Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KESADARAN MORAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Etika Profesi

Dosen Pengampu ; Drs. Amat Rosyidin, SH.M.Si

Disusun Oleh:

Nur Naili Ilmiatul Mila (342119010)

Muhammad Abdurrozi (342119015)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KI AGENG PEKALONGAN

(STAIKAP)

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam kehidupan bermasyarakat arti nilai moral sangat penting. Dalam hal
ini orang dapat dikatakan bermoral apabila dalam menjalani kehidupan sesuai dengan
aturan yang berlaku. Moral atau yang dalam kata lain bisa disebut sebagai etika, akhlak
atau susila (hati nurani) adalah sebuah istilah untuk menyebut seseorang dalam sebuah
tindakan yang memiliki nilai positif. Dimana moral ini dimiliki oleh setiap manusia
yang sudah dibawanya sejak lahir.
Kesadaran moral bisa dikatakan kesadaran seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan yang dinilai baik dan meninggakan seatu berbuatan yang dinilai buruk. Oleh
karena itu, kewajiban moral mengikat batin seseorang sehingga ia bersifat mutlak
sesuai proses berkembangan moralitas manusia. Sedemikian pentingnya sebuah moral
bagi seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat. Tanpa moral seseorang akan menjadi
bringas dan berimbas keburukan pada dirinya sendiri.
Oleh karena itu menjadi penting untuk mengetahui tahap-tahap dalam proses
perkembangan moral, tidak saja dalam rangka menumbuhkembangkan moral
sebagaimana tujuan pendidikan secara umum, tetapi juga untuk mengukur efektifitas
pendidikan moral di sekolah-sekolah, sekaligus untuk membuat program-program
pendidikan moral yang tepat dan fungsional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi perkembangan moralitas manusia?
2. Bagaimana proses perkembangan moralitas manusia?
C. Tujuan
1. Untuk menganalisis definisi perkembangan moralitas manusia
2. Untuk mengetahui proses perkembangan moralitas manusia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Perkembangan Moralitas Manusia


Istilah moral senantiasa mengacu kepada baik buruknya perbuatan manusia,
bukan melihat dari profesinya. Moral menyangkut bidang kehidupan manusia dilihat
dari baik buruknya perbuatan. Norma moral dijadikan sebagai tolak ukur untuk
menetapkan betul salahnya sikap dan tindakan manusia, baik buruknya sebagaii
manusia bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas.1 Moral pada dasarnya
merupakan rangkaian nilai tentang berbagai perilaku yang harus dipatuhi. Moral
merupakan kaidah norma dan pranata yang mangatur perilaku individu dalam
hubungannya dengan kelompok social dan masyarakat.
Moral berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk membedakan antara
perbuatan yang benar dan yang salah. Dengan demikian moral juga mendasari dan
mengendalikan seseorang dalam bersikap dan bertingkah laku (Fatimah, 2008:120).
Sedangkan moralitas artinya keadaan nilai-nilai moral dalam hubungan dengan
kelompok social. Kata moral berasal dari bahasa latin, mores yang berarti tata cara
dalam kehidupan, adat istiadat, dan kebiasaan (Gunarsa, 2012:37). Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa moral adalah hal-hal yang berkenaan dengan
kesusilaan.
Menurut Hurlock (1978:75) perilaku yang disebut moralitas sesungguhnya
tidak saja sesuai dengan standar social melainkan juga dilaksanakan dengan secara
sukarela. Perilaku moral adalah hal-hal yang mencerminkan perilaku, nilai dan standar
ideal dalam masyarakat. Perkembangan moral mencakup perkembangan pikiran,
perasaan, dan perilaku menururt aturan dan kebiasaan mengenai hal-hal yang
seharusnya dilakukan seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain. (Santrock,
2012:282)
Perilaku moral adalah hal-hal yang mencerminkan perilaku, nilai dan standar
ideal dalam masyarakat. Individu telah memahami nilai terpenting dalam masyarakat
dan secara sukarela mematuhinya sebagai aturan tentang baik dan buruk. Jadi

1
Zahrudin, Pengantar Study Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004) hlm.46
perkembangan moral yang berkaitan dengan aturan moral yaitu mengenai perilaku yang
sesuai dengan moral kelompok social dan perilaku yang sesuai dengan harapan social.
Menurut Santrock perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan
dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia
dalam interaksinya dengan orang lain. Perkembangan moral adalah perubahan-
perubahan perilaku yang terjadi dalam kehidupan anak berkenaan dengan tatacara,
kebiasaan, adat, atau standar nilai yang berlaku dalam kelompok social. Santrock juga
menjelaskan bahwa perkembangan moral di dalamnya menyangkut perkembangan
proses dalam berfikir, merasa serta berperilaku yang sesuai dengan peraturan (Santrock,
2008:316)
B. Proses Perkembangan Moralitas Manusia
1. Tahap Perkembangan Moral Menurut Kohlberg
Konsep dari proses perkembangan moral Kohlberg ini merupakan
perubahan perkembangan dari perilaku yang dikendalikan secara eksternal
menjadi perilaku yang dikendalikan secara internal. Kohlberg (1995)
menggambarkan tiga tingkatan penalaran tentang moral dan setiap tingkatnya
memiliki dua tahapan, yaitu:
a. Proses Penalaran Prakonvensional adalah tingkat terendah dari penalaran
moral menurut Kohlberg. Pada tahap ini baik dan buruk diinterpretasikan
melalui reward (imbalan) dan hukuman eksternal. Pada proses ini memiliki
2 tahap, diantaranya:
1) Tahap 1, Moralitas Heteronom.
Pada tahap ini, penalaran moral terkait dengan atau hukuman.
Sebagai contoh seseorang berfikir bahwa mereka harus patuh karena
mereka takut hukuman terhadap perilaku pelanggar.
2) Tahap 2, Individualisme, Tujuan Instrumental, dan Pertukaran.
Pada tahap ini, penalaran individu yang memikirkan kepentingan
diri sendiri, dimana menurut mereka apa yang benar adalah sesuatu
yang melibatkan pertukaran yang setara. Mereka berpikir apabila
mereka baik terhadap oaring lain maka orang lain akan baik
terhadap mereka.
b. Proses Penalaran konvensional, yaitu tingkat kedua atau menengah dalam
teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkatan ini, individu
memberlakukan standar tertentu, tetapi standar ini ditetapkan oleh orang
lain, misalnya orang tua atau pemerintah. Pada proses ini memiliki 2 tahap,
diantaranya:
1) Tahap 3, Ekspektasi Interpersonal Mutual, Hubungan Dengan
Orang Lain, Dan Konformitas Interpersonal.
Pada tahap ini individu menghargai kepercayaan, perhatian, dan
kesetiaan terhadap orang lain sebagai dasar daripenialaian moral.
Anak dan remaja seringkali mengadopsi standar moral orang tua.
Pada tahap ini agar dianggap sebagai anak yang baik.
2) Tahap 4, Moralitas Sistem Social.
Pada tahap ini, penilaian moral didasari oleh pemahaman tentang
keteraturan di masyarakat hukum, keadilan, dan kewajiban.
c. Proses Penalaran Pasca konvensional, adalah tingkatan tertinggi dalam
perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkatan ini, individu menyadari
adanya jalur moral alternatif, mengeksplorasi pilihan ini, lalu memutaskan
berdasarkan kode moral personal. Pada proses ini memiliki 2 tahap,
diantaranya:
1) Tahap 5, Kotrak atau Utilitas dan Hak Individu.
Pada tahap ini, individu menalar bahwa nilai, hak dan prinsip lebih
utama atau lebih luas daripada hukum. Seseorang mengevaluasi
validitas hukum yang ada, dan sistem sosial dapat diuji berdasarkan
sejauh mana hal ini menjamin dan melindungi hak asasi dan nilai
dasar manusia.
2) Tahap 6, Prinsip Etis Universal.
Pada tahap ini, seseorang telah mengembangkan standar moral
berdasarkan hak asasi manusia universal. Ketika dihadapkan
dengan pertentangan antara hokum dan hati nurani, seseorang yang
nalar atau memiliki moral tahu bahwa yang harus diikuti adalah hati
nurani, meskipun keputusan itu dapat memberikan resiko.
2. Tahap Perkembangan Menurut Piaget
Teori piaget mengenai perkembangan moral melibatkan prinsip-prinsip
dan prooses-proses yang sama dengan pertumbuhan kognitif ysng ditemui
dalam teorinya tentang perkembangan intelektual. Piaget mempercayai bahwa
kemampuan kognitif adalah dasa dari pengembangan moralnya.
Ada 2 tahap perkembangan moral menurut piaget :
a. Tahap Heternomous ( Usia kurang dari 12 tahun )
Perkembangan moral pada tahap ini diantaranya; diberi label moralitas
kendala, aturan dipandang sebagai paksaan dari orang yang lebih
dewasa, menilai perilaku moral berdasarkan konsekuensiya, dan
hukuman dipandang sebagai konsekuensinotomatis dari pelanggaran.
b. Tahap Autonomus ( Usia lebih dari 12 tahun )
Perkembangan moral pada tahap ini diantaranya; diberi lael moralitas
kerjasama, aturan dipandang sebagai hasi kesepakatan bersama, menilai
perilaku moral berdasarkan niat pelakunya, dan hukuman dipandang
sebagai sesuatu hal yang tidak serta merta namun dipengaruhi oleh niat
pelakunya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan moral merupakan pikiran, perasaan dan prilaku yang dikaitkan
dengan standar benar atau salah. Sesuatu yang menyagkut kebiasaan atau aturan yang
harus dipatuhi oleh seseorang dalam interaki dengan orang lain.
Proses perkembangan moralitas manusia terdapat 2 teori yaitu menurut
Kohlberg dan Piaget. Menurut Kohlberg perkembangan moral terdiri dari penalaran
prakonvensional, konvensional, dan pasca konvensional. Sedangkan menurut Piaget
perkembangan moral terdiri dari tahap heteronomous (usia kurang dari 12 tahun) dan
antonomous (usia lebih dari 12 tahun).
DAFTAR PUSTAKA

Kohlberg, Lawrence. 1995. Tahap-tahap Perkembangan Moral. Diterjemahkan oleh


John de Santo dan Agus Cremers. Yogyakarta: Kanisius.

Gunarsa. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Libri.

Fatimah, Enung. 2008. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).


Bandung: CV Pustaka Setia.

Cahyono, C.H dan Suparyo, W. 1985. Tahap-tahap Perkembangan Moral. Malang:


IKIP Malang.

Anda mungkin juga menyukai