Anda di halaman 1dari 5

RESUME PDGK4403 PENDIDIKAN ANAK

DI SD
HAKIKAT PENDIDIKAN DI SD dan PERKEMBANGAN KOGNITIF

(MODUL 1-2)
Tujuan Tutorial adalah memahami:

 Definisi pendidikan SD
 Tujuan pendidikan SD
 Fungsi pendidikan SD
 Prinsip-prinsip pendidikan SD
 Kemampuan kognitif anak SD
 Bakat dan kreatifitas anak SD
 Peran kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional anak SD

Definisi pendidikan SD

 Setelah mempelajari modul, coba Anda rumuskan sebuah definisi pendidikan menurut
pandangan Anda
 Pendidikan adalah proses membantu peserta didik untuk mencapai tingkat perkembangan
yang optimal dalam seluruh aspeknya sesuai dengan potensi yang dimiliki dan sistem
nilai yang berlaku.
 Pendidikan bukan proses memaksa, melainkan menciptakan kondisi kondusitif.
 Pendidikan di SD bukan hanya diorientasikan pada kemampuan membaca, menulis dan
berhitung. Melainkan penyiapan intelektual, sosial, dan personal secara optimal.

Tujuan pendidikan SD
Fungsi tujuan pendidikan:

 Menggambarkan tentang kondisi akhir yang ingin dicapai.


 Memberikan arah dan cara bagi semua usaha yang dilakukan.

Tujuan pendidikan di SD:

 Memberi bekal kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung


 Memberi pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa
 Mempersiapkan untuk mengikuti pendidikan di SMP/MTs.
 Fungsi pendidikan SD
Fungsi pendidikan:

 Fungsi individuasi
 Fungsi sosialisasi
 Fungsi nasionalisasi
 Fungsi humanisasi

Fungsi pendidikan di SD:

 Pembentukan dan pengembangan dasar kepribadian anak


 Penyiapan warga masyarakat dan warga negara yang baik
 Menjadikan anak mengenal budaya Indonesia
 Penyiapan kemampuan dasar untuk melanjutkan di SMP/MTs.

Prinsip-prinsip Pendidikan SD
Masalah pendidikan selama ini adalah sentralistik dan formalistik.
Prinsip keterpaduan perkembangan dan belajar yaitu:

 Guru harus selalu peduli dan memahami anak sebagai keseluruhan


 Kurikulum dan proses pembelajaran harus bersifat terpadu.

Aspek keterpaduan itu yaitu:

 Perkembangan fisik
 Perkembangan kognitif
 Perkembangan sosio-emosional dan moral.

Prinsip pendidikan di SD, yaitu:

 Perkembangan adalah proses yang tak pernah berakhir (belajar sepanjang hayat)
 Harus memperhatikan keberagaman siswa secara individual
 Semua aspek perkembangan (bidang studi) saling berkaitan
 Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan
 Program dan strategi pembelajaran SD harus dikembangkan.

Kemampuan kognitif anak SD


Kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan:

 Pengetahuan (knowledge)
 Pemahaman (comprehention)
 Penerapan (aplication)
 Analisa (analysis)
 Sintesa (sinthesis)
 Evaluasi (evaluation).
Cara kerja kognitif:

 Asimilasi : Stimulus baru dari lingkungan diintegrasikan pada skema yang telah ada.
 Akomodasi : proses pembentukan skema baru atau perubahan skema yang telah ada.
 Equlibrium: keseimbangan antara proses asimilasi dan akomodasi.

Tahapan kognitif anak


Tahap Sensor–Motorik (0-2Thn)

 Anak mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi dan mengakomodasi informasi


dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan aktifitas motorik.
 Semua gerakan akan diarahkan ke mulut dgn merasakan keingintahuan sesuatu dari apa
yg  dilihat didengar, disentuh.

Tahap PraOperasional ( 2-7 Thn)

 Perkembangan anak masih bersifat egosentrik.


 Pikiran anak bersifat transduktif : menggangap semua sama, ex: seorang pria di keluarga
adalah ayah, maka semua pria itu adalah ayah.
 Pikiran anak bersifat animisme (selalu memperhatikan adanya benda mati, ex: apabila
anak terbentur benda mati maka anak akan memukulnya kearah benda tersebut).

Tahap Operasional Kongkret (7-11 Thn)

 Pemikiran anak meningkat atau bertambah logis dan koheren.


 Kemampuan berpikir anak sudah operasional, imajinatif dan dapat menggali objek  untuk
memecahkan suatu masalah.

Tahap Formal Operasional ( 11 -15 Thn)

 Anak dapat berpikir  dengan pola yg abstrak menggunakan tanda atau simbol dan
menggambarkan kesimpulan dengan logis.
 Anak dapat membuat dugaan dan mengujinya dengan pemikiran yang abstrak, teoritis
dan filosofis.
 Pola berfikir logis membuat mereka mampu berfikir tentang apa yg orang jg
memikirkannya dan berfikir untuk memecahkan masalah.

Kemampuan Metakognitif:

 Problems solving: pemecahan masalah.


 Decision making: memilih suatu keputusan yang terbaik.
 Critical thinking: berfikir kritis.
 Creative thinking: berfikir kreatif/mencipta dan memodifikasi sesuatu yang baru.

Tugas Guru dalam Mengembangkan Kognitif:


 Pahami dulu tahapan, gaya, latar belakang, dan kemampuan anak.
 Bimbing mereka sesuai tugas perkembangannya.*
 Butuh kerjasama antara guru, orang tua, tokoh-tokoh, masyarakat.
 Bermain sambil belajar, bukan belajar sambil bermain.
 Guru bukan mengatur, tapi guru harus disukai anak.

Hasil Penelitian:
Profesor Allan Schore dari UCLA.

 Anak yang otaknya lebih besar akan lebih pintar, anak yang memiliki ukuran otak lebih
kecil akan cenderung kecanduan obat-obatan, terlibat kriminal, dan menjadi
pengangguran sampai harus selalu bergantung pada orang lain.
 Semakin cuek ibu, semakin besar pula pengaruhnya terhadap kognitif anak. Jika besar
nanti, anak yang diabaikan juga terancam melakukan hal serupa pada buah hatinya.

 Bakat dan kreativitas anak SD

 Bakat adalah suatu kemampuan bawaan yang masih perlu dikembangkan dan dilatih
karena tanpa dikembangkan dan dilatih maka bakat tidak akan terwujud.
 Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan
orisinilitas dalam berpikir, serta mengelaborasi (memperkaya, mengembangkan, dan
merinci) suatu gagasan.
 Terdapat hubungan antara intelegensi (IQ) dengan kreativitas. Karena kreativitas
diperoleh dari pengetahuan dan pengalaman.
 Sumber kreativitas dipengaruhi oleh kognitif, kepribadian, motivasional dan lingkungan.
Kreativitas perlu dikembangkan dengan menciptakan lingkungan belajar yang
merangsang kreativitas.
 Kreativitas tidak menitikberatkan pada produk (hasil), tapi para proses.

 Peran kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional anak SD


Keberhasilan hidup tidak hanya ditentukan oleh bagaimana tingkat kecerdasan intelektualnya,
tapi lebih kepada kecerdasan emosionalnya.
Mengembangkan kecerdasan emosional:

 Kenali emosi anak, beri pengakuan emosi, berempati dan dengarkan anak
 Menentukan batas-batas dan membantu memecahkan masalah anak
 Hindari kritikan
 Gunakan pujian lebih banyak daripada hukuman
 Jangan mencoba memaksakan pemecahan kita kepada masalah anak
 Hormati keinginan dan keputusan anak
 Bicaralah berdua dengan anak
 Hindari sikap marah, tidak sabar, keras, kasar, dan sebagainya

 Ungkapan
 “Guru yang biasa saja, memberi tahu. Guru yang baik, menjelaskan. Guru yang bagus,
menunjukkan bagaimana caranya. Tetapi guru yang luar biasa, menginspirasi murid-
muridnya.” (William A. Ward)
 “Siswa tidak peduli betapa pintarnya seorang guru, yang mereka pedulikan adalah apakah
guru tersebut juga peduli terhadap dirinya.” (Anonymous)
 “Seorang yang berhenti belajar itu tua, baik dia berumur 20 ataupun 80 tahun.” (Henry
Ford).
 Bagaimana kita bersikap kepada anak-anak kita, begitu pulalah mereka akan bersikap
kepada kita. Anak-anak adalah persepsi dari kita.
 “Anak adalah untuk zaman yang akan datang, bukan untuk zaman kita. Salahlah pendidik
yang hendak memperbuat anaknya seperti mereka juga” (Hamka)

Anda mungkin juga menyukai