Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Etika Bisnis

DOSEN :

Mansyur,S.Pd.,M.PdI

DI DUSUN OLEH :

DARYANI NOVITA (1810416708)


KELAS : A3

FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN


UNIVERSITAS PANCA BHAKTI
PONTIANAK
2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan HidayahNya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Etika Budaya Menurut Agama
Islam dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Agama (ETIKA) pada fakultas ekonomi, prodi manajemen Di Universitas Panca Bhakti
Pontianak. Selain itu, saya berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan mata kuliah
ini. Saya menyadari, makalah yang saya susun ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu jika terdapat kesalahan dalam rangkain makalah ini, penulis ucapkan mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Pontianak,1 Oktober 2021

Daryani Novita
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Etika bisnis adalah bagian dari filsafat.Secara garis besar pengertian filsafat,etika dan
etika bisnis berhubungan erat satu sama lain.
Filsafat dalam arti luas adalah suatu usaha sistematis untuk memahami pengalaman
manusia secara pribadi dan kolektif/kelompok.berbeda dengan teologi maka filsafat
menggunakan rasio untuk menafsirkan pengalman manusia dan bukan mengandalkan
pada wahyu Ilahi.

Dalam masyarakat, manusia mengadakan hubungan-hubungan antara lain


hubungan agama,keluarga,perdagangan,politik dan sebagainya.Sifat hubungan ini
sangat rumit dan coraknya berbagi ragam.Hubungan antara manusia ini sangat
peka,sebab serin dipengaruhi oleh emosi yang tidak rasional.manusia selalu berusaha
agar tercapai kerukunan dan berbahagiaan di dalam suatu masyarakat . Timbullah
peraturan baik tertulis maupun tidak tertuliskan yang kita sebut
etik,norma,kaidah,tolak ukur.

Kebanyakan orang tidak senantiasa sadar akan fungsi etika.Salah satu


sebabnya,etika menjadi bagian yang integral dari pribadi seseorang sehingga tidak
lagi dipersonalkan oleh yang bersangkutan.Artinya jarang sekali memikirkan etika
yang dimilikinya,kecuali bisa ia merasa bahwa dalam hubunganya dengan orang lain
etika tersebut mendapatkan tantangan. Pada saat tertentu kita pasti berhadapan dan
berinteraksi dengan orang yang memiliki etika yang berbeda.

Sasaran etika adalah moralitas (etika merupakan filsafat tentang


moral).Moralitas adalah istilah yang dipakai untuk mencakup praktek dan kegiatan
yang membedakan apa yang baik dan apa yang buruk.aturan-aturan yang
mengendalikan kegiatan itu dan nilai-nilai yang tersimpulkan di dalamnya yang
dipelihara atau dijadikan sasaran oleh kegiatan prakter tersebut.

B. prinsip dan tujuanya. Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Etika?
2. Apa yang dimaksud dengan Etika Bisnis?
3. Apa saja yang menjadi sasaran dan luang lingkup Etika Bisnis?
4. Apa saja prinsip-prinsip Etika Bisnis?
5. Hal-hal apa saja yang di harus di perhatikan dalam menciptakan Etika Bisnis?
6. Apa saja manfaat dalam dalam menerapkan Etika Bisnis?
7. Bagaimana dan apa saja yang menjadi kendala dalam tujuan pencapaian Etika
Bisnis di Indonesia?
8. Bagaimana peran Erika Bisnis?
9. Bagaimana peran Etika Bisnis dalam hubungan kerja?

C. Tujuan
pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memberikan wawasan yang
utuj,komprehensip dan mendalam tentang etika dalam berbisnis dengan berbagai

D. Manfaat
 Bagi pembaca
Dengan makalah ini pembaca banyak mengetahui seberapa pentingnya etika
dalam berbisnis di dalam kehidupan kita sehari-hari dan juga banyak
mengetahui nilai-nilai dasar tentang etika bisnis.
 Bagi penulis
Ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dalam penerapan teori-teori yang penulis peroleh dari
perkuliahan agama (ETIKA).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika
Etika berasal dari kata Yunani,Ethos (jamak-ta etha),berarti adat istiadat.Etika
berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik,baik pada diri seseorang maupun
pada suatu masyarakat.Etika berkaitan dengan nilai-nilai,tatacara hidup yang
baik,aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan
dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yng lain.

Etiak merupakan penelaahan standar moral,proses pemeriksaan


standar moral orang tau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut
masuk atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahkan konkrit.
Tujuan akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar moral
yang bisa rasa masuk akal untuk dianut.

Etika menurut para ahli :


a. Nietzsche, etika sebagai ilmu menghimbau orang untuk memiliki moralitas
tuan dan bukan moralitas hamba
b. Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak
secara otonom dan bukan secara heteronom. Etika bermaksud membantu
manusia untuk bertindak secara bebas dan bertanggungjawab. Kebebasan
dan tanggung jawab adalah unsur pokok dari otonomi moral yang
merupakan salah satu prinsip utama moralitas, termasuk etika binis.

B. Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar
dan salah. Studi ini berkontribusi pada standar moral sebagaimana diterapkan
dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
 Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku
pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan
tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan.
 Menurut Ronald J.Ebert dan Ricky M. Grifin (2000:80), etika bisnis
adalah istilah yang sering digunakan untuk menunjukan perilaku dari
etika seseorang manajer atau karyawan suatu organisasi.
 Menurut K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, (Yogjakarat:
PenerbitKanisius, 2000, Hal.5), Etika Bisnis adalah pemikiran refleksi
kritis tentang moralitas dalam kegiatan ekonomi dan bisnis.

C. Sasaran dan Lingkungan Etika Bisnis


 Etika bisnis bertujuan untuk menghimbau pelaku bisni agar
menjalankan bisninya secara baik dan etis.
 Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen,buruh atau
karyawan dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang
tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga.
 Etika bisnis juga berbicarakan mengenai system ekonomi yang sangat
menentukan eteis tidaknya suatu praktek bisnis.

D. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis


Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan
proses bisni tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum
dalam lingkungan tersebut. Sebenernya terdapat beberapa prinsip etika bisnis
yang dapat dijadikan pedoman bagi setiap bentuk usaha. Sonny Keraf (1998)
menjelaskan bahwa prinsip etika adalah sebagai berikut:

 Prinsip otonomi
Siikap dan kemampuan manusia untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaranya
tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
 Prinsip kejujuran
Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa
ditunjukan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa
bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas
kejujuran.pertama,jujur dalam pemenuhan syarat-syarat
perjanjian dan kontrak.kedua,kejujuran dalam
penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga
yang sebanding. Ketiga,jujur dalam hubungan kerja
intern dalam suatu perusahaan.
 Prinsip keadilan
Menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama
sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai criteria yang
rasional obyektif,sert dapat dipertanggung jawabkan.
 Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit
principle)
Menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa
sehingga menguntungkan semua pihal.
 Prinsip integritas moral
Terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri
pelaku bisnis atau perusahaan,agar perlu menjalankan
bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau
orang-orannya maupun perusahaannya.

E. Hal-hal Yang Harus Diketahui Dalam Menciptakan Etika Bisnis.


a. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hokum positif yang
menjadi peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menjamin
kepastian hokum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap
pengusaha lemah.
b. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit
(sebagai contoh) karena persyratan tidak bisa dipenuhi dan jangan
memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi”
kepada pihak yang terkait.
c. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli keadaan masyarakat,untuk hanya
dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan,melainkan
lebih kompleks lagi.
d. Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhakan kembangkan kesadaran dan
rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha
menciptakan etika bisnis.
e. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit
(sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan
memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi”
kepada pihak tersebut tekait.

F. Manfaat Menerapkan Etika Bisnis Diperusahaan


a. Perusahaan mendapatakan keprcayaan dari consume.
b. Citra perusahaan di mata kon

G. Kendala Pencapaian tujuan etika bisnis di Indonesia


Keraf (1993:81-83) menyebut beberapa kendala tersebut yaitu:
a. Standar moral para pelaku bisnis pada umumnya masih lemah. Banyak
diantara pelaku bisnis yang lebih suka menempuh jalan pintas, bahkan
menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntung dengan
mengabaikan etika bisnis, seperti memalsukan campuran, timbangan,
ukuran, menjual barang yang kadaluarwasa, dan memanipulasi laporan
keuangan.
b. Banyak perusahaan yang mengalami konflik kepentingan. Konflik
kepentingan ini muncul karena adanya ketidak sesuaian antara nilai pribadi
yang dianutnya atau peraturan yang berlaku dengan tujuan yang hendak
dicapainya, atau konflik antara nilai pribadi yang dianutnya dengan praktik
bisnis yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan lainnya, atau antara
kepentingan perusahaan dengan kepentingan masyarakat. Orang-orang
yang kurang teguh standar moralnya bisa jadi akan gagal karena mereka
mengejar tujuan dengan mengabaikan peraturan.
c. Situasi politik dan ekonomi yang belum stabil. Hal ini diperkeruh oleh
banyakanya sandiwara politik yang dimainkan oleh para elit politik, yang
disatu sisi membingungkan masyarakat luas dan di sisi lainnya memberi
kesempetan bagi pihak yang mencari dukungan elit politik guna
keberhasilan usaha bisnisnya. Situasi ekonomi yang buruk tidak jarang
menimbulkan spekulasi untuk memanfaatkan peluang guna memperoleh
keuntungan tanpa menghiraukan akibatnya.
d. Lemahnya penegakan hukum. Banyak orang yang sudah divonis bersalah
di pengadilan bisa bebas berkeliaran dan tetep memangku jabatannya di
pemerintah.
Kondisi ini mempersulit upaya untuk memotivasi pelaku bisnis
menegakkan norma-norma etika.
e. Belum ada organisasi profesi bisnis dan manajemen untuk menegakkan
kode etika bisnis dan manajemen. Organisasi seperti KADIN berserta
asosiasi perusahaan di bawahnya belum secara khusus menangani
penyusunan dan penegakkan kode etika bisnis dan manajemen.

H. Peran Etika Bisnis


Adapunetika bisnis perusahaan memilikin peran yang sangat penting,
yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing
yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai ( value-creation )
yang tinggi, dimana diperlukan satu landasan yang kokoh untuk mencapai itu
semua. Dan biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik,
sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang
handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan
konsekuen.
Menurut Richard de George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil
memerlukan 3 hal pokok yaitu :
a. Memiliki produk yang baik.
b. Memiliki managemen yang baik.
c. Memiliki etika.

I. Etika Bisnis Dalam Hubungan Kerja.


1. Perjanjian kerja.
Berdasarkan pasal 56 undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan (“UU No.13/200”), terdapat 2 (dua) jenis perjanjian kerja,
yaitu perjanjian kerja waktu tertentu dan perjanjian kerja waktu tidak tertentu.
a. Perjanjian kerja waktu tertentu
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang sering disebut dengan
karyawan kontrak, dibuat berdasarkan jangka waktu tertentu atau
berdasarkan selesainya pekerjaan tertentu.
Klausul ini untuk memenuhi syarat suatu hal tertentu sepertidalam syarat
umum sahnya perjanjian,yaitu objeknya ditentukan berdasarkan “waktu
pekerjaan” atau “ selesainya pekerjaan”. Objek tersebut menurut jenis,
sifat dan kegiatannya selesai dalam waktu tertentu dan tidak bersifat tetap.
Perjanjian berdasarkan PKWT meliputi :
1. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya.
2. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak
terlalu lama, paling lama 3 tahun.
3. Pekerjaan yang bersifat musiman.
4. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau
produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
PKWT tidak masyarakat adanya uang pesangondan uang penghargaan
masa kerja jika terjadi PHK karyawan. Semua ketentuan yang
mengatur hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan diatur
berdasarkan isi pejanjian kerja. Isi pejanjian itu bisa saja mengabaikan
ketentuan yang ada dalam UU ketenagakerjaan sepanjang perusahaan
dan karyawan menyepakatinya.
Suatu PKWT wajib dibuat secara tertulis. PKWT yang tdak
didaftarkan pada instansi ketenagakerjaan terkait di wilayahnya
masing-masing. PKWT itu menjadi tidak sah, dan secara otomatois
PKWT itu akan menjadi PKWT dimana karyawan PKWTT dimana
karyawan secara otomatis pula memperoleh hak-haknya sesuai
peraturan perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan.
Jika jangka waktu perjanjiannya habis, PKWT dapat diperpanjang dan
diperbaharui kembali. PKWT yang berdasarkan pada jangka waktu
tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 tahun, dan selanjutnya
hanya oleh diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling lama 1
tahun..
Dalam PKWT tidak dikenal adanya masa percobaan kerja. Jika dalam
PKWT disyaratkan adanya masa percobaan kerja,makamasalah
percobaan kerja itu batal demi hukum.
Sejak PKWT tersebut didaftarkan pada instansi dinas ketenagakerjaan
terkait, hukum tidak mengakui adanya masa percobaan kerja dan
karenanya sejak awal masa percobaan tersebut dianggap tidak ada.
Sebaliknya, dalam PKWTT dapat dipersyaratkan adanya masa
percobaan kerja yang lamanya tidak boleh lebih dari 3 bulan.
b. Perjanjiaan kerja waktu tidak tertentu
PKWTT merupakan perjanjian yang tidak sah ditentukan waktunya dan
bersifat tetap.
Berbeda dengan PKWT yang wajib dibuat secara tertulis dan didaftarkan
di instansi ketenagakerjaan terkait, selain tertulis PKWTT dapat dibuat
secara lisan dan tidak wajib mendapat pengesahaan dari instansi
ketenagakerjaan terkait. Jika PKWTT dibuat secara lisan, maka klausul-
klausul yang berlaku diantara mereka ( ( perusahaan dan karyawan )
adalah klausul-klausul sebagaimana yang diatur dalam UU
ketenagakerjaan sebagai “sember perikatan” mereka.
Jika PKWTT dibuat secara lisan maka perusahaan wajib membuat surat
pengangkatan kerja bagi karyawan yang bersangkutan. Surat pengangkatan
itu sekurang-kurangnya menurut keterangan :
1. Nama dan alam karyawan
2. Tanggal mulai bekerja
3. Jenis pekerjaan
4. Besarnya upah
PKWTT dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja untuk paling
lama 3 bulan. Selama masa percobaan perusahaan wajib membayar upah
pekerja dan upah tersebut tidak boleh rendah dari upah minimum yang
berlaku. Suatu PKWTT termasuk juga OKWT dapat berakhir karena :
- Pekerja meninggal dunia
- Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja
- Adanya putusan pengadilan atau putusan/penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
Munculnya keadaan tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja
yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja PKWTT tidak
berakhir karena berakhirnya perusahaan atau beralihnya hat atas
perusahaan karena penjualan. Pewarisan, atau hibah.
Dalam hal terjadi pengalihan perusahaan, misalnya hal karyawan menjadi
tanggung jawab perusahaan baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian
pengalihan diantara pengurus perusahaan yang lama dan yang baru dan
perjanjian itu tidak boleh mengurangi hak-hak karyawan. Dalam hal
perusahaan merupakan orang perorangan dan meninggal dunia, ahli waris
pengusaha tersebut dapat mengakhiri perjanjian kerja setelah
merundingkannya dengan karyawan. Dalam hal karyawan yang meninggal
dunia, ahli waris karyawan itu berhak mendapatkan hak-haknya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau yang telah diatur
dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.
2. Unsur-Unsur Dalam Perjanjian Kerja
Berdasarkan pengertian perjanjian kerja diatas, dapat ditarik beberapa unsur
dari perjanjian kerja, yakni :
a. Adanya Unsur Work atau pekerjaan
Dalam suatu perjanjian kerja harus ada perkerjaan yang diperjanjian (objek
perjanjian),perkejaan tersebut haruslah dilakukan sendiri oleh
perkeja,hanya dengan seizin majikan dapat menyuruh orang lain.hal ini
dijelaskan dalam KHUPerdata pasal 1603 a yang berbunyi:
-“buruh wajib melakukan sendiri pekerjaannya; hanya dengan seizing
majikania dapat menyuruhkan orang ketiga menggantikanya
-sifat pekerjaan yang dilakukan ole pekerja itu sangat pribadi karena
bersangkutan ketrampilan/keahliannya,maka menurut hukum jika pekrja
meninggal dunia maka perjanjian kerja tersebut putus demi hukum.
b. Adanya Unsur upah
Upah memegang peranan penting dalam hubungan kerja,bahkan dapat
dikatakan bahwa tujuan utama orang bekerja pada pengusaha adalah untuk
memperoleh upah.sehingga jika tidak unsur upah,maka suatu hubungan
tersebut bukan merupakan hubungan kerja

3. Berakhirnya perjanjian kerja


Definisi perjanjian kerja menurut pasal 1 angka 14 undang-undang nomor
13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (“UU ketenagakerjaan”) adalah
perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang
memuat syarat-syarat,hak dan kewajiban para pihak.dari definasi tersebut
dapat di simpulkan bahwa perjanjian kerja harus dipatuhi dan dilakukan
oleh para pihak yang membuatnya.namun,perjanjian kerja pun dapat
diakhiri bilamana:
a.pekerja meninggal dunia;
b.berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
c. adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lemabaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap;atau
d. adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicamtumkan dalam
perjanjian kerja,peraturan perusahaan,atau perjanjian kerja bersama yang
dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dalam bisnis dengan para pelakunya yang merupakan orang
biasa,maka diperlukan prinsip-prinsip etika bisnis dan moral yang
melandasi satiap pelaku bisnis tersebut. Adanya etika bisnis
membuktikan bahwa bagi bisnis justru tidak ada pengecualian serta
bukan pura bentuk permusuhan yang lama terhadap bisnis dan kegiatan
ekonomis
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan
nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat
keputusan dan memecahkan persoalan.kelompok pemilik kepentingan
yang memengaruhi keputusan bisnis adalah para pengusaha dan mitra
usaha,petani dan perusahaan permasok bahan baku, Organisasi
pekerja,pemerintah,bank,investor,masyarakat umum serta pelanggan.
Etika bisnis bisa harus memiliki tanggung jawab terhadap semua pihak
yang bersangkutan dengan perusahaanya seperti tanggung jawabnya
terhadap lingkungan,karyawan,investor,pelanggan,masyarakat.karena
dengan beretika bisnis yang baik selain dapat menjamin kepercayaan
dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan,juga
sangat menentukan maju/mundurnya suatu perusahaan.

B. Saran
Diharapakan untuk para mahasiswa dapat memiliki etika dan estetika
dalam berbudaya. Serta dapat memanusiakan manusia atau menghargai
harkat dan derajat orang lain.

Anda mungkin juga menyukai