Anda di halaman 1dari 13

Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relatif.

Masalah yang timbul

dalam praktiknya adalah selft-centered (egois), fokus pada diri manusia individu

mengabaikan interaksi dengan pihak luar sistem dan pembuat keputusan tidak

berfikir panjang, semua tergantung kreterianya sendiri. Dalam teori relatif ini

jelaskan jika pandangan dan pendapat seseorang bersifat sangat subjektif, artinya

jika si A berfikir ini yang terbaik belum tentu si B memiliki pandangan yang

sama, dan begitu seterusnya. Ini dikarenakan pandangan dan pemikiran setiap

orang bisa berbeda-beda.

1. Etika dan Agama

Agama sebagai dasar pijakan bagi setiap umat dalam menjalani kehidupan.

Tampa agama tidak akan memiliki landasan dalam berfikir. Ada hubungan erat

antara agama dan filsafat begitupula sebaliknya. Sering pandangan-pandangan

filsafat bersendikan pada nilai-nilai agama. Sehingga banyak filsuf jika ditilik

secara dalam mendasarkan pandangan dari nilai-nilai agama. Empat persamaan

fundamental filsafat etika semua agama, yaitu:

a. Semua agama mengakui bahwa umat manusia memiliki tujuan tertinggi

selain tujuan hidup di dunia. (Hindu menyebutnya moksa, Budha

menyebutnya nirwana, Islam menyebutnya akhirat, dan Kristen

menyebutnya surga). Semua ini mengakui adanya eksistensi non duniawi

yang menjadi tujuan akhir umat manusia.

b. Semua agama mengakui adanya Tuhan dan semua agama mengakui

adanya kekuatan tak terbatas yang mengatur alam raya ini.\

1
c. Etika bukan saja diperlakukan untuk mengatur perilaku hidup manusia di

dunia, tetapi juga sebagai salah satu syarat mutlak untuk mencapai tujuan

akhir (tujuan tertinggi) umat manusia dan ini adalah yang terpenting.

d. Semua agama mempunyai ajaran moral (etika) yang bersumber dari kitab

suci masing-masing.

Ada prinsip-prinsip etika yang bersifat universal dan bersifat mutlak yang

di jumpai di semua agama, tetapi ada juga yang bersifat spesipik/berbeda dan

hanya ada pada agama tertentu saja. Etika dan Agama disebutkan juga memiliki

konsep bahwa Tuhan adalah rujukan akhir manusia, karena Tuhan merupakan

nilai tertinggi dan universal, dan kebahagiaan manusia akan tercapai manakala

manusia mengikutsertakan Tuhan dalam kehidupannya. Teori etika religius

merupakan teori etika bersumber pada kebenaran Tuhan sebagai tolak ukur

kebenaran dari perbuatan manusia. Seseorang ingin menikmati kepuasan dunia

dengan mengikuti perintah Tuhan. Hal ini Tuhan merupakan sumber nilai,

manusia berserah diri kepada Tuhan untuk kebebasan dalam mencapai tujuan

hidupnya. Berdasar dengan teori Etika bisnis, maka adanya Etika bisnis

diharapkan semua pihak yang terlibat memiliki nilai (value), nilai yang

seharusnya ada dalam etika bisnis meliputi keadilan, transparansi, kejujuran dan

sikap profesaional yang bersumber pada keluhuran moral,. Keluhuran moral

bersumber dari aturan agama, kearifan tradisional, maupun dari nilai yang tumbuh

dalam menjalankan praktik bisnis.

2
A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian etika dan bisnis?

2. Apa pengertian etika bisnis?

3. Apa prinsip-prinsip etika bisnis?

4. Apa tujuan etika bisnis?

B. Manfaat dan Tujuan

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dari karya tulis ini adalah sebagai

berikut:

a. Menjelaskan pengertian etika dan bisnis.

b. Menjelaskan pengertian etika bisnis.

c. Menjelaskan prinsip-prinsip etika bisnis.

d. Menjelaskan tujuan etika bisnis.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjad

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertia Etika dan Bisnis

1. Pengertian Etika

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata “etika”

yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak

arti yaitu: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat,

akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat

kebiasaan.

Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah

Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara

etimologi (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa

dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K. Bertens, 2000). Untik

menganalisis arti-arti etika, dibedakan menjadi dua jenis etika (Bertens, 2000):

a. Etika sebagai Praktis

1) Nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru

tidak dipraktekkan walaupun seharusnya.

2) Apa yang dilakukan sejauhnya sesuai atau tidak sesuai dengan nilai

dan norma.

b. Etika sebagai Refleksi

1) Pemikiran moral à berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya

tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh.

4
2) Berbicara tentang etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis

sebagai objeknya.

3) Menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku.

4) Dapat dijalankan pada taraf populer manapun.

2. Pengertian Bisnis

Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada

konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis

dari bahasa Inggris “business”, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam

konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk

mengerjakan aktivitas dan pekerjaaan yang mendatangkan keuntungan. Di dalam

melakukan bisnis, kita wajib untuk memperhatikan etika agar di pandang sebagai

bisnis yang baik. Bisnis beretika adalah bisnis yang mengindahkan serangkaian

nilai-nilai luhur yang bersumber dari hati nurani, empati, dan norma. Bisnis bisa

disebut etis apabila dalam mengelola bisnisnya pengusaha selalu menggunakan

nuraninya.

Berikut ini ada beberapa pengertian bisnis menurut para ahli:

1. Allan Afuah (2004) bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang

terorganisasi untuk menghasilkan dana menjual barang ataupun jasa agar

mendapatkan keuntungan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan ada di

dalam industri.

2. T. Chwee (1990) bisnis merupakan suatu sistem yang memproduksi barang

dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat.

5
3. Grifin dan Ebert, bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang

atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

B. Pengertia Etika Bisnis

Secara sederhana yang dimaksusd dengan etika bisnis adalah cara-cara

untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan

dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini

mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum

yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan

di masyarakat. Etika bisnis juga merupakan studi yang dikhususkan mengenai

moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral

sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika

bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke

dalam sistem dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk

memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-

orang yang ada di dalam organisasi.

Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:

1. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga

mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat di

dalamnya.

2. Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat.

3. Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan

pedoman bagi pihak-pihak yang terlibat.

6
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,

antara lain adalah:

1. Pengendalian.

2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility).

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh

pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.

4. Menciptakan persaingan yang sehat.

5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”.

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan

Komisi).

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar.

8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan

golongan pengusaha ke bawah.

9. Konsekuen dan kosisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah

disepakati.

11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif

yang berupa peraturan perundang-undangan.

C. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis

Adapun prinsip-prinsip etika bisnis yaitu sebagai berikut:

1. Prinsip Otonomi

Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki

wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi

7
dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan

untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada

kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.

2. Kesatuan (Unity)

Adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep yang

memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi,

politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep

konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.

3. Kehendak Bebas (Free Will)

Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis, tetapi

kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka

lebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk

aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.

4. Kebenaran (kebijakan dan kejujuran)

Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan

dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebijakan dan kejujuran. Dalam

konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku benar

yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas

pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan.

5. Prinsip Keadilan/Keseimbangan (Equilibrium)

Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan

sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karyawan sesuai kontribusinya,

pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.

8
6. Tanggung Jawab (Responsibility)

Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia

karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. Untuk

memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu

mempertanggugjawaban tindakannya. Secara logis prinsip ini berhubungan erat

dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas

dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawaban atas semua yang

dilakukannya.

D. Tujuan Etika Bisnis

Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan

batasan-batasan para pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak

melakukan mokey business atau dirty business yang bisa merugikan banyak pihak

yang terkait dalam bisnis tersebut. Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis

mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas

dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia

bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang

kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh

karenanya membawa seta tanggungjawab etis bagi pelakunya. Etika bisnis adalah

seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan

memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks. Etika bisnis merupakan

etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang di Amerika Serikat.

Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi moral perilaku

manusia dan peraturan-peraturan yang mempunyai profesi di bidang bisnis dan

9
manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk

mermuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan ekonomi

antar manusia. Secara terperinci, Richard T.de Goerge menyebut bahwa etika

bisnis menyangkut empat kegiatan sebagai berikut:

1. Penerapan perinsip-perinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan prinsip-

prinsip etika bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai apakah suatu

keputusan atau tindakan yang diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat

dibenarkan atau tidak. Dengan demikian etika bisnis membantu para pelaku

bisnis untuk mencari cara guna mencegah tindakan yang dinilai tidak.

2. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada

dunia bisnis, tetapi juga metematika. Dalam hubungan ini, etika bisnis

mengkaji apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga dapat berlaku

pada organisasi atau perusahaan bisnis. Selanjutnya etika bisnis menyoroti

apakah perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak.

3. Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan-pandangan mengenai

bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada

umumnya dan sistem ekonomi publik pada khususnya, misalnya masalah

keadilan sosial, hak milik.

4. Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi

perusahaan multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lai-lain.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasrkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata “etika”

yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai

banyak arti yaitu: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,

kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta

etha yaitu adat kebiasaan.

2. Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada

konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.

3. Secara sederhana yang dimaksusd dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk

melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan

dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyaraka

4. Umumnya etika bisnis memiliki enam prinsip, yaitu; prinsip otonomi,

kesatuan (unity), kehendak bebas (free will), kebenaran (kebijakan dan

kejujuran), prinsip keadilan/keseimbangan (equilibrium), dan tanggung jawab

(responsibility).

5. Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan

batasan-batasan para pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak

melakukan mokey business atau dirty business yang bisa merugikan banyak

pihak yang terkait dalam bisnis tersebut.

11
B. SARAN

Untuk meningkatkan citra perusahaan dimata konsumen, etika bisnis perlu

diterapkan. Dengan menerapkan etika bisnis, perusahaan dapat menciptakan

suasana hubungan yang adil dan sehat baik di lingkungan internal perusahaan

maupun hubungan nya dengan konsumen. Dari etika bisnis inilah nilai perusahaan

terbentuk dan memperbaiki citra perusahaan sehingga mengakibatkan konsumen

bertambah. Kemudian perusahaan dapat berkembang dengan sukses.

12

Anda mungkin juga menyukai