Anda di halaman 1dari 13

TOKOH PENYEBARAN AJARAN ISLAM DI INDONESIA

MAKALAH

KLOMPOK III
1. RAMADHANI HELMIDA MUCHRINALDI
2. MUHAMMAD ZINDANE ALBUKHRORI
3. REGA RAMADHAN BIANTORO
4. RAFA KHIAIRAN PUTRA
5. BINTANG PAMUNGKAS
6. BRILLIANT

SMK TERATAI PUTIH GELOBAL 3 BEKASI


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
BEKASI
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur yang dalam penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-
Nya Makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. dalam
makalah ini,
Penulis membahas mengenai ”Tokoh Penyebaran Ajaran Islam di Indonesia.”
makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai perkembangan Islam
pada masa modern. Dalam proses peyusunan makalah ini, tentunnya penulis mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi, dan saran.
Hanya kepada Allah maha kuasa jugalah penulis memohon do’a sehingga bantuan
dari berbagai pihak bernilai ibadah. Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak
luput dari kesalahan
Dan kekurangan. Sehingga demikian sajalah yang dapat penulis berikan. Penulis juga
sangat mengharapkan keritikan dan saran dari para pembaca sehingga penulis dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan. Dalam penyusunan makalah selanjutnya. Demikianlah
makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua, Amiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bekasi, 23 November 2022

Penysun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................………..…
I
DAFTAR ISI……….......…………………………………………………...……..…………II

BAB I PENDAHULUAN……………....…….....…………………...........………………..…
1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH...............................................................................1
1.2 RUMUSAN
MASALAH.................................................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN..................................................................................................2

BAB II
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN PENYEBARAN AJARAN
ISLAM....................................................3
2.2 AWAL SEJARAH PENYEBARAN AGAMA
ISLAM................................................4
2.3 SULTAN MALIK AL-SALEH...................………………..
………………………….5
2.4 SULTAN AHMAD…………………………...………………......
…………………….5
2.5 SULTAN ALAUDIN RIAYAT SYAH........………………………..…………………
5
2.6 WALI SONGO....................................…………………………………………………
5
2.7 SULTAN ALAUDIN………………….....
……………………………………………..6
2.8 DATUK TUNGGANG PARANGAN…………………....……………..
……………..6
2.9 SULTAN ZAINAL ABIDIN..........................................................................................6
BAB III
PENUTUPAN.............................................................................................................7
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................7
3.2 SARAN............................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

II

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Proses Islamisasi di Jawa Barat tidak dapat dilepaskan dari gerakan Islamisasi yang
dilakukan oleh Wali Songo dilakukan dengan pendekatan agama, ekonomi, politik dan
kultural. Penyebaran agama Islam di Jawa Barat tidak terlepas dari peranan tokoh Sunan
Gunung Djati seorang wali yang juga seorang raja. Penelitian mengenai penyebaran Islam di
Jawa Barat masih memerlukan penelitian lanjutan terutama sentra-sentra dan pusat
penyebaran Islam di pedalaman tatar Sunda seperti Pamijahan dengan tokohnya Syekh Abdul
Muhyi.
Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi pada saat ini sangat canggih,
namun sulitnya sumber informasi untuk dapat mengetahui sejarah dan tokoh-tokoh penyebar
Islam di Indonesia setelah wali songo khususnya di Jawa Barat, berdampak terhadap
pengetahuan masyarakat yang masih belum mengetahui sejarah serta tokoh-tokoh penyebar
Islam yang dimana saat ini masih banyak peninggalan seperti kitab terdahulu yang belum
diketahui oleh masyarakat. Selain peninggalan, masyarakat juga belum banyak yang
mengetahui lokasi sejarah Islam seperti makam tokoh penyebar Islam dan lokasi penyebaran
Islam, serta dibutuhkannya rute terdekat ke lokasi sejarah Islam agar memudahkan
masyarakat mendapat informasi tokoh maupun jalur rute terdekat ke lokasi sejarah Islam.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan Uraian diatas, ada beberapa rumusan masalah mengenai Tokoh
Penyebaran Islam di Indonesia, sebagai berikut:
1. Bagaimana penyebaran ajaran Islam di Indonesia?
2. Bagaimana perkembang Islam di Indonesia?
3. Sebutkan tokoh-tokoh penyebaran Islam di Indonesia!
4. Sebutkan bukti penyebaran Islam di Indonesia!
5. Jelaskan ajaran Islam di Indonesia!

1
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan tentang Tokoh Penyebaran Islam di Indonesia sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengetahuan tokoh-tokoh penyebaran Islam di Indonesia.
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh penyebaran Islam di Indonesia.
3. Untuk mengetahui tentang penyebaran Islam di Indonesia.
4. Untuk mengetahui cara para tokoh menyebarkan ajaran Islam di Indoensia.
5. Untuk mengetahui penjelasan beberapa tokoh yang menyebarkan Islam di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENYEBARAN AJARAN ISLAM


Penyebaran Islam di Indonesia adalah proses menyebarnya agama di Indonesia.
Islam dibawa ke Indonesia oleh pedagang dari Gujarat, India selama abad ke-11, meskipun
Muslim telah mendatangi Indonesia sebelumnya.Pada akhir abad ke-16, Islam telah
melampaui jumlah penganut Hindu dan Buddhisme sebagai agama dominan bangsa Jawa dan
Sumatra. Bali mempertahankan mayoritas Hindu, sedangkan pulau-pulau timur ocal g besar
tetap menganut animisme sampai abad 17 dan 18 ketika agama Kristen menjadi dominan di
daerah tersebut.
Penyebaran Islam di Islam pada awalnya didorong oleh meningkatnya jaringan
perdagangan di luar kepulauan Indonesia. Pedagang dan bangsawan dari kerajaan besar
Indonesia biasanya adalah yang pertama mengadopsi Islam. Kerajaan yang dominan,
termasuk Kesultanan Mataram (di Jawa Tengah sekarang), dan Kesultanan Ternate dan
Tidore di Kepulauan Maluku di timur. Pada akhir abad ke-13, Islam telah berdiri di Sumatra
Utara, abad ke-14 di timur laut Malaya, Brunei, Filipina selatan, di antara beberapa abdi
kerajaan di Jawa Timur, abad ke-15 di Malaka dan wilayah lain dari Semenanjung Malaya
(sekarang Malaysia). Meskipun diketahui bahwa penyebaran Islam dimulai di sisi barat
Indonesia, kepingan-kepingan bukti yang ditemukan tidak menunjukkan gelombang konversi
bertahap di sekitar setiap daerah Indonesia, melainkan bahwa proses konversi ini rumit dan
lambat.
Meskipun menjadi salah satu perkembangan yang paling signifikan dalam sehingga
pemahaman tentang kedatangan Islam ke Indonesia sangat terbatas. Ada perdebatan di antara
peneliti tentang apa kesimpulan yang bisa ditarik tentang konversi masyarakat Indonesia kala
itu. Bukti utama, setidaknya dari tahap-tahap awal proses konversi ini, adalah batu nisan dan
beberapa kesaksian peziarah, tetapi bukti ini hanya dapat menunjukkan bahwa umat Islam
pribumi ada di tempat tertentu pada waktu tertentu. Bukti ini tidak bisa menjelaskan hal-hal
yang lebih rumit seperti bagaimana gaya hidup dipengaruhi oleh agama baru ini, atau
seberapa dalam Islam mempengaruhi masyarakat. Dari bukti ini tidak bisa diasumsikan,
bahwa karena penguasa saat itu dikenal sebagai seorang Muslim, maka proses Islamisasi
daerah itu telah lengkap dan mayoritas penduduknya telah memeluk Islam; namun proses
konversi ini adalah suatu proses yang berkesinambungan dan terus berlangsung di Indonesia,
bahkan tetap berlangsung sampai hari ini di Indonesia modern. Namun demikian, titik balik
yang jelas terjadi adalah ocal Kerajaan Hindu Majapahit di Jawa dihancurkan oleh Kerajaan
Islam Demak. Pada 1527, pemimpin perang Muslim Fatahillah mengganti nama Sunda
Kelapa yang baru ditaklukkannya sebagai “Jayakarta” (berarti “kota kemenangan”) yang
akhirnya seiring waktu menjadi “Jakarta”. Asimilasi budaya Indonesia menjadi Islam
kemudian meningkat dengan cepat setelah penaklukan ini.

2.2 AWAL SEJARAH PENYEBARAN AJARAN ISLAM


Bukti sejarah penyebaran Islam di Indonesia terkeping-keping dan umumnya tidak
informatif sehingga pemahaman tentang kedatangan Islam ke Indonesia terbatas. Ada
perdebatan di antara peneliti tentang apa kesimpulan yang bisa ditarik tentang konversi
masyarakat Indonesia. Bukti utama, setidaknya dari tahap-tahap awal proses konversi ini,
adalah batu nisan dan kesaksian beberapa peziarah, tetapi hal ini hanya dapat menunjukkan
bahwa umat Islam pribumi ada di tempat tertentu pada waktu tertentu. Baik pemerintah
ocalg Hindia Belanda maupun Republik Indonesia lebih memilih situs peninggalan Hindu
dan Buddha di Pulau Jawa dalam alokasi sumber daya mereka untuk penggalian dan
pelestarian purbakala, kurang memberi perhatian pada penelitian tentang awal sejarah Islam
di Indonesia. Dana penelitian, baik negeri maupun swasta, dihabiskan untuk pembangunan
masjid-masjid baru, daripada mengeksplorasi yang lama.
Sebelum Islam mendapat tempat di antara masyarakat Indonesia, pedagang Muslim
telah hadir selama beberapa abad. Sejarawan Merle Ricklefs (1991) mengidentifikasi dua
proses ocal g tindih dimana Islamisasi Indonesia terjadi: antara orang Indonesia mendapat
kontak dengan Islam dan dikonversi menjadi muslim, dan/atau Muslim Asia asing (India,
China, Arab, dll) menetap di Indonesia dan bercampur dengan masyarakat ocal. Islam
diperkirakan telah hadir di Asia Tenggara sejak awal era Islam. Dari waktu khalifah ketiga
Islam, ‘Utsman’ (644-656) utusan dan pedagang Muslim tiba di China dan harus melewati
rute laut Indonesia, melalui Indonesia dari dunia Islam. Melalui hal inilah kontak utusan Arab
antara tahun 904 dan pertengahan abad ke-12 diperkirakan telah terlibat dalam negara
perdagangan maritim Sriwijaya di Sumatra.
Kesaksian awal tentang kepulauan Indonesia terlacak dari Kekhalifahan Abbasiyah,
menurut kesaksian awal tersebut, kepulauan Indonesia adalah terkenal di antara pelaut
Muslim terutama karena kelimpahan komoditas perdagangan rempah-rempah berharga
seperti Pala, Cengkih, Lengkuas dan banyak lainnya.
Kehadiran Muslim asing di Indonesia bagaimanapun tidak menunjukkan tingkat
konversi pribumi Indonesia ke Islam yang besar atau pembentukan negara Islam pribumi di
Indonesia. Bukti yang paling dapat diandalkan tentang penyebaran awal Islam di Indonesia
berasal dari tulisan di batu nisan dan sejumlah kesaksian peziarah. Nisan paling awal yang
terbaca tertulis tahun 475 H (1082 M), meskipun milik seorang Muslim asing, ada keraguan
apakah nisan tersebut tidak diangkut ke Jawa di masa setelah tahun tersebut. Bukti pertama
Muslim pribumi Indonesia berasal dari Sumatra Utara, Marco Polo dalam perjalanan pulang
dari China pada tahun 1292, melaporkan setidaknya satu kota Muslim, dan bukti pertama
tentang dinasti Muslim adalah nisan tertanggal tahun 696 H (1297 M), dari Sultan Malik al-
Saleh, penguasa Muslim pertama Kesultanan Samudera Pasai, dengan batu nisan selanjutnya
menunjukkan diteruskannya pemerintahan Islam. Kehadiran sekolah pemikiran Syafi’i, yang
kemudian mendominasi Indonesia dilaporkan oleh Ibnu Battutah, seorang peziarah dari
Maroko, tahun 1346. Dalam catatan perjalanannya, Ibnu Battutah menulis bahwa penguasa
Samudera Pasai adalah seorang Muslim, yang melakukan kewajiban agamanya sekuat tenaga.
Madh’hab yang digunakannya adalah Imam Syafi’i dengan kebiasaan yang sama ia lihat di
India.

2.3 SULTAN MALIK AL-SALEH


Sultan Malik Al-Saleh adalah pendiri sekaligus raja pertama kerajaan samudera
pasai yang berdiri pada tahun 1267 M. Sultan Malik Al-Saleh memeluk Islam setelah
penemuannya dengan Syaikh Ismail dari Mekah. Sultan Malik Al-Saleh berkuasa di Kerajaan
samudera pasai selama 29 tahun. Ia menjadi tokoh penyebar Islam di Indonesia dan asia
Tenggara karena kuatnya pengaruh kekuasaan Samudera Pasai di bawah kekuasaannya.
Berdasarkan catatan Marco Polo, Sultan Malik Al-Saleh merupakan seorang raja yang kaya
dan kuat pengaruhnya. Sultan Malik Al-Saleh wafat pada tahun 1297 dan dimakamkan di
Desa Beuringin, Samudera Pasai. Pada nisannya tertulis aksara Arab, yang artinya “ini
adalah makam almarhum yang diampuni, yang kuat dalam beribadah, sang penakluk yang
bergelar Sultan Malik Al-Saleh’. Sultan Malik Al-Saleh kemudian digantikan oleh Sultan
Muhammad Malik al-Zahir (1297-1326).

2.4 SULTAN AHMAD


Sultan Ahmad bergelar Sultan Malik al-Tahir II saat menjadi sultan di Kerajaan
Samudera Pasai. Saat ia memerintah, Samudera Pasai dikunjungi Ibnu Batutah. Ibnu Batitah
mengemukakan bahwa Sultan Ahmad sangat memperhatikan perkembangan dan kemajuan
Islam. Ia terus berjuang untuk menyebar Islam ke berbagai wilayah di sekita Samudera Pasai.

2.5 SULTAN ALAUDIN RIAYAT SYAH


Sultan Alaudin Riayat Syah adalah seorang tokoh peletak dasar-dasar kejayaan
Kerajaan Aceh. Saat itu, militer Kerajaan Aceh terkenal sangat handal karena mendapat
bantuan dari Kerajaan Turki Usmani. Sultan Alaudin Riayat Syah menyebarkan Islam ke
wilayah Aceh. Ia mengundang para ulama dari Persia dan India untuk mengajarkan Islam di
Aceh hingga agama Islam berhasil disebarluaskan sampai ke Minangkabau dan Indrapura.

2.6 WALI SONGO


Wali Songo menjadi tokoh penyebar Islam di Pulau Jawa. Pendidikan, pernikahan,
perdagangan, kebudayaan, kesenian, dan politik dijadikan sebagai saluran dakwah oleh Wali
Songo. Berikut tokoh-tokoh Wali Songo.
1. Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)
2. Raden Rahmat (Sunan Ampel)
3. Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang)
4. Raden Paku (Sunan Giri)
5. Raden Mas Syahid (Sunan Kalijaga)
6. Syarif Hidayatullah

2.7 SULTAN ALAUDIN


Sultan Alaudin bernama asli I Manga’rangi Daeng Manrabbia. Sultan Alaudin
diangkat sebagai raja Gowa saat usia tujuh tahun, Ia adalah penyebar Islam di Sulawesi
Selatan. Pada masa pemerintahan Sultan Alaudin, penyebaran Islam mencapai Buton dan
Dompu. Tak hanya itu, ia juga berhasil mengislamkan Kerajaan Wajo, Soppeng, dan Bone.

2.8 DATUK TUNGGANG PARANGAN


Datuk Tunggang Parangan bernama asli Habib Hasyim bin Musyayakh bin Abdullah
bin Yahya. Datuk Tunggang Parangan berasal dari Minangkabau dan berdakwah di Kutai
Kartanegara. Di sana ia berdakwah bersama Datuk Ri Bandang pada tahun 1525-1589. Raja
Aji Mahkota dan keluarga Kerajaan serta rakyat Kutai Kartanegara memeluk Islam karena
dakwah yang dilakukan Datuk Tunggang Parangan. Ia wafat dan dimakamkan di Kutai Lama,
Kalimantan Timur.

2.9 SULTAN ZAINAL ABIDIN


Sultan Zainal Abidin ke Jawa Timur pada tahun 1494 M untuk menimba ilmu agama
di Pesantren Sunan Giri. Sekembalinya dari Jawa, Sultan Zainal Abidin mengajak para ulama
terkemuka seperti Tuhubahanul untuk membantu dakwah di wilayah Maluku. Sultan Zainal
Abidin mendirikan banyak pesantren yang pengajarnya didatangkan langsung dari Pulau
Jawa. Ia jua mendirikan Bobato Akhirat atau Jolebe untuk membantu sultan dalam
mengawasi pelaksanaan syariat Islam di Ternate.
6
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Perkembangan Islam tidak lepas dari adanya para  pedagang yang datang ke indonesia
tujuan berdagang. contoh nya teori gujarat, pedagang dari gujarat datang ke indonesia dan
membawa agama Islam, ada juga pedagang dari arab namanya teori arab. Selain itu ada lagi
teori lain yang awalnya juga berdagang seperti dengan adanya Teori Tiongkok dan Teori
Persia.
Perkembangan Islam di Indonesia juga tidak lepas dari penyebar agama Islam yang
dikenal dengan Wali Songo di jawa dan Dato Tallu di Sulawesi.

Proses penyebaran Islam di Indonesia tidak lepas dari akulturasi dengan kebudayaan
lama sebelum masuknya Islam. Beberapa akulturasi tersebut dapat dilihat di permainan
tradisional, wayang, masjid yang tidak melepaskan ajaran Islam dan kebudayaan lama.

3.2 SARAN
Setelah melihat kesimpulan yang ada di atas, maka penulis memberikan saran untuk
perkembangan Agama Islam di Kecamatan Berastagi. Agar Agama Islam terus
berkembang di kecamatan Berastagi harus dan sangatpenting adanya kekompakan para tokoh
agama dan ormas-ormas lainnya dalamrangka Berdakwah memberikan penerangan Islam ke
pada seluruh masuarakat yang ada di Kecamatan Berastagi.
Ormas Islam dan lembaga Dakwah harus memiliki Program dakwah yang jelas
untukmemberikan pembinaan untuk umat yang tersebar ke Desa-desa terpencil.Dan harus
adanya pertemuan-pertemuan antara tokoh-tokoh agama untuk membuat pembinaan dakwah
bagi masyarakat Islam di Indonesia.
7
DAFTAR PUSTAKA

1. Sutanto, Musyrifah. 2005. Perkembangan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


2. Afandi, Abdullah. 1982. Dunia Islam dari Massa ke Masa.Solo : Panji Masyarakat.
3. Daliman, A. 2012. Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di
Indonesia.Yogyakarta: Ombak.
4. Hasbullah, Moeflich. 2017. Islam dan Tranformasi Masyarakat Nusantara. Depok:
Kencana.
5. Khalil, Muhammad. 2016. Buku Siswa Sejarah Peradaban Islam 3. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Madrasah.
8

Anda mungkin juga menyukai