NAMA : SISKA
YUNITA NIM :
858084696
MODUL 3
Perilaku moral berarti perilaku yang menyesuaikan dengan kode moral dari kelompok sosial
nya. Moral berasal dari Bahasa latin : mores berarti tata krama atau kebiasaan. Sedangkan
perilaku immoral adalah perilaku yang gagal menyesuaikan pada harapan sosial. Perilaku yang
unmoral adalah perilaku yang tidak menghiraukan harapan dari kelompok sosialnya.
2. Cara Mempelajari Moral
Hurlock mengemukakan bahwa dalam perkembangan moral ada 4 elemen yang harus
diketahui, yaitu berikut ini :
Peran hukum, kebiasaan/ tata krama dan aturan dalam perkembangan moral.
Ketika masih kanak – kanak, anak tidak terlalu dituntut untuk tunduk pada hukum dan
kebiasaan yang sebagaimana diharapkan. Namun apabila sudah memasuki usia sekolah,
anak mulai diajarkan sedikit demi sedikit demi hukum yang berlaku di lingkungannya.
Tidak ada anak yg lahir dengan kata hati tertentu dan setiap anak tidak hanya belajar
mengenai apa yang benar dan salah. Tapi anak harus menggunakan kata hatinya sebagai
control terhadap tingkah lakunya.
Jika anak tidak merasa bersalah, anak akan menjadi tidak termotivasi untuk belajar
apa yang diharapkan kelompok pada dirinya.
Interaksi sosial memegang peran penting dalam perkembangan moral anak karena
dapat memberikan dasar – dasar dari tingkah laku yang diterima masyarakat, memberikan
motivasi melalui apa yang diterima dan tidak diterima kelompok.
3. Pengertian Disiplin
Alat untuk membentuk moral Pengajaran baik buruk perlu ditekankan pada alas an
mengapa beberapa pola tingkah laku yang diterima sementara yang lain tidak.
Penghargaan
Penghargaan memiliki nilai Pendidikan yang kuat bagi anak jika anak bertingkah laku
benar dan dapat memotivasi anak untuk mengulang Kembali tingkah laku yg diharapkan.
Hukuman
Hukuman juga harus dapat memotivasi anak agar taat pada harapan sosial
dikemdian hari.
Konsistensi
Tingkah laku yang salah diulang, perlu mendapat hukuman yang sama setiap saat,
dan tingkah laku yang benar perlu mendapat penghargaan yang sama pula.
Modul 4
Kegiatan 1
1. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik anak usia SD menunjukkan lebih lentur dan terkoordinasi.
Sewaktu anak menduduki kelas 1 atau 2 SD , kontrol gerak motorik kasar umumnya
lebih baik dibandingkan dengan kontrol motorik halusnya. Pergerakan fisik amat penting
bagi mereka untuk menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan keterampilan
motorik anak.
2. Faktor yang berpengaruh pada perkembangan fisik
a. Bawaan atau genetik
b. Gizi atau nutrisi
c. Malnutrisi (kekurangan gizi)
d. Obesitas (kegemukan)
e. Penyakit
Kegiatan Belajar 2
kesehatan dan gizi atau nutrisi yang baik cenderung lebih banyak dialami anak yang sehat
dan cukup mendapat makanan yang bergizi daripada yang tidak. Anak yang diimunisasi sejak
tahuntahun awal akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan anak yang tidak diimunisasi.
Bagaimana hubungan gizi dengan kepribadian sebetulnya telah dibahas secara sepintas pada
kegiatan belajar terdahulu. Dikatakan bahwa kekurangan gizi dapat berakibat menjadi rewel atau
mudah marah.
Anak yang kekurangan gizi juga dapat berakibat mengalami kelambanan dalam
pertumbuhan dan berpengaruh pada masa remajanya. Kekurangan gizi dapat merusak organ-organ
pencernaan dan fungsi-fungsi pertama kehidupan karena pertumbuhan otak yang sesungguhnya
justru terjadi pada masa ini (Vasta dkk, 1992). Berbagai penelitian menunjukkan bagaimana kondisi
kekurangan gizi dapat berpengaruh pada perkembangan intelegensia sebagai bagian dari perubahan
fisik di otak karena pengaruh dari tingkat energi.
Kegiatan Belajar 3
Abraham Maslow, seorang tokoh yang banyak dikaitkan dengan gerakan humanistik
pada bidang psikologi berpendapat bahwa setiap individu memiliki kebutuhan yang
dapat tersusun secara hierarkis sebagai berikut.
1. Kebutuhan jasmaniah.
2. Kebutuhan rasa aman.
3. Kebutuhan saling memiliki dan mencintai.
4. Kebutuhan untuk dihargai.
5. Kebutuhan aktualisasi diri.
B. Motivasi Insentif
Motivasi merupakan suatu kecenderungan didalam diri seseorang untuk bertindak mencapai
suatu tujuan kongkret guna memuaskan kebutuhan-kebutuhannya . Hull memodifikasi teorinya
dengan menggunakan faktor motivasi Insentif. Suatu penelitian yang menarik mengenai hubungan
orang tua anak dengan harga diri , menunjukkan bahwa sikap-sikap orang tua yang berkaitan dengan
anak-anak yang memiliki harga diri yang tinggi:
Kegiatan Belajar 4
C. Orientasi Mastery Dan Orientasi Helpess Dalam mencapai sesuatu, kita dapat
menentukan apakah seseorang lebih berorientasi pada mastery (tugas) ataukah berorientasi helpes
(merasa tidak berdaya, dimana anak sudah menyerah ketika diberi suatu tugas yang sulit).
Orientasi pada tugas merupakan hal yang positif yang perlu dikembangkan pada diri seseorang
karen anak yang berorientasi pada tugas umumnya mementingkan kemampuannya, memusatkan
perhatian pada strategi belajarnya.