Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KAJIAN LITERASI

TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 2


DISUSUN SEBAGAI TUGAS AKHIR MATA KULIAH
KEMUHAMMADIYAHAN
Dosen Pengampu: Triwidyastuti, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK
Ajeng Marnisa H.S 2130811154
Annisa Mardiana 2130811114
Diva Annisa Permana 2130811108
Farhan Syaripudin 2130811156
Mutiara Regina 2130811111
Nadella Nur Fitria 2130811139
Rafi Danendra 2130811134
Sheni Pratiwi Hermawati 2130811110
Zidan Surya R 2130811144

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
KAJIAN LITERASI

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

DISUSUN SEBAGAI TUGAS AKHIR MATA KULIAH


KEMUHAMMADIYAHAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK

Sukabumi, 31 Desember, 2022


Disetujui dan Disahkan,

DOSEN PEMBIMBING AIK KETUA KELOMPOK

…………………………………….. …….……………………………
NIP. NIM. 2130811169

Mengetahui,
Ketua Lembaga AIK

………………………
NIP
KATA PENGANTAR

Assalamu‘alaikum wr.wb

Puji syukur alhamdullilah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
kemuhammadiyahan untuk melakukan penelitian ke TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2. Dalam
menyelesaikan tugas ini kami membutuhkan bimbingan dari dosen terkait sehingga tugas laporan
ini dapat selesai. AUM/Ortom yang penulis kunjungi untuk penelitian ini adalah cabang Kota.
Penelitian ini kami lakukan dengan metode wawancara dan penelitian langsung ke TK Aisyiyah
Bustanul Athfal 2 dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan susunan
kepengurusan. Untuk itu ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak terkait yaitu:

1. Dosen pengampu mata kuliah Kemuhammadiyahan yang telah senantiasa membimbing


dalam melakukan tugas penelitian ini.
2. Pihak TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian
ini.

Kami menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam laporan ini.
Untuk itu kami mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan makalah peneltian ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga untuk semua pihak. Serta tak lupa
kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.

Wassalamu‘alaikum wr.wb.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Tujuan..........................................................................................................1

C. Manfaat........................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

A. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajrid dan Tajdid............................3

B. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Amar MA’ruf Nahi Munkar
5

C. Tk Aisyiyah Bustanul Athfal 2...................................................................6

BAB III..................................................................................................................15

A. Kesimpulan................................................................................................15

B. Saran..........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aisyiyah adalah Organisasi perempuan dalam persyarikatan Muhammadiyah yang


didirikan di Yogyakarta pada tanggal 27 Rajab 1335 H, yang bertepatan dengan tanggal 19 Mei
1917 M. Organisasi Aisyiyah sebagai komponen perempuan dalam persyarikatan
Muhammadiyah mulai menyelenggarakan pendidikan anak usia pra sekolah pada tahun 1919
dengan diberi nama Bustanul Athfal yang kemudian diresmikan pada tahun 1924. Mulai tahun
1950 secara resmi pendidikan pra sekolah disebut dengan Taman Kanak-kanak yang berada
dibawah pembinaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh sebab itulah Bustanul Athfal
melengkapi namanya menjadi Taman Kanak-kanak 'Aisyiyah Bustanul Athfal.

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 adalah sebuah lembaga dibawah naungan Aisyiyah yang
bergerak dibidang pendidikan anak usia dini usia 4 - 6 tahun. TK Aisyiyah Bustanul Athfal
adalah sekolah Taman Kanak-Kanak yang berpijak pada budaya islami
beriman,bertaqwa,cerdas,kreatif.

Taman Kanak-kanak 'Aisyiyah Bustanul Athfal 2 didirikan pada tanggal 1 Januari 1970
dan kemudian diresmikan pada tanggal 18 Agustus 1972 M yang bertepatan dengan tanggal 9
Rajab 1392 H. Pada tahun 1970, Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Kota
Sukabumi didirikan oleh para pionir-pionir Perempuan 'Aisyiyah Sukabumi sbb: R. Rugayah
Bustaman, Hj Atikah Subki, Hj. Emo Harja, Hj. Sumiati Mustakim, Hj. Nawawi, Maria, Hj. Sufi,
Hj. Saribanon, Hj. Siti Ocah Aisyah, Hj. Enong Iskandar, Hj. Siti Asiah Jamaluddin, Hj. Siti
Suaibah, Nurlela, Kobtiah dan Tatiek Zakaria yang pada tahun 1970 sekretariat Muhammadiyah
bagian Aisyiyah berada di Jl. Raya Sukaraja no 202 Sukabumi. Seiring berkembangnya Aisyiyah
di kota Sukabumi, maka berpindah ke Jl. Pelabuan Blk 183 Cipoho Kota Sukabumi.

B. Tujuan

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan untuk mengenal lebih jauh tentang amal usaha
muhammadiyah khususnya

2. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kemuhammadiyahan.

C. Manfaat

Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Amal usaha Muhammadiyah yaitu Aisyiyah
dan mengetahui kepengurusan yang ada didalamnya.

2. Dapat mengetahui apa saja tujuan Tk Aisyiyah


BAB II

PEMBAHASAN

A. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajrid dan Tajdid

1. Pengertian Tajrid dan Tajdid

Tajdid adalah kata yang diambil dari bahasa Arab yang berkata dasar "Jaddada-
Yujaddidu-Tajdiidan" yang artinya memperbarui. Kata ini kemudian dijadikan jargon dalam
gerakan pembaruan Islam agar terlepas dari Bid'ah, Takhayyul dan Khurafat. At-Tajdid menurut
bahasa, maknanya berkisar pada menghidupkan, membangkitkan dan mengembalikan. Makna-
makna ini memberikan gambaran tentang tiga unsur yaitu keberadaan sesuatu kemudian hancur
atau hilang kemudian dihidupkan dan dikembalikan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kata tajdid memiliki arti pembaruan,
modernisasi, restorasi. Adapun secara istilah, sebagaimana ditegaskan oleh Imam al-Syatibi,
seperti dikutip oleh Syaikh Alawi, tajdid berarti menghidupkan ajaran Quran dan Sunnah yang
telah banyak ditinggalkan umatnya, dan memurnikan pemahaman dan pengamalan agama Islam
dari hal-hal yang tidak berasal dari Islam. ( Alawy bin Abdul Qadir As Saqaf, 2001: 22 ).

Dengan beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa tajdid adalah


mengembalikan ajaran agama Islam kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena sekarang
ini ajaran Islam mengalami penyimpangan dan pencampuran dengan pemahaman yang bukan
berasal dari Islam.

Sedangkan Tajrid, berasal dari bahasa Arab berarti pengosongan, pengungsian,


pengupasan, Pelepasan atau pengambil alihan. (Atabik Ali, 1999:410). Sedangkan tajrid dalam
bahasa Indonesia berarti pemurnian. Istilah ini, tidak se populer ketika menyebut istilah tajdid,
sekalipun yang dimaksudkan adalah memurnikan hal-hal yang bersifat husus. Dalam ibadah kita
tajrid, hanya ikut Nabi saw. dan tidak ada pembaruan. Sedang dalam muamalah kita tajdid,
yakni melakukan modernisasi dan pembaruan.

2. Model-model Tajdid dan Tajrid Yang Dilakukan Muhammadiyah

1. Model-model tajdid
Secara garis besar, prinsip dasar pembaharuan Islam termasuk Muhammadiyah
setidaknya terdapat dua unsur yang saling berkaitan. Pertama, seruan terhadap skriptualisme (Al-
Qur'an dan Sunnah) dengan menekankan otoritas mutlak teks suci dengan menemukan substansi
ajaran baik yang bersifat aqidah maupun dengan penerapan praksisnya. Kedua, upaya untuk
mereinterpretasi ajaran-ajaran Islam yang sesuai dengan pemahaman-pemahaman baru seiring
dengan tuntutan zaman yang kontemporer.

Dalam kaitan dengan pembaharuan (tajdid), terdapat lima agenda penting yang menjadi fokus
Muhammadiyah dengan melakukan gerakannya, yaitu:

a) Tajdid al-Islam yang menyangkut tandhifal-aqidah yaitu purifikasi terhadap ajaran Islam
(Sujarwanto 1990: 232).Tandhifal-aqidah ini berusaha untuk membersihkan ajaran-ajaran Islam
dari unsur takhayul, bid’ah dan khurafat (TBC).

b) Pembaharuan yang menyangkut masalah teologi. Dalam bidang teologi, Muhammadiyah


sudah sewajarnya untuk mengkaji ulang konsep-konsep teologi yang lebih responsif dan tanggap
terhadap persoalan zaman. Pembaharuan yang dilakukan adalah untuk membicarakan persoalan-
persoalan kemanusiaan, di samping persoalan-persoalan ke-Tuhanan.

c) Karena Islam menyangkut persoalan dunia dan akherat, ideologi dan pengetahuan serta
dimensi yang menyangkut kehidupan manusia, maka tajdid diorientasikan pada pengembangan
serta peningkatan kualitas kemampuan sumber daya manusia (Islam).

d) Pembaharuan Islam menyangkut organisasi. Gerakan umat Islam harus rapi, terorgansir
dan memiliki manajemen yang professional, sehingga mampu bersaing dengan yang lainnya.

e) Pembaharuan dalam bidang etos kerja. Point ini juga menjadi focus perhatian
Muhammadiyah karena etos kerja umat Islam saat berdirinya Muhammadiyah sangat rendah.

Sehingga berdasar BRM nomor khusus “Tanfidz Keputusan Muktamar Tarjih” XXII: 47,
menyebutkan bahwa gerakan tajdid merupakan karakter bagi organisasi Muhammadiyah.

2. Model-model tajrid

a) Dalam bidang kepercayaan dan ibadah, muatannya menjadi khurafat dan bid’ah. Khurafat
adalah kepercayaan tanpa pedoman yang sah dari al-Qur’an dan al-Sunnah. Hanya ikut-ikutan
orang tua atau nenek moyang. Sedangkan bid’ah biasanya muncul karena ingin memperbanyak
ritual tetapi pengetahuan Islamnya kurang luas, sehingga yang dilakukan adalah bukan dari
ajaran Islam. Misalnya selamatan dengan kenduri dan tahlil dengan menggunakan lafal Islam.

b) Realitas sosio-agama yang dipraktikkan masyarakat inilah yang mendorong Ahmad


Dahlan melakukan pemurnian melalui organisasi Muhammadiyah. munawir Syazali mengatakan
bahwa Muhammadiyah adalah gerakan pemurnian yang menginginkan pembersihan Islam dari
semua unsur singkretis dan daki-daki tidak Islami lainnya

B. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Amar MA’ruf Nahi Munkar

Amar Ma'ruf Nahi Munkar sendiri mempunyai arti yang bersifat nyata (realistis). Sebab,
di era zaman sekarang semakin banyak perbuatan yang buruk dari pada perbuatan yang
mengajak kebaikan, terlebih anak milenial yang sangat terpengaruh untuk melakukan perbuatan
yang dilarang oleh Allah SWT.

Sedangkan kata Da'wah berarti menyeru atau mengajak manusia untuk melakukan
kebaikan dan menyruh berbuat kebajikan dan melarang perbuatan munkar yang dilarang oleh
Allah SWT, agar manusia mendapatkan kebahagian di dunia dan akhirat.

Di dalam Al-Qur'an sendiri terdapat ayat yang menjelaskan dalil Amar Ma'ruf Nahi
Munkar. Seperti QS. Al-Imran: 104 "Hendaklah di antara kalian segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah
orang-orang yang beruntung".

Dalam ayat lain disebutkan "Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan bagi umat
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada
Allah" (QS. Al-Imran: 110).

muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakanya ialah
Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan
dan masyarakat.

Dakwah dan Amar Ma’ruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua
golongan: Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada
ajaran Islam yang asli dan murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan
ajakan untuk memeluk agama Islam.

Adapun da’wah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar bidang kedua, ialah kepada
masyarakat, bersifat kebaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan
dengan dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata.

Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya
masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah
“Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.

C. TK. Aisyiyah Bustanul Athfal 2

1. Sejarah TK. Aisyiyah Bustanul Athfal 2

Aisyiyah didirikan pada 27 Rajab 1335 H/19 Mei 1917 dalam perhelatan akbar nan
meriah bertepatan dengan momen Isra Mi’raj Nabi Muhammad. Embrio berdirinya ‘Aisyiyah
telah dimulai sejak diadakannya perkumpulan Sapa Tresna di tahun 1914, yaitu perkumpulan
gadis-gadis terdidik di sekitar Kauman. Ahmad Dahlan memang mendorong perempuan untuk
menempuh pendidikan, baik di pendidikan formal umum maupun keagamaan.

Konstruksi sosial saat itu menyatakan bahwa perempuan tidak perlu menempuh
pendidikan secara formal, tapi Dahlan sebaliknya, mendorong anak gadis rekannya atau saudara
teman-temannya untuk bersekolah. Para gadis inilah yang kemudian mengenyam pengkaderan
ala Dahlan juga temannya, serta Siti Walidah atau Nyai Dahlan. Pendirian ‘Aisyiyah diawali
dengan pertemuan yang digelar di rumah Kyai Dahlan pada 1917, yang dihadiri K.H. Dahlan,
K.H. Fachrodin, K.H. Mochtar,

Ki Bagus Hadikusumo, bersama enam gadis kader Dahlan, yaitu Siti Bariyah, Siti Dawimah, Siti
Dalalah, Siti Busjro, Siti Wadingah, dan Siti Badilah. Pertemuan tersebut memutuskan
berdirinya organisasi perempuan Muhammadiyah, dan disepakati nama ‘Aisyiyah yang diajukan
K.H. Fachrodin.

Nama itu terinspirasi dari istri nabi Muhammad, yaitu ‘Aisyah yang dikenal cerdas dan
mumpuni. Jika Muhammadiyah berarti pengikut nabi Muhammad, maka Aisyiyah bermakna
pengikut ‘Aisyah. Keduanya merupakan pasangan serasi dalam berdakwah, seperti figur
Muhammad dan ‘Aisyah, bahwa Aisyiyah akan berjuang berdampingan bersama
Muhammadiyah. Harapannya, profil Aisyah juga menjadi profil orang-orang Aisyiyah. Sembilan
perempuan terpilih sebagai sang pemula kepemimpinan perdana ‘Aisyiyah. Siti Bariyah
mendapatkan amanah sebagai Ketua pertama ‘Aisyiyah. Sementara delapan pengurus yang lain,
yaitu: Siti Badilah sebagai Sekretaris; Siti Aminah sebagai Bendahara; Ny. H. Abdullah, Ny.
Fatimah Wasaal, Siti Dalalah, Siti Wadingah, Siti Dawimah, Siti Busyro sebagai Pembantu.

Islam yang berkemajuan sebagaimana terlihat dari penafsiran Muhammadiyah-‘Aisyiyah


terhadap ayat Al-Qur’an yang tidak membedakan jenis kelamin dalam hal berdakwah, menjadi
karakter gerakan Muhammadiyah-‘Aisyiyah. Paham Islam berkemajuan dan pentingnya
pendidikan dan bagi gerakan Muhammadiyah-‘Aisyiyah menghasilkan pembaruan-pembaruan
jenis-jenis kegiatan yang dilakukan Muhammadiyah-‘Aisyiyah, seperti merintis berdirinya
pendidikan untuk anak usia dini di Indonesia dengan nama Frobel School pada tahun 1919 yang
saat ini bernama TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA), pendidikan keaksaraan, pendirian
mushola perempuan pada 1922, kongres bayi atau baby show, dan jenis-jenis kegiatan inovatif
lain.

Taman Kanak-kanak 'Aisyiyah Bustanul Athfal 2 didirikan pada tanggal 1 Januari 1970
dan kemudian diresmikan pada tanggal 18 Agustus 1972 M yang bertepatan dengan tanggal 9
Rajab 1392 H, dan termasuk dalam lingkungan Pimpinan 'Aisyiyah Bagian Pendidikan dan
Pengajaran Daerah Sukabumi Wilayah Jawa Barat dan telah terdaftar pada Pimpinan Pusat
Aisyiyah Bagian Pendidikan dan Pengajaran dengan No. C- 20/A/VIII/1972. yang berkedudukan
di Jalan Gudang gang Ridogalih No. 3 Kelurahan Kebonjati Kecamatan Cikole Kota Sukabumi

Pada tahun 1970, Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Kota Sukabumi didirikan
oleh para pionir-pionir Perempuan 'Aisyiyah Sukabumi sbb: R. Rugayah Bustaman, Hj Atikah
Subki, Hj. Emo Harja, Hj. Sumiati Mustakim, Hj. Nawawi, Maria, Hj. Sufi, Hj. Saribanon, Hj.
Siti Ocah Aisyah, Hj. Enong Iskandar, Hj. Siti Asiah Jamaluddin, Hj. Siti Suaibah, Nurlela,
Kobtiah dan Tatiek Zakaria yang pada tahun 1970 sekretariat Muhammadiyah bagian Aisyiyah
berada di Jl. Raya Sukaraja no 202 Sukabumi. Seiring berkembangnya Aisyiyah di kota
Sukabumi, maka berpindah ke Jl. Pelabuan Blk 183 Cipoho Kota Sukabumi
Aisyiyah adalah Organisasi perempuan dalam persyarikatan Muhammadiyah yang
didirikan di Yogyakarta pada tanggal 27 Rajab 1335 H, yang bertepatan dengan tanggal 19 Mei
1917 M. Organisasi Aisyiyah sebagai komponen perempuan dalam persyarikatan
Muhammadiyah mulai menyelenggarakan pendidikan anak usia pra sekolah pada tahun 1919
dengan diberi nama Bustanul Athfal yang kemudian diresmikan pada tahun 1924. Mulai tahun
1950 secara resmi pendidikan pra sekolah disebut dengan Taman Kanak-kanak yang berada
dibawah pembinaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh sebab itulah Bustanul Athfal
melengkapi namanya menjadi Taman Kanak-kanak 'Aisyiyah Bustanul Athfal.

3. Struktur kepengurusan TK AISYIAH 2


3. Visi Misi dan Tujuan

A. VISI

Cerdas, berkualitas, beriman dan bertaqwa. Bekal menjadi generasi sholeh dan sholehah.

B. MISI

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap anak berkembang
secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

2. Mengembangkan potensi anak dengan belajar sambil bermain dan bergembira.

3. Melaksanakan pengenalan, pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama sehingga bekal


mempersiapkan dirinya menjadi generasi yang soleh dan solehah.

4. Mempersiapkan anak menuju pendidikan selanjutnya dengan bekal ilmu iman dan amal.

C. TUJUAN

1. Menjadikan anak yang Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan generasi soleh
solehah.

2. Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar sambil bermain dan bergembira.

3. Membiasakan anak mengamalkan nilai-nilai agama sehingga menjadi generasi yang soleh dan
solehah.

3. Aisyiyah Sebagai Amal Usaha Muhammadiyah

Muhammadiyah bersama 'Aisyiyah sejak awal berdirinya telah menaruh perhatian pada
pendidikan. Hingga kini lembaga pendidikan Muhammadiyah 'Aisyiyah telah tersebar di penjuru
negeri dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi juga pendidikan non formal.

Dengan lembaga pendidikannya yang mampu bertahan selama satu abad lebih dan masih
diikhtiarkan untuk mampu bertahan, ini menunjukkan ada sesuatu yang hidup dalam
Muhammadiyah. “Ada kekuatan yang terus bergelora sampai Muhammadiyah dapat hidup
selama satu abad ini dan InsyaAllah hingga seterusnya,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP)
Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam amanah yang diberikan kepada pimpinan Perguruan
Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) yang mengikuti Diklat Kepemimpinan PTMA
Angkatan ke-VI.

Haedar menyebut ada enam poin kekuatan yang dapat membuat Amal Usaha
Muhammadiyah (AUM) hidup dan berkelanjutan. Keenam hal tersebut yaitu: Pertama,Ruh Islam
sebagai aspirasi gerakan Muhammadiyah termasuk dalam dunia Pendidikan. Muhammadiyah
menjadi gerakan modern yang bersumber dari agama Islam sebagai ajaran yang harus
diimplementasikan dan nilai yang menjadikan warga Muhammadiyah sebagai masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya dan berdampak luas untuk mewujudkan Rahmatan Lil Alamin. Sebagai
pimpinan PTMA, perlu untuk terus menghidupkan ruh Islam sebagai sumber inspirasi,
optimisme, dan menjadi api yang menggelorakan jiwa untuk selalu berbuat baik dalam
mengemban amanah. Sebagaimana diatur dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah
yang disebutkan bahwa Islam yang dikemas sebagai pandangan hidup dan pola dari tingkah laku
dan tindakan. Agar ruh Islam hidup, dapat didorong dengan terus menghidupkan ruh Islam
melalui belajar.

Kedua, Misi dakwah dan tajdid sebagai nilai yang melekat pada organisasi
Muhammadiyah. Dakwah yaitu menyebarkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan pribadi,
keluarga, masyarakat, organisasi, dan cakupan lebih luas, antar bangsa ataupun ditingkat global.
Dakwah menjadi DNA Muhammadiyah yang merujuk pada QS. Ali Imran ayat 104 dan 110.
Dalam dunia pendidikan perlu mendalami dakwah jiwa agar pendidikan tidak selalu bersifat
instrumental. Kedua, misi tajdid yaitu misi pembaharuan maka jiwa diri sendiri akan selalu
dinamis karena ada tuntutan untuk melahirkan karya yang lebih baik. Dakwah dan tajdid perlu
diberikan asupan pemahaman mengenai Islam termasuk dunia pendidikan yang harus terus
dimaksimalkan.

Ketiga,Keikhlasan dari pimpinannya yaitu hidupnya jiwa ikhlas yang menjadi karakter
dari Muhammadiyah. Dengan begitu tampilan dari keikhlasan perlu dihidupkan kembali dalam
lingkungan Muhammadiyah. Ukuran ikhlas ini akan digunakan pada saat kritis yaitu disaat
kecewa, merasa tidak diperhatikan, terluka, namun dapat terus ikhlas, maka akan memperoleh
ikhlas yang murni. Akumulasi keikhlasan ini yang akan membawa kemajuan seluruh AUM dan
pergerakan Muhammadiyah. PTMA tidak akan maju jika tidak memiliki jiwa ikhlas.
Keempat,Sistem modern dan good governance menjadikan Muhammadiyah berkarakter
modern dan terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Muhammadiyah memiliki sifat
good governance yang menjadi budaya organisasi yang ditopang oleh kejujuran, sidiq, amanah,
tabligh, dan fatonah dari semua yang ada di lingkungan PTMA dan AUM.

Kelima, Adaptif terhadap perubahan yaitu hidup ditengah zaman yang terus berubah dan
dengan nilai dasar yang dimiliki kita mampu hadir ditengah zaman tersebut. KH Ahmad Dahlan
merancang perubahan dengan karya Islam. Sehingga KH Ahmad Dahlan sebagai mujaddid
bukan hanya pemurnian namun juga pembaharuan yang lebih luas. Begitu juga dengan
kemampuan sistem pendidikan, perlu melakukan perubahan-perubahan.

Keenam,Hasil dari Muhammadiyah untuk masyarakat luas. Hal ini dapat dilihat dari
kehadiran lembaga pendidikan kita dapat diterima dalam pelosok negeri. Hal ini dikarenakan
Muhammadiyah memiliki sikap yang inklusif dan membawa Rahmatan Lil Alamin. Sehingga
jadikan lembaga pendidikan ini bukan hanya berdaya bersaing secara instrumental namun juga
dari aspek nilai yang memiliki karakter pembeda yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
luas. Pada tahun 2002 lahir gerakan dakwah kultural dan pada tahun 2015 lahir gerakan dakwah
komunitas sebagai ikhtiar memperbarui cara dalam berdakwah. Hal ini yang menjadikan
Lembaga Pendidikan Muhammadiyah menjadi instrumen yang paling inklusif untuk misi
dakwah dan tajdid kita.

6. Jadwal Kegiatan

A. Minggu Pertama

• Pada pertemuan pertama minggu ini kami menemui kepala sekolah TK. Aisyiyah Bustanul
Athfal 2 untuk melakukan konfirmasi mengenai kegiatan penelitian yang akan kami lakukan.
Kami menemui Ibu Ima Rahmania S.Pd selaku kepala sekolah TK. Aisyiyah Bustanul Athfal 2.
Pada hari ini kami mengajukan surat izin penelitian sekaligus kami juga menawarkan bantuan
untuk membantu berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar. Pada hari ini kami tidak
langsung melaksanakan kegiatan belajar mengajar, tetapi kami melakukan wawancara dengan
ibu Ima mengenai sejarah didririkannya TK. Aisyiyah Bustanul Athal 2 dan membicarakan
terlebih dahulu tentang teknis yang akan dilakukan pada besok hari.
• Pada hari berikutnya kami melakukan belajar mengajar di kelas B1. Beberapa dari kami
mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan belajar mengajar ini di lakukan dari pagi hari hingga siang
hari. Kegitan belajar mengajar yang kita lakukan yaitu yang pertama kami memperkenalkan diri
terlebih dahulu kenapa anak anak yang ada di kelas tersebut, lalu kami membimbing
pembalajaran yang dilakukan oleh anak anak, dan kami juga membimbing kegiatan mengaji iqro.
Setelah kegiatan mengaji lalu anak anak beristirahat dan makan siang. Setelah itu anak anak
masuk ke kelas untuk melakukan persiapan pulang.

B. Minggu Kedua

 Di Minggu kedua kami melakukan kegiatannya sama tidak lebih jauh dari minggu
pertama tetapi kami melakukan kegiatannya di kelas B2. Kegiatan hari ini tidak jauh beda
dengan kegiatan belajar mengajar di minggu pertama. Kegitan belajar mengajar yang kita
lakukan yaitu yang pertama kami memperkenalkan diri terlebih dahulu kenapa anak anak
yang ada di kelas tersebut, lalu kami membimbing pembalajaran yang dilakukan oleh
anak anak, dan kami juga membimbing kegiatan mengaji iqro. Setelah kegiatan mengaji
lalu anak anak beristirahat dan makan siang. Setelah itu anak anak masuk ke kelas untuk
melakukan persiapan pulang.
 Pada pertemuan kali ini kami tetap melakukan kegiatan belajar mengajar bersama para
murid di kelas B1, disana kami membimbing mereka dalam mengerjakan tugas nya dan
mengajak mereka bermain disela sela istirahatnya.
C. Minggu Ketiga
 Di minggu ketiga juga kami melakukan kegiatan belajar mengajar seperti minggu minggu
sebelumnya, tetapi untuk minggu ketiga ini kami melakukan kegiatannya di kelas A2.
Disana kami membimbing para murid untuk menghafal lagu “IBU” untuk tampil diacara
pada hari ibu, setelah itu para murid diberikan tugas dan kami ikut membimbing para
murid untuk mengerjakan tugas
 Pada pertemuan kali ini juga kegiatannya tidak jauh beda dengan minggu minggu
sebelumnya, yaitu kita melakukan kegiatan belajar mengar kepada kelas A1, kita
membimbing mereka dalam pembelajaran dan membimbing nmereka dalam mengerjalan
tugas.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penulis menyimpulkan bahwa tajdid adalah mengembalikan ajaran agama Islam kembali
kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena sekarang ini ajaran Islam mengalami
penyimpangan dan pencampuran dengan pemahaman yang bukan berasal dari Islam. Dalam
kaitan dengan pembaharuan (tajdid), terdapat lima agenda penting yang menjadi fokus
Muhammadiyah dengan melakukan gerakannya, yaitu:

a) Tajdid al-Islam yang menyangkut tandhifal-aqidah yaitu purifikasi terhadap ajaran Islam
(Sujarwanto 1990: 232). Tandhifal-aqidah ini berusaha untuk membersihkan ajaran-ajaran
Islam dari unsur takhayul, bid’ah dan khurafat (TBC).

c) Karena Islam menyangkut persoalan dunia dan akherat, ideologi dan pengetahuan serta
dimensi yang menyangkut kehidupan manusia, maka tajdid diorientasikan pada
pengembangan serta peningkatan kualitas kemampuan sumber daya manusia (Islam).

Sebab, di era zaman sekarang semakin banyak perbuatan yang buruk dari pada perbuatan
yang mengajak kebaikan, terlebih anak milenial yang sangat terpengaruh untuk melakukan
perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Sedangkan kata Da'wah berarti menyeru atau
mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan menyruh berbuat kebajikan dan melarang
perbuatan munkar yang dilarang oleh Allah SWT, agar manusia mendapatkan kebahagian di
dunia dan akhirat.

Al-Imran: 104 "Hendaklah di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Dalam ayat lain
disebutkan "Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan bagi umat manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah" (QS.
Dakwah dan Amar Ma’ruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan:
Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran
Islam yang asli dan murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan
ajakan untuk memeluk agama Islam.
Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-
masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah
“Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.

B. Saran

Dengan sedikitnya jumlah siswa TK. Aisyiyah Bustanul Athfal 2, seharusnya kepala sekolah
beserta bawahannya lebih giat untuk melaksanakan sosialisasi dari desa ke desa. Melihat dengan
adanya program kerja yang belum semua terlaksana dikarenakan kesibukan para guru, kepala
sekolah TK. Aisyiyah Bustanul Athfal 2 sebaiknya menambah jumlah guru atau mengkhususkan
guru – guru yang hanya bertugas melaksanakan program kerja. Agar semua program kerja yang
telah dibuat untuk 5 tahun ke depan bisa semuanya terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amin, Dinamika Islam kultural : pemetaan atas wacana keislaman


kontemporer(Bandung,Mizan,2000)

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,cetke-


3(Jakarta:BalaiPustaka,1990)

Lembaga Penjaminan Mutu, Standar Pendidikan TinggiUniversitas Muhammadiyah Prof DR.


Hamka, (Jakarta : Uhamka, 2016)

Mohammad Ali, Reinvensi Pendidikan Muhammadiyah, (Jakarta : al Wasat


PublishingHouse,2010)

Mulkhan, Abdul Munir, ,Kiai Ahmad Dahlan Jejak Pembaharuan Sosial dan
Kemanusiaan, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara,2010)

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & R (Bandung : Pustaka


Hidayah, 2000)

Wakit , Saipul, , Peran Pendidikan al Islam dan Kemuhammadiyahan dalam


meningkatkan perilaku kebragamaan sisiwa di SMA Muhammadiyah I Jembar,
JUrnal Penelitian iptek Januari 2016

Faridi, Persepsi Mahasiswa terhadap Mata Kuliah al Islam dan


Kemuhammadiyahan (AIK): internalisasi nilai-nilai AIK bagi Mahasiswa,
(Progressiva: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam, vol 4. Nomer 1, 2010).

Markinis, Studi Pemahaman Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


(STIKes)Palembang terhadap Mata Kuliah al Islam, (Palembang, Pascasarjana
IAIN Raden Fatah)
LAMPIRAN LAMPIRAN
LAMPIRAN

PENELITIAN KAJIAN LITERASI MATA KULIAH

KEMUHAMMADIYYAHAN

Nama AUM/ORTOM : TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Kota Sukabumi

No Kontak : 085659408666

Nama Prodi : Administrasi Bisnis (C)

Nama Ketua : Sheni Pratiwi

No Kontak : 08197250678

Nama Kelompok : 1. Ajeng Marnisa (2130811154)

2. Annisa Mardiana R (2130811114)

3. Diva Annisa (2130811108)

4. Elisa Fitria (2130811138)

5. Farhan Syaripudin (2130811156)

6. Mutiara Regina (2130811111)

7. Nadella Nur Fitria (2130811139)

8. Rafi Danendra (2130811134)

9. Sheni Pratiwi (2130811110)

10. Zidan Surya (2130811144)

Anda mungkin juga menyukai