Anda di halaman 1dari 7

Etika dan Moral

1 Pengertian Etika dan Moral.


Pengertian Etika adalah :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (ahlak)
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan ahlak
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.

Pengertian Moralitas :
Moralitas atau moral adalah sistm nilai yang terkandung dalam petuah,
perintah, atau aturan, yang diwariskan melalui agama dan kebudayaan tentang
kualitas perbuatan yang baik dan buruk.

2. Etika sebagai Moralitas dan Ilmu Pengetahuan.


- Etika Sebagai Moralitas

Etika mempunyai banyak arti, tetapi yang penting dalam konteks pembahasan
ini adalah kebiasaan, akhlak atau watak. Dalam pengertian ini, etika berakitan dengan
kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat.
Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup
yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang
yang lain atau dari suatu generasi ke generasi berikutnya.

- Etika Sebagai Ilmu Pengetahuan

Kata Ilmu Pengetahuan merupakan terjemahan dari “science” erasal dari kata
latin “scinre”, artinya “to know”. Menurut Ensiklopedia Indonesia Ilu Pengetahuan
adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang disusun sedemikian rupa menurut
asas-asas tertentu, hingga menjadi kesatuan, suatu sistem dari berbagai pengetahuan
yang didapatkan sebagai hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti
dengan memakai metode tertentu. Etika sebagai Ilmu Pengetahuan, pemhamannya
dapat diklasifikasikan dalam tiga pendekatan: 1. Etika deskriptif, 2. Etika normatif, 3.
Mataetika.

Etika sebagai ilmu pengetahuan menuntut orang untuk berperilaku moral


secara kritis dan rasional. Etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk
bertindak secara otonom (berdasarkan kehendak sendiri) dan bukan secara heteronom
(berdasarkan kehendak orang lain). Etika bermaksud membantu manusia untuk
bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan. Kebebasan dan tanggung
jawab adalah unsur pokok dari otonomi moral yang merupakan salah satu prinsip
utama moralitas.
3. Kesadaran Moral.

Kesadaran moral merupakan kesadaran tentang suatu kenyataan yang tidak


tergantung pada siapa yang menyatakan, tetapi pada siapa yang menyatakan,
tetapi pada ada tidaknya kenyataan. Kesadaran moral timbul apabila seseorang
harus mengambil keputusan mengenai sesuatu yang menyangkut kepentingan, hak
atau kebahagiaan orang lain. Oleh karena itu, kesadaran moral bersifat rasional,
objektif, dan mutlak. Misalnya, apabila seseorang meminjam pulpen seuatu dari
orang lain, maka peminjam wajib mengembalikannya.

Kewajiban Moral Individu mempunyai unsur-unsur pokok berikut :


1. Kewajiban itu bersifat mutlak sesuai dengan hati nurani.
2. Kewajiban itu bersifat objektif, artinya berlaku untuk setiap orang yang berada
dalam satu situasi yang sama.
3. Kewajiban itu bersifat rasional, karena yang bersangkutan menyadarinya
sebagai sesuatu yang memang sudah semestinya demikian.

4. Perkembangan Moral Individu

Norma moral seseorang tumbuh, dan berkembang sesuai dengan perjalanan


usia, pengalaman, serta situasi lingkungan. Menurut Kohlberg, perkembangan moral
individu terdiri dari 3(tiga) tahap dan masing-masing tahap meliputi 2(dua) tingkatan
moralitas, yaitu (dimulai dari tingkatan terendah) :
1. Tahap Prakonvensional.
Pada Tahap ini terdapat 2 (dua) tingkat moralitas, yaitu :
a. Heteronom.
Moralitas seseorang berada pada tingkatan ini apabila suatu tindakan
dilakukan bukan atas kesadaran sendiri, tetapi akibat adanya dorongan atau
motivasi dari luar. Misalnya, melakukan tindakan mematuhi peraturan
dengan alasan untuk menghindari hukuman. Tingkat moralitas ini biasanya
berkembang pada masa anak-anak, saat seseorang anak mengetahui
tindakan benar dan salah atau baik dan buruk bukan dari dirinya sendiri
tetapi karena perintah orang lain.
b. Individulistik
Pada tingkat ini moralitas seseorang melakukan suatu tindakan yang
baik atau benar untuk mematuhi kepentingan atau kebutuhan pribadinya.
Misalnya, anak-anak melakukan tindakan baik untuk memperoleh pujian
atau imbalan.

2. Tahap Konvensional
Tingkat moralitas pada tahap ini adalah:
a. Konformitas antarpribadi
Seseorang perlu menjaga tindakannya agar sesuai dengan harapan
keluarga dan kelompok dimana ia menjadi anggota kelompok tersebut
(misalnya sekolah, klub, perkumpulan, dll) dan berusaha menunjukan
loyalitas terhadap keluarga atau kelompok tersebut. Perilaku yang
dianggap benar adalah perilaku yang sesuai dengan standar moral keluarga
dan kelompok masyarakat tersebut.
b. Konformitas dengan sistem sosial.
Moralitas seseorang ditinjau dari loyalitasnya sebagai bagian dari
sistem sosial terhadap standar moral lingkungan masyarakat yang lebih
luas. Misalnya, loyalitas bangsa dan negara.

3. Tahap Pasca Konvensional


Tingkat moralitas pada tahap ini adalah:
a. Otonom
Pada tingkat ini, mulai disadari bahwa orang-orang mempunyai
pandangan dan opini priadi yang sering bertentangan dan menekankan
cara-cara yang adil untuk mencapai konsensus. Misalnya, suatu tindakan
taat pada hukum dilakukan secara sadar demi keterlibatan umum dan
perlindungan terhadap hak semua orang, bukan sekedar untuk menghindari
hukuman.
b. Universal
Pada tingkat moralitas tertinggi ini suatu tindakan dilakukan dengan
kesadaran tinggi berdasarkan prinsip-prinsip moral yang dipilih, karena
secara logis memang komprehensif, universal, dan konsisten. Untuk
mencapai tingkatan universal dalam segala tindakan, bukanlah perkara
mudah dan tingkatan ini menjadi cita-cita penegakan etika.

5. Peran dan Manfaat Etika.

Peranan Etika
Peranan Etika adalah sebagai berikut :
1. Sebagai Moralitas, etika membimbing tingkah laku manusia agar dapat
mengelola kehidupan ini dengan lebih baik. Di samping itu, etika juga
memberikan ukuran terhadap tindakan manusia didalam tata kehidupan
sehari-hari, baik antarpribadi, antarkelompok, maupun antarprofesi. Etika
membantu mengatasi konflik-konflik dan mencegah meluasnya tindakan-
tindakan immoral.
2. Sebagai Ilmu Pengetahuan, etika memberikan pemenuhan terhadap
keingintahuan manusia dan menuntut manusia untuk dapat berperilaku
moral secara kritis dan rasional.

Manfaat Etika
Manfaat etika adalah sebagai berikut :
1. Dapat mendorong dan mengajak orang untuk bersikap kritis dan rasional
dalam mengambil keputusan berdasarkan pendapatnya sendiri, yang dapat
dipertanggungjawabkannya (otonom).
2. Dapat mengarahkan masyarakat untuk berkembang menjadi masyarakat
yang tertib, teratur, damai, dan sejahtera dengan menaati norma-norma
yang berlaku demi mencapai ketertiban dan kesejahteraan sosial. Hal ini
disebut justitia legalis atau justitia generalis, yaitu keadilan yang menuntut
ketaatan setiap orang terhadap semua kaidah hukum dan kaidah sosial
lainnya demi ketertiban dan kesejahteraan masyarakat.
 Etika Normatif

Etika normatif adalah etika yang berusaha untuk menetapkan berbagai sikap
dan pola perilaku yang bersifat ideal dan sepatutnya dimiliki manusia.

 Teori Deontologi ( Etika Kewajiban )

Secara Etimologi, Deontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “deon” yang
berarti diharuskan, yang wajib, sesuai dengan prosedur ( Magnis, 1975 : 79 – 80 ;
Pratley , 1997 : 173 ). Teori Deontologi adalah teori yang menilai suatu tindakan
itu baik atau buruk berdasarkan aturan – aturan, prosedur, atau kewajiban. Jadi
menurut teori deontologi, tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu
dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan.
Misalnya : suatu perusahaan menawarkan barang dan jasa dengan mutu yang
sebanding dengan harganya.

 Teori Teleologi ( Etika Tujuan atau Manfaat )

Secara etimologi, teleology berasal dari bahasa Yunani yaitu “telos” yang berarti
tujuan, sasaran, hasil, akibat (Magnis, 1975:79-80 ; Pratley , 1997:173). Teori
Teleologi adalah teori yang menilai suatu tindakan itu baik atau buruk dari sudut
tujuan, hasil, sasaran yang dapat dicapai. Jadi suatu tindakan akan dibenarkan apabila
berdasarkan atau mengarah pada tujuan, hasil,sasaran atau akibat yang hendak
dicapai. Misalnya : perusahaan kayu jati membuat produk seperti kursi , meja , dan
lain – lain yang nantinya akan dijual kepada konsumen.

2.2 Hakikat Bisnis

Bisnis pada hakikatnya adalah organisasi yang bekerja di tengah – tengah


masyarakat atau merupakan sebuah komunitas yang berada di komunitas lain.

Macam – macam sudut pandang mengenai bisnis :

 Sudut Pandang Ekonomi

 Bisnis yang baik ialah bisnis yang dapat memberikan keuntungan bagi pihak
yang terlibat.

 Sudut Pandang Moral

Bisnis yang baik haruslah sesuai dengan norma – norma moral.

 Sudut Pandang Hukum

Bisnis yang baik haruslah patuh dengan peraturan atau hukum yang berlaku.
 Karakteristik Profesi Bisnis

Baru belakangan ini bisnis dianggap sebagai sebuah profesi. Profesi


dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan untuk nafkah hidup dengan
menggunakan keahlian dan keterampilan dengan melibatkan komitmen pribadi dalam
melakukan pekerjaan tersebut (Satyanugraha, 2003:10). Bisnis modern mensyaratkan
dan menuntut para pelaku bisnis untuk menjadi orang yang profesional. Orang yang
profesional umumnya adalah orang yang dapat dipercaya oleh masyarakat untuk
melakukan pekerjaan yang menjadi profesinya.

Profesionalisme menjadi keharusan dalam bisnis. Hanya saja sikap profesional


dalam bisnis terbatas pada kemampuan teknis menyangkut keahlian dan keterampilan
yang terkait dengan bisnis: manajemen, produksi, pemasaran, keuangan, personalia,
dan seterusnya (Keraf, 1998:46)

Menurut Keraf (dalam Rindjin, 2004:63) suatu profesi yang diperlukan dan
dihargai mempunyai karakteristik,yakni:

 Seseorang memiliki pengetahuan, keahlian, dan keterampilan khusus yang ia


peroleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang membentuk
profesinya, yang membedakannya dengan orang lain. Barang atau jasa yang
bermutu dan dengan harga yang kompetitif hanya dapat dihasilkan oleh
profesionalisme.

 Terdapat kaedah dan standar moral. Pada setiap profesi selalu ada peraturan
yang menentukan bagaimana profesi itu dijalankan. Peraturan yang biasa
disebut kode etik ini sekaligus menunjukkan tanggungjawab profesional dalam
melakukan pekerjaan, seperti kode etik dokter, wartawan, pengacara, akuntan,
dsb. Untuk menjaga kemurnian dan ketepatan pelaksanaan kode etik ini,
dibentuklah organisasi profesi. Organisasi profesi ini berkewajiban menjaga
nama baik organisasi, melakukan seleksi anggota baru dan bila perlu
memberikan sanksi kepada anggota yang melanggar kode etik profesi.

 Seseorang perlu memiliki ijin khusus atau lisensi untuk bisa menjalankan
suatu profesi. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi profesi tersebut dari
orang-orang yang tidak profesional.

 Memberikan pelayanan pada masyarakat. Keuntungan harus dibayar sebagai


akibat logis dari pelayanan kepada masyarakat, bahkan keikutsertaan dalam
mensejahterakan masyarakat, adalah citra perusahaan yang baik.

 Pergeseran Paradigma dari Pendekatan Stockholder ke


Pendekatan Stakeholder

 Stockholder : shareholder atau stockholder secara umum berarti pemegang


saham dalam sebuah perusahaan, entah yang minoritas atau mayoritas,
biasanya berada di luar perusahaan.
 Stakeholders : adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun luar
perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan perusahaan.
Stakeholders bisa berarti pula setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya
pada perusahaan.
Shareholders atau stockholdersparadigm merupakan sebuah paradigma dimana
Chief Executive Officer (CEO) berorientasi pada kepentingan pemegang saham. Pihak
manajemen sebagai pemegang mandat (agency) berusaha memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya untuk menyenangkan dan meningkatkan kemakmuran pemegang
saham (principal). Seakan-akan pemegang saham merupakan pihak yang paling
berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan. Paradigma shareholders kemudian
mengalami pergeseran, karena pada kenyataannya manajemen dihadapkan pada
banyak kepentingan yang pengaruhnya perlu diperhitungkan dengan seksama. Maka
terjadilah pergeseran dari yang awalnya pendekatan stockholder ke arah pendekatan
stakeholders yang memetakan hubungan-hubungan yang terjalin dalam kegiatan
bisnis pada umumnya. Pendekatan ini berusaha memberikan kesadaran bahwa bisnis
harus dijalankan sedemikian rupa agar hak dan kepentingan semua pihak terkait yang
berkepentingan dengan suatu kegiatan bisnis dijamin, diperhatikan, dan dihargai.
 Tanggung jawab moral dan sosial bisnis
 Tanggung Jawab Moral : salah satu konsep penting yang sejak dahulu menjadi
perhatuian serius filsuf-filsuf moral.
Syarat –Syarat Tanggung Jawab Moral
 Kemampuan
 Pengetahuan dan Kesadaran
 Pilihan dan Kehendak yang Bebas
 Tanggung Jawab Sosial : Suatu pengakuan dari perusahaan bahwa keputusan
bisnis dapat mempengaruhi masyarakat (komunitas dan lingkungannya) dan
secara luas meliputi tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan,
karyawan dan Kreditur
 Kode Etik Profesi
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma
sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang termasuk dalam kategori
norma hukum yang didasari kesusilaan.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Tujuan kode etik agar
profesionalisme memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa atau
nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Dalam menjalankan profesi, seseorang perlu memiliki dasar-dasar yang perlu
diperhatikan, diantaranya:
 Prinsip Tanggung Jawab. Seorang yang memiliki profesi harus mampu
bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan dari profesi tersebut,
khususnya bagi orang-orang di sekitarnya.
 Prinsip Keadilan. Prinsip ini menuntut agar seseorang mampu menjalankan
profesinya tanpa merugikan orang lain, khususnya orang yang berkaitan
dengan profesi tersebut.
 Prinsip Otonomi. Prinsip ini didasari dari kebutuhan seorang profesional untuk
diberikan kebebasan sepenuhnya untuk menjalankan profesinya.
 Prinsip Integritas Moral. Seorang profesional juga dituntut untuk memiliki
komitmen pribadi untuk menjaga kepentingan profesinya, dirinya, dan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai