Anda di halaman 1dari 4

MATERI ETIKA BISNIS

“Etika dan Prinsip Etis dalam Berbisnis”

(ANNISA)

1. Definisi Etika dan Bisnis


Kata etika memiliki beberapa makna, Webster’s Collegiate Dictionary yang dikutip
oleh Ronald Duska dalam buku Accounting Ethics memberi empat makna dasar dari kata
etika, yaitu:
1. Suatu disiplin terhadap apa yang baik dan buruk dan dengan tugas moral serta
kewajiban.
2. Seperangkat prinsip prinsip moral atau nilai nilai.
3. Sebuah teori atau sistem atas nilai nilai moral.
4. Prinsip atas pengaturan prilaku suatu individu atau kelompok.

Sedangkan menurut Bertens etika dapat juga didefinisikan sebagai nilai nilai dan
norma norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. Etika dalam kamus Bahasa Indonesia sendiri memiliki makna
ilmu tentang mana yang baik dan mana yang buruk dan tentang hak kewajiban moral.

Bisnis adalah serangkaian usaha yang dilakukan individu atau kelompok dengan
menawarkan barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan (laba).

Etika bisnis adalah seperangkat aturan moral yang digunakan untuk mengatur dan
menjalankan sebuah bisnis. Dengan menerapkan etika, tujuan-tujuan bisnis dapat berjalan
dengan baik dan diterima oleh pekerja, klien, termasuk juga masyarakat sekitar.

2. Etika Moral, Hukum dan Agama


A. Etika Moral
Moral mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk menurut kebenaran
umum tanpa adanya sebuah aturan yang jelas mengenai sanksi.
B. Etika Hukum
Hukum mengatur larangan dan keharusan dengan aturan sanksi yang jelas
yang dibuat oleh negara, keberadaan hukum sangatdipengaruhi oleh rasionalitas
manusia.
C. Etika Agama
Agama cakupannya sangat luas, bukan hanya sebatas ukuran baik dan buruk
menurut kebenaran hati dan pikiran bersih, bukan juga hanya perintah, larangan, dan
sanksi yang bersifat lahiriah saja, akan tetapi lebih luas dari apa yangmenjadi dasar
dari kedua kaidah tersebut yakni ada sanksi pada kehidupan setelah manusia
meninggal.
Diantara hukum, moral, dan agama ketiganya saling mengandalkan dan sama-
sama mengatur perilaku manusia. Hukum membutuhkan moral. Hukum tidak berarti
banyak kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Tanpa moralitas, hukum adalah kosong.
Kualitas hukum sebagian besar ditentukan oleh mutumoralnya. Sedangkan hukum dan
moral tanpa di landasi agama maka akan sesat.
Orang yang menganut suatu ajaran agama maka sudah pasti dia bermoral dan
taat akan hukum. Hal tersebut didasarkan pada suatu realita bahwa didalam ajaran
agama apapun tidak ada yang mengajarkan tentang bagaimana berbuat buruk atau
jahat kepada orang lain.

3. Klarifikasi Etika
1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif yaitu etika di mana objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku
manusia dalam mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku
manusia sebagaimana adanya ini tercemin pada situasi dan kondisi yang telah
membudaya di masyarakat secara turun-temurun.
2. Etika Normatif
Etika normatif yaitu sikap dan perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma
dan moralitas yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan
perkembangan dinamika serta kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi avuan
bagi masyarakat umum atau semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.
3. Etika Deontologi
Etika deontologi yaitu etika yang dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban
untuk berbuat baik terhadap orang atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya
dilihat dari akibat dan tujuan yang ditimbulakan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas,
tetapi dari sesuatu aktivitas yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap
masyarakat atau pihak lain.
4. Etika Teleologi
Etika Teleologi adalah etika yang diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para pelaku
kegiatan. Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai
adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari
kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak. Dalam
etika ini dikelompollan menjadi dua macam yaitu :
· Egoisme
Egoisme yaitu etika yang baik menurut pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin
tidak baik.
· Utilitarianisme
Utilitarianisme adalah etika yang baik bagi semua pihak, artinya semua pihak baik yang
terkait langsung maupun tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik.
5. Etika Relatifisme
Etika relatifisme adalah etika yang dipergunakan di mana mengandung perbedaan
kepentingan antara kelompok pasrial dan kelompok universal atau global. Etika ini hanya
berlaku bagi kelompok passrial, misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal,
regional dan konvensi, sifat dan lain-lain. Dengan demikian tidak berlaku bagi semua
pihak atau masyarakat yang bersifat global.

4. Prinsip Etika
1. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan. Atau mengandung arti bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang
sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang
dimilikinya.
2. Prinsip Kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan
perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun
eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan,
maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.
3. Prinsip Keadilan
Dalam penerapan prinsip ini, maka semua pihak yang ada atau terkait dengan bisnis
Anda harus memberikan kontribusi baik secara langsung ataupun tidak langsung
terhadap keberhasilan suatu bisnis. Maka dari itu semua pihak terkait harus
mempunyai akses yang positif terhadap kewajiban yang telah diterima dari
perusahaan agar tercapainya keberhasilan.
4. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri
Masyarakat atau konsumen merupakan cerminan dari bisnis kita. Apabila kita
memberikan kontribusi yang positif maka dampaknya terhadap bisnis kita pun akan
positif. Maka dari itu, berikanlah hormat terhadap diri sendiri dengan melakukan
segala sesuatu dengan hal-hal yang positif.

Anda mungkin juga menyukai