PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2
dihargai oleh orang tuanya sebagai seorang “perempuan yang baik” atau seorang “laki-laki yang
baik.”
Moralitas sistem sosial (social system morality). Pertimbangan-pertimbangan didasarkan atas
pemahaman aturan sosial, hukum-hukum, dan kewajiban.
c. Tingkat Penalaran Pascakonvensional
Tingkat ini ialah tingkat tertinggi dalam teori perkembangan moral kohlberg. Pada tingkat ini
moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar-standar orang lain.
Seseorang mengenal tindakan-tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian
memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi.
Hak-hak masyarakat dengan hak-hak individual (community rights and individual rights).
Seseorang memahami bahwa nilai-nilai dan aturan-aturan adalah bersifat relatif dan bahwa
standar dapat berbeda dari satu orang ke orang lain. Seseorang menyadari bahwa hukum penting
bagi masyarakat, tetapi juga mengetahui bahwa hukum dapat diubah. Seseorang percaya bahwa
beberapa nilai, seperti kebebasan, lebih penting dari pada hukum.
Prinsip-prinsip etis universal (universal ethical principles). Seseorang telah mengembangan
suatu standar moral yang didasarkan pada hak-hak manusia yang manusia yang universal. Bila
menghadapi konflik antara hukum dan suara hati, seseorang akan mengikuti suara hati, walaupun
keputusan itu mungkin melibatkan resiko pribadi.
3
menganggap diri mereka sebagai pribadi bermoral dan penuh perhatian, yang peduli pada hak-
hak dan kebaikan orang lain.
2.2. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
2.2.1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (ma’nawiyah), sukar dilihat atau diketahui
secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek
kehidupan. Misalnya dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan
maupun yang kuat. Orang awam dengan mudah mengatakan bahwa seseorang itu punya
kepribadian baik, kuat dan menyenangkan, sedangkan ada pula orang yang mengatakan bahwa
mempunyai kepribadian lemah, tidak baik atau buruk dan sebagainya. Sehingga dengan kata lain
pribadi atau kepribadian itu dipakai untuk menunjukkan adanya ciri-ciri khas yang ada pada
seseorang.
May berpendapat bahwa “Kepribadian adalah suatu aktualisasi dari proses hidup dalam
seorang individu yang bebas, terintegrasi dalam masyarakat dan memiliki satu perasaan cemas
dalam batin, yang berhubungan dengan religiusitas. Withington berpendapat “Kepribadian adalah
keseluruhan tingkah laku seseorang yang diintegrasikan, sebagaimana yang nampak pada orang
lain. Kepribadian ini bukan hanya yang melekat dalam diri seseorang tetapi lebih merupakan
hasil dari pada suatu pertumbuhan yang lama suatu kulturil.
5
2.2.3. Aspek-aspek Kepribadian
a. Aspek Kejasmanian
Meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan ketahuan dari luar.
Dikerjakan oleh lisan: membaca Al-Qur’an, mempelajari ilmu yang bermanfaat dan
mengerjakannya.
Dikerjakan oleh anggota tubuh lain: berbakti kepada orang tua, memenuhi kebutuhan,
menetapkan suatu berdasarkan musyawarah, memenuhi peraturan, menghormati orang lain dan
sebaginya.
b. Aspek kejiwaan
Meliputi aspek-aspek yang tidak dapat dilihat dan tidak ketahuan dari luar.Seperti : mencintai
Tuhan dan agamanya, mencintai dan memberi tanpa pamrih, ikhlas dalam beramal, sabar tidak
sombong, pemaaf, tidak mendendam, dan lain-lain.
c. Aspek kerohanian yang luhur
Meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan,
meliputi sistem nilai-nilai yang telah meresap di dalam kepribadian yang mengarah dan memberi
corak sebuah kehidupan individu.Bagi yang beragama aspek inilah yang menentukan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Yoesoef Noessyirwan (1978) menganalisis kepribadian
ke dalam empat daerah bagian atau aspek, yaitu :
Vitalitas sebagai konstanta dari semangat hidup pribadi.
Temperamen sebagai konstanta dari warna dan corak pengalaman pribadi serta cara bereaksi
dan bergerak.
Watak sebagai konstanta dan hasrat, perasaan dan kehendak pribadi mengenai nilai-nilai.
Kecerdasan, bakat, daya nalar sebagai konstanta kemampuan pribadi
2.2.5. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Otoriter dengan Perkembangan Kepribadian
Siswa
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak, karena dari merekalah
anak mula-mula menerima pendidikan.Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan
terdapat dalam kehidupan keluarga. Berdasarkan peneltiian yang dilakukan oleh Hirschi dan
Selvin (1967) sebagaimana dikutip oleh Dadang Hawari menujukkan bahwa kepribadian orang
tua sangat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.bila salah seorang atau kedua oang tua
mempunyai kelainan kepribadian orang tua mempunyai kelainan kepribadian, maka presentase
kenakalan anak akan jauh lebih tinggi daripada kalau kedua orang tua tidak mempunyai kelainan
kepribadian.
Pola tingkah laku pikiran dan sugesti ayah ibu dapat mencetak pola yang hampir sama pada
anak-anak. Tingkah laku orang tua itu mudah sekali menular kepada anak-anak, khususnya
mudah dioper oleh anak-anak puber dan adolensens yang jiwanya belum stabil dan tengah
mengalami banyak gejolak batin. Perkembangan kepribadian anak dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor yang berasal dari dalam misalnya: faktor-faktor yang berhubungan dengan
konstitusi tubuh, struktur tubuh dan keadaan fisik, koordinasi motorik, kemampuan mental dan
bakat khusus dan emosionalitas. Sedangkan faktor dari luar adalah lingkungan seperti ; rumah,
sekolah dan teman sebaya.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara
bertahap. Perkembangan moral (moral development) berkaitan dengan aturan dan konvensi
tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain.
Perkembangan moral (moral development) melibatkan perubahan seiring usia pada
pikiran, perasaan, dan perilaku berdasarkan prinsip dan nilai yang mengarahkan bagaimana
seseorang seharusnya bertindak. Perkembangan moral memiliki dimensi intrapersonal (nilai
dasar dalam diri seseorang dan makna diri) dan dimensi interpersonal (apa yang seharusnya
dilakukan orang dalam interaksinya dengan orang orang lain).
Kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku seseorang yang diintegrasikan, sebagaimana yang
nampak pada orang lain. Kepribadian ini bukan hanya yang melekat dalam diri seseorang tetapi
lebih merupakan hasil dari pada suatu pertumbuhan yang lama suatu kulturil.
Dalam proses pembentukan kepribadian seorang remaja, hal yang paling mempengaruhi
adalah sekolah. Pentingnya sekolah dalam memainkan peranan didiri siswa dapat dilihat dari
realita sekolah sebagai tempat yang harus dihadiri setiap hari.Sekolah memberi pengaruh kepada
anak secara dini seiring dengan masa perkembangan konsep diri, anak-anak menghabiskan
waktu lebih banyak di sekolah dari pada di rumah.Di samping itu sekolah memberi kesempatan
siswa untuk meraih sukses serta memberi kesempatan pertama kepada anak untuk menilai
dirinya dan kemampuannya secara realistik.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto, Hartono Agung. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Eva Yuliawati MAKALAH PERKEMBANGAN MORAL.htm
Makalah Perkembangan Kepribadian Siswa _ Perkuliahan.com.htm
Pengertian Moral dan Tahap perkembangannya _ Pengertian Pakar.htm#_
Tahap Perkembangan Moral Anak Usia Dini by Para Ahli.htm
Piaget (dalam Slavin, 2008:69) dalam Eva Yuliawati MAKALAH PERKEMBANGAN
MORAL.htm
Kohlberg (dalam Ormord, 2000:371)dalam Eva Yuliawati MAKALAH
PERKEMBANGAN MORAL.htm