Anda di halaman 1dari 20

TEORI PERKEMBANGAN

ORAL KOHLBERG DAN PIAGE

Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

AUTHOR
JULIANA ANINGTYAS
FIFI NIRMALASARI
AFDHOLIA NURUL AINI

Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

MATERI
Pengertian
Perkemban
gan Moral
Faktor yang
Mempengaruh
i Moral

Teori
Perkembanga
n Moral
Kohlberg
Faktor yang
Menyebabkan
Merosotnya
Moral
Upaya Sekolah
untuk
Mengembangka
n Moral

Teori
Perkembangan
Moral Piaget
Masalah
Berkaitan
dengan
Perkembangan
Moral dan
Solusi

Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

PENGERTIAN
PERKEMBANGAN
Perkembangan dapat diartikan
juga sebagai suatu proses perubahan
MORAL
dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmani) maupun
psikis (rohani) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang
berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan.
Istilah moral berasal dari kata Latin mos (moris), yang berarti
adat

istiadat, kebiasaan, peraturan / nilai-nilaiatau tata cara

kehidupan.
Perkembangan moral berkaitan dengan aturan-aturan dan ketentuan
ketentuan tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh orang dalam
berinteraksi dengan orang lain.
Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

BIOGRAFI
KOHLBERG

Lawrence Kohlberg tumbuh besar di Bronxville, New York, dan


memasuki Akademi Andover di Massachussets, sekolah menengah
atas swasta yang mahal dan menuntut kemampuan akademis tinggi.
Dia tinggal Chicago sebentar untuk mengejar gelar sarjananya di
dalam psikologi yang awalnya dia ingin mengambil psikologi kimia.
Semua hasil penelitiannya itu ditulis dalam disertasi doktoralnya
(1958), rancangan pertama dari teori pentahapan psikologi yang
baru.
Kohlberg mengajar di Universitas Chicago dari tahun 1962 sampai
1968, dan di Universitas Harvard dari tahun 1968 sampai ajal
menjemputnya ditahun 1987.
Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

Perkembangan Moral
Menurut Kohlberg
Tahap Perkembangan Moral Kohlberg

1. Tingkat Moralitas Pra-Konvensional


Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilainilai moral, penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah)
dan hukuman ekternal.
Dalam tingkat Moralitas Pra-konvensional terjadi 2 tahap, yaitu:
Tahap 1: Orientasi Kepatuhan dan Hukuman.
Pada tahap ini perkembangan moral didasarkan atas hukuman,
seseorang memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari
tindakan mereka yang dirasakan sendiri.
Tahap 2: Orientasi Minat Pribadi
Pada tahap ini penalaran moral didasarkan pada imbalan dan
kepentingan diri sendiri. Anak-anak taat bila mereka ingin taat
dan bila yang paling baik untuk kepentingan terbaik adalah taat.
Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

Lanjutan.
2. Tingkat Moralitas Konvensional
Pada tingkat konvensional, seseorang terus memperhatikan
kesesuaian dengan aturan-aturan sosial yang penting, tetapi
bukan karena alasan kepentingan diri sendiri.
Dalam tingkat moralitas konvensional terjadi 2 tahap, yaitu:
Tahap 3: Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas
Tahap penyesuaian dengan kelompok atau orientasi untuk menjadi
anak manis. Pada tahap selanjutnya, terjadi sebuah proses
perkembangan kearah sosialitas dan moralitas kelompok.
Tahap 4: Orientasi Otoritas dan Pemeliharaan Aturan Sosial
(Moralitas Hukum dan Aturan).
Pada tahap ini, pertimbangan moral didasarkan atas pemahaman
aturan sosial, hukum-hukum, keadilan, dan kewajiban.
Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

Lanjutan ..
3. Tingkat Moralitas Pasca-Konvensional
Pada tingkat ini, moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak
didasarkan pada standar-standar orang lain.
Dalam tingkat moralitas pasca-konvensional terjadi 2 tahap, yaitu:
Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial.
Pada tahap ini, seseorang memahami bahwa nilai-nilai dan aturanaturan adalah bersifat relatif dan bahwa standar dapat berbeda
dari satu orang ke orang lain, menyadari bahwa hukum penting bagi
masyarakat, tetapi juga mengetahui bahwa hukum dapat diubah.
Tahap 6: Prinsip Etika Universal.
Pada tahap tertinggi, tindakan yang benar didefinisikan sendiri,
prinsip-prinsip etis yang dipilih dari hati nurani yang berlaku untuk
semua umat manusia, tanpa hukum dan kesepakatan sosial.. Bila
menghadapi konflik secara hukum dan suara hati, seseorang akan
mengikuti suara hati, walaupun keputusan itu mungkin melibatkan
resiko pribadi.
Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

Kelemahan Teori
Perkembangan
Moral Kohlberg
a. Kebudayaan dan Perkembangan Moral

Sistem skor Kohlberg tidak mempertimbangkan penalaran moral


tingkat tinggi pada kelompok-kelompok kebudayaan tertentu.
Penalaran moral lebih dibentuk oleh nilai-nilai dan keyakinankeyakinan suatu kebudayaan daripada yang dinyatakan oleh Kohlberg.
b. Gender dan Perspektif Keperdulian
Menurut Gilligan, Kohlberg kurang memperhatikan perspektif
kepedulian dalam perkembangan moral. Ia percaya bahwa hal ini
mungkin terjadi karena Kohlberg seorang laki-laki, karena
kebanyakan penelitiannya adalah dengan laki-laki dari pada dengan
perempuan, dan karena ia menggunakan respons laki-laki sebagai
suatu model bagi teorinya.
c. Altruisme
Altruisme ialah suatu minat yang tidak mementingkan diri sendiri
dalam menolong seseorang.
Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

BIOGRAFI
PIAGET
Piaget dilahirkan diNeuchteldi wilayahSwissyang berbahasa
Perancis.
Piaget adalah seorang anak yang terlalu cepat menjadi matang,
yang mengembangkan minatnya dalambiologidan dunia
pengetahuan alam.
Piaget memperoleh gelarPh. D dalam ilmu alamiah
dariUniversitas Neuchtel, dan juga belajar sebentar
diUniversitas Zrich.

Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

TAHAPAN PERKEMBANGAN
MORAL PIAGET
1. Tahap Heteronomous

Dalam mnentukan pilihan keputusan sebuah perilaku masih


dilandasi oleh anekaragam dan sering bertukarnya ketentuan dan
kepentingan.

(Heteronomous Morality)
. Terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun.
. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat
dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
. PemikirHeteronomousmenilai kebenaran atau kebaikan perilaku
dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan
maksud dari pelaku.
. Aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas
yang berkuasa.

Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

TAHAPAN PERKEMBANGAN
MORAL PIAGET
2. Tahap Autonomous

Seorang anak telah memiliki sikap dan perilaku moralitasnya yang


tercermin dari dirinya dan telah didasari oleh pendiriannya sendiri.

Autonomous Morality
Usia 10 tahun atau lebih.
Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum
diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan.
Dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah
masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial.
Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara sosial dan hanya
terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan
sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan.

Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

Faktor yang
Mempengaruhi
Perkembangan
Moral
Anak memperoleh nilai-nilai
moral dari lingkungannya,
terutama orang tua. Beberapa sikap orang tua yang
perlu diperhatikan sehubungan dengan perkembangan
moral anak sebagai berikut:
Konsisten dalam mendidik anak
Sikap orang tua dalam keluarga
Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut
Sikap konsisten orang tua dalam menerapkan norma
Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

Faktor yang
Menyebabkan
Merosotnya Moral
1. Kurang tertanamnya jiwa agamapadatiap-tiap orang
dalammasyarakat
2. Keadaan masyarakat yang kurang stabil, baik dari segi
ekonomi,sosial, dan politik.
3. Pendidikan moral tidak terlaksana menurut semestinya
4. Suasana rumah tangga yang kurang baik
5. Diperkenalkannya secara populer obat-obat dan alat-alat anti
hamil
6. Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar, siaran-siaran,
kesenian-kesenian yang tidak mengindahkan dasar-dasar dan
tuntunan moral
7. Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang dngan cara
yang baik, dan yang membawa kepada pembinaan moral
Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

Masalah
Perkembangan
Moral dan Solusinya
1. Di usianya yang masih muda mereka sudah mulai
mencontoh tingkah laku para orang dewasa seperti cara
berbicara para orang dewasa.
2. Mengikuti apa yang menjadi budaya di luar negeri dan
meninggalkan budaya di Indonesia.
3. Menirukan apa pun yang dilakukan idolanya bahkan
menjadikannya trenscenter.

Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

Solusi
1. Jelaskan mengapa beberapa perilaku tidak dapat diterima.
2. Doronglah sikap selalu prespektif terhadap orang lain, seperti
empati dan perilaku prososial.
3. Perlihatkan kepada siswa berbagai contoh perilaku moral
4. Libatkan para siswa dalam diskusi-diskusi mengenai isu-isu
moral yang berhubungan dengan materi pokok akademis
5. Ajaklah siswa untuk terlibat aktif dalam pelayanan
masyarakat.
6. Menciptakan Komunikasi
Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

Lanjutan
7. Mendorong perilaku dan perkembangan moral di dalam
kelas,
8. Mencontohkan, menjadi model perilaku yang diinginkan
oleh anak.
9. Latihan dan Pembiasaan, Sikap orang tua terhadap anak
dapat dijadikan latihan dan pembiasaan bagi anak
10. Kesempatan melakukan interaksi dengan anggota kelompok
sosial.

Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

Upaya Sekolah dalam


Rangka
Mengembangkannya

Upaya sekolah dalam memfasilitasi tugas-tugas perkembangan


siswa akan berjalan baik apabila di sekolah tersebut telah
tercipta iklim atau atmosfir yang sehat atau efektif, baik
menyangkut aspek menejemennya maupun profesionalisme para
personelnya.

Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

1. Sulistiyani 117
Sampai sejauh mana kuta menjelaskan kepada anak
tentangperilakuyang tidak dapat
2. Boni 105
Solusi yang dilakukan
3.
4. Alya 118
faktor merosotnya moral, nomor 1. solusi ortu/guru untuk nmr
1!
5. Fajar 90
perkem Kohlberg, hukum eksternal itu apa?
6. Ganjar 115
apakah fullday bisa memperbaiki moral anak yg merosot?
7.

Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

Pendidikan Terintegrasi
Terintegrasi-Universitas
-Universitas PGRI
PGRI Yogyakarta
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai