Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 3

PERKEMBANGAN MORAL

APRILIANA NURULITA NUR FAUZI


DESTA RIFA’IE
DIAN PERTIWI
YANIAR YUMNA ANGGRAENI
ARTI PERILAKU MORAL
 Perilaku Moral
Perilaku moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral
kelompok sosial. Moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti
tatacara, kebiasaan, dan adat.
 Perilaku Tak Bermoral
Perilaku tak bermoral ialah perilaku yang tidak sesuai dengan harapan
sosial. Perilaku demikian tidak disebabkan ketidakacuhan akan
harapan sosial melainkan ketidaksetujuan dengan standar sosial atau
kurang adanya perasaan wajib menyesuaikan diri.
 Perilaku Amoral
Perilaku amoral atau nonmoral lebih disebabkan ketidakacuhan
terhadap arahan kelompok sosial daripada pelanggaran sengaja
terhadap standar kelompok. Beberapa perilaku anak kecil lebih
bersifat amoral daripada tak bermoral.
lanjutan ...
 Perkembangan moral mempunyai aspek kecerdasan
dan aspek impulsif. Anak harus belajar apa saja
yang benar dan apa saja yang salah. Selanjutnyaa,
segera setelah mereka cukup besar, mereka harus
diberi penjelelasan mengapa itu benar dan itu salah.
BAGAIMANA MORALITAS DIPELAJARI

 Tiap anak harus diajarkan standar kelompok tentang yang benar dan
yang salah. Cepat atau lambat, kebanyakan anak belajar bahwa bagi
diri mereka sendiri penyesuaian dengan kebiasaan kelompok
membawa keuntungan, walaupun mereka tidak selamanya menyetujui
kebiasaan itu.
Dalam mempelajari sikap moral, terdapat empat kelompok utama :
 Mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial dari anggotanya

sebagaimana dicantumkan dalam hukum, kebiasaan dan peraturan


 Mengembangkan hati nurani

 Belajar mengalami perasaan bersalah dan rasa malu bila perilaku

individu tidak sesuai dengan harapan kelompok


 Mempunyai kesempatan untuk interaksi sosial untuk belajar apa saja

yang diharapkan kelompok


Lanjutan ......

 Peran Hukum, kebiasaan, dan Peraturan dalam


Perkembangan Moral
 Peran Hati Nurani dalam Perkembangan Moral
 Peran Rasa Bersalah dan Rasa Malu dalam
Perkembangan Moral
 Peran Interaksi Sosial dalam Perkembangan Moral
POLA PERKEMBANGAN
MORAL
 Tahapan Piaget Perkembangan Moral
Menurut Piaget, perkembangan moral terjadi dalam
dua tahapan yaitu :
1. Tahap realisme moral atau “Moralitas oleh
pembatasan”.
2. Tahap moralitas otonomi atau “Moralitas oleh
Kerjasama” atau “Hubungan Timbal balik”.
 Tahapan Kohlberg dalam perkembangan moral
Kohlberg membagi dalam tiga tingkatan, yaitu :
- Pada tingkat satu “moralitas prakonvensional”,
perilaku anak tunduk pada kendali eksternal.
- Tingkat dua yaitu “moralitas konvensional” atau
moralitas peraturan konvensional dan persesuaian.
- Tingkat tiga yaitu “moralitas paska konvensional”
atau moralitas prinsip-prinsip yang diterima
sendiri.
FASE PERKEMBANGAN MORAL
1. Perkembangan Perilaku Moral
Anak dapat belajar untuk berperilaku sesuai
dengan cara yang disetujui melalui cara coba-
ralat, melalui pendidikan langsung atau melalui
identifikasi.
2. Perkembangan Konsep Moral
Fase ini anak belajar tentang konsep moral atau
prinsip-prinsip benar dan salah dalam bentuk
abstrak dan verbal.
ARTI DISIPLIN
Disiplin berasal dari kata “Disciple” yakni seorang
yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti
seorang pemimpin. Tujuan seluruh disiplin adalah
membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan
sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok
budaya, tempat individu itu diidentifikasi .
(Hurlock ,1978 : 82)
Jadi, disiplin adalah cara masyarakat mengajar anak
perilaku yang disetujui kelompok.
CARA MENANAMKAN
DISIPLIN
 OTORITER
Disiplin otoriter selalu berarti mengendalikan melalui
kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman, terutama bentuk
badan.
 PERMISIF
Disiplin permisif tidak membimbing anak ke pola perilaku
yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman.
 DEMOKRATIS
Metode demokratis menggunakan penjelasan, diskusi dan
penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku
tertentu diharapkan. Metode ini lebi menenkankan aspek
edukatif dari disiplin daripada aspek hukumannya.
EVALUASI DISIPLIN
Disiplin tidak boleh di evaluasi berdasarkan hasil
langsungnya, dan juga tidak boleh di evaluasi
dengan melihat perilaku moral anak itu saja. Ada
tiga kriteria yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi disiplin.
1. Pengaruh disiplin pada perilaku
2. Pengaruh pada sikap anak terhadap mereka yang
berwenang dan terhadap disiplin yang
diterimanya.
3. Pengaruh disiplin pada kepribadian anak.
BAHAYA PERKEMBANGAN MORAL

Bahaya umum dalam perkembangan moral mencakup


- keyakinan bahwa hukuman dan disiplin adalah
sinonim
- kesulitan dalam belajar konsep moral
- ketidakkonsistenan dalam disiplin
- penggunaan suap
- kesenjangan antara konsep moral dan perilaku
moral serta
- pelanggaran
TEORI PERKEMBANGAN
MORAL
Pertama kali dikemukakan oleh John Dewey kemudian
dikembangkan oleh Jean Piaget dan Laurence Kolhberg.
Perkembangan moral dibagi menjadi tiga tahap tingkatan yaitu :
1. Tahap Premoral atau Prekoventional
Primoral dalam tahap ini tingkah laku seseorang didorong oleh
desakan yang bersifat fisikal atau sosial.
2. Tahap Conventional
Seseorang mulai biasa menerima nilai dengan sedikit kritis
berdasarkan kepada kriteria kelompoknya.
3. Tahap Autonomous
Seseorang sudah mulai biasa berbuat atau bertigkah laku sesuai
dengan akal pikiran dan pertimbangan dirinya sendiri, tidak
sepenuhnya menerima kriteria kelompoknya
HASIL RISET
JURNAL 1
- Judul : Perilaku Moral Anak Usia 4-5 tahun di Taman Kanak-Kanak
Pengasinan
- Metodelogi Penelitian : deskriptif dengan teknik survey
- Hasil dan Pembahsan dalam Jurnal :
Secara umum prilaku moral anak usia 4-5 tahun di TK di kelurahan pengasinan
berada pada kategori baik. Di kelurahan ini terdapat beberapa jenis TK, yaitu TK
yang aktivitas belajarnya dibawah 3 jam (reguler), kemudian TK yang kegiatannya
hingga tengah hari (half day) dan TK yang kaktivitasnya satu hari penuh (full day) .
Situasi ini menghasilkan keragaman pada hasil olah data. Tk yang aktivitas
belajarnya 2-3 jam memiliki nilai rata-rata 24,9, Tk yang aktivitasnya setengah hari
memiliki nilai rata-rata 20,7, dan sedangkan Tk yang sehari penuh memiliki nilai
rata-rata 22,1. Selama penelitian berlangsung, lingkungan, guru, dan peran sekolah
memberikan peranan yang penting dalam membentuk moral anak. TK pada cluster
reguler memiliki nilai lebih tinggi daripada dua cluster lainnya. Dapat diambil
kesimpulan bahwa ternyata sekolah dengan waktu belajar yang panjang masih
belum cukup tanpa adanya guru dengan kompetensi pendidik yang mumpuni.
JURNAL 2

- Judul : Peningkatan Moral Anak usia Dini melalui Boneka Jari di Taman
Kanak-Kanak Negeri 1 Kota Tuo Kabupaten Sijunjung

- Metodelogi Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas


- Hasil dan Pembahasan dalam Jurnal :
Berdasarkan observasi di TK Negeri 1 Kota Tuo ditemukan bahwa
perkembangan moral anak masih sangat rendah, hal ini disebabkan karena
masih banyak anak kurang memahami baik atau buruk perbuatan yang
merekan lakukan. Peneliti melakukan perbaikan perkembangan moral dengan
dua siklus, Siklus I peneliti menggunakan media boneka jari, Siklus II
menggunakan buku cerita yang menarik dan peneliti mendalami teknik
bercerita.
Kesimpulannnya, salah satu cara untuk meningkatkan perkembangan moral
anak yaitu dengan menggunakan media boneka jari, dan buku cerita. Media ini
dapat mengenalkan anak mana perbuatan yang baik dan yang buruk, serta
dapat membiasakan anak untuk berbuat baik. Selain itu, dalam perkembangan
moral pengaruh lingkungan dan keluarga adalah hak yang penting.

Anda mungkin juga menyukai