Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBAGAN PESERTA DIDIK

Perkembangan Moral Peserta Didik dalam Sistem Pendidikan

Dosen pengampu:
Zulfikri, S.Pd, M.Pd
Nur Fadilah Umar, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:
Nama: Annisa Putri
NIM: 230404501009
Kelas: D

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam kehidupan bermasyarakat arti nilai sebuah moral sangat penting.
Dalam hal ini orang dapat dikatakan bermoral apabila dalam menjalani kehidupan
sesuai dengan aturan yang berlaku, dalam kehidupan manusia tidak bias hidup sendiri
atau dengan kata lain manusia dengan manusia yang lain melakukan interaksi
Pengalaman berinteraksi dengan orang lain menjadi pemicu dalam memahami tentang
perilaku mana yang baik dikerjakan dan yang tiadak baik dikerjakan. Sedangkan
moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai
atau prinsip-prinsip moral. Perkembangan moral merupakan proses perkembangan
kepribadian siswa selaku seorang anggota masyarakat dalam berhubungan dengan
orang lain. Perkembangan ini berlangsung sejak masa bayi hingga akhir hayat
perkembangan itu sendiri merupakan proses perubahan kualitatif yang mengacu pada
kualital fungsi organ-organ jasmaniah, dan bukan pada organ jasmani tersebut,
sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada kemampuan organ psikologis.
Selain itu perkembangan moral hampir dapat dipastikan merupakan perkembangan
sosial, sebab perilaku moral pada umumnya merupakan unsur fundamental dalam
bertingkah laku sosial. Seorang siswa hanya akan berperilaku sosial tertentu secara
memadahi apabila menguasai pemikiran norma perilaku moral yang diperlukan untuk
menguasai pemikiran norma perilaku moral yang diperlukan diperlukan Seperti dalam
proses perkembangan yang lannya, proses perkembangan moral selalu berkaitan
dengan proses belajar, belajar itu sendiri memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan
yung belum terpenuhi dengan kompetensi-kompetensi yang dimiliki Konsekuensinya.
kuditus hasil perkembangan sosial sangat bergantung pada kualitas prisses helatar
(khususnya belum sastal), baik di impkungan sekolah kuta maupun di lingkungan
masyarakat. Jadi proses belajar sangat menentukan kemampuan siswa dalam bersikap
dan berperilaku sosial yang selaras dengan norma moral, agama, moral tradisi, moral
hukum, dan norma moral yang berlaku dalam masyarakat

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan teori perkembangan moral?
2. Apasaja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral?
3. Apa Tujuan dan Metode Pendidikan Moral?
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan teori perkembangan moral
1. Pengertian perkembangan moral
Moral, Sikap dan Nilai Moral berasal dari kata latin "mores" yang berarti tata
cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku sikap moral berarti perilaku yang sesuai
dengan kode moral kelompok sosial, yang dikembangakan oleh konsep moral
Yang dimaksud dengan konsep moral ialah peraturan perilaku yang telah menjadi
kebiasaan bagi anggota suatu budaya. Konsep moral inilah yang menentukan pola
perilaku yang diharapakan dari seluruh anggota kelompok.
Menurut piaget (Sinolungan, 1997), hakikat moralitas adalah kecenderungan
menerima dan menaati sistem peraturan. Selanjutnya, kohlberg (Gunarsa, 1985)
mengemukakan bahwa aspek moral adalah sesuatu yang tidak dibawa dari lahir,
tapi sesuatu yang berkembang dan dapat diperkembangkan/dipelajari.
Disamping perilaku moral ada juga perilaku tak bermoral yaitu perilaku yang
tidak sesuai dengan harapan sosial karena sikap tidak setuju dengan standar sosial
yang berlaku atau kurang adanya perasaan wajib menyesuaikan diri, serta perilaku
amoral atau nonmoral yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial
karena ketidakacuhan atau pelanggaran terhadap standar kelompok sosial Sikap
adalah perilaku yang berisi pendapat tentang sesuatu.
Dalam sikap positif tersirat sistem nilai yang dipercayai atau diyakini
kebenarannya. Nilai adalah suatu yang diyakini dipercaya, dan dirasakan serta
diwujudkan dalam sikap atau perilak. Biasanya, nilai bermuatan pegalaman
emosional masa lalu yang mewarnai cita-cita seseorang kelompok atau
masyarakat Moral merupakan wujud abstrak dari nilai-nilai dan tampilan secara
nyata kongkret dalam perilaku terbuka yang dapat diamati Sikap moral muncul
dalam praktek moral dengan kategori positif menerima netral atau negatif
menolak.
2. Teori – teori dalam perkembangan moral peserta didik
a. Teori Kohlberg tentang perkembangan moral
Lawrence Kohlberg menjelaskan tahapan perkembangan moral sebagai
ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan
penalaran moralnya. Teori ini berpandangan bahwa penalaran moral, yang
merupakan dasar dari perilaku etis mempunyai enam tahapan perkembangan
yang dapat teridentifikasi. Ia mengikuti perkembangan dari keputusan moral
seiring penambahan usia yang semula diteliti Piaget, logika dan moralitas
berkembang melalui tahapan-tahapan konstruktif. padangan tersebut di perluas
kembali oleh Kohlberg dengan menentukan bahwa proses perkembangan
moral pada prinsipnya berhubungan dengan keadilan dan perkembangannya
berlanjut selama kehidupan, walaupun ada dialog yang mempertanyakan
implikasi filosofis dari penelitiannya.
Lawrence Kohlberg menekankan bahwa perkembangan moral
didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap.
Konsep kunci dari teori Kohlberg ialah internalisasi, yakni perubahan
perkembangan dari perilaku yang dikendalikan secara eksternal menjadi
perilaku yang dikendalikan secara internal. Kohlberg sampai pada
pandangannya setelah 20 tahun melakukan wawancara yang unik dengan
anak-anak.
b. Teori Jean Piaget tentang perkembangan moral
Teori Piaget tentang perkembangan kognitif juga mencakup suatu teori
tentang perkembangan penalaran moral. Piaget berpendapat bahwa
perkembangan moral berlangsung dalam tahap-tahap yang dapat diprediksi,
dalam hal ini dari tipe penalaran yang sangat egosentris ke tipe penalaran
moral yang didasarkan pada sistem keadilan berdasarkan kerja sama dan
ketimbal balikan.
Piaget menamai tahap pertama perkembanagan moral sebagai
moralitas heteronom; hal itu juga disebut tahap “realisme moral” atau
“moralitas paksaan.” Heteronom berarti tunduk pada aturan yang diberlakukan
oleh orang-orang lain. Selama periode ini, anak-anak yang masih muda terus
menerus dihadapkan dengan orng tua dan orang-orang dewasa yang
memberitahukan kepada mereka apa yang harus dilakukan dan apa tidak boleh
dilakukan. Pelanggaran aturan diyakini membawa hukuman otomatis, dan
orang-orang jahat pada akhirya akan dihukum.
Piaget juga menggambarkan anak-anak pada tahap ini menilai
moralitas perilaku berdasarkan konsekuensi-konsekuensinya. Mereka menilai
perilaku sebagai sesuatu yang jahat kalau hal itu menghasilkan konsekuensi
negatif sekalipun maksud semula pelakunya adalah baik. Riset tentang unsur-
unsur teori Piaget pada umunya mendukung gagasannya, dengan satu
pengecualian utama. Piaget dirasakan telah meremhkan sejauh mana anak-ank
yang masih sangat muda mempertimbangkan maksud dalam menilai.( Robert
Slavin, 2008).
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral
Manusia adalah makhluk sosial. Sejak awal, mereka berkembang dalam
konteks sosial. Secara umum, konteks yang langsung berhubungan dengan seorang
bayi adalah keluarga. Pada gilirannya, keluarga adalah bagian dari pengaruh
perubahan yang lebih besar, yang meliputi lingkungan tempat tinggal dan
masyarakat luas (Papalia, dkk., 2009).
Menurut (Papalia, dkk., 2009), berikut Faktor – faktor perkembangan moral :
a. Keluarga
Ada dua bentuk susunan keluarga yang umum ditemukan, yaitu
nuclearfamily dan extendedfamily. Nuclearfamily atau keluarga
inti/keluarga batih dapat diartikan sebagai unit rumah tangga yang terdiri dari
satu atau dua orang tua dan anak-anak mereka, baik anak biologis, anak adopsi,
atau anak tiri. Bentuk keluarga seperti ini dominan di dalam masyarakat Barat.
Extendedfamily atau keluarga besar merupakan jaringan hubungan
multigenerasi yang terdiri dari kakek-nenek, paman-bibi, sepupu, dan saudara-
saudara yang lebih jauh hubungannya (Papalia dkk., 2009). Bentuk keluarga
seperti ini merupakan bentuk keluarga tradisional (Papalia dkk., 2009) dan
banyak ditemukan dalam masyarakat.
b. Status sosialekonomi dan lingkungan tempat tinggal

Status sosialekonomi keluarga didasarkan pada pendapatan dan pendidikan


keluarga, serta tingkat pekerjaan orang dewasa dalam rumah tangga. Sekalipun
banyak penelitian menunjukkan bahwa status sosial ekonomi mempengaruhi
proses perkembangan (seperti interaksi verbal ibu dengan anak-anaknya) dan
hasil-hasil perkembangan (seperti kesehatan dan performa kognitif), pengaruh
tersebut terhadap proses-proses ini bersifat tidak langsung. Status sosial
ekonomi yang rendah biasanya dihubungkan dengan lingkungan tempat
keluarga tinggal serta kualitas dari nutrisi, perawatan kesehatan, dan sekolah
yang tersedia untuk mereka (Papalia dkk., 2009).
c. Budaya dan ras/kelompok etnik
Budaya mengacu pada keseluruhan cara hidup dari masyarakat atau kelompok
meliputi adat, tradisi, belief (keyakinan), nilai, bahasa, dan produkproduk fisik
dari alat hingga karya seni (Papalia dkk., 2009). Semua tingkah laku tersebut
dipelajari dan diwariskan pada anggota-anggota kelompok masyarakat di
budaya tersebut.
Dalam keluarga, nilai-nilai biasanya diwariskan oleh orang tua kepada anak-
anaknya. Budaya secara konstan berubah. Perubahan ini sering terjadi karena
adanya kontak dengan budaya lain. Sebagai contoh, ketika orang Eropa sampai
ke tanah Amerika, mereka segera belajar dari orang asli Indian tentang
bagaimana caranya menanam jagung. Perkembangan komputer dan
telekomunikasi semakin makin meningkatkan kontak budaya (Papalia, dkk.,
1.26 Psikologi Perkembangan Anak  2009). Di Indonesia, kita juga dapat
melihat pengaruh budaya Tionghoa pada budaya Betawi dalam hal kosakata,
pakaian, kesenian, dan arsitektur.
d. Konteks historis
Konteks historis merupakan bagian penting dari studi perkembangan. Konteks
ini berkaitan dengan rentang waktu di mana seseorang hidup (Papalia, dkk.,
2009), dan penelitian saat ini mulai difokuskan pada pengaruh pengalaman
tertentu, yang terikat pada waktu dan tempat, terhadap perjalanan hidup
seseorang
C. Tujuan dan Metode Pendidikan Moral
1. Tujuan Pendidikan moral
Mempelajari perkembangan manusia memiliki 4 (empat) tujuan, yaitu untuk
memberikan gambaran, penjelasan, peramalan, dan intervensi (Papalia dkk.,
2009). Ketika kita mengatakan bahwa si Harin sudah dapat berjalan di usia 10
bulan, Akhtar, yang berusia 3,5 tahun sering memukul teman di kelas, Ana
belum bisa bicara hingga usia 4 tahun, berarti kita sedang memberikan
gambaran tentang perkembangan anak-anak tersebut. Selanjutnya, ketika kita
mencoba mencari tahu mengapa Harin sudah bisa berjalan di usia 10 bulan,
mengapa Akhtar sering memukul teman di kelas, atau mengapa Ana belum bisa
bicara di usianya yang ke-4, kita sedang memberikan penjelasan dari
perkembangan yang terjadi pada anak-anak itu. Dari gambaran dan penjelasan
yang didapat, kita pun dapat membuat peramalan. Misalnya, Ana diprediksi
akan memiliki masalah dalam bidang akademik nantinya. Atau Akhtar
diprediksi dapat menjadi anak yang oposisional jika perilakunya tidak segera
ditangani. Pada akhirnya, dengan mempelajari perkembangan manusia, kita
dapat mengupayakan intervensi yang tepat, sehingga anak dapat berkembang
dengan optimal. Misalnya, menganjurkan Akhtar untuk mengikuti terapi
modifikasi perilaku untuk menurunkan perilaku agresifnya atau menganjurkan
Ana untuk mengikuti terapi wicara serta pemeriksaan lebih lanjut ke psikolog.
2. Metode perkembangan moral
Berikut adalah beberapa metode pendidikan moral yang dapat diambil dari
sumber jurnal dan artikel:
a. Metode Inculcation Approach
 Metode ini bertujuan untuk menanamkan nilai moral pada anak
melalui pengajaran langsung dan penanaman nilai-nilai moral
yang dianggap benar oleh orang tua atau pendidik.
 Metode ini dilakukan melalui pengajaran nilai-nilai moral secara
langsung dan konsisten.
b. Metode Cognitive Moral Development Approach[2]
 Metode ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan anak
dalam berpikir moral dan membuat keputusan moral yang tepat.
 Metode ini dilakukan melalui pengajaran tentang prinsip-prinsip
moral dan memberikan kesempatan pada anak untuk berpikir dan
membuat keputusan moral.
c. Metode Clarification of Values Approach[3]
 Metode ini bertujuan untuk membantu anak memahami nilai-nilai
moral dan membuat keputusan moral yang tepat melalui diskusi
dan refleksi.
 Metode ini dilakukan melalui diskusi kelompok dan refleksi diri.
d. Metode Dogmatic Approach[4]
 Metode ini bertujuan untuk menyajikan nilai-nilai moral yang
harus diterima oleh anak tanpa memberikan kesempatan pada
anak untuk berpikir dan membuat keputusan moral sendiri.
 Metode ini dilakukan melalui pengajaran nilai-nilai moral secara
langsung dan konsisten.
e. Metode Storytelling
 Metode ini bertujuan untuk menanamkan nilai moral pada anak
melalui cerita atau dongeng.
 Metode ini dilakukan melalui pembacaan cerita atau dongeng
yang mengandung nilai-nilai moral.
f. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek
 Metode ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan anak
dalam berpikir kritis dan membuat keputusan moral yang tepat
melalui proyek yang berkaitan dengan nilai-nilai moral.
 Metode ini dilakukan melalui pembelajaran yang berbasis
proyek yang berkaitan dengan nilai-nilai moral.
Metode-metode tersebut dapat membantu dalam memahami pendidikan moral
dan memberikan panduan bagi pendidik dalam mengembangkan pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik anak.

Citations:
[1] https://snhrp.unipasby.ac.id/prosiding/index.php/snhrp/article/view/211/176
[2] https://id.scribd.com/doc/255078594/Pendekatan-Dalam-Pendidikan-Moral
[3] https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21413173047.pdf
[4] https://id.scribd.com/document/387884187/Berbagai-Pendekatan-Dan-
Metode-Pendidikan-Nilai-Moral
[5] https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/3271
[6] http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/11231/
BAB 3

PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan
konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya
dengan orang lain. Teori-teori yang berkaitan dengan perkembangan moral yaitu:Teori
Kognitif Piaget, dan Teori Kohlberg.

Perkembangan moral juga memiliki tujuan berupa memberikan gambaran,


penjelasan, peramalan, dan intervensi. Dan memiliki 6 metode dalam penembangan
moral yaitu: Metode Inculcation Approach, Metode Cognitive Moral Development
Approach, Metode Clarification of Values Approach, Metode Dogmatic Approach,
Metode Storytelling, dan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek
DAFTAR PUSTAKA
Suparno, S. (2020). Konsep penguatan nilai moral anak menurut Kohlberg. ZAHRA:
Research and Tought Elementary School of Islam Journal, 1(2), 58-67.

Ibda, F. (2015). Perkembangan kognitif: teori jean piaget. Intelektualita, 3(1).

Hildayani, R., Sugianto, M., Tarigan, R., & Handayani, E. (2014). Psikologi perkembangan
anak.

Maharani, L. (2014). Perkembangan moral pada anak. KONSELI: Jurnal Bimbingan Dan
Konseling (E-Journal), 1(2), 93-98.

Studi Literatur: Pendidikan Moral di Sekolah Dasar. (2023, September 21). Prosiding
Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNHRP), 1(1), 1-6.
https://snhrp.unipasby.ac.id/prosiding/index.php/snhrp/article/view/211/176

Pendekatan Dalam Pendidikan Moral. (2023, September 23). Scribd.


https://id.scribd.com/doc/255078594/Pendekatan-Dalam-Pendidikan-Moral

Sari, R. P., & Kurniawan, A. (2017). Pendidikan Moral dalam Perspektif Islam. Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 15(2), 1-14.
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21413173047.pdf

Berbagai Pendekatan dan Metode Pendidikan Nilai Moral. (n.d.). Scribd.


https://id.scribd.com/document/387884187/Berbagai-Pendekatan-Dan-Metode-Pendidikan-
Nilai-Moral

Sari, D. P., & Suryani, N. (2018). Pendidikan Moral Anak Usia Dini Melalui Metode
Storytelling. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(3), 1-10.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/3271

Kurniawan, A. (2018). Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pendidikan Moral. Jurnal


Pendidikan Agama Islam, 16(1), 1-14. http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/11231/

Anda mungkin juga menyukai