sama, ex: seorang pria di keluarga
adalah ayah, maka semua pria itu adalah ayah.
 Pikiran anak bersifat animisme (selalu memperhatikan adanya benda mati, ex: apabila
anak terbentur benda mati maka anak akan memukulnya kearah benda tersebut).
Tahap Operasional Kongkret (7-11 Thn)

 Pemikiran anak meningkat atau bertambah logis dan koheren.


 Kemampuan berpikir anak sudah operasional, imajinatif dan dapat menggali objek  untuk
memecahkan suatu masalah.

Tahap Formal Operasional ( 11 -15 Thn)

 Anak dapat berpikir  dengan pola yg abstrak menggunakan tanda atau simbol dan
menggambarkan kesimpulan dengan logis.
 Anak dapat membuat dugaan dan mengujinya dengan pemikiran yang abstrak, teoritis
dan filosofis.
 Pola berfikir logis membuat mereka mampu berfikir tentang apa yg orang jg
memikirkannya dan berfikir untuk memecahkan masalah.

Kemampuan Metakognitif:

 Problems solving: pemecahan masalah.


 Decision making: memilih suatu keputusan yang terbaik.
 Critical thinking: berfikir kritis.
 Creative thinking: berfikir kreatif/mencipta dan memodifikasi sesuatu yang baru.

Tugas Guru dalam Mengembangkan Kognitif:

 Pahami dulu tahapan, gaya, latar belakang, dan kemampuan anak.


 Bimbing mereka sesuai tugas perkembangannya.
 Butuh kerjasama antara guru, orang tua, tokoh-tokoh, masyarakat.
 Bermain sambil belajar, bukan belajar sambil bermain.
 Guru bukan mengatur, tapi guru harus disukai anak.

Hasil Penelitian:
Profesor Allan Schore dari UCLA.

 Anak yang otaknya lebih besar akan lebih pintar, anak yang memiliki ukuran otak lebih
kecil akan cenderung kecanduan obat-obatan, terlibat kriminal, dan menjadi
pengangguran sampai harus selalu bergantung pada orang lain.
 Semakin cuek ibu, semakin besar pula pengaruhnya terhadap kognitif anak. Jika besar
nanti, anak yang diabaikan juga terancam melakukan hal serupa pada buah hatinya.

Bakat dan kreativitas anak SD

 Bakat adalah suatu kemampuan bawaan yang masih perlu dikembangkan dan dilatih
karena tanpa dikembangkan dan dilatih maka bakat tidak akan terwujud.
 Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan
orisinilitas dalam berpikir, serta mengelaborasi (memperkaya, mengembangkan, dan
merinci) suatu gagasan.
 Terdapat hubungan antara intelegensi (IQ) dengan kreativitas. Karena kreativitas
diperoleh dari pengetahuan dan pengalaman.
 Sumber kreativitas dipengaruhi oleh kognitif, kepribadian, motivasional dan lingkungan.
Kreativitas perlu dikembangkan dengan menciptakan lingkungan belajar yang
merangsang kreativitas.
 Kreativitas tidak menitikberatkan pada produk (hasil), tapi para proses.
Peran kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional anak SD
Keberhasilan hidup tidak hanya ditentukan oleh bagaimana tingkat kecerdasan intelektualnya,
tapi lebih kepada kecerdasan emosionalnya.

Mengembangkan kecerdasan emosional:

 Kenali emosi anak, beri pengakuan emosi, berempati dan dengarkan anak
 Menentukan batas-batas dan membantu memecahkan masalah anak
 Hindari kritikan
 Gunakan pujian lebih banyak daripada hukuman
 Jangan mencoba memaksakan pemecahan kita kepada masalah anak
 Hormati keinginan dan keputusan anak
 Bicaralah berdua dengan anak
 Hindari sikap marah, tidak sabar, keras, kasar, dan sebagainya

 Ungkapan

 “Guru yang biasa saja, memberi tahu. Guru yang baik, menjelaskan. Guru yang bagus,
menunjukkan bagaimana caranya. Tetapi guru yang luar biasa, menginspirasi murid-
muridnya.” (William A. Ward)
 “Siswa tidak peduli betapa pintarnya seorang guru, yang mereka pedulikan adalah apakah
guru tersebut juga peduli terhadap dirinya.” (Anonymous)
 “Seorang yang berhenti belajar itu tua, baik dia berumur 20 ataupun 80 tahun.” (Henry
Ford).
 Bagaimana kita bersikap kepada anak-anak kita, begitu pulalah mereka akan bersikap
kepada kita. Anak-anak adalah persepsi dari kita.
 “Anak adalah untuk zaman yang akan datang, bukan untuk zaman kita. Salahlah pendidik
yang hendak memperbuat anaknya seperti mereka juga” (Hamka)
(MODUL 3)

PERKEMBANGAN MORAL DAN SOSIAL ANAK SD

Tujuan Tutorial adalah memahami:

 Perkembangan moral anak SD


 Penyesuaian diri dan penerimaan sosial pada usia SD
 Perkembangan peran gender pada anak usia SD

PERKEMBANGAN MORAL ANAK SD


Pengertian Moral

 Apa perbedaan antara moral, etika, dan akhlak…?


 Moral adl suatu keyakinan tentang benar-salah, baik-buruk, yang sesuai dengan
kesepakatan sosial, yg mendasari tindakan.
 Benarkah, semakin baik kemampuan berpikir/kecerdasan anak, maka anak itu memiliki
perkembangan moral yang baik pula…?

Pertimbangan Moral dan Isi Pertimbangan Moral

 Pilihan untuk mengerjakan tugas bermain ISI PERTIMBANGAN MORAL.


 Alasan anak memilih alternatif yang ada PERTIMBANGAN MORAL.

“Ajarkan kepada anak mana yg BAIK dan SALAH, jangan pilihkan perilaku yang akan
dilakukan.”

Pendukung Dalam Mempelajari Moral

 MENGABAIKAN. Abaikan jika anak mengiba/ingin diperhatikan padahal dia


melakukan kesalahan.
 MENCONTOHKAN.  Ini adalah cara pemberian pelajaran moral paling EFEKTIF.
 MEMBIARKAN. Membiarkan, sabar, tenang, tidak kesal, selama itu tidak
membahayakan. Agar anak DAPAT MENILAI akibat tingkah lakunya sendiri.
 MENGALIHKAN PERHATIAN. Mengalihkan ke permainan lain, ke perhatian lain, atau
menghentikannya.

Elemen Yang Berhubungan Dengan Moral

 PERAN HARAPAN SOSIAL. Dengan banyak KEGIATAN SOSIAL, anak memiliki


banyak HARAPAN SOSIAL.
 PERAN HATI NURANI (KATA HATI)
 PERAN RASA SALAH DAN MALU. RASA SALAH: pengakuan adanya pelanggaran terhadap
yang diyakini dan seharusnya ia patuhi. Contoh: anak yang merasa salah setelah adiknya terjatuh
karena tidak diajak bermain. RASA MALU: perasaan tidak menyenangkan karena mendapat
respon negatif. Contoh: anak yang ketahuan berbohong karena dia tidak bisa berenang.
 PERAN BERINTERAKSI SOSIAL. BERGUNA UNTUK: (1) Memberi standar perilaku; (2)
Memotivasi mengembangkan perilaku; dan (3) Belajar dievaluasi orang lain.

Hambatan Dalam Mempelajari Moral

 TINGKAT INTELEGENSI
 CARA PENGAJARAN
Tidak Boleh Vs Harus

Gunakan kalimat POSITIF, hindari kalimat NEGATIF. Contoh: Dari pada mengatakan “TIDAK


BOLEH MALAS” lebih baik mengatakan “HARUS RAJIN BELAJAR.”
Komitmen dan Kesabaran, karena pendidikan moral membutuhkan waktu yg sangat lama.

 PERUBAHAN NILAI SOSIAL. Perubahan nilai sosial di daerah lain akan merubah nilai
moral anak.
 NILAI MORAL YANG BERBEDA. Misal: kadang orangtua “LUPA” memberi teladan
apa yang ia ajarkan kepada anak.
 NILAI BERBEDA PADA SITUASI BERBEDA.  Misal: anak boleh menyuruh
mengasuhnya mengambilkan bola. “Tapi kenapa nggak boleh menyuruh gurunya?”
 KONFLIK DGN LINGKUNGAN SOSIAL. Misal: yang diajarkan di rumah berlawanan
dengan yang diajarkan di sekolah.

Jujur Vs Bohong

 Jangan ajarkan: “BERBOHONG YG DIMAKLUMI” Namun, ajarkan: “TIDAK


BERBOHONG TAPI TIDAK MENGATAKAN SEMUA.”
 Bentuk Bohong:

–    Memutar balik keadaan


–    Melebih-lebihkan
–    Membual
–    Melempar kesalahan ke orang lain

 Apa yang pertama Anda lakukan jika anak berbohong…?

Disiplin

 DISIPLIN tidak identik dengan HUKUMAN.


 Sebaiknya, anak melakukan harapan dengan KESADARANNYA SENDIRI, bukan
karena ingin IMBALAN atau takut HUKUMAN.

Syarat Disiplin

 PERATURAN sebagai batasan perilaku.


 Buat peraturan dengan cara DISKUSI.
 Syarat Peraturan:

–    Mudah diingat


–    Mudah dimengerti
–    Mudah diterima
–    Mudah dilaksanakan anak.
 KONSEKUENSI berhubungan dengan PELAKSANAAN PERATURAN, HUKUMAN,
dan PENGHARGAAN.
 Penerapan KONSEKUENSI harus KONSISTEN, jangan ‘PLIN-PLAN’
 SYARAT HUKUMAN

–    Sesuaikan pelanggaran dan segera laksanakan.


–    Harus konsisten, hindari kasihan.
–    Ingat, hukum perilaku anak, bukan pribadi anak.
–    Mengembangkan hati nurani.
–    Sertakan penjelasan.

 FUNGSI PENGHARGAAN: alat MENDIDIK, MEMOTIVASI, dan PENGUATAN.


 Penerapan penghargaan:

–    Pelukan, ciuman, sentuhan


–    Pujian
–    Hadiah
–    Perlakuan istimewa.
(MODUL 4)
KEBUTUHAN ANAK SEKOLAH DASAR

GIZI DAN PERMASALAHANYA PADA ANAK USIA SD

A.     PERKEMBANGAN FISIK PADA ANAK SD

 Perkembangan fisik dipengaruhi oleh factor bawaan dan lingkungan.


 Santrock (2002) mengatakan bahwa pada masa usia SD pertumbuhan fisik cenderung
lambat,tidak seperti pada masa2 bayi da masa kanak2 bahkan pada masa remaja.
 Lefrancois (1986) dalam bukunya “ of Children” mengemukakan bahwa menjelang usia
6 sampai 12 th,anak menjadi lebih tinggi da berat.
 Kecenderngan lain yang terjadu penurunan dalam perkembanganjaringan lemak
bersamaan dengan betambahnya peerkembangan jaringan tulang dan otot.

1.      Perkembangan motorik

Perkembangan motorik anak usia SD menunjukkan lebih lentur dan lebih terkoordinasi

Menurut Cratty (dlm lefrancois,1986) anak perempuan kadangkala lebih unggul dalam
tugas2 motorik yang bersifat ritmis seperti dalam meanri/lompat tali.

Santrock (2002) bahwa sebetulnya mereka akan menjadi mudah lelah jika terlalu lam aduduk
diam. Pergerakan fisik amat penting bagi mereka untuk menyempurnakan pertumbuhan dan
perkembangan ketrampilan motoriknya.

      2. Factor yang berpengaruh pada perkembnagan fisik

a. Bawaan atau genetic

Untuk meneliti pengaruh factor bawaan/genetic pada perkembnagan fisik seseorang banyak
dilakukan penelitian terhadap anak kembar identik(satu telur)  yang dibandingkan dengan
anak kembar fraternal(lain telur)

b.      Gizi atau nutrisi

Berk (2003) mengemukana beberap ahal sebagai berikut ;

1)      Kaitan usia dan kebutuhan gizi

2)      Gizi pada anak SD dan remaja

3)      Malnutrisi (kekurangan gizi)

4)      Obesitas (kegemukan)

5)      Penyakit

a)      Penyakit infeksi dan malnutrisi

b)      Imunisasi

c)      Kehidupan emosional

(1)   Kegagaglan nonorganic untuk berkembang

(2)   Deprives drarfism
Menunjukkan bahwa adanya ganguan dalam pertumbuhan pada anak usia
2-15 thn

KESEHATAN DAN PRESTASI BELAJAR

A.     HUBUNGAN GIZI DENGAN KESEHATAN

 Hurlock,1986 mengemukakan anak semcam inti tidak hanya sadar akan kesehatan, tetapi
juga menyadari kesempatan yang diberikan orang tua untk memperhatikan kesehatan
mereka
 Laycocok dan Caylor (dalam Vasta dkk, 1992) menjelaskan bahwa anak berbakat
mungkin berasal dari lingkungan, dimanan semua anak tumbuh lebih besar karena
mendapat gizi dan perawatan kesehatan yang lebih baik.

B.     HUBUNGAN GIZI DENGAN KEPRIBADIAN EMOSIONALITAS

 Kekurangan gizi dapat berakibat anak menjadi rewel atau mudah marah. Kegagalan
nonorganic dan deprivasi dwarfism dapat menghasilkan masalah emosionalitas ynag
serius pada anak
 Kelebihan makan pun dapat memberikan efek psikologiis yg negative pada anak. Jika hal
ini tertangani akan mempengaruhi perkembangankepribadiannya.
 Penelitian Cravioto, dkk (dalam ichsan,1986) menyimpulkan bahwa kekurangan gizi
pada usia dari 2 tahun selain berhubungan dengan tingkat inteigensia juga berhubungan
dengan perilaku penyesuaian diri anak.

C.     HUBUNGAN GIZI DAN KECERDASAN

TEORI KEBUTUHAN DAN PENERAPANNYA BAGI ANAK USIA SD

A.     TEORI KEBUTUHAN MASLOW

1. Kebutuhan jasmaniah
2. Rasa aman
3. Saling memiliki dan mencintai
4. Untuk dihargai
5. Aktulisasi diri
Sukiat,1986 lenih jauhdikatakan bahwa manusia digerakkan oleh dua system kebutuha
yaitu kebutuhan dasar(basic need) yang merupakan kebutuhan fisiologis(makan,minum)
dan psikologis (rasa aman,cintadan penghargaan)

-    Dalam lefrancois, 1986 mengemukakan anak diarkhan melalui kebutuhan untuk


menjadikan dirinya .mengaktulisasikan dirinya dap roses dari aktualisasi adalah positif dan
tertuju pada dirinya.

PENGARUH SEKOLAH  PADA KEPRIBADIAN

A.     HASRAT BERPRESTASI

 (Atkinson &Raynor, dalam Santrock, 2002) Individu yang memiliki orientasi berprestasi


memiliki harpan yang besar untuk berhasil dari pada yang takut akan kegagalan
 Huston stein &Higgens-Trenk (dalam Santrock, 2002) menunjukkan bahwa untuk
meningkatkan prestasi anak, orng tua perlu menetapkan standar tertentu agar anak
berprestasi, orang tua juga merupakan model.
B.     MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

(MODUL 5)
PROSES BELAJAR ANAK SD

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK BELAJAR

 ANITA E. Woolfolk (1993) sebagai perubahan perilaku akibat dari suatu pengalaman
tertentu.
 Menurut dia, belajarterjadi bilaman pengalaman menyebabkan suatu perubahan
pengetahuan, dan perilaku yg relative permanen pada seseorang atau individu.
 Abin Syamsudidin ( 2000) mendefinisikan bahwa belajar adalah proses mengalami
sesuatu untuk menghasilkan perubahan tingkah laku dan pribadi.
 Santrock dan Yusen (1994) menegaskan definisi belajar ketika dia menyatakan “learning
as a permanent changein behavior that occurs though experience”. Belajar
didefininsikan sebagai perubahan tungkah laku yang relative permanen yg terjadi karena
pengalaman.
 Belajar adalah aktivitas atau pengalaman ynag menghasilkan perubahan pengetahuan,
perilaku, da pribadi yang bersifat permanen . perubahan yg dimaksud memiliki berbagai
sifat atau dimensi, bias bersifat penambahan,
 4 karakteristik perbuatan belajar, yaitu :

1.      Intensional

Mengandung arti bahwa perbuatan yang terjadi harus bertujuan, disengaja dan
disadari, bukan kebetulan. Sebagai contoh seorang anak tiba2 tingkahlakunya
berubah, berteriak-teriak

2.      Positof

Artinya perubahan belajar menuju kea rah yang lebih baik /lebih mantap sesuai
dengan norma atau criteria tertentu yg diharapkan, atau seseuai dengan norma
yang disepakati bersam guru dan siswa, menurut masyarakat, menurut
kurikulum/kaidah ilmu pengetahuan tertentu.

Contoh seorang anak yg tadinya tergantng kepada teman sebangkunya ketika


ulangan dengan pendekatan bimbingan yang baik oleh anda anak itu akan menjadi
mandiri tegar dan percaya diri.

3.      Benar-benar hasil pengalaman

Arti belajar tersebut harus benar-benar merupakan hasil dari pengalaman , dalam
arti perubahan yang ditunjukkan /yang dicapai oleh anak itu karena dia aktif
melakukan sesuatu dalam berinteraksi dengan lingkunganya. Misalnya seseorang
anak dalam 2 bulan terakhir mengalami kemajuan yang pesat dalam nilai ulangan
berhitung, padahal kemampuannya sebelumnya dibawah rata-rata kelasnya.

4.      Bersifat efektif

Artinya perubahan ynag dicapai oleh anak itu fungsional atau berguna untuk anak
yang bersangkutan, baik untuk memecahkan masalah pelajaran, maupun untuk
memecahkan masalh sehari2 dan untuk melanjutkkan sekolah tingkat selanjutnya.
 Dalam mengajar mengandung konotasi bahwa anak menjdai pasif, hanya menerima
informasi sepihak dari guru.

PRINSIP –PRINSIP BELAJAR

 Pada dasarnya perubahan hasil belajar itu terwujud dalam bentuk perubahan pengetahuan
(knowledge). Penguasaan peilaku ynag ditentukan (kognitif, afektif, psikomotor) dan
perbaikan kepribadian.
 Prinsip2 belajar sebagai berikut :
1. Belajar dapat membantu perkembangan optimal individu sebagai manusia
utuh.
Prinsip ini menundakan bahwa belajar memungkinkan anak untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan dirinya secara untuh, menyangkut seluruh
aspek intelektual ,sosail ,moral,spiritual dan emosional jadi tidak bersifat
pragmetaris.

2.      Belajar sebagai proses terpadu harus memposisikan anak sebagai titik sentral

3.      Aktivitas pembelajaran yang diciptakan harus membuat anak terlibat sepenuh


hati, aktif menggunakan berbagai potensi yang dimilikinya.
Siswa tidak hanya senang berada dilingkungan, tetapi merasa tertantang untuk
berkompetensi /bekerja sama melakukan berbagai kegiatan yang terarah pada
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

4.      Belajar sebagai proses terpadu tidak hanya dapat dilakukan secara individual
dan kometitif melainkan juga dapat dilaksanakan secara kooperatif.
Belajar sebagai proses terpadu dapat dilakukan secara kooperatif namun
tetap  menetapkan individu dalam posisi yg terhormat dalam suasana
kebersamaan menyelesaikan persoalan yg dihadapi.

5.      Pembelajaran yang diupayakan oleh guru harus mendorong anak untuk


belajar secara terus meneru.

6.      Pembelajaran disekolah harus member kesempatan kepada setiap anak utuk


maju berkelanjutan sesuai dengan potensi ynag dimiliki dan kecepatan belajar
masing – masing

7.      Belajar sebagai proses yang terpadu memerlukan dukungan fasilitas fisik dan
sekaligus dukungan system kebijakan ynag kondusif.

8.      Belajar sebagai proses terpadu memuungkinkan pembelajaran bidang studi


dilakukan secara terpadu.
Keterpaduan mata pelajaran  dapat dilakukan antar komponen dalam satu ma ta
pelajaran /antar rumpun mat apelajaran

Belajr sebagai proses terpadu memungkinkan untuk menjalin hubungan yang baik
antara sekolah dengan keluarga.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DAN HASIL BELAJAR


ANAK DI SEKOLAH

 Abin Syamsuddin  makmun (1995) mengemukakan 3 faktor yang mempengaruhi proses


dan hasil belajar sisw adi sekolah yaitu :
1.      Factor input (masukan) meliiputi :

a. Raw input atau masukan dasar ynag menggambarkan kondisi individual anak
dengan segala karakteristik, fisik dan psikis yang dimilikinya

b. Instrument input (masukan instrumental) yang mencangkup gutu, kurikulum,


materi da metode ,sarana dan fasilitas

c. Environmental input ( masukan lingkungan) yang mencangkup lingkungan


fisik, geografis, social dan lingkungan budaya

 Menurut Rochman Natawidjaja (1984) mengemukakan lima unsure yang mempengaruhi


kegiatan belajar siswa disekolah yaitu usur tujauan,pribadi siswa,bahan pelajaran,
perlakuan guru, dan fasilitas.

Penjelasan :

1.      Factor anak
Anak harus diposisikan sebagai titik sentral dari seluruh proses pembelajran disekolah.

2.      Factor guru
Guru adalah factor kunci dalam kegiatan belajar anak disekolah. Guru memiliki peranan
yang sangat penting dalam keseluruhan program pendidikan sekolah. Guru adalah
manajer pembelajaran, dia harus menentapkan tujuan pembelajran , membuat renca
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran secara efektif menguasai materi dan metode
pembe;ajaran , mengevaluasi proses dan hasil belajar, memotivasi dan membantu
tiapanak untuk mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai dengan tingkat
perkembnagan dan kesempatan yang dimilik anak.

3.      Factor tujuan
Tujuan adalah sesuatu ynag harus dicapai setelah anak melakukan aktivita sbelajar, oleh
sebab itu factor tujuan pembelajaran itu merupakan tingkah laku yang diharapkan dicapai
setelah anak melakukan proses belajar

4.      Factor bahan pembelajaran


Bahan pembelajaran adalah sesuatu yang harus disusun dan disiapkan sedemikian rupa
oleh guru agar muda diakses dan dipelajari oleh semua anak.

5.      Factor ekonomis dan administrative


Meliputi aspek sarana runagan kelas, fasilitas dan peralatan ynag diperlukan dalam
pembelajaran disekolah termasuk berbagai sumber pelajaran.

 Interaksi pembelajaran itu sendiri akan tampak pada tindakan nyata dalam pengajaran
(instruction), kepemimpinan (leadership), dan penelitian (evaluation)

KESULITAN BELAJAR ANAK SD

A. KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR

 Belajar tuntas  (mastery learning) adalah suatu konsep ynag digunakan sebagai criteria
ketuntasan atau pengeuasaan materi pelajaran

 Konsep ini bertitik tolak dari anggapan dasar (asumsi) bahwa setiap anak memiliki
kecakapan dan kecepatan  belajar yang berbeda – beda

 Dalil atau prinsip tersebut berlaku bilamana ;


1. Waktu yang disediakan cukup untuk mempelajari lingkup suatu pokok bahasa
tertentu
2. Usaha belajar yang dilakukan oleh anak terarah pada tujuan pembelajaran
3. Kecakapan anak setidaknya normal
4. Kualitas pengjaran ynag diselenggarakan ole anda sebagai guru memadai
5. Siswa mendapatkan manfaat dari proses belajarnya,
 Ketuntasan belajar atau penguasaan materi pembelajaran dapat dirumuskan sebagai
fungsi dari waktu ynag disediakan dengan waktu yang dibutuhkan oleh anak.

B. KESULITAN BELAJAR

1. Pengertian , kriterian dan gejala

a. Kesulitan merunjuk pada suatu kondisi tertentu yna ditandai dengan adanya
hambatan dalam mencapai suatu tujuaan , kesulitan belajar dengan demikian dapat
diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya
hambatan2 dalam mencapai tujuan /hasil belajar ditetapkan.

b. Hambatan ini dapat bersifat fisiologis, psikologis, sosiologis dan sebaginya

c. Menurut konsep mastery learning , kegagalan belajar didefinisikan sebagai


berikut :

1. Anak dinyatakan gagal belajar jika dalam waktu tertentu ynag di tetapkan oleh
guru tidak dapat mencpai ukuran keberhasilan tingkat penguasaan minimal dalam
pembelajaran tertentu

2. Anak dinyatakan gagal belajar jika prestasi belajrny ajauh di bawah


prestasiynag diperkirakanlebih tinggi dari yang lainya.

3. Anak sd dinyatakan gagal dalam belajrnya jika yang bersangkutan tidak dapat
mencapai tugas2 perkembangan.

4. Anak dinyatakan gagal dalam belajaranya jika yang bersangkutan tidak


menguasai pengetahuan prasyarat untu dapat mempelajari pengetahuan
berikutnya.

d. Criteria atau patokan ynag digunakan untuk menyatakan seseorang anak sd


mengalami sesulitan belajar /tidak meliputi 4 kriteria :

1. Tujuan pendidikan /pembelajaran yang ditetapkan

2. Kedudukan anak didalam kelompok /kelasnya

3. Perbandingan antara potensi dan prestasi

4. Kepribadian

e. Berdasarkan criteria yang diturunkan dari konsep mastery learning tersebut ,


Abin Syamsuddin (1992) merangkum pendapat para ahli tentang gejala2 seseorang
mengalami kesulitan belajar yaitu:

 Nilai hasil belajar (nilai hasil ulangan,angka rapor)dibawah rata2 nilai


kelas/kelompoknya
 Nilai hasil belajar tidak sesuai dengan nilai2 dikelas sebelumnya
 Nilai hasil belajar tidak sesuai dengan potensi yg dimilikinya
 Labat dalam mengerjakan tugas2 belajar dikelas
 Menunjukkan sikap - sikap yg kurang wajar seperti acuh tak acuh,menentang dan
melawan guru, berpura-pura ,berdusta
 Menunjukkan tingkah laku berkelainan seperti membolos,terlambatmenggangu orang lain
 Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti sering murung,pemarah,mudah
tersinggung

2. Latar belakang penyebab

 Menurut Abin Syamsuddin(2002) dari pendapat Loree(1990). Factor-faktor yang dapat


melatarbelakangi kesulitan belajar yang dialami oleh anak SD dapat dikelompokkan ke
dalam 3 faktor, yaitu :

1. Factor stimulus/disebut juga sebagai learning variables

Meliputi : variable dan subvariabel sebagai berikut :

1. Variable metode,dalam arti apakah metode pembelajaran yg digunakan oleh guru


menimbulkan:

a. Kuatlemahnya motivasi untuk belajar

b. Intensif tidaknya arahan pengajaran

2. Variable tugas

a. Tersedia tidaknya ruangan yang memadai

b. Cukup tidaknya waktu,serta tepat tidaknya penggunaan waktu tersebut untuk belajar

c. Tersedia tidaknya fasilitas belajar yang memadai

2. Factor organism, yaitu anak itu sendiri sebagai individu yang utuh yang dapat meliputi :

1. Karakteristik pribadi

a. Usia

b. Tingkat kecerdasan

c. Bakat

d. Kesiapan dan kematangan untuk belajar

2. Kondisi psikofisik yang sedang dialami oleh anak pada saat belajar

a. Perhatian

b. Persepsi

c. Motivasi

d. Keadaan lapar

e. Stress

f. Kecemasan

g. kesiapsediaan

3. Factor respon / disebut response variables

1. Kognitif : pengetahuan,pemahaman,konsep2/ketrampilan pemecahan masalah


2. Tujuan afektif sepeti sikap2,nilai,minat dan apresiasi

3. Tujuan tindakan (psikomotor : menulis,bicara,membaca,menggambar,olah raga

MODUL 6
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
HOLISTIK DAN KONSTRUKTIVISME

A.     PENGERTIAN DAN FUNGSI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAGI GURU


 Teori dapat diartikan sebagai seperangkat hipotesis (anggapan /pertanyaan sementara
yang perlu diuji kebenaranya) yg diorganisasikan secara koheren mengenai sesuatu
/serangkaian fenomena ynag terjadi di dalam lingkungan nyata.
 Tugas atau karakteristik suatu teori adalah :
a. Memberikan suatu kerangka kerja konseptual mengenai sesuatu yang dapat dijadikan
sebagai dasar bagi suatu penelitian dan
b. Memberikan prinsip2 yang dapat diuji kecocokannya denga kondisi nyata.
 Sarwono, S.W (1987) menjelaskan beberapa fungsi teori yaitu fungsi deskripsi,
eksplanasi,prediksi penelitian dan pengembangan.
a. Fungsi deskripsi berarti suatu teori itu harus menggambarkan sesuatu yang terjadi
dalam lingkungan apa adanya tanpa dibaut2 jadi harus  objektif.
b. Fungsi eksplanasi artinya suatu teori itu harus memberikan penjelasan tentang suatu
fenomena yang kompleks menjadi penjelasan yang rasional,sistematis dan mudah
dipahami
c. Fungsi prediksi adalah bahwa suatu teori itu harus dapat
memprediksi,memperkirakan /meramalkan terjadinya sesuatu atas dasar peristiwa
sebelumnya.
d. Fungsi pengujian adalah bahwa suatu teori itu menguji fenomena terkini dan
pengemabangan teori yang baru.
 Dantes (1996) mengemukakan bahwa suatu pendekatan pembelajaran biasanya dibangun
atas dasar posisi pemahaman tertentu tentang apa hakikat,asumsi2 penerapannya.
 Bagi anda  pendekatan2 pembelajaran yang dipelajari disini dapat dipandang sebagai
alternative /pilihan jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang anda harapkan.
Fungsi pendekatan pembelajaran adalah memberiakan yang dianggap efektif dan member
panduan yang dapat diuji kecocokannya dengan kondisi nyata.
 Mohammad Surya (2004) mengemukakan fungsi pendekatan seperti berikut :
1. Memberikan garis-garis rujukan untuk perencanaan pembelajaran
2. Menilai hasil – hasil pembelajaran yang telah dicapai
3. Mendiagnosis masalah-masalah belajar yang timbul
4. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.

B.     PENDEKATAN PEMBELAJARAN HOLISTIK DAN KONSTRUKTIVISME


1.  Pendekatan Holistik /terpadu dalam pembelajaran,diilhami oleh psikologis Gestalt
yang dipelopori oleh Werheimer,Koffka dan Kohhler. Menurut merka objek/peristiwa
tertentu akan dipandang oleh individu sebagai suatu keselurihan yang terorganisasikan

 Individu akan member makna terhadap suatu objek/peristiwa,termasuk dala


mpembelajaran jika yang bersangkutan memiliki wawasan pengetahuan yang mendalam
tentang hubunan/keterkaitan anatr unsure dalam suatu keseluruhan ,demikian pula dalam
proses pembelajaran.

 Aplikasi pendekatan holistic mneurut Woolfolk, A,(1993) dalam pembelajaran disekolah


dasar adalah sebagai berikut :
1. Wawasan pengetahuan yang mendalam (insight). Berdasarkan percobaanya, kohler
menyatakan bahwa wawasan memegang peranan penting dalam perilaku.
2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning),. Kebermaknaan unsur-unsur yang
terkait dalam suatu objek/peristiwa akan menjunjung suatu pembentukan insight proses
pembelajaran.
3. Perilaku bertujuan (pusposive behavior). Prinsip ini dikembngkan oleh Edward
Tolman yang menyakini bahwa pada hakikatnya perilaku itu terarah kkepada suatu
tujuan.
4. Prinsip ruang hidup (life space). Konsep ini dikembangkan oleh Kurt Lewin dalam
pendekatan medan yang menyatakan bahwa perilaku individu mempunyai ketekaitan
dengan lingkungan atau medan dimana ia berada
5. Transfer dalam pembelajaran.
Adalah pemindahan pola-pola perilaku dari suatu pembelajaran tertentu kepada situasi
lain.
 Untuk dapat menenpatkan keberadaan belajar sebagai proses terpadu, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan (Depdikbud, 1988)
1. Pembelajaran dapat berfungsi secara penuh untuk membantu perkembangan individual
anak seutuhnya
2. Pembelajaran sebagai aktivitas membelajarkan anak untuk memperoleh pengalaman
menetapkan anak sebagai pusat segala galanya dengan demikaian kebermaknaan
pengalaman yang ada sangat tergantung pada sejauh mana pengalaman itu diapresiasikan
secara positif oleh anak sebagai sebjek belajar.
3. Pembelajaran dalam hal ini lebih menuntut kepada terciptanya suatu aktivitas yang
memungkinkan keterlibatan anak secara aktif dan intensif
4. Pembelajaran menempatkan individu pada posisi yang terhormat dalam suasana
kebersamaan didalam penyelesaian persoalan yang dihadapinya.
5. Pembelajaran sebagai proses terpadu harus mendorong dan memfasilitasi setiap anak untu
terus menerus belajar.
6. Pembelajaran sebagai proses terpadu dapat berfungsi dan berperan secar afektif apabila
dapat diciptakan lingkungan belajar,tidak hanya menyangkut sarana fisik,melainkan juga
suasana belajar yang kondusif bagi pengembangan semua aspek individu.
7. Pembelajaran sebagai proses terpadu memungkinkan pembelajaran bidang studi tidak
harus secar aterpisah,melainkan dilaksanakan secar aterpadu
8. Pembelajaran sebagai proses terpadu memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan
keluarga.

2.      Pendekatan pembelajaran Konstruktivisme


 Para penganut ini berpendapat bahwa pengetahuan itu dikonstruksi oleh kita yang sedang
belajar.
 Paul Suparno,1997 mengenukakan pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu
kenyataan ynag sedang dipelajari, tetapi merupakan konstruksi kognitif seseornag
terhadap objek,pengakaman maupun lingkungannya. Pengrtahuan bukanlah sesuatu yang
suda ada disana dan orang tinggal mengambilnya tetapi merupakan suatu bentukan terus
menerus dari seseorang ynag setiap kali mengadakan reorganisasi karena munculnya
pemahan yang baru.
 Piaget (conny, R.S, 1999) pada suatu waktu seseorang anak duudk dihalaman rumah dan
menghitung kerikil, anak itu meletakkan kerikilnya secara lurus dan menghitungnya dari
kanan ke kiri hingga mendapatkan jumlah sepuluh.
 Menurut von Glaserfeld. Pengetahuan bukanlah suat barangyang dapat dipindahkan dari
pikiran seseorang ynag mempunyai pengetahuan (guru) berpikiran orang yang belum
punya pengetahuan (anak)
a. Beberapa pengetahuan yang diperlukan untu melakukan proses pembentukan
pengetahuan sebagai berikut :
1. Kemampuan menginggat da menggungkapkan kembali pengalaman
2. Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan
perbedaan
3. Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu daripada lain.
 Bettencourt menyebutkan beberapa hal yang membatasi proses konstruksi pengetahuan,
yaitu :
1. Konstruksi yang lama
2. Domain pengalaman kita
3. Jaringan struktur kognitif kita
 Von Glaserfeld membedakan 3 level pengetahuan dan kenyataan, yaitu :
1. Konstruktivisme radikal
Mengabaikan hubungan antara pengetahuan kenyataan sebagai criteria kebenaran.
2. Realisme hipotetik
3. Konstruktivisme yang biasa
 Dari segi subjek yang membentuk pengetahuan dapat dibedakan
menjadi :konstruktivisme psikologis, personal, sosiokulturalisme, konstruktivisme
sosiologis
 Conny R. S (1999) merumuskan sejumlah pemikiran yangmemungkinkan aktivitas
belajar anak SD lebih bermakna dengan menrapkan priinsip konstruktivisme. Pemikiran
ini terutama berkenaan dengan upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran.
 Pandanga Konstruktivisme menghendaki para guru untuk menerapkan pendekatan
mengajar yang berpusat pad anak . secara terperinci. Cara pembelajaran anak yang
diharapkan dideskripsikan sebagai berikut :
1. Kegiatan mengajar tidak hanya pada segi pencapaian prestasi akademik.
2. Untuk membuat pelajaran bermakna bagi anak-anak, topic-topik yang dipilih dan
dipelajari didasarkan pada pengalaman-pengalaman anak yang relevan.
3. Metode mengajar yang digunakan harus membuat anak terlibat dalam suatu aktivitas
langsung dan bersifat bermaiin yang menyenangkan dan bukan ny asekadar membuat
anak mengikuti pelajaran yang alami dan bermakna
4. Dalam proses belajar , kesempatan anak untuk bermain da bekerja sama dengan ornag
lain juga perlu diprioritaskan.
5. Bahan-bahan pelajaran yang diguankan hendaknya bahan2 yang konkret.
6. Dalam menilai hasi belajar anak, para guru tidak hanya menekankan aspek
7. Ide diatas akhirnya mengimplikasikan perlunya para guru menampilkan peran utama
sebagai guru dalam proses

PENDEKATAN BELAJAR EXPERIENTAL LEARNING DAN MULTIPLE


INTELLIGENCE

A. PENDEKATAN BELAJAR BERDSRKAN PENGALAMAN (EXPERIENTAL


LEARNING)
 Keeton and Tate (siti julaeha,2007) pendekatan ini mengacu pada prosws pembelajaran
dimana pembelajaran (anak) berinteraksi secara langsung dengan realitas ynag
dipelajarinya
 Kolb (1984) mengemukakan bahwa belajar berdasarkan pengalaman menenkankan pada
hubungan yg harmonis anatar belajar,bekerja serta aktivita kehidupan dengan penciptaan
pengetahuan itu sendiri.
 proses belajar merupakan siklus dari 4 kegiatan yaitu :
1. Anak mengalami pengalaman konkret
2. Anak melalkukan observasi dan Reflesi terhadap pengalaman.
3. Anak membentuk konsep abstrak dan generalisasi
4. Anak melakukan eksperimentasi atau pengajuan konsep  dalam situasi baru.

B.    MULTIPLE INTELLIGENCE
1.  Konsep dasar ini
 Howard Gadner bukunya framers of mind. Ia memandang bahwa ruang lingkup potensi
manusi amelebihi skor IQ dan tidak terbatas hanya pada kemampuan manusia kedalam
tujuh kategori kecerdasan yang lebih komprehensif.
1) Kecerdasan bahasa adalah kapasitas menggunkan kata2 secara efektif baik seca lisan
maupun tulisan.
2) Kecerdasan matematik adalah kapasitas mengunakan angka secara efektif
3) Kecerdasan pemahanan ruang
4) Kecerdasan kinest
MODUL 7
PENGEMBANGAN DAN INOVASI PENDIDIKAN DISEKOLAH DASAR

Pengembangan Pendidikan Anak di SD

 SD secara horizontal (melebar) bertujuan agar pendidikan mampu menjangkau semua


anak berusia SD tanpa terkecuali.
 Setiap SD dituntut menggunakan strategi yang berbeda-beda sesuai dengan daerahnya.
 Rumpun pendidikan SD Konvensional

1. SD Biasa (fasilitas, guru, siswa yang lengkap; kurikulum nasional, sesuai kalender pend.)
2. SD Kecil (wilayah terpencil: 3 ruangan, 2 guru, kurikulum lokal, modul).
3. SD Pamong (menyesuaikan kondisi anak dan orang tua, untuk anak putus/tidak sekolah).
4. Rumpun SD Luar Biasa :
 SDLB (untuk anak ABK)
 SLB (SLB Pembina dan SLB bukan pembina; pengelompokan ABK per kelas).
 SD Terpadu (terpadu antara ABK dan anak normal: inklusif)
5. Rumpun Pendidikan Luar Sekolah. Paket A dan Ujian Persamaan SD
6. Rumpun Sekolah Keagamaan :
 MI
 Pondok pesantren (Madrasah Diniyah)

Inovasi Pendidikan di SD

 Inovasi adalah suatu upaya yang sengaja dilakukan untuk memperbaiki praktek
pendidikan dengan sungguh-sungguh.
 Contoh Inovai Pendidikan SD:
1. KTSP, yang guru menentukan indikator sendiri dan Mulok sesuai dengan ciri
khas daerah.
2. Quantum Learning, kekuatan anak disesuaikan dengan masalah di lingkungannya.

 Model Perencanaan Inovasi Pendidikan Proaktif dan Interaktif (MOPOPPI), meliputi


urutan:
1. Merumuskan tujuan
2. Mengidentifikasi masalah
3. Menentukan kebutuhan
4. Mengidentifikasi pendukung dan penghambat
5. Menentukan alternatif kegiatan, pemecahan masalah, pendayagunaan yang ada
6. Menentukan kriteria pemilihan alternatif
7. Pengambilan keputusan
8. Menentukan kriteria penilaian hasil inovasi.
MODUL 8
KONVENSI HAK ANAK

Tujuan Tutorial adalah memahami:


 Konvensi anak
 Latar belakang konvensi anak

Pengertian Konvensi Hak Anak

 Konvensi adalah perjanjian di antara beberapa negara (hukum internasional).


 Hak adalah Hak Asasi Manusia.
 Hak anak yaitu:
1. Segala yang melekat pada anak sejak lahir (fisik dan psikologis).
2. Segala sesuatu yang menimbulkan kewajiban terhadap orang lain.
 Kewajiban anak yaitu:
1. Menghormati hak anak-anak lain.
2. Menghormati orang tua dan guru, sekalipun mereka ada kekurangan.**
3. Belajar sepanjang hayat untuk masa depan.
 Anak adalah setiap orang di bawah usia 18 tahun, kecuali undang-undang nasional
menetapkan umur yang berbeda.

Latar Belakang KHA

 1923 Eglantine Jebb membuat rancangan Deklarasi Hak Anak.


 1924 Deklarasi Hak Anak diadopsi oleh Liga Bangsa-bangsa.
 1948 Majelis Umum PBB mengadopsi Deklarasi Hak Asasi Manusia.
 1945 PBB dibentuk.
 1959 PBB mengadopsi Hak Anak untuk kedua kalinya.
 1979 Tahun Anak Internasional
 1989 Konvensi Hak Anak diadopsi oleh Umum PBB
 1990 Konvensi Hak Anak diberlakukan hukum Internasional pada tanggal 2 September.

Ungkapan

 Widodo Judarwanto: “Bagaimanapun kondisi biologis dan jiwa orangtua, kasih sayang
dan kelembutan adalah hak yang setiap hari didambakan anak. Berikanlah selalu anak
anda kecupan selamat malam, walaupun mereka telah tertidur.”
 Harold Hulbert: “Anak-anak membutuhkan cinta, khususnya saat mereka tidak berhak
mendapatkannya.”
 Jika anak dibesarkan dengan CELAAN ia belajar MEMAKI, Jika anak dibesarkan
dengan PERMUSUHAN ia belajar BERKELAHI, Jika anak dibesarkan dengan
PENGHINAAN ia selalu MENYESALI DIRI, Jika anak dibesarkan dengan
TOLERANSI ia belajar MENAHAN DIRI, Jika anak dibesarkan dengan MOTIVASI ia
belajar PERCAYA DIRI, Jika anak dibesarkan dengan DUKUNGAN ia belajar
MENGHARGAI, Jika anak dibesarkan dengan SEBAIK-BAIKNYA PERLAKUAN ia
belajar KEADILAN, Jika anak dibesarkan dengan RASA AMAN ia belajar MENARUH
KEPERCAYAAN, Dan jika anak dibesarkan dengan penuh rasa kasih sayang dan
persahabatan ia akan belajar menemukan cinta dalam setiap peristiwa kehidupan.

JENIS HAK ANAK DAN CONTOHNYA

Tujuan Tutorial adalah memahami:

 Jenis-jenis hak anak


 Konvensi hak anak dan pendidikan
 Implikasi pelaksanaan hak anak pada pembelajaran di SD
 Contoh-contoh pelanggaran hak anak di SD

Jenis-jenis hak anak

 Berdasarkan strukturnya, KHA dibagi:


1. Preambule (Mukaddimah)
2. Bagian Satu (Pasal 1-41 tentang Hak Bagi Semua Anak)
3. Bagian Dua (Pasal 42-45 tentang Pemantauan dan Pelaksanaan KHA)
4. Bagian Tiga (Pasal 46-54 tentang Pemberlakuan Konvensi).

 Berdasarkan isinya, KHA dibagi:


1. Berdasarkan konvensi induk HAM: Hak-hak sipil dan politik, hak-hak ekonomi,
sosial dan budaya.
2. Berdasarkan pihak yang bertanggung jawab: PENUHI, LINDUNGI, dan HARGAI.
3. Berdasarkan cakupannya: Hak atas kelangsungan hidup, Hak untuk berkembang, Hak
untuk perlindungan, dan Hak untuk berpartisipasi dalam masyarakat.
4. Berdasarkan perumusan Komite Hak Anak PBB: Langkah-langkah implementasi
umum, Definisi anak, Prinsip-prinsip umum, Hak sipil dan kemerdekaan, Lingkungan
keluarga dan pengasuhan alternatif, Kesehatan dan kesejahteraan dasar, Pendidikan,
waktu luang, dan kegiatan budaya, dan Langkah-langkah perlindungan khusus.
MODUL 9
KONVEKSI HAK ANAK DAN PENDIDIKAN

Konvensi Hak Anak dan Pendidikan

 Pendidikan wajib diperoleh oleh setiap anak tanpa diskriminasi, menghargai sosial
budayanya
 Ada 3 pasal yang membahas tentang pendidikan, waktu luang dan kegiatan budaya: Pasal
28: pendidikan dasar merupakan hak semua anak, dan wajib disediakan oleh negara serta
tersedia cuma-cuma untuk semua anak. Pendidikan menengah dalam berbagai bentuk
serta pendidikan tinggi juga harus diusahakan agar dapat diperoleh oleh anak, dengan
bantuan finansial dari negara apabila diperlukan. Pasal 29: tujuan pendidikan adalah
untuk mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuan anak seoptimal mungkin,
mengembangkan rasa hormat terhadap hak-hak asasi manusia, mempersiapkan anak
untuk hidup yang bertanggung jawab dalam masyarakat yang bebas serta pluralistik, dan
menghormati orang tua, identitas budaya, bahasa, nilai-nilai mereka serta lingkungan
alam. Pasal 31: anak mempunyai hak untuk beristirahat dan bersantai, bermain dan turut
serta dalam kegiatan rekreasi serta kehidupan budaya dan seni.
 “PEMAINAN BAGI ANAK SAMA HALNYA PEKERJAAN BAGI ORANG DEWASA.”

Implikasi Pelaksanaan Hak Anak pada Pembelajaran di SD

 Lingkungan belajar meliputi: anak, keluarga, kelompok teman sebaya, masyarakat,


sekolah, dan pemerintah.
 Kurikuler: kegiatan yang berkaitan dengan kurikulum (dikelas).
 Kokurikuler: kegiatan yang berada dalam sekolah (yang mendukung kegiatan kurikuler).
 Ekstrakurikuler: kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang telah
terprogram sesuai keadaan dan kebutuhan.
 Tujuan kokurikuler: untuk menjelaskan suatu pokok bahasan (biasanya dilokasi sesuai
dengan topik).
 Tujuan ekstrakurikuler: agar anak dapat mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh
dalam kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.

Contoh-contoh Pelanggaran Hak Anak di SD

 Di negara konflik anak mengikuti wajib militer.


 Di negara tidak konflik, masih ada pekerja anak, anak jalanan, seks anak, penculikan dan
perdagangan anak, kekerasan anak, dan sebagainya.
 Angka kasus di Indonesia:
1. 2011, kekerasan terhadap anak: 2.508 kasus.
2. 2012, kekerasan terhadap  anak: 2.637 kasus. 2.637 kasus kekerasan tersebut,
1.266 kasus adalah kekerasan seksual.
3. 2012 kasus pembuangan bayi mencapai 162 kasus atau hampir setiap 2 hari sekali
ada saja bayi yang dibuang orangtuanya.
 Rangking pendidikan Indonesia:
1. 1997 dari 49 negara, Indonesia berada di urutan 39.
2. 1999, dari 47 negara Indonesia berada di urutan 46.
3. 2002 dari 49 negara, Indonesia berada diurutan 47.
4. 2007 dari 55 negara, Indonesia berada diurutan 53.

 Ungkapan

 “Bagaimanapun kondisi biologis dan jiwa orangtua, kasih sayang dan kelembutan adalah
hak yang setiap hari didambakan anak. Berikanlah selalu anak anda kecupan selamat
malam, walaupun mereka telah tertidur.” (Widodo Judarwanto)
 “Anak-anak membutuhkan cinta, khususnya saat mereka tidak berhak mendapatkannya.”
(Harold Hulbert).
MODUL 10
IMPLIKASI HAK ANAK DI SEKOLAH DASAR

IMPLIKASI PELAKSAAN  HAK ANAK PADA PEMBELAJARAN SD

A.     PENGERTIAN KURIKULER, KOKURIKULER DAN EKSTRAKURIKULER

-  Kurikuler merupkan kegiatan yang berkaitan dengan kurikulum, kegiatan kurikuler banyak


berkaitan dengan kegiatan pemb di sekolah bahkan dikelas.

-  Kokurikuler merupkan rangkaian kegiatan kesiswaan yang berada dalam sekolah. Selain


menunjanga kegiatan

- Dalam kurikulum pendidikan dasar (1993)  ektrakurikuler  adalah kegiatan yang


diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan sekolah

-  Kegiatan ektrakurikuler  merupakan kegiatan pengayaan yang berhubungan dengan program


kurikuler .kegiatan ini membantu perkembangan sisiwa sesuai kebutuhan potensi,bakat dan
minat mereka melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh pendidik /tenaga pendidik yang
berkemampuan da berwenang di sekolah.

B. TUJUAN DILAKUKAN KEGIATAN KOKURIKULER DAN EKTRAKURUIKULER

-  Kegiatan ektrakurikuler diselenggarakan agar anak dapat mngaitkan antara pengetahuan yang
diperoleh dalam program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Untuk itu lebih
diarhkan untuk memantapkan pembentukan kepribadian anak melalui kegiatan seperti pramuka,
usaha kesehatan sekolah,olah raga, palang merah

-  Kegiatan kokurikuler yang banyak dilakukan didalam pelajaran sekolah .

-  Kegiatan ektrakurikuler banyak dilakukan di luar pelajaran sekolah.

C. PELAKSANAAN HAK ANAK DALAM KURIKULER , KOKURIKULER ,


EKTRAKURIKULER

- UU no 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan
dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah

- Dalam Rencana Strategis Departemen pendendidikan nasional 2005-2009 disebutkan mengenai


program penguatan kebijakan Depdiknas dengan rencana pembangunan jangka menengah
Bappenas. Rencana Bappenas mengenai wajib pendendidikan dasar 9 tahun . SD/MI/SMP/Mts
menunjukkan kegiatan pokok pemerintah berupa.

1. Pendanaan biaya operasi wajar

Tersedianya dana BOS member kesempatan pada anak untuk mengikuti pend tidak hanya di SD
saja tatapi di SMP /SMA

2.  Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan wajar


Berkaitan dengan tersedianya gedung sekolah,buku-buku, perlengkapan kegiatan belajar
mengajar lainya

3.      Rekrutnya pendidik dan tenaga kependidikan (program wajib belajar)

4.      Perluasan akses pend wajib belajar pada jalur nonformal

5.      Perluasan akses SLB dan sekolah Inklusif

6.      Pengembangan sekolah wajib belajar layanan khusus bagi daerah terpencil/kepulauan yang
berpenduduk jarang dan terpencar.

- Berbagai rencana yang menunjang kegiatan kurikuler, kokurikuler dan ektrakuruikuler


dilakukan sebagaimana dicantumkan dalam tujuan pembangunan pendi nasional jangka
menengah antara lain :

1. Meningkatkan iman, taqwa dan akhlak mulai


2. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologo
3. Meningkatkan sensitivitas dan kemampuan ekspresi estetis
4. Meningkatkan kualitas jasmani
5. Meningkatkan pemerataan kesempatan belajar pada semua jenis dan jenjang pend
bagi semua warga Negara secara adil , tidak diskriminatif dan demokratis tanpa
membedakan tempat ringgal,stauts social –ekonomi
6. Memperluas akses pendi nonformal bagi penduduk laki2 maupun permepuan yg
belum sekolah , tidak pernah sekolah, buta aksara

CONTOH –CONTOH PELANGGARAN HAK ANAK DI SD

- Mutu pendidikan

1. Ketersediaan pendididik dan tenaga pendididik serta kesejahteraan belum memadai baik
secara kuantitas maupun kualitas.

Kondisi pendidikan guru yang belum seluruhnya seperti yang diharapkan akan mempengaruhi
kualitas kenierja mereka dan terakhir berdampak pada penghasilan pendidi yang kurang
memadai

a. Sarana dan prasarana belajar yang terbatas dan belum didayhgunakan secara optimal

b. Kondisi sekolah yang rusak

c. Pendanaan yang belum memadai untuk menunjang mutu pembelajaran

d. Proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif, hal ini dapat terjadi karena :

1. Guru kurang kreatif sehingga sulit untuk menciptakan bebagai kegiatan lain selain
dari yang ditugaskan dalam buku pelajaran
2. Adanya tunutan untuk menacapai target yang harus dicapai dalam setai
caturwulan sebagaiman dikeluhkan oleh para gur selama ini, membuat situasi
belaja rtidak mengarah pada proses.
3. Kurangnya dukungan dari pihak sekolah /guru
4. Mahalnya buku pelajaran matematika
Dilain pihak tidak semua sekolah (S) dapat melaksanakan kegiatan ektrakurikuler bagi anaknya,
hal ini disebabkan antara lain :

1. Sikap orang tua kurang menndukung karena merak lebih mengutamkan sekolah
sehingga kegiatan ektrakurikuler dianggap sebagai kegiatan yang membuang waktu dan
uang
2. Memerlukan biaya yang cukup besar bagi keluarga,
3. Lokasi sekolah yang jauh dari rumah anak
4. Kondisi keluarga yang mengharuskan anak bekerja membantu orang tua
5. Kurangnya fasilitas disekolah
6. Kurangnya guru yang mengelola kegiatan karena ektrakurikuler memerlukan guru yang
ahli
7. Kurangnya dukungan dari pihak sekolah

e.  Pelaksanaan pendi inklusif masih belum sepenuhnya sesuai dengan kebijakan pemerintah

f. Adanya tidak kekerasan disekolah terhadap siswa baik oleh guru, pengelola kelas maupun
teman2nya.

-  PERLINDUNGAN ANAK DALAM PENDIDIKAN

1. Menuruyt Herlina dkk (2003) penyelenggaraan perlindungan anak dalam pendidikan


perlu diberlakukan dengan cara .
1. Semua anak wajib belajar Sembilan tahun
2. Anak yg menyandang cacat fisik/mental diberi kesempatan yang sama dan aksesibilitas
untk memperoleh pendi biasa dan pendi luar biasa
3. Anak yang memiliki keunggulan diberi kesempatan dan akses untuk memperoleh pendi
khusus
4. Anak dalam lingkungan sekolah/lembaga pendi , wajib dilindungi dari tindak kekeraan
yang dilakukan guru, pengelola sekolah/teman teman nya

Demi tercapainya penyelenggaraan pendi yang dapat melindungi anak, dan sesuai dengan
pandangan Myers mengenai lingkungan belajar, maka pihak yang bertanggung jawab adalah :

1. Orang tua yang wajib memberikan pendi anak.


2. Pemerintah yang wajib untuk
a. Menyelenggarakan pend dasar minimal 9 th untuk semua anak
b. Memberikan biaya pendi /bantuan Cuma2 /pelayanan khusus bagi anak dari
keluarga tidak mampu , anak terlantar dan ank yg bertempat di daerah terpencil
c. Mendorong masyarakat untuk berperan aktif
3. Masyarakat berperan aktif dalam penyelenggaraan perlindungan anak di bidang pendi
dan kesehatan
MODUL 11
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING DISEKOLAH DASAR

HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

A.     LATAR BELAKANG PERLUNYA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

1.      LATAR BELAKANG

-          Rocman Natawidjaja (1987) mengemukakan 5 faktor yang melatarbelakangi perlunya


pelaksanan bimbingan da konseling dalam proses pendi di sekolah. Kelima factor itu dijelaskan
seperti berikut ;

a.       Kesadarn aka perbedaan individual diantara setiap manusia

Factor yang pertama ini sangat esensial, tidak saja dalam bimbingan teraip dalam pendidikan
pada umumnya. Praktik pendi kita hingga kinicenderung seragam.

b.      Kesadaran akan perlunya system pelayanan kependidikan lainya yang berpusat pada anak.

Factor kedua ini merupakan dampak lanjutan dari kesadaran akan berpedaan individual.

c.       Kesadaran akan perlunya penerapan konsep demokrasi dalam pendidikan secara tepat

UUd 1945 pasal 31 ayat 1 dinyatakan dengan tegas bahwa setiap warga Negara berhak
mendapatkan pengajaran.

d.      Kesadaran akan permasalahan yang dihadapi oleh individu dalam individudalam kehidupan
masyarakat yang senantiasa berubah dan berkembang

e.       Kesadaran akan persoalan yang dihadapi oleh individu dalam kehidupan modern

B.     PENGERTIAN

-          Istilah bimbingan banyak digunakan dalam konteks pendi , penngajaran, kepemimpinan


dan upaya2 yang berkaitan dengan proses kemanuasiaan, terutama dengan proses mempengaruhi
atau megubah tingkah laku

-          Bimbingan pada umumnya dipahami sebagai upaya memberikan arahan, panduan, nasihat
dan biasanya mengandung nilai2 yg bersifat menuntun kearah yang baik

-          Dalam konteks ini bimbingan merupakan terjemahan dari suatu istilah dalam bahsa
inggris, yaitu guidance yang akar katanya adalah guide.  Shetzer dan Stone (1996:31)
mengemukakan beberapa padanan dari kata guide yaitu to direct, pilot, manage, or steer.

-          Dalam bahasa Indonesia masing2 kata ini dapat berarti memandu, mengarahkan,
mengatur /mengemdi  

-          Gibson dan Mitchell (1981:27) member prediksi khusus terhadap konseling. Dia
mengatakan bahwa counseling has been identifited as the heart of the quidance
program. Konseling telah dikenal sebagai jantungnya program bimbingan

-          Shertzer da stone (1981:7) menyatakan bahwa konseling merupakkan inti kegiatan


professional dari seorang yang disebut konselor
-          Mortensen and Schmuller (1964:3) mengartikan bimbingan sebagai bagian integaral dari
program pendi yang diupayakan oleh staff yang kompeten bertujuan memberikan bantuan
kepada individu untuk dapat mengembangkan kesanggupan dan kemampuannya secara penuh
didalam tatanan kehidupan masyarakat yang demokratis.

-          Edward C Glanz (1966:5) yang mengartikan bimbingan sebagai proses membantu


individu untuk memecahkan masalah dan menjadi anggota masyarakat yang bebas dan
bertanggung jawab dimana dia hidup.

-          Traxler dan North (1968: 11) mengartikan bimbingan sebagai proses untuk mengenal dan
memahami individu serta menciptakan kondisi2 yang memungkinkan individu itu dapat
mengembangkan kapsitasnya secara penuh sehingga pada akhirnya dia dapat membantu dirinya
sendiri baik secara ekonomi maupun secara social.

-          Pengertian bimbingan yang cukup komprehensif Rochman Natawidjaja (1984:24) sebagai


suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan ,
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sanggup mengaahkan dirinya dan dapat
bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat serta kehidupan pada umumnya.

-          Bimbingan disekolah dasar yaitu proses membanu individu siswa untuk dapat memahami
diri, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depannya sehingga diharapkan dapat
mencapau perkembangan yang optimal sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat yang
demokratis.

C.     SNGGSPSN YSNG KELIRU TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING

1.      Bimbingan diberikan kepada anak yang bermasalah /salah suai (Maladjusted)

Anggapan ini keliru karean bimbingan di SD harus diberikan kepada semua anak secara
menyeluruh dan merata.

2.      Guidance for All ( bimbingan utuk semua anak)

Pada dasarnya bimbingan bukan hanya bagi anak yang nakal, kurang pandai, pelanggar aturan
yang sering disebut sebagai ‘kasus’ melainkan bagi semua anak, termasuk anak yang ‘baik’, ‘
pintar’, rajin dan sebaginya.

3.      Bimbingan diperuntukan bagi siswa sekolah lanjutan

Anggapan ini pun jelas keliru karena tidak sesuai dengan prinsip bimbingan, yaitu bimbingann
adalah untuk semua siswa termasuk siswa sekolah dasar, disebabkan karena sekolah sekolah
lanjutan dihuni oleh individu yang tengah mengalami masa remaja, dimana pada masa ini banyak
masalah/kesulitan yang timbul.

4.      Bimbingan sama dengan nasihat

5.      Bimbingan adalah tugas para ahli

6.      Bimbingan adalah obat mujarab untuk semua penyakit tingkah laku

7.      Bimbingan disamakan dengan konseling

D.     TUJUAN2 BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH DASAR

-          Pada dasarnya tujuan ahkir bimbingan dan konseling ditingkatan pendi apapun adalah
agar peserta didik mencapai tugas2 perkembangan (developmental tasks0  secara optimal dalam
berbagi aspek, sesuai tingkatan perkembangan dan lingkungan social budaya dimana dia hidup.

-          Tugas2 perkembangan adalah pola perilaku yang harus dilakukan oleh individu pada
suatu periode / maa tertentu dari kehidupannya, yang jika berhasil dilaksanakan akan
menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke gagalan dalam melaksanakan tugas2 berikutnya,
semestara jika ditolak oleh masyarakt dan cenderung mengalami kesulitan dalam menghadapi
tugas2 berikutnya (Havighurst, 1961:2)

-          Sebagai contoh salah 1 tugas perkembangan anak usia SD adalah belajar bergaul dan
bekerja dengan kelompok temn sebayanya.

-          Contoh lain, tugas perkembangan anak SD adalah pengembangan ketrampilan dasar


dalam mebaca –menulis-berhitung.

-          Tugas 2tugas perkembangan anak SD atau pola perilaku seyogyanya ditampilkan anak
SD meliputi

1.      Sikap dan kebiasaan dalam bermtaq (iman dan taqwa)

2.      Mengembangkan kata hati –moral dan nilai2

3.      Pengembangan ketrampilan dasar caslitung

4.      Pengembangan konsep2 yang perlu dalam kehidupan sehari2

5.      Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya

6.      Belajar menjadi pribadi yang mandiri

7.      Mempelajari ketrampilan fisik sederhana.

-          Secara operational tujuan bimbingan dan konseling di SD dengan demikian adalah agar
setiap anak SD dapat :

1.      Mengalami perasaan positif dan senang dalam berinteraksi dengan teman sebayanya, guru,
orang tua dan orang dewasa lainya.

2.      Memperoleh perasaan berharga dan berhasil dari aktivitas belajarnya di sekolah

3.      Mengembangkan dan memlihara perasaan positif terhadap dirinya, terhadap kekhasan nilai
yang dimilikinya serta dapat memahami dan menghubungkan dengan perasaanya.

4.      Menyadari akan pentingnya nilai yanga dimiliki dan mengembangkan nilai2 yang
konsistem dengan kebutuhan hidup dalam masyarkat yang majemuk

5.      Mengembangkan dan memperkaya keterampilan belajar untuk memaksimalkan kecakapan


yang dimiliknya

6.      Belajar tentang berbagai ktrampilan yang diperlukan unutk hidup lebih baik

7.      Mengembangkan ktrampilan2 penyususan tujuan,perencanaan dan pemecahan masalah

8.      Mengembangkan sikap2 positif terhadap kehidupan

9.      Menunjukkan tanggung jawab terhadap tingkah lakunya

10.  Bekerja dengan orang tua dalam berbagi kegiatan yang terencana untuk membantu
mengembangkan sikap dan ktrmampilan

11.  Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperkaya aktivitas belajar.

Kesimpulan tujuan diatas adalah member kemudahan belajar terpadu pada sisiwa SD.
Asumsinya bahwa misi dasar dan tujuan utma pendidikan sekolah adalah untuk membelajaran
siswa
E.     PRINSIP BIMBINGAN DI SD

-          Tiedeman , Dinckmeyer dan Dreikurs dalam store (1983), memandang bahwa program
bimbingan di sekolah dasar perlu diarahkan pada pengembangan kognitif dan efektif sekaligus

-          Program bimbingan didaarkan atas prinsip2 perkembangan sebagai berikut :

1.      Bimbingan untu semua

Setiap siswa memiliki hak untuk mendapatkan layanan bimbingan dari gurunya.

2.      Bimbingan di SD dilaksanakan ileh semua guru kelas. Jika ada konselor maka tugasnya
adalah memberikan layanan konseling dan konsultasi kepada siswa,guru dan orang tua siswa

3.      Bimbingan diarahkan untuk membantu siswa agar mampu


mengetahui ,memahami,menenrima dirinya sendiri baik secara kognitif maupun secara afektif

4.      Bimbingan dapat diberikan secara informal dan insidentak namun alanngkah lebih baiknya
jika dilaksanakan secara terencana dan terprogram.

5.      Bimbingan di SD menepatkan tekanan pada pencapaian tujuan dan kebermaknaan


pengalaman belajar

6.      Bimbingan difokuskan pada asset

7.      Bimbingan mengakui bahwa siswa tengah mengalami proses menjadi yang berarti guru
haru slebih banyak melihat anak dari sisi positif dari pada sisi negative

8.      Program bimbingan akan dapat terlaksana sangat efektif jika diupayakan melalui kerja
sama yang baik antar guru, siiswa, orang tua siswa, tenaga administrative dan sumber daya yang
ada dimasyarakat.

F.      HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING

-          HAKIKAT BIMBINGAN DAPAT DIPAHAMI SEBAGAI BERIKUT :

1.      Bimbingan di SD merupakansuatu proses bantuan yang kontinu.

2.      Bimbingan di SD merupakan proses membantu individu

Agar bantuan dapat dilaksanakan dalam rangka pendi di SD maka implikasinya ialah

(1)   Sekolah harus memiliki data yang lengkap tentang siswa agar guru dan siswa dapat
memahami berbagai kelebihan dan kelemahannya serta menerimanya dengan wajar

(2)   Guru dan siswa harus sama2 aktif untuk memahami karakteristik lingkungan tempat siswa
berasa

(3)   Sekolaj harus memberikan berbagai informasi yang diperlukan oleh sisiwa untu dapat
menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkunganya

(4)   Sekolah harus menciptakan lingkungan fisik dan hubungan social yang kondusif dan sehat
bagi siswa agar dapat mengembangkan diri secara optimal pada masa yang akan dating

3.      Bimbingan di SD diberikan atas dasar pemahaman tentang kebutuhan , masalah dan


karakteristik individuall anak

4.      Bimbingan di SD bukan monopoli kegiatan suatu profesi

5.      Bimbingan di SD adalah untuk semua anak

6.      Fungsi bimbingan di SD bukan hanya suapya siswa dapat memecahkan masalah atas
kesulitan yang dihadapinya tetapi juga supaya siswa dapat terhindar dari masalah yang
mengganggu proses perkembanganya serta dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian
secar aoptimal

7.      Bimbingan di SD merupakan bagian integral dari keseluruhan upaya pendidikan

8.      Bimbingan di SD mengunakan pendekatan pribadi

9.      Bimbingan di SD meliputi 3 bidang masalah siswa, yaitu bimbingan belajar, social-pribadi,


karier

10.  Evaluasi kebehasilan bimbingan dan konseling di sd merupakan bagian dari kegiatan


program bimbingan

11.  Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD memerlukan sumber daya yang memadai

PERAN GURU DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

A. PENTINGNYA BIMBINGAN DI SD

- Fungsi pendi SD bukan hanya memberikan bekal kemampuan dasar akademik berupa
kemampuan calistung melainkan juga berfungsi menyiapkan lulusanya untuk melanjutkan pendi
ke sekolah lanjutan tingkat pertama

- Pengembangan kemampuan pribadi bagi siswa SD diperlukan agar dia memiliki ketahan
pribadi dan kemampuan penyesuaikan yang tepat dalam menghadapi tuntutan dan lingkungan
belajar di SLTP

- Proses pembelajaran di SD harus berfungsi membanu siswa untuk dpat meahami


kekuatan dirinya, memahami peluang2 dan tantangan lingkungan yang mungkin di hadapi serta
membantu siswa untuk dapat merencanakan masa depannya sebagi warga masyarakt yang
mandiri dan produktif.

B. PERAN GURU DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

- Menurut Lioyd jones, barry da wolf dalam Stone (1983) titik berat dan kepedulian
bimbingan di SD adalah pada masalah perkembangan siswa.

- Program bimbingan di SD diarahkan pada pencapaian kecakapan siswa dalam


melaksanakan seluruh tugas perkembangannya secara efektif

- Menurut Farwell dan Peter dalam stone (1983). Titik berat bimbingan di sekolah dasar
adalah pada pengembangan pemahaman diri dan member kemudahan belajar kepada siswa.

- Guru adalah penentu program bimbingan , dimana dia harus mengidentifikasi kebutuhan
– kebutuhan siswa akan bimbingan serta menciptakan iklim sekolah yang kondusif sehingga
mampu memfasilitasi sikap dan perilaku siswa kearah yang lebih baik.

- Rochman natawidjaja (1984), salah seorang pakar terkemuka di Indonesia dalam bidang
bimbingan dan konnseling mengemukakan peran yang harus dilaksanakan oleh guru dalam
keseluruhan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar yang di rumuskan ke dalam 10
butir pernyataan berikut.

1. Mengidentifikasi kebutuhan, potensi, minat, bakat, dan masalah tiap anak, terutama
dalam kegiatan kelas.

Guru harus berupaya untuk mengenal anak secara individual yang meliputi
kecerdasan(intelegensia), bakat-bakat yang di miliki; baik yang menonjol maupun yang lemah,
sifat-sifat pribadi yang khas, minat-minat, kegemaran positif dan sebagainya.. implikasinya
adalah para guru kelas harus mengumpulkan data anak mengenai hal-hal tersebut. Cara yang
biasa dilakukan, antara lain bekerja sama dengan pihak yang kompoten untuk mengadakan
pemeriksaan atau pengukuran psikologi ( lazim tersebut psycho test), menelaah prestasi siswa
dari waktu ke waktu beserta latar belakang kehidupan keluarga dan lingkungan tempat tinggal.
Data tersebut di catat dalam buku pribadi siswa.

2. Mengidentifikasi gejala – gejala salah suai pada diri anak dalam kegiatan di sekolah

guru harus berupaya memperhatikan kegiatan sehari-hari anak di sekolah, baik dalam proses
belajar mengajar di kelas maupun dalam hubungan social dengan teman sebayanya anak SD.

3. Member kemudahan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak di lingkungan sekolah.

Membimbing berarti memberi kemudahan kepada anak untuk tumbuh dan berkembang secara
wajar, sesuai dengan potensi yang dimiliki serta kesempatan dan peluang lingkungannya.

4. Melaksanakan bimbingan kelompok, baik dalam maupun di luar kelas

Cara yang paling strategis membimbing siswa di SD adalah melalui bimbingan kelompok.
Kelebihan strategis kelompok dibandingkan dengan stretegi individu (perorangan) antara lain
adalah lebih efisien dan ekolahlebih sesuai dengan karakteristik perkembangan anak SD. Hal-hal
yang perlu diingat, sekalipun guru berhadapan dengan sejumlah siswa, namun focus perhatian
guru adalah tetap kepada siswa secara individu, sebab kelompok hanya merupakan wahana atau
situasi social yang diciptakan oleh guru untuk membantu individu-individu yang menjadi angota
kelmpok.

5. Melengkapi rencana rencana yang telah dirumuskan oleh anak bersama guru

Guru kelas sebaiknya bekerja sama dengan anak membuat rencana-rencana tertentu yang positif
bagi perkembangan bakat, minat dan kemajuan anak, misalnya bagaimana menciptakan kondisi
kelas yang bersih dan sehat, mengadakan pertunjukan kesenian, mengadakan perlomban-
perlombaan kreatif atau menghasilkan sesuatu yang berguna dan produktif, mengadakan aksi dan
amal social, dan keagamaan.

6. Melaksanakan pengajaran sesuai kebutuhan anak

7. Mengumpulkan data dan informasi tentang anak, terutama dalam kegiatan belajarnya

8. Melaksanakan kontak dengan masyarakat, terutama dengan orang tua/wali anak, antara
lain mengadakan kunjungan rumah (home visit)

9. Melaksanakan konseling terbatas, mengigat hubungan yang baik dapat terjalin dengan
mudah antara anak dengan guru

10. Memberikan pelayanan rujukan, yaitu melimpahkan anak tertentu kepada orang yang lebih
kompeten untuk mendapatkan bantuan yang tepat

PERAN ORANG TUA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

A. KETERKAITAN ANTARA PERAN ORANG TUA DAN GURU DALAM


BIMBINGAN DAN KONSELING

Peran orang tua dalam bimbingan tidak dapat di lepaskan dari peran guru karena peran keduanya
dalam hal bimbingan merupakan peran yang bersifat kolaboratif ( kerja sama atas dasar
kesetaraan derajat ). Di samping mengajar guru memiliki tugas atau kewajiban membimbing
siswa, demikian halnya orang tua di samping memenuhi kebutuhan fisiologis juga memiliki
kewajiban untuk membimbing sebagau kebutuhan psikologis anaknya. Perbedaannya terletak
pada setting atau situasinya saja, di mana bimbingan dari guru berlangsung dalam situasi formal,
sedangkan bimbingan orang tua berlangsung dalam situasi informal, namun keduannya tertuju
untuk keberhasilan subjek sama,

B. PERWUJUDAN PERAN ORANG TUA DALAM BIMBINGAN KONSELING

Para orang tua siswa dapat menunjukkan peran yang di harapkan atau menunjukkan partisipasi
positif terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling jika dia tidak tau arti dan manfaatnya bagi
anak mereka.

- Sunaryo kartadinata (1984), syamsu yusuf (1987), dan agus taufiq (1991) menunjukkan
bahwa iklim kehidupan keluarga yang kooperatif antara orang tua dan guru, memberi pengaruh
yang signifikan terhadap keberhasilan belajar anak di sekolah.. hasil penelitian tersebut juga
mendukung hasil penelitian boy dan angelo (1978) tentang bentuk-bentuk peran yang diharapkan
dilakukan oleh orang tua siswa dalam rangka pelaksanaan pendidikan sekolah pada umumnya
dan bimbingan konseling pada khususnya, antara lain sebagai berikut.

1. Mengadakan konsultasi

Pada waktu-waktu tertentu atau secara periodic, orang tua mengadakan komunikasi dengan
sekolah terutama guru, baik di minta pihak sekolah maupun tidak untuk mengetahui
perkembangan belajar anak.

2. Memberi balikan

Orang tua seyogianya member balikan kepada guru tentang aktivitas belajar dan kemajuan
belajar yang dicapai oleh anak.

3. Menjadi sumber belajar

Orang tua yang memiliki kemampuan, keahlian atau keterampilan tertentu, bias berperan sebagai
sumber belajar atau latihan bagi siswa.

4. Berbagi informasi

5. Mengetahui jadwal belajar

6. Mengetahui kondisi sekolah

7. Berdialog dengan anak

8. Member ganjaran atau balikan kepada anak

9. Member bantuan atau dukungan yang dibutuhkan oleh anak

10. Mengembangkakn kebiasaan yang baik

11. Berupaya memenuhi perlengkapan belajar

12. Menerima dan menghargai individualitas anak\

13. Memrlakukan anak sesuai dengan norma social

14. Membantu warga masyarakat


MODUL 12
PROSEDUR PENGELOLAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING DI SD

JENIS-JENIS PERANGKAT BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

A.     PERANGKAT PENGUMPULAN DATA

Perangkat yang diperlukan antara lain :

1.      Perangkat pengumpulan data, seperti format2 pedoman observasi, pedoman wawancara,


checklist, catatan anekdot, angket /daftar isian

2.      Perangkat penyimpanan data, seperti buku pribadi, dan map siswa

3.      Perangkat informasi, seperti buku informasi atau paket bimbingan pribadi, belajar,
pendidikan, pendidikan dan karier

4.      Prerangkat teknis administrasi, seperti buku catatan kegiatan bimbingan dan konseling ,
blangko surat panggilan orang tua/wali,dan kunjungan rumah

Beberapa perangkat bimbingan yang dipandang sangat penting :

1.      Pedoman Observasi

Merupakan salah satu tyeknik /cara mendapatkan data yang dibutuhkan tentang siswa.

Pedoman Observasi merupakan pedomantertulis bagi pengamat / guru yang berisikan rumusan
tentang hal-hal sebagai berikukt :

a.       Tujuan, sasaran dan focus observasi

b.      Pengamat, waktu, dan tempat pelaksanaan observasi

c.       Cara/prosedur observasi serta pencataatan dan pengolahan data.

Pengumpulan data dengan observasi dapat dilakukan dengan :

a.       Catatan anekdot

Berisi cacatan tentang sesuatu peristiwa yang unik dan penting berkenaan dengan seorang
siswa/sekelompok siswa tertentu.

b.      Daftar cek

Suatu daftar yang mengidentifikasikan sejumlah aspek /masalah tertentu yang sedang menjadi
kepedulian pengamat

c.       Skala penilaian

Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam observasi untuk menjelaskan ,


menggolongkan, menilai individu/situasi

2.      Pedoman wawancara.
Merupakan cara memahami /mendapatkan data tentang siswa melalui pembicaraan /Tanya jawab
secara tatap muka(langsung)/ dengan mengadakan Tanya jawab secara lisan antara orng yang
mewawancarai dan yang diwawancarai.

Tujuan – tujuan wawancara :

a.       Menciptakan hubungan baik diantara kedua belah pihak yang terlibat

b.      Meredakan ketegangan yang terdapat dalam diri subjek wawancara

c.       Menyediakan informasi yang dibutuhkan subjek wawancara

d.      Mendorong kearah pemahamn diri pada pihak subjek wawancara

e.       Memberikan motivasi kepada pihak yang diwawancarai untuk melakukan kegiatan yang
konstruktif

3.      Angket / daftar isian

Angket adalah alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan /pernyataan yang
diajukan kepada subjek untuk mendapat jawaban yang diperlukan

Beberapa petunjuk praktis untuk menyususn angket /daftar sisian untuk mendapatkan data tentab
siswa dan lingkunganya :

a.       Gunakan kata2 yang tidak mempunyai arti rangkap

b.      Susunan kalimat hendaknya sederhana tetapi jelas

c.       Hindari pemakaian kata2 yang tidak ada gunanya

d.      Hindarkan pernyataan 2 yang tidak perlu

4.      Angket Sosiometri

Adalah cara /teknik untuk mengetahui hubungan social antaranggota dalam suatu kelompok
tertentu

Angket sosiometri adalah alat atau instrument yang digunakan untuk memperoleh data hubungan
social dari siswa.

B.     PERANGKAT PENYIMPANAN DATA SISWA

Anda mungkin juga menyukai