“PERKEMBANGAN MORAL”
1.1Latar Belakang
Di dalam kehidupan bermasyarakat arti nilai sebuah moral sangat penting. Dalam hal
ini orang dapat dikatakan bermoral apabila dalam menjalani kehidupan sesuai dengan aturan
yang berlaku, dalam kehidupan manusia tidak bias hidup sendiri atau dengan kata lain
manusia dengan manusia yang lain melakukan interaksi. Pengalaman berinteraksi dengan
orang lain menjadi pemicu dalam memahami tentang perilaku mana yang baik dikerjakan
dan yang tiadak baik dikerjakan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima
dan melakukan peraturan, nilai- nilai atau prinsip-prinsip moral. Perkembangan moral
merupakan proses perkembangan kepribadian siswa selaku seorang anggota masyarakat
dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan ini berlangsung sejak masa bayi
hingga akhir hayat. perkembangan itu sendiri merupakan proses perubahan kualitatif yang
mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, dan bukan pada organ jasmani
tersebut, sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada kemampuan organ
psikologis. Selain itu perkembangan moral hampir dapat dipastikan merupakan
perkembangan sosial, sebab perilaku moral pada umumnya merupakan unsur fundamental
dalam bertingkah laku sosial. Seorang siswa hanya akan berperilaku sosial tertentu secara
memadahi apabila menguasai pemikiran norma perilaku moral yang diperlukan untuk
menguasai pemikiran norma perilaku moral yang diperlukan diperlukan Seperti dalam
proses perkembangan yang lannya, proses perkembangan moral selalu berkaitan dengan
proses belajar, belajar itu sendiri memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan yang belum
terpenuhi dengan kompetensi-kompetensi yang dimiliki. Konsekuensinya, kualitas hasil
perkembangan sosial sangat bergantung pada kualitas proses belajar ( khususnya belajar
sosial), baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun di lingkungan masyarakat. Jadi
proses belajar sangat menentukan kemampuan siswa dalam bersikap dan berperilaku sosial
yang selaras dengan norma moral, agama, moral tradisi, moral hukum, dan norma moral
yang berlaku dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Moral menurut Gunarsa adalah rangkaian nilai tentang berbagai macam
perilaku yang harus dipatuhi. Istilah moral sendiri berasal dari kata mores yang berarti tata
cara dalam kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan. Menurut Shaffer adalah kaidah norma dan
pranata yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan masyarakat dan
kelompok sosial. Moral ini merupakan standar baik dan buruk yang ditentukan oleh individu
dengan nilai-nilai sosial budaya di mana individu sebagai anggota sosial. Menurut Rogers
adalah aspek kepribadian yang diperlukan seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan
sosial secara harmonis, seimbang dan adil. Perilaku moral ini diperlukan demi terwujudnya
kehidupan yang damai penuh keteraturan, keharmonisan dan ketertiban. Sementara
perubahan psikis menyangkut keseluruhan karakteristik psikologis individu, seperti
perkembangan kognitif, emosi, sosial dan moral.
Menurut Kohlberg, penilaian dan perbuatan moral pada intinya bersifat rasional. Ia
membenarkan gagasan Jean Piaget yang mengatakan bahwa pada masa remaja sekitar umur
16 tahun telah mencapai tahap tertinggi dalam proses pertimbangan moral. Adanya
kesejajaran antara perkembangan kognitif dengan perkembangan moral dapat dilihat pada
masa remaja yang mencapai tahap tertinggi dari perkembangan moral, yang kemudian
ditandai dengan kemampuan remaja menerapkan prinsip keadilan universal pada penilaian
moralnya. Kolhberg (dalam Santrock, 2002:370) menekankan bahwa perkembangan moral
didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap. Perkembangan
moral (moral development) berkaitan dengan aturan dan konvensi tentang apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain.
Dalam mempelajari aturan-aturan ini para pakar perkembangan akan menguji tiga bidang
yang berbeda yaitu: Bagaimana anak-anak bernalar atau berpikir tentang aturan-aturan untuk
perilaku etis, Bagaimana anak-anak sesungguhnya berperilaku dalam keadaan bermoral,
Bagaimana anak merasakan hal-hal moral itu. Pendidikan moral adalah suatu program
pendidikan (sekolah dan luar sekolah) yang mengorganisasikan dan menyederhanakan
sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan pertimbangan psikologis untuk
tujuan pendidikan.
2.2 Tahap Perkembangan Moral
Menurut Kohlberg (dalam Ormord, 2000:371). Kohlberg mengemukakan ada tiga tingkat
perkembangan moral, yaitu tingkat prakonvensional, konvensional dan post-konvensional.
Masing-masing tingkat terdiri dari dua tahap, sehingga keseluruhan ada enam tahapan
(stadium) yang berkembang secara bertingkat dengan urutan yang tetap.
a. Tingkat Penalaran Prakonvensional
Pada penalaran prakonvensional anak tidak memperhatikan internalisasi nilai-nilai moral-
penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman eksternal. Pada tingkat ini
terdapat dua tahap.
· Tahap satu orientasi hukuman dan ketaatan (punihsment and obedience orientation): tahap
penalaran moral didasarkan atas hukuman. Anak-anak taat karena orang-orang dewasa
menuntut mereka untuk taat.
· Tahap dua individualisme dan tujuan (individualism and purpose): tahap penalaran moral
didasarkan atas imbalan (hadiah) dan kepentingan sendiri. Anak-anak taat bila mereka ingin
dan butuh untuk taat. Apa yang benar adalah apa yang dirasakan baik dan apa yang dianggap
menghasilkan hadiah.
b. Tingkat Penalaran Konvensional
Pada tingkat ini, internalisasi indivdual ialah menengah.Seseorang menaati standar-standar
(internal) tertentu, tetapi mereka tidak menaati standar-standar orang lain (eksternal), seperti
orang tua atau aturan-atuaran masyarakat.
· Norma-norma interpersonal (interpersonal norms). Seseorang menghargai kebenaran,
kepedulian, dan kesetiaan kepada orang lain sebagai landasan pertimbangan moral. Anak-
anak sering mengadopsi standar-standar moral orang tuanya pada tahap ini, sambil
mengharapkan dihargai oleh orang tuanya sebagai seorang “perempuan yang baik” atau
seorang “laki-laki yang baik.”
· Moralitas sistem sosial (social system morality). Pertimbangan-pertimbangan didasarkan
atas pemahaman aturan sosial, hukum-hukum, dan kewajiban.
c. Tingkat Penalaran Pascakonvensional
Tingkat ini ialah tingkat tertinggi dalam teori perkembangan moral kohlberg. Pada tingkat
ini moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar-standar orang
lain. Seseorang mengenal tindakan-tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan-pilihan, dan
kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi.
· Hak-hak masyarakat dengan hak-hak individual (community rights and individual rights).
Seseorang memahami bahwa nilai-nilai dan aturan-aturan adalah bersifat relatif dan bahwa
standar dapat berbeda dari satu orang ke orang lain. Seseorang menyadari bahwa hukum
penting bagi masyarakat, tetapi juga mengetahui bahwa hukum dapat diubah. Seseorang
percaya bahwa beberapa nilai, seperti kebebasan, lebih penting dari pada hukum.
· Prinsip-prinsip etis universal (universal ethical principles). Seseorang telah mengembangan
suatu standar moral yang didasarkan pada hak-hak manusia yang manusia yang universal.
Bila menghadapi konflik antara hukum dan suara hati, seseorang akan mengikuti suara hati,
walaupun keputusan itu mungkin melibatkan resiko pribadi.
menjelaskan aspek-aspek perkembangan moral pada anak di fase perkembangan anak anak
1. Fase prasekolah adalah usia anak kanak-kanak
2. Fase anak sekolah adalah usia sekolah dasar
3. Fase perkembangan remaja yakni fase
Remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting yang diawali
dengan matangnya organ-organ fisik sehingga mampu berproduksi