Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Etika Budaya Menurut Agama Islam

DOSEN :

Mansyur,S.Pd.,M.PdI

DI SUSUN OLEH :

REDI ARDIANTO (1810416668)


KELAS : A3

FAKULTAS EKONOMI PRODIMANAJEMEN


UNIVERSITAS PANCA BHAKTI
PONTIANAK
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................1
B. Rumus Masalah ......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................1
D. Manfaat...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................3
A. Agama dan Budaya .................................................................................................3
B. Agama dan budaya Indonesia ................................................................................4
C. Hubungan Agama Dengan Budaya ........................................................................4
D. Islam Mencakup Agama dan Budaya .....................................................................5
E. Nilai-Nilai Dasar Islam Tentang Kebudayaan.......................................................6
F. Problematika Kebudayaan .....................................................................................7
BAB III PENUTUP .......................................................................................................10
A. Kesimpulan ...........................................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................11

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Etika Budaya
Menurut Agama Islam dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Agama (ETIKA) pada
fakultas ekonomi, prodi manajemen Di Universitas Panca Bhakti Pontianak. Selain
itu, saya berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan mata kuliah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya susun ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena itu jika terdapat kesalahan dalam rangkain makalah ini, penulis ucapkan
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pontianak,1 Oktober 2021

Redi ardianto

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama dan Kebudayaan adalah dua hal yang sangat berbeda.Agama selalu
dikatakan bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa, Penguasa Alam Semesta beserta
segala isinya, sedangkan kebudayaan adalah produk manusia. Penggabungan kata
agama dan kebudayaan, akan melahirkan agama kebudayaan dan kebudayaan
agama. Keduanya sangat berbeda.
Lalu bila ada pertanyaan, mana yang lebih dahulu ada kebudayaan atau
agama?Pertanyaan ini tidak dapat disamakan dengan mana terlebih dahulu ada telur
atau ayamnya.Pastinya jawabannya adalah kebudayaan.Kebudayaanlah yang lebih
dahulu ada daripada agama.Bukti-bukti mendukung pendapat ini, hingga saat ini
masih ditemukan yaitu masih ada masyarakat yang belum beragama, namun
mempunyai kebudayaan.

B. Rumus Masalah
1. Bagaimana perbedaan konsep agama dan budaya?
2. Bagaimana hubugan islam dan kebudayaan?
3. Bagaimana proses asimilasi Islam dengan masyarakat Indonesia?
4. Bagaimana proses terjadinya akulturasi antara Islam dan budaya Nusantara?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui perbedaan konsep agama dan budaya
2. Mengetahui nilai-nilai dasar islam tentang kebudayaan
3. Mengetahui proses asimilasi Islam dengan masyarakat Indonesia
4. Mengetahui proses terjadinya akulturasi antara Islam dan budaya Nusantara

D. Manfaat
 Bagi Pembaca
Dengan makalah ini pembaca banyak mengetahui seberapa pentingnya Etika
Budaya di dalam kehidupan kita sehari-hari dan juga banyak mengetahui Nilai-
nilai dasar islam tentang kebudayaan

1
 Bagi penulis
Ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dalam penerapan teori-teori yang penulis peroleh dari
perkuliahan agama (ETIKA).

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Agama dan Budaya
Budaya menurut Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem, gagasan,
tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik manusia dengan belajar.
Jadi budaya diperoleh melalui belajar. Tindakan-tindakan yang dipelajari
antara lain cara makan, minum, berpakaian, berbicara, bertani, bertukang, berrelasi
dalam masyarakat adalah budaya. Tapi kebudayaan tidak saja terdapat dalam soal
teknis tapi dalam gagasan yang terdapat dalam fikiran yang kemudian terwujud
dalam seni, tatanan masyarakat, etos kerja dan pandangan hidup.Yojachem Wach
berkata tentang pengaruh agama terhadap budaya manusia yang immaterial bahwa
mitologis hubungan kolektif tergantung pada pemikiran terhadap Tuhan.Interaksi
sosial dan keagamaan berpola kepada bagaimana mereka memikirkan Tuhan,
menghayati dan membayangkan Tuhan.
Faktor kondisi yang objektif menyebabkan terjadinya budaya agama yang
berbeda-beda walaupun agama yang mengilhaminya adalah sama. Oleh karena itu
agama Kristen yang tumbuh di Sumatera Utara di Tanah Batak dengan yang di
Maluku tidak begitu sama sebab masing-masing mempunyai cara-cara
pengungkapannya yang berbeda-beda. Ada juga nuansa yang membedakan Islam
yang tumbuh dalam masyarakat dimana pengaruh Hinduisme adalah kuatdengan
yang tidak.Demikian juga ada perbedaan antara Hinduisme di Bali dengan
Hinduisme di India, Buddhisme di Thailan dengan yang ada di Indonesia.Jadi
budaya juga mempengaruhi agama. Budaya agama tersebut akan terus tumbuh dan
berkembang sejalan dengan perkembangan kesejarahan dalam kondisi objektif dari
kehidupan penganutnya (Andito,ed,1998:282).Tapi hal pokok bagi semua agama
adalah bahwa agama berfungsi sebagai alat pengatur dan sekaligus
membudayakannya dalam arti mengungkapkan apa yang ia percaya dalam bentuk-
bentuk budaya yaitu dalam bentuk etis, seni bangunan, struktur masyarakat, adat
istiadat dan lain-lain. Jadi ada pluraisme budaya berdasarkan kriteria agama.

3
B. Agama dan budaya Indonesia
Jika kita teliti budaya Indonesia, maka tidak dapat tidak budaya itu terdiri
dari 5 lapisan. Lapisan itu diwakili oleh budaya agama pribumi, Hindu, Buddha,
Islam dan Kristen.
Dipandang dari segi budaya, semua kelompok agama di Indonesia telah
mengembangkan budaya agama untuk mensejahterakannya tanpa memandang
perbedaan agama, suku dan ras.
Disamping pengembangan budaya immaterial tersebut agama-agama juga
telah berhasil mengembangkan budaya material seperti candi-candi dan bihara-
bihara di Jawa tengah, sebagai peninggalan budaya Hindu dan Buddha. Budaya
Kristen telah mempelopori pendidikan, seni bernyanyi, sedang budaya Islam antara
lain telah mewariskan Masjid Agung Demak (1428) di Gelagah Wangi Jawa
Tengah. Masjid ini beratap tiga susun yang khas Indonesia, berbeda dengan masjid
Arab umumnya yang beratap landai.Atap tiga susun itu menyimbolkan Iman, Islam
dan Ihsan. Masjid ini tanpa kubah, benar-benar has Indonesia yang mengutamakan
keselarasan dengan alam.Masjid Al-Aqsa Menara Kudus di Banten bermenaar
dalam bentuk perpaduan antara Islam dan Hindu. Masjid Rao-rao di Batu Sangkar
merupakan perpaduan berbagai corak kesenian dengan hiasan-hiasan mendekati
gaya India sedang atapnya dibuat dengan motif rumah Minangkabau. Agaknya
setiap kelompok agama di Indonesia sudah waktunya bersama-sama membicarakan
masalah-masalah bangsa dan penanggulangannya.

C. Hubungan Agama Dengan Budaya


Para antropolog dan sejarawan umumnya menganggap bahwa agama itu
merupakan bagian dari kebudayaan (religion is a part of every known culture).
Karena memandang kebudayaan sebagai titik sentral kehidupan manusia, dan
mereka tidak membedakan antara agama / kepercayaan yang lahir dari keyakinan
masyarakat tertentu, dengan agama yang berasal dari wahyu tuhan kepada Rosul-
Nya. Sedangkan para agamawan, pada umumnya memandang agama sebagai
sumber titik sentrak kehidupan manusia, terutama yang ada kaitannya dengan
system keyakinan (credo) dan system peribadatan (ritus). Agama mempunyai
doktrin-doktrin (pokok-pokok ajaran) yang mengikat pemeluknya, diantara doktrin
tersebut ada yang bersifat dogmatis (inti keyakinan), yang tidak mungkin ditukar

4
dengan tradisi dan system kebudayaan yang berlawanan.Meskipun demikian, dalam
agama terdapat koridor yang memungkinkan adanya penyesuaian atau penyerapan
antara agama dengan tradisi dan budaya yang berlaku di suatu masyarakat. Disana
terjadi proses saling mengisi, saling mewarnai dan saling mempengaruhi.
Hubungan antara agama dan kebudayaan memang tidak selalu harmonis.
Sedikitnya ada empat kategori hubungan antara agama dengan kebudayaan, dengan
meminjam formulasi Prof. G. Van Der Leeuw sebagai berikut :
1. Agama dan keudayaan menyatu.
2. Agama dan kebudayaan renggang.
3. Agama dan kebudayaan terpisah.
4. Agama dan kebudayaan saling mengisi.
Dengan demikian menjadi jelas, bahwa hubungan antara agama dan
kebudayaan tidak bersifat statis, tetapi berkembang secara dinamis dalam perjalanan
sejarah.Walaupun pengamatan Prof. G. Van Der Leeuw tadi mencerminkan
pengalaman dari masyarakat Barat modern, namun pengamatan itu dapat kita ambil
manfaat juga dalam mempelajari perkembangan di Negara kita.

D. Islam Mencakup Agama dan Budaya


Kebudayaan atau peradaban terbentuk dari akal budi yang berada dalam jiwa
manusia.Karena itu bentuk kebudayaan selalu ditentukan oleh nilai-nilai kehidupan
yang diyakini dan dirasakan oleh pembentuk kebudayaan tersebut yaitu manusia.
Kebudayaan atau peradaban yang berdasar pada nilai-nilai ajaran islam disebut
kebudayaan islam. Dalam pandangan ajaran islam, aktivitas kebudayaan manusia
harus memperoleh bimbingan agama yang diwahyukan oleh Allah SWT. Melalui
para nabi dan rasulnya.
Manusia pada dasarnya tidak mungkin dapat mengetahui seluruh kebenaran,
bahkan tidak memiliki kemampuan untuk menentukan semua kebaikan dan
keburukan.Hal ini bisa dibuktikan dengan perbedaan tata nilai yang beraneka ragam
dalam kehidupan bangsa-bangsa di dunia. Suatu hal yang dianggap baik dan terpuji
oleh bangsa dalam Negara tertentu, sebaliknya hal itu dianggap sesuatu yang buruk
dan tercela disuatu bangsa dan Negara lain. Akal dan fikiran manusia tidak mampu
menentukan semua kebaikan atau keburukan, karena itu banyak hal yang dianggap
baik oleh akal fikiran ternyata buruk menurut agama.Banyak hal yang dianggap

5
buruk oleh akal fikiran manusia, justru dianggap sesuatu yang terpuji menurut
agama. Dengan demikian, agar kebudayaan terlepas dari jalan yang sesat dan
sebaliknya mengikuti jalan yang benar dan terpuji, maka harus dilandasi oleh ajaran
agama.

E. Nilai-Nilai Dasar Islam Tentang Kebudayaan


Umat islam sejak sejarah perkembangannya yang paling awal sampai pada
masa kini, telah banyak menyumbangkan karya-karya besar bagi kehidupan dunia
yang merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban mereka. Dalam budaya
intelektual umat islam banyak melahirkan tokoh-tokoh besar dibidang ilmu
pengetahuan agama, seperti lahirnya tokoh-tokoh aliran dalam ilmu kalam dan
karya-karya mereka, tokoh-tokoh dibidang syariat dan fiqih dikenal dengan imam-
imam madzab, seperti hanafi, maliki, hambali dan syafi’i. Dalam bidang filsafat
juga melahirkan para tokoh dari kalangan filsof muslim, seperti al-Kindi, al-Farabi,
al-Razi, , Ibnu Rusyd, dan sebagainya. Dalam bidang tasawuf melahirkan tokoh-
tokoh besar, seperti Haris al-Muhasibi, Ibnu Arabi, Dzunun al-Misri, Rubai’ah al-
Adawiyah, Al-Ghazali, dan beberapa tokoh lain.
Selain melahirkan tokoh-tokoh besar dalam berbagai bidang tersebut diatas,
dalam pengembangan sains dan teknologi juga melahirkan beberapa tokoh, antara
lain: Muhammad al – Khawarizmi, ahli matematika, Abu yusuf ya’qub dibidang
fisika, ibnu sina dibidang kedokteran dan berbagai tokoh lain yang jumlahnya sangat
banyak.
Kebudayaan islam yang melahirkan banyak ahli yang disebutkan diatas
diilhami dari ayat-ayat al-Quran dan sunnah Rasulillah s.a.w karena itu keduanya
merupakan sumber ilmu pengetahuan. Nilai kebudayaan islam yang harus terus
dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, antara lain:
[1]. Bersikap Ikhlas.
[2]. Berorientasi Ibadah. Dan ke
[3]. Semata-mata untuk kemaslahatan umat Islam..

6
F. Problematika Kebudayaan
Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang
berbeda-beda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup
manusia (masyarakat, suku, atau bangsa) memiliki kebudayaannya sendiri yang
berbeda dengan kebudayaan kelompok lain. Kebudayaan yang dimiliki sekelompok
manusia membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan kelompok lain. Dengan
demikian, kebudayaan merupakan identitas dari persekutuan hidup manusia. Dalam
rangka pemenuhan hidupnya manusia akan berinteraksi dengan manusia lain,
masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, demikian pula terjadi
hubungan antar persekutuan hidup manusia dari waktu ke waktu dan terus
berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Kebudayaan yang ada ikut pula
mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai
pemilik kebudayaan.Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya pewarisan
kebudayaan, perubahan kebudayaan, dan penyebaran kebudayaan.
1. Pewarisan Kebudayaan
Pewarisan kebudayaan adalah proses pemindahan, penerus, pemilikan, dan
pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara kesinambungan
.Pewarisan budaya bersifat vertikal artinya budaya diwariskan dari generasi
terdahulu kepada generasi berikutnya untuk digunakan,dan selanjutnya
diteruskan kepada generasi yang akan datang. Pewarisan kebudayaan dapat
dilakukan melalui enkulturasi dan sosialisasi. Enkulturasi atau pembudayaan
adalah proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan
sistem norma, adat dan peraturan hidup dalam kebudayaannya. Proses
enkulturasi dimulai sejak dini,yaitu masa kanak-kanak, bermula dari lingkungan
keluarga,teman-teman sepermainan,dan masyarakat luas.sosialisasi atau proses
pemasyarakatan adalah individu menyesuaikan diri dengan individu lain dalam
masyarakat. Dalam hal pewarisan budaya bisa muncul masalah antara lain:
sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat
sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut dan
munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan. Dalam
suatu kasus,ditemukan generasi muda menolak budaya yanng hendak diwariskan
oleh generasi pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan

7
kepentingan hidup generasi tersebut,bahkan dianggap bertolak belakang dengan
nilai-nilai budaya baru yang diterima sekarang ini.
2. Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga
terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan.Perubahan
kebudayaan mencakup banyak aspek, baik bentuk, sifat perubahan, dampak
perubahan, dan mekanisme yang dilaluinya.Perubahan kebudayaan didalamnya
mencakup perkembangan kebudayaan. Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa
memunculkan masalah, antara lain perubahan akan merugikan manusia jika
perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan),
perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan
melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
3. Penyebaran kebudayaan
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur
kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat ke
masyarakat lain. Kebudayaan

kelompok masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat lain,


Misalnya, kebudayaan dari masyarakat Barat (Negara-negara Eropa) masuk dan
memengaruhi kebudayaan Timur (bangsa Asia dan Afrika). Globalisasi budaya bisa
dikatakan pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara meluas.
Dalam hal penyebaran kebudayaan, seorang sejarawan Arnold J. Toynbee
merumuska. beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut.

 Pertama,aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan,


melainkan individual.Kebudayaan Barat yang masuk ke dunia Timur pada abad
ke-19 tidak masuk secara keseluruhan.Dunia Timur tidak mengambil budaya
Barat secara keseluruhan, tetapi unsur tertentu yaitu teknologi.Teknologi
merupakan unsur yang paling mudah diserap.Industrialisasi di Negara-negara
Timur merupakan pengaruh dari kebudayaan Barat.
 Kedua, kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan
nilainya.Makin tinggi dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk

8
diterima.Contoh religi adalah lapis dalam daribudaya. Religi orang Barat
(Kristen) sulit diterima oleh orang Timur dibanding teknologinya. Alasannya,
religi merupakan lapisan budaya yang paling dalam dan tinggi, sedangkan
teknologi merupakan lapis luar dari budaya.
 Ketiga, jika satu unsur budaya masuk maka akan menarik unsur yang lain.
Unsur teknologi asing yang diadopsi akan membawa masuk pula nilai budaya
asing melalui orang-orang asing yang bekerja di industry teknologi tersebut.
 Keempat, aspek atau unsur budaya yang di tanah asalnya tidak berbahaya, bisa
menjadi berbahaya bagi masyarakat yang didatangi.Dalam hal ini, Toynee
memberikan contoh nasionalisme.Nasionalisme sebagai hasil evolusi sosial
budaya dan menjadi sebab tumbuhnya negara-negara nasional di Eropa abad ke-
19 justru memecah belah sistem kenegaraan di dunia Timur seperti kesultanan
dan kekhalifaan di Timur Tengah.
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah. Masyarakat
penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing
yang masuk.

Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era
sekarang ini adalahmasuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak
negatif bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia.Misalnya, pola hidup
konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan individualistik.Akibatnya, nilai budaya
bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari
masyarakat Indonesia. Pada dasarnya, difusi merupakan bentuk kontak
antarkebudayaan. Selain difusi, kontak kebudayaan dapat pula berupa akulturasi dan
asimilasi.Akulturasi berarti pertemuan antara dua kebudayaan atau lebih yang
berbeda.Akulturasi merupakan kontak antar kebudayaan, namun masing-masing masih
memperlihatkan unsur-unsur budayanya. Asimilasi berarti peleburan antar kebudayaan
yang bertemu. Asimilasi terjadi karena proses yang berlangsung lama dan intensif
antara mereka yang berlainan latar belakang ras, suku, bangsa, dan kebudayaan. Pada
umumnya, asimilasi menghasilkan kebudayaan baru.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama dan Kebudayaan adalah dua hal yang sangat berbeda.Agama selalu
dikatakan bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa, Penguasa Alam Semesta beserta
segala isinya, sedangkan kebudayaan adalah produk manusia.Budaya menurut
Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil kerja
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan
belajar.
Hubungan antara agama dan kebudayaan memang tidak selalu harmonis.
Sedikitnya ada empat kategori hubungan antara agama dengan kebudayaan, dengan
meminjam formulasi Prof. G. Van Der Leeuw sebagai berikut :
1. Agama dan keudayaan menyatu.
2. Agama dan kebudayaan renggang.
3. Agama dan kebudayaan terpisah.
4. Agama dan kebudayaan saling mengisi.
Dengan demikian menjadi jelas, bahwa hubungan antara agama dan
kebudayaan tidak bersifat statis, tetapi berkembang secara dinamis dalam perjalanan
sejarah.Walaupun pengamatan Prof. G. Van Der Leeuw tadi mencerminkan
pengalaman dari masyarakat Barat modern, namun pengamatan itu dapat kita ambil
manfaat juga dalam mempelajari perkembangan di Negara kita.

B. Saran
Diharapkan para mahasiswa dapat memiliki etika dan estetika dalam
berbudaya. Serta dapat memanusiakan manusia atau menghargai harkat dan derajat
orang lain sebagai manusia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sumardi, Mulyono. (1982). Penelitian Agama, Masalah dan Pemikiran. Jakarta


:Pustaka Sinar Harapan.
Yatim, Badri. (2006). Sejarah Peradaban islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Hamka. (1975).Sejarah Umat Islam IV. Jakarta : Bulan Bintang.
Geertz, Clifford. (1992). Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta : Kanisius
Azra, Azyumardi. (1999). Konteks Berteologi di Indonesia. Pengalaman Islam.
Jakarta : Paramadina.
https://almanhaj.or.id/2643-pandangan-islam-terhadap-kebudayaan.html

11

Anda mungkin juga menyukai