Dosen Pembimbing :
DR. SYARIFAN NURJAN, MA
Disusun Oleh :
Maryam : 21112424
Fakhrun Nisa : 21112428
Ariyanti : 21112430
Khonsa’ : 21112431
B. PEMBAHASAN
a. Pengertian Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan kemampuan
seseorang untuk mengetahui baik dan buruk suatu perbuatan, kesadaran untuk melakukan
perbuatan baik, kebiasaan melakukan baik, dan rasa cinta terhadap perbuatan baik. Moral
berkembang sesuai dengan usia anak. Moral berasal dari bahasa Latin mores sendiri
berasal dari kata mos yang berarti kesusilaan, tabiat, atau kelakuan. Selanjutnya Salam
mengartikan moral sebagai hal-hal yang berkaitan dengan kesusilaan (Salam, 2000:2).1
Bloom (Woolfolk dan Nicocilch,1984:390) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari
proses belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran yaitu pengetahuan (kognitif),
penguasaan nilai dari sikap (afektif) dan penguasaan psikomotorik. Masa bayi masih
belum dikenal hierarki dan suara hati. Perilakunya belum dibimbing oleh norma-norma
moral. Pada masa anak-anak terlah terjadi perkembangan moral yang relatif rendah
(terbatas). Anak belum mengetahui manfaat suatu ketentuan dan peraturan dan belum
memiliki dorongan untuk mengenai peraturan- peraturan dalam kehidupan. Semakin
tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, anak mulai dikenalkan terhadap nilai-
nilai,ditunjukkan hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh yang harus dilakukan dan yang
dilarang. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan inteleknya, berangsur-angsur anak
1
PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK. (2017). Diakses dari https://eviauliapy.blogspot.com/2017/10/perkembangan-moral-peserta-
didik.html?m=1 pada tanggal 04 Juni 2023
mengikuti berbagai ketentuan yang berlaku di dalam keluarga dan semakin lama semakin
luas sampai dengan ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat dan negara.2
b. Tahap-tahap perkembangan moral
1. Tingkat pertama disebut prakonventional morality (anak usia 4-10 tahun)
Pada stadium 1. Anak berorientasi kepada kepatuhan dan hukum. Apabila tidak
mengikuti aturan maka akan mendapat hukuman.
Pada stadium 2. Berlaku prinsip relativivistik-hedonism. Pada tahap ini anak tidak lagi
secara mutlak tergantung kepada aturan yang ada diluar dirinya, atau ditentukan oleh
orang lain, tetapi mereka sadar bahwa setiap kejadian mempunyai beberapa segi. Jadi,
ada relativisme, yakni bergantung pada kebutuhan dan kesanggupan seseorang
(hedonistic).
2. Tingkat kedua, disebut konventional morality (anak usia 10-13 tahun).
Pada stadium 3. Menyangkut orientasi menegnai anak yang baik. Pada stadium ini
anak memperlihatkan orientasi perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik atau tidak
baik oleh orang lain.
Pada stadium 4. Adalah tahap mempertahankan norma-norma sosial dan otoritas. Pada
stadium ini perbuatan baik yang diperlihatkan seseorang bukan hanya agar dapat
diterima oleh lingkungan masyarakat, melainkan bertujuan agar dapat ikut
mempertahankan aturan-aturan atau norma-norma sosial.
3. Tingkat ketiga, disebut pascakonventional-morality (anak usia 13 tahun atau lebih)
Pada stadium 5. Merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan
lingkungan sosial. Pada stadium ini ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan
lingkungan sosial.
Pada stadium 6. Disebut prinsip universal. Pada tahap ini ada norma etik disamping
norma pribadi dan subjektif. Dalam hubungan dan perjanjian antara seseorang dengan
masyarakatnya ada unsur-unsur subjektif yang menilai apakah suatu perbuatan itu baik
atau tidak baik.3
c. Faktor yang mempengaruhi perkembangan moral
Perkembangan moral yang terjadi pada diri anak yang berusia dini disebabkan oleh
beberapa faktor, yakni faktor yang ada dalam diri anak secara alami maupun faktor yang
ada dari luar diri pribadinya. Kedua faktor tersebut dapat dikatakan sebagai faktor
individu manusia itu sendiri dan faktor sosial di sekelilingnya (Pranoto, 2017). Kedua
faktor tersebut berkontribusi besar dalam membentuk atau mengasah moralitas seorang
anak.
Perkembangan tersebut dapat berupa keadaan situasi lingkungan, konteks individu,
atau kepribadian seseorang dalam konteks sosial atau cara berintraksi dengan lingkungan
sekitar dalam bermasyarakat. Hal ini membuktikan bahwa perlu adanya eksistensi dari
orang tua atau pendidik untuk membimbing anak berusia dini, karena hal eksistensi atau
peran tersebut akan memberikan pengaruh signifikan terhadap perkembangan yang
terjadi pada diri anak dalam rentang masa yang mendatang.4
2
Syarifan Nurjan, Perkembangan Peserta Didik Perspektif Islam (Yogyakarta : Penerbit Titah Surga, 2019), hlm. 69-70
3
Syarifan Nurjan, Perkembangan Peserta Didik Perspektif Islam (Yogyakarta : Penerbit Titah Surga, 2019), hlm. 71-72
4
Mardi Fitri dan Na’imah. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MORAL PADA ANAK USIA DINI. Jurnal Al Athfaal, Vol. 03 No.1 (Juni
2020), 8.
d. Upaya Optimalisasi Perkembangan Moral
Hurlock mengemukakan ada empat pokok utama yang perlu dipelajari oleh anak dalam
mengoptimalkan perkembangan moralnya, yaitu:
1. Mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial dari anggotanya sebagaimana
dicantumkan dalam hukum. Harapan tersebut terperinci dalam bentuk hukum,
kebiasaan dan peraturan. Tindakan tertentu yang dianggap benar atau salah karena
tindakan itu menunjang, atau dianggap tidak menunjang, atau menghalangi
kesejahteraan anggota kelompok.
2. Pengembangan hati nurani sebagai kendali internal bagi perliaku individu.
3. Pengembangan perasaan bersalah dan rasa malu.
4. Mencontohkan, memberikan contoh berarti menjadi model perilaku yang diinginkan
muncul dari anak, karena cara ini bisa menjadi cara yang paling efektif untuk
membentuk moral anak.
5. Latihan dan Pembiasaan, menurut dan pembiasaan merupakan strategi penting dalam
pembentukan perilaku moral pada anak usia dini.
6. Kesempatan melakukan interaksi dengan anggota kelompok sosial.5
C. PENUTUP
KESIMPULAN
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan kemampuan
seseorang untuk mengetahui baik dan buruk suatu perbuatan, kesadaran untuk melakukan
perbuatan baik, kebiasaan melakukan baik, dan rasa cinta terhadap perbuatan baik. Moral
berkembang sesuai dengan usia anak.
Ada beberapa tahap dalam perkembangan moral diantaranya : prakonventional morality,
konventional morality, dan pascakonventional-morality.
Faktor yang memengaruhi perkembangan moral anak yakni faktor yang ada dalam diri
anak secara alami maupun faktor yang ada dari luar diri pribadinya.
Adapula upaya optimalisasi perkembangan moral yaitu mempelajari apa yang
diharapkan kelompok social, pengembangan hati nurani, pengembangan perasaan bersalah
dan rasa malu, memberikan contoh atau menjadi model perilaku, latihan pembiasaan, dan
Kesempatan melakukan interaksi dengan anggota kelompok sosial.
DAFTAR PUSTAKA
https://eviauliapy.blogspot.com/2017/10/perkembangan-moral-peserta-didik.html?m=1
Nurjan Syarifan. (2019). Perkembangan Peserta Didik Perspektif Islam. Yogyakarta :
Penerbit Titah Surga
Fitri Mardi dan Na’imah.(2020). Faktor yang Mempengaruhi Perkembngan Moral pada
Anak Usia Dini. Jurnal Al Athfaal
https://www.gurusiana.id/read/irwandi/article/upaya-optimalisasi-perkembangan-moral-
510328
5
Irwandhie Shiddique. Upaya Optimalisasi Perkembangan Moral. Diakses dari https://www.gurusiana.id/read/irwandi/article/upaya-
optimalisasi-perkembangan-moral-510328 pada tanggal 5 Juni 2023
DAFTAR HADIR
Pembuatan
No Nama Mahasiswi Presentasi Revisi Tanda Tangan
Makalah
Maryam
1 √ √ √
[21112424]
Fakhrun Nisa
2 √ √ √
[21112428]
Ariyanti
3 √ √ √
[21112430]
Khonsa’
4 √ √ √
[21112431]