Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR ETIKA, HUKUM BISNIS, ETIKET DAN MORAL

ETIKA BISNIS

1. PENGERTIAN ETIKA

Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang berarti
kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila
sesuai dengan kebiasaan masyarakat.Lambat laun pengertian ini berubah,etika adalah suatu
ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat
dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik. Etika juga merupakan penyelidikan
filosofis mengenai kewajiban-kewajiban manusia dan hal-hal yang baik dan buruk. Etika
tidak membahas keadaan manusia, melainkan membahas bagaimana seharusnya manusia itu
berlaku benar.

Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli

Velasques :Etika Bisnis menurut Velasques merupakan studi yang dikhususkan mengenai
moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.

Hill dan Jones : Mengutip dari pendapat ahli Hill dan Jones bahwa, “Etika bisnis merupakan
suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan
kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan
strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.”

Steade et al :Sedangkan menurut Steade et al, Etika bisnis adalah standar etika yang
berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.

MACAM-MACAM ETIKA
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan
buruknya prilaku manusia:
 Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk
mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
 Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar
dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

FUNGSI ETIKA
 Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas yang
membingungkan.
 Etika ingin menampilkan keterampilan intelektual yaitu keterampilan untuk
beragumentasi secara rasional dan kritis.
 Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil sikap yang wajar dalam suasana
pluralisme.
Landasan Etika
a.) Nilai
Nilai adalah keyakinan atau perilaku yang terus dimiliki seseorang dan dipilih secara
bebas mengenai kemaknaan seseorang, benda ide, atau tindakan. Nilai membentuk dasar
perilaku. Nilai terdiri dari 3 yaitu nilai personal, nilai sosial, dan nilai profesional.
b.) Moral
Moralitas (bahasa Latin) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Moralitas mengacu pada standar personal
individu mengenai apa yang benar dan apa yang salah dalam tingkah laku, karakter dan sikap.
Moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
sekelompok tertentu dalam berprilaku di masyarakat.

Prinsip-Prinsip Etika Dan Moral Bisnis.

Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari
kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya
adalah implementasi dari prinsip etika pada umumnya.
1. Prinsip Otonom
Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya
dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai
moral yang ada, namun juga melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu baik,
karena semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara masak-masak.
2. Prinsip Kejujuran.
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran merupakan
modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa kepercayaan
komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan
yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapatdipertanggung jawabkan. Keadilan
berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Dikemukana menurut
Aristoteles adalah : Keadialan Legal, Keadilan Komutataif, dan Keadilan Distributif.

4. Prinsip Integrasi Moral


Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetap menjaga
nama baiknya dan nama baik perusahaan.

Perbedaan Etika dan Moral


Moral Etika

· Prinsip dan
§ Proses berespon formal yg digunakan untuk
aturan mengenai perilaku menentukan perilaku yang benar
yang benar § Dinyatakan secara profesional dan umum
· Privat , personal § Penyelidikan atau studi mengenai prinsip dan
· Komitmen terhadap nilai nilai
dan prinsip biasanya dlm
§ Proses mempertanyakan dan mungkin merubah
kehidupan sehari-hari. moral seseorang

2. PENGERTIAN HUKUM BISNIS


Hukum bisnis adalah perangkat hukum yang mengatur suatu tatacara dan pelaksanaan suatu
urusan atau suatu kegiatan perdagangan, industri, ataupun tentang kegiatan keuangan yang
berhubungan dengan kegiatan pertukaran barang dan jasa, kegiatan produksi maupun suatu
kegiatan menempatkan uang yang dilakukan oleh para pengusaha bisnis dengan usaha dan
usaha yang lainnya, dimana enterpineur sudah mempertimbangkan suatu segala resiko yang
mungkin terjadi.
Tujuan Hukum Bisnis
 Untuk menjamin berfungsinya keamanan mekanisme pasar secara efisien dan lancar
 Untuk melindungi berbagai suatu jenis usaha, khususnya untuk jenis Usaha Kecil
Menengah (UKM)
 Untuk membantu memperbaiki suatu system keuangan dan system perbankan
 Memberikan perlindungan terhadap suatu pelaku ekonomi atau pelaku bisnis
 Untuk mewujudkan sebuah bisnis yang aman dan adil untuk semua pelaku bisnis.

Fungsi Hukum Bisnis


 Bisa untuk dijadikan suatu sumber informasi bagi semua yang menggeluti para pelaku
bisnis.
 Pelaku bisnis bisa lebih mengetahui hak dan kewajbannya saat mambangun sebuah
usaha. agar usaha atau bisnis nya tidak menyimpang dari aturan yang ada didunia
perbisnisan yang udah tertulis di perundang-undangan dan tidak ada yang dirugikan.
 Untuk pelaku bisnis agar memahami suatu hak-hak dan kewajibannya dalam suatu
kegiatan bisnis
 Agar untuk terwujud suatu watak dan prilaku kegiatan dibidang bisnis atau kegiatan
usaha yang adil, jujur, wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin suatu hukum bisnis).
3. ETIKET
Etiket adalah tata aturan pergaulan yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan
menjadi norma serta anutan dalam bertingkah laku pada anggota masyarakat tersebut.Dalam
pergaulan hidup, etiket merupakan tata cara dan tata krama yang baik dalam menggunakan
bahasa maupun dalam tingkah laku. Etiket merupakan sekumpulan peraturan-peraturan
kesopanan yang tidak tertulis, namun sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang yang
ingin mencapai sukses dalam perjuangan hidup yang penuh dengan persaingan.

Etika Dan Etiket


Persamaan antara etika dan etiket yaitu menyangkut tindakan dan prilaku manusia.
Sama-sama mengatur prilaku manusia yang bersifat normatif. Sementara perbedaan etika dan
etiket antara lain sebagai berikut.

a) Etika menyangkut cara perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang atau kelompok
tertentu. Etiket memberikan dan menunjukan cara yang tepat dalam bertindak.
Sementara itu etika memberikan norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika
menyangkut apakah suatu perbuatan bisa dilakukan antara ya dan tidak.
b) Etiket bersifat relatif. Dalam arti bahwa terjadi keragaman dalam menafsirkan prilaku
yang sesuai dengan etiket tertentu. Etika jauh lebih bersifat mutlak. Prinsip etika bisa
sangat universal dan tidak bisa tawar menawar.
c) Etiket hanya menyangkut segi lahiriah saja. Sementara etika lebih menyangkut aspek
internal manusia. Dalam hal etiket, orang bisa munafi ktetapi dalam hal prilaku etika
manusia tidak bisa bersifat kontradiktif.
4. PRO DAN KONTRA ETIKA BISNIS
Perilaku perusahaan beserta perangkat internalnya dalam interaksi dengan lingkungan sekitar
sangat menentukan kualitas keberadaan suatu perusahaan, yakni dalam norma dan etika
sosialnya. Secara sederhana, masalah etika bisnis muncul biasanya berkaitan dengan
tanggung jawab perusahaan dan loyalitas perusahaan. Berkaitan dengan tanggung jawab
sosial perusahaan, Kitson dan Campbell membedakan jenisnya menjadi tiga:
1. Perusahaan yang menolak tanggung jawab

Perusahaan yang mayoritas personelnya (dari atasan sampai karyawan) bersikap


individualistis dan menganggap apapun yang terjadi di perusahaan bukanlah ranah/ urusan
mereka. Karena mereka meyakini bahwa yang terjadi di perusahaan adalah kesalahan
individual (human error), jadi tidak seharusnya yang lain ikut campur. Mereka berasumsi
bahwa perusahaan tidak pernah salah, yang melakukanlah yang harus bertanggung jawab.
Sikap ini mencerminkan tidak adanya rasa saling memiliki perusahaan dan kebersamaan
antar karyawan dan tanggung jawab bersama. Perusahaan hanya dianggap sebatas tempat
berkumpul.

2. Perusahaan yang menerima tanggung jawab secara terbatas


Sebenarnya sama dengan yang pertama, yang membedakan adalah mereka (para personil dan
karyawan) masih bisa menerima tanggung jawab hanya dalam masalah perusahaan yang
menyangkut ekonomi, seperti naik-turunnya harga produk, kelangkaan bahan baku dan lain-
lain yang tak bersifat human error.
3. Perusahaan yang menerima tanggung jawab secara penuh
Perusahaan yang semua personelnya memiliki rasa kebersamaa dan tanggung jawab yang
tinggi, baik kesalahan individu maupun massal maka seluruh personel akan menyelesaikan
bersama. Sehingga interaksi antara perusahaan dan warga sekitar menjadi positif dan saling
mendukung dalam pertumbuhan ekonomi, seperti penyediaan lahan oleh warga setempat
untuk perusahaan dan pembuangan limbah pabrik yang terorganisir oleh perusahaan sehingga
tidak merusak lingkungan.
CONTOH KASUS

PELANGGARAN ETIKA BISNIS

“IKLAN OBAT HERBAL BINTANG TOEDJOE MASUK ANGIN”

Besar dan kuatnya persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam
memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan melanggar
peraturan yang berlaku. Keadaan tersebut didukung oleh orientasi bisnis yang tidak hanya pada
produk dan kosumen tetapi lebih menekankan pada persaingan sehingga etika bisnis tidak lagi
diperhatikan dan akhirnya telah menjadi praktek monopoli.
Salah satu kasus yang akan dibahas adalah tentang pelanggaran yang dilakukan oleh
iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin. Sebelumnya, obat herbal masuk angin sangat berguna
bagi tubuh dikala tubuh manusia sedang masuk angin. Obat masuk angin dapat bekerja secara
alami didalam tubuh manusia yang dapat mencegah dan mengobati masuk angin tanpa efek
samping bagi tubuh. Saat ini obat herbal masuk angin dikuasai oleh dua produk, yaitu Tolak
Angin dan Bintang Toedjoe Masuk Angin.
Tolak angin adalah produk dari PT. SIDOMUNCUL yang sejak lama telah memasarkan obat-
obatan herbal dan jamu. Sedangkan belum lama ini, sering terlihat iklan dari salah satu anak
perusahaan PT. KALBE FARMA, Tbk yaitu PT. BINTANG TOEDJOE yang juga meluncurkan
produk obat herbal masuk angin. Iklan produk tersebut terlihat saling menjatuhkan dan
membandingkan produknya satu sama lain.
Terlihat jelas bahwa iklan Bintang Toedjoe masuk angin menyindir produk dari Tolak Angin
dengan slogannya “Orang Bejo Lebih Untung Dari Orang Pintar”, sedangkan Tolak Angin sendiri
memiliki slogan “Orang Pintar Minum Tolak Angin” slogan ini lah yang disindir oleh produk
Bintang Toedjoe, yang dimana pada kenyataannya Tolak Angin yang lebih dahulu memasarkan
produk obat herbal masuk angin di Indonesia bahkan sampai keluar negeri. Bahkan untuk iklan
terbaru produk Bintang Toedjoe yang bertujuan memperkenalkan kemasan terbarunya pun masih
menyinggung produk Tolak angin dengan sloga “Orang bejo berinovasi, lalu orang pintar
ngapain?”
Bintang Toedjoe Masuk Angin sebagai pendatang baru cukup berani menggunakan slogan yang
secara tidak langsung menyindir produk Tolak Angin sebagai market leader, tetapi hal tersebut
berhasil menarik perhatian konsumen sehingga membuat produk tersebut terkenal.
Dalam iklan ini juga terdapat Cita Citata mengenakan pakaian yang cukup seksi (tangtop ketat
berwarna kuning dan kemeja berukuran pendek yang seluruh kancingnya dibuka dan diikatkan
hanya bagian bawahnya saja) sambil menyanyikan lagu Perawan atau Janda yang dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan iklan, Cita Citata bergoyang dengan gerakan yang “menggoda” sambil
memegang busa pencuci mobil. Selain itu, kamera juga fokus ke bagian atas tubuh Cita Citata
dimana bagian dadanya tersorot dengan jelas dengan pakaian seksinya itu.
Jika dikaitkan dengan kode etik periklanan, iklan ini menyimpang dalam aspek tatakrama dalam
isi iklan, salah satunya Pornografi dan Pornoaksi. Seperti yang terdapat dalam Tata Krama Isi
Iklan yang berbunyi “Iklan tidak boleh mengeksploitasi erotisme atau seksualitas dengan cara
apapun, dan untuk tujuan atau alasan apapun.” KPI mengingatkan berdasarkan Pasal 43 Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Pasal 58 Standar Program Siaran KPI Tahun 2012 maka ketentuan siaran
iklan harus tunduk pada Etika Pariwara Indonesia (EPI). Iklan harus menghormati dan
melestarikan nilai-nilai budaya Indonesia. Budaya Indonesia yang menjujung norma kesopanan.
Hal demikian dapat memberikan pengaruh buruk terhadap khalayak terutama anak dan remaja.

Siapa yang dirugikan dalam kasus ini :


Dalam contoh kasus seperti ini tentu saja akan ada yang dirugikan, entah dari produk yang
direndahkan atau disindir seperti Bintang Toedjo maupun Tolak Angin. Namun, bukan hanya
jamu Tolak Angin yang dirugikan, Bintang Toedjo juga bisa dirugikan karena dengan menyindir
produk pesaingnya akan membuat produk mereka terlihat buruk di mata konsumen.

Saran untuk kasus ini :


Seharusnya iklan ini tidak boleh dengan sengaja meniru iklan produk pesaing sedemikian rupa
sehingga dapat merendahkan produk pesaing, ataupun menyindir atau membingungkan khalayak,
karena dengan merendahkan dan saling menjatuhkan akan membuat produk tersebut tidak
percaya dan akan terlihat buruk dimata konsumen. Maka dari itu bersainglah secara sehat dan
kreatifitas, bukannya bersaing dengan cara menyindir dan merendahkan produk pesaing yang
dapat melanggar peraturan periklanan dunia.

Kesimpulan
Banyak diantara para konsumen yang belum menyadari akan pengaruh negatif yang di tayangkan
oleh para pengiklan lewat media yang sering mereka jumpai. Pengaruh negatif bahkan
pelanggaran dalam kode etik periklanan sangat banyak ditemukan dalam tayangan iklan di
berbagai media. Masih banyak iklan lain yang melanggar kode etik periklanan.
DAFTAR PUSTAKA

http://hidayatynurul.blogspot.co.id/2015/09/konsep-dasar-etika.html

http://www.sumberpengertian.co/pengertian-etika

http://www.sumberpengertian.co/pengertian-etika-bisnis-menurut-para-ahli-dan-contohnya

http://www.seputarilmu.com/2016/01/pengertian-tujuan-dan-fungsi-hukum_5.html

http://kinihardja.blogspot.co.id/2017/04/contoh-kasus-pelanggaran-etika-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai