Anda di halaman 1dari 24

ETIKA

KOMUNIKASI
Pendahuluan

• Memahami tentang etika, harus dipahami dari makna arti


kata etika itu sendiri.
• Istilah etika berasal dari bahasa Yunani Kuno Ethos, yang
dalam bentuk tunggal mempunyai arti yaitu tempat tinggal
yang biasa, padang rumput, kadang kebiasaan, adat, akhlak,
watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir.
• Dalam bentuk jamak (ta etha) mempunyai arti adat
kebiasaan. Arti dalam bentuk jamak ini pada akhirnya menjadi
latar belakang istilah etika.
Secara Etimologis

Secara etimologis, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa


dilakukan atau, ilmu tentang adat kebiasaan. Etika dipahami
sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan
tentang hak dan kewajiban moral.
ETIKA menurut Bertens

Menurut Bertens secara lebih rinci memberikan penjelasan


mengenai etika dengan rincian sebagai berikut:
• Pertama, etika merupakan nilai-nilai dan norma-norma moral
yang menjadi pegangan dalam kehidupan seseorang atau suatu
kelompok yang digunakan untuk mengatur tingkah lakunya
• Kedua, etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Kumpulan
asas atau nilai moral yang dimiliki oleh suatu masyarakat
biasanya diaplikasikan dalam bentuk kode etik. Tujuannya untuk
mempermudah masyarakat tersebut mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
• Ketiga, etika memiliki arti ilmu tentang yang baik atau buruk.
Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis
(asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk)
yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat.
Kesimpulan Definisi ETIKA

● Etika berarti akhlak, tabiat atau budi pekerti.


● Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang menitikberatkan
tentang kesusilaan.
● Etika merupakan perpaduan perilaku manusia sesuai
dengan tata kesusilaan yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
● Etika berkembang sebagai nilai-nilai kesusilaan dan
pedoman tingkah laku yang berlaku khusus pada jabatan
tertentu. Dalam hal ini, istilah yang sering dipergunakan untuk
menunjukkan pedoman tingkah laku yang berlaku pada
jabatan khusus adalah kode etik.
A. Peran ETIKA

Etika mendorong dan mengajak setiap individu untuk bersikap


kritis dan rasional dalam mengambil keputusan berdasarkan
pendapatnya sendiri yang dapat dipertanggungjawabkannya
(bersifat otonom).
Pada tataran ini tidak ada campur tangan dari individu yang
lain karena secara sadar setiap individu berusaha untuk
memutuskan berdasarkan pendapatnya sendiri.

Etika dapat mengarahkan masyarakat untuk berkembang


menjadi masyarakat yang tertib, teratur, damai dan sejahtera
dengan menaati norma-norma yang berlaku demi tercapainya
ketertiban dan kesejahteraan sosial.
B. Kesadaran ETIS (Moral)
Memang harus diakui, bagaimanapun, manusia itu pada
umumnya tahu akan adanya baik dan buruk.
Bukan selalu ia mengetahui dalam tindakannya tertentu,
bahwa ia menjalankan sesuatu yang baik dan buruk.
Kami hanya mengatakan bahwa manusia pada suatu ketika
dan pada umumnya tahu ada baik dan buruk.
Pengetahuan bahwa ada baik dan buruk itu disebut kesadaran
etis atau kesadaran moral.
Kesadaran etis (moral) ini tidak selalu ada pada manusia sama
halnya dengan kesadaran pada umumnya. Yang kami maksud
di sini tidaklah kalau manusia karena sesuatu hal, misalnya
pingsan, sakit, tidur atau kena pengaruh lain kebetulan tidak
sadar akan dirinya, jadi tidak tahu akan yang diperbuat,
melainkan adalah waktunya manusia tidak (belum) sadar akan
tindakannya, yaitu waktu ia masih kecil. Waktu manusia
dilahirkan memang mempunyai daya-daya, yang walaupun
ada, tetapi belum dapat dipergunakan, misalnya daya
mengeluarkan pikirannya dengan kata, daya mengadakan
putusan dan daya tahu yang sebenarnya. Ini semuanya
memerlukan kesadaran, memang sadar dan tahu itu sama
Pembahasan mengenai profesi, sikap profesional, dan paham
profesionalisme tidak akan lepas dari persoalan etika. Segala
bentuk pelanggaran serta penyimpangan terhadap pergaulan
dianggap sebagai tindakan yang tidak bermoral (amoral),
tidak etis, dan lebih kasar lagi dikatakan sebagai tindakan yang
tidak beradab alias biadab.
Istilah etika dan moral merupakan istilah-istilah yang bersifat
mampu dipertukarkan satu dengan yang lain. Keduanya
memiliki konotasi yang sama, yaitu sebuah pengertian
tentang salah dan benar, atau buruk dan baik. Dasar untuk
menggambarkan perilaku yang menjunjung tinggi nilai etika
dan moral.
Secara umum, etika dibagi menjadi dua, yaitu etika umum
yang berisi prinsip serta moral dasar dan etika khusus atau
etika terapan yang berlaku khusus. Etika khusus ini masih
dibagi lagi menjadi etika individual dan etika sosial. Etika
sosial dibagi menjadi:
a) Sikap terhadap sesama;
b) Etika keluarga;
c) Etika profesi;
d) Etika politik;
e) Etika lingkungan hidup;
f) Kritik idiologi.
C. Etika Bisnis
Etika bisnis, seperti halnya semua etika profesi (dan kode etik
profesi-profesi) harus dikembangkan oleh para profesional
sendiri para pebisnis sendiri.
Tujuan etika bisnis menurut Magnis suseno (1992:162) adalah
agar:
(1) orang-orang bisnis sadar tentang dimensi etis;
(2) belajar bagaimana mengadakan pertimbangan etis
dimasukkan ke dalam kebijakan perusahaan.
Richard T. De George, sebagaimana dikutip Keraf (1993: 67-
68), dikutip dari Priyatna dan Ardianto, 2009:196-197,
menguraikan secara lebih rinci empat macam kegiatan etika
bisnis, sebagai berikut:
1. Penerapan prinsip-prinsip etika umum pada kasus atau
praktik-praktik khusus dalam bisnis, pada gilirannya akan
diperoleh prinsip-prinsip etika yang khusus berlaku untuk
bidang bisnis.
Berdasarkan prinsip-prinsip bisnis itu, dapat disoroti dan
dinilai apakah suatu tindakan yang diambil dapat dibenarkan
secara moral atau tidak; apakah sesuai dengan prinsip-prinsip
etika bisnis membantu para pebisnis untuk mencari jalan
keluar bagaimana mencegah atau menghindari tindakan
dalam kasus tertentu yang dinilai tidak etis. Apa saja usul
manajemen yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Bahkan, kalau perlu, melakukan perubahan yang bisa
dijalankan, baik soal manajerial, organisasi, struktur, sosial,
maupun pendekatan dan semacamnya untuk membangun
iklim usaha dan manajemen yang lebih baik.
2. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip
etika pada bidang kegiatan bisnis. Lebih dari itu, etika bisnis
menyangkut apa yang disebutnya sebagai metaetika. Di sini,
etika bisnis hendak menyoroti, misalnya, apakah perilaku dan
tindakan yang dinilai secara etis atau tidak pada individu
dapat juga dikenakan pada organisasi atau perusahaan bisnis.
Maka, etika bisnis pun menyoroti apakah perusahaan
mempunyai hak milik atau tidak, dan apa pengertian status
hak milik itu sendiri.
3. Karena bisnis dijalankan dalam sistem ekonomi, etika bisnis
hendak menyoroti moralitas system ekonomi umumnya, serta
sistem ekonomi suatu negara khususnya. Di dalamnya
ditelaah berbagai masalah, misalnya, keadilan sosial dalam
sistem ekonomi tertentu, hak milik, dan persaingan dalam
bidang bisnis.

4. Etika bisnis juga menyangkut bidang yang biasanya sudah


meluas dan melampaui bidang etika, umpamanya, bidang
yang menyangkut ekonomi dan teori organisasi. Bidang ini,
misalnya, membahas operasi perusahaan transnasional,
konglomerat, dan kewajiban Negara maju terhadap Negara
berkembang di bidang bisnis dalam lingkup yang sangat
makro.
D. Etika Bisnis Dan Etika Kerja Sebuah Perusahaan
Etika Bisnis dan Etika Kerja bertujuan agar seorang karyawan
selain piawai, terampil, memiliki integritas profesional, juga
memiliki integritas moral. Sosok karyawan yang memiliki
kompetensi dan karakter yang mampu melahirkan etos kerja
dan kesan positif di hati individu maupun public. Karyawan
dapat bekerja dengan hati terbuka dan rasa nyaman, tidak
stress, dan tidak ketakutan. Kreativitas dan produktivitas pun
dapat terekspresikan dengan sebaik-baiknya, sehingga
efisiensi dan efektivitas kerjanya dapat maksimal.
Etika bisnis dan etika kerja merupakan bagian dari budaya
perusahaan. Budaya perusahaan adalah sistem dan nilai-nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang dalam perusahaan
yang diwujudkan dalam pola perilaku perusahaan dan sumber
daya manusia di dalamnya. Etika bisnis dan etika kerja yang
dilandasi prinsip dasar perusahaan serta nilai yang hidup di
dalamnya akan melahirkan nilai budaya yang hakiki dan
merupakan kunci sukses dari keberhasilan perusahaan dalam
berinteraksi dengan publiknya.
Sistem nilai merupakan salah satu faktor penting bagi
perusahaan sebagai dasar dalam menjalankan roda usahanya,
agar dapat menjadi kokoh dan berkembang. Sistem nilai
adalah norma-norma yang menjadi pegangan secara moral,
untuk menentukan :
a. Hal-hal yang baik dan yang buruk.
b. Hal-hal yang terpuji dan hal-hal yang tercela.
c. Hal-hal yang dihargai dan hal-hal yang tidak dihargai.
Norma-norma umumnya memiliki ciri :
a. Tidak bersifat universal.
b. Terus berubah, berkembang sesuai tuntutan zaman.
c. Bersifat moral, demikian pula sanksinya.
Etika bisnis merupakan sistem nilai dari filosofi dan prinsip
dasar perusahaan sebagai acuan untuk berhubungan dengan
lingkungan internal dan eksternal. Etika kerja merupakan
sistem nilai yang dianut secara perorangan yang termasuk
etika hubungan antar karyawan dan perusahaan.
Dalam mencapai Good Corporate Citizen :

1) Perusahaan secara konsisten menjalankan kewajibannya


sebagai institusi bisnis sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
2) Perusahaan memilih dan menjalankan bisnis dengan cara
yang sah, jujur, terbuka, bertanggung jawab dan sesuai
dengan norma moral dan sosial serta tidak merugikan
masyarakat umum.
3) Perusahaan membina dan melakukan hubungan baik
dengan berbagai pihak dalam rangka berjejaring (networking)
seperti institusi, lembaga, LSM dan Asosiasi.
4) Perusahaan peka dan peduli terhadap masalah sosial dan
ekonomi yang terjadi di lingkungan khususnya dan yang
dihadapi bangsa pada umumnya.
5) Perusahaan menjaga kelestarian lingkungan, serta
mengelola limbah sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
6) Perusahaan aktif berpartisipasi dalam berbagai
pengalaman dan pengetahuan serta bersikap terbuka.
7) Perusahaan dimanapun berada agar bermanfaat dan dapat
diterima serta didukung oleh masyarakat lingkungannya.
8) Khusus kepada pemasok usaha kecil dan menengah,
perusahaan dapat memberikan bimbingan teknis untuk
mencapai/meningkatkan kualitas barang dan jasanya.
Perusahaan melaksanakan Good Corporate Government yaitu
Fairness, Transparency, Accountability dan Responsibility
untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang lebih baik
dengan tujuan akhir meningkatkan stakeholder value.

Anda mungkin juga menyukai