Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara”

OLEH: bpk.BILLY SENDOW S.pd


NAMA: YOSI MARGARETY MOMONGAN
MAPEL: SEJARAH
KELAS: XA

SMA NEGERI 1 TENGA

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkatrahmatNya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
‘Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara’

Berdasarkan sumber-sumber yang kami dapat dari luar maupun dari dalam, walaupun
masih banyak kekurangan.Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai
sejarah masuknya islam ke Indonesia, juga memberikan penjelasan yang jelas mengenai
proses masuknya islam ke Indonesia serta menjelaskan islam pada masa yang akan datang.

Diharapkan bahwa makalah ini membantu pembaca untuk memahami dengan lebih baik
tentang sejarah masuknya islam ke indonesia. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna,
disebabkan karena terbatasnya kemampuan kami, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami perlukan dari pembaca terutama dari Bapak GURU kami.Semoga buku ini
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ………………………………………………………………... i
Kata Pengantar ……………………………………………………………...... ii
Daftar Isi…………………………………........…………...……….…………………… iii
BAB  I PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang........................................................................................................................................ 1
1.1 Tujuan......................................................................................................................................................... 1
BAB I I PEMBAHASAN
2.1 Asal mula Masuknya Islam di Nusantara............................................................ 2
2.2 Teori masuk penyebaran islam............................................................................. 5
2.3 Sumber-sumber berita masuknya agama dan kebudayaan islam di Indonesia .. 6
2.4 Cara Masuknya Islam ke Indonesia .................................................................. 7
2.5 Perkembangan Masuknya Islam di Beberapa Wilayah Indonesia .................... 8
2.6 Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia ......................................... 11
2.7 Manfaat dari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia.................................... 11
2.8 Peradaban Islam di Masa Depan ....................................................................... 12
BAB III  PENUTUP
Kesimpulan ..................................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-
pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas.Sejak awal masehi sudah ada rute-rute
pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di
daratan Asia Tenggara.Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno
merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual
disana menarik bagi para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan
India.Sementara itu, pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan
Sumatera, untuk kemudian dijual kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan
penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi para
pedagang asing seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra; Sunda Kelapa
dan Gresik di Jawa.
            Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur
Tengah.Mereka tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga
yang berupaya menyebarkan agama Islam.Dengan demikian, agama Islam telah ada di
Indonesia ini bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut.Meskipun belum
tersebar secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.

1.2  Tujuan,
Makalah ini mempunyai tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai proses perkembangan islam di Indonesia bagi para pembaca. Disamping itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pembaca bahwa kami menjelaskan sejarah
perkembangan islam dan perkembangan pada masa yang akan datangnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal-usul masuknya Islam di Nusantara


Risalah Islam dilanjutkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. di Jazirah Arab pada abad
ke-7 masehi ketika Nabi Muhammad saw mendapat wahyu dari Allah swt. Setelah
kematian Rasullullah s.a.w. kerajaan Islam berkembang hingga Samudra Atlantik dan
Asia Tengah di Timur.
              Namun, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah,
Abbasiyyah, Turki Seljuk, dan Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal, India,dan
Kesultanan Melaka telah menjadi kerajaaan yang besar di dunia. Banyak ahli-ahli sains,
ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman
Emas Islam.Karena banyak kerajaan Islam yang menjadikan dirinya sekolah.
Di abad ke-18 dan 19 masehi, banyak daerah Islam jatuh ke tangan Eropa.
Setelah Perang Dunia I, Kerajaan Ottoman, yaitu kekaisaran Islam terakhir tumbang.
Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang dilewati oleh
jalur sutera.Kebanyakkan Bangsa Arab merupakan penyembah berhala dan sebagian
merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi.Mekah adalah tempat suci bagi bangsa
Arab ketika itu karana terdapat berhala-berhala mereka dan Telaga Zamzam dan yang
paling penting sekali serta Ka’bah yang didirikan Nabi Ibrahim beserta Ismail.
Nabi Muhammad saw. dilahirkan di Mekah pada Tahun Gajah yaitu 570 masehi.
Ia merupakan seorang anak yatim sesudah kedua orang tuanya meninggal dunia.
Muhammad akhirnya dibesarkan oleh pamannya, Abu Thalib.Muhammad menikah
dengan Siti Khadijah dan menjalani kehidupan yang bahagia. Namun, ketika Nabi
Muhammad saw. berusia 40 tahun, beliau didatangi Malaikat Jibril Sesudah beberapa
waktu Muhammad mengajar ajaran Islam secara tertutup kepada rekan-rekan
terdekatnya, yang dikenal sebagai “as-Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang
memeluk Islam)” dan seterusnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.         
  Pada tahun 622 masehi, Nabi Muhammad saw dan pengikutnya hijrah ke
Madinah. Peristiwa lain yang terjadi setelah hijrah adalah pembuatan kalender Hijirah.
Penduduk Mekah dan Madinah ikut berperang bersama Nabi Muhammad saw  dengan
hasil yang baik walaupun ada di antaranya kaum Islam yang tewas. Lama kelamaan para
muslimin menjadi lebih kuat, dan berhasil menaklukkan Kota Mekah. Setelah Nabi
Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan Islam.          
2
Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan,
pendidikan, dll. Tokoh penyebar islam adalah walisongo antara lain; Sunan Ampel,
Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sunan
Kudus, Sunan Drajat, Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) (Sumber: wikipedia)

          Pada tahun 30 Hijriah atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari
wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina
untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang
memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di
Kepulauan Nusantara.Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti
Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera.Inilah perkenalan
pertama penduduk Indonesia dengan Islam.Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim
terus berdatangan, abad demi abad.Mereka membeli hasil bumi dari negeri ini sambil
berdakwah.    
     penduduk mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran.Aceh,
daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara,yang pertama sekali menerima agama
Islam.Bahkan di Aceh kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni kerajaan
Samudra Pasai.Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di
Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu
pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi yang ketika singgah
di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi’i.
Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di
Gresik, Jawa Timur.Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah
makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun.Pada makamnya tertulis
angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari.Diperkirakan makam-
makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.          
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi
Nusantara secara besar-besaran.Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi
memeluk Islam secara massal.Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya
penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum
Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti.Yaitu ditandai dengan berdirinya
beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak,
Cirebon, serta Ternate.Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran,
keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada
3
abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh
kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda.
Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam
bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol.Islam datang ke
Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut
kekuasaan politik.
Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke
kepulauan nusantara, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai
nusantara.Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah
memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu
dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam
mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu /
Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah
menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan
Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud
Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara
Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar
yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu
Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum
menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten,
Fathahillah sempat berguru di Makkah.Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari
serbuan Turki Utsmani.
Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad
kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak
merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun
biasanya terbatas pada mazhab Syafi’i.Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan,
terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat
dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya
masih terjadi hingga sekarang.Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah
orang-orang yang gigih menentang penjajahan.Meskipun banyak diantara mereka yang
berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit
melawan penjajah.Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas
dengan taktik yang licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang
gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan
4
Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Samudra Pasai,
Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18
seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam
Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).(Sumber : ummah.com).
2.2 Teori Masuk dan Penyebaran Islam
Menurut para ahli sejarah, masuk dan penyebaran islam di indonesia terdapat tiga
teori, yaitu teori Gujarat, teori Saudi, dan teori China. Yaitu :
1.      Menurut teori Gujarat. Islam masuk wilayah Indonesia dari anak benua India
seperti Gujarat, Bengali, dan Malabar. Menurut Snouck Hurgronje, Islam masuk dari
daerah Doccon di India, berdasarkan fenomena sosial bahwa ajaran tasawuf yang
dipraktikkan oleh orang-orang muslim di India bagian selatan mirip dengan ajaran islam
di Indonesia. Termasuk munculnya syi’ah di daerah Sumatera atau Jawa, dugaan itu juga
muncul dari dearah India. Sebab saat itu kerajaan islam Deccon (salah satu kerjaan di
India) telah memiliki hubungan baik dengan Iran negeri pusat penyebaran paham Syi’ah.
2.      Menurut teori saudi. Pendapat yang menyatakan bahwa islamisasi di Indonesia
terjadi pada tahun 1111 atau abad ke 12 M.  Pada saat itu orang-orang Aceh dari
Sumatera bagian barat laut memeluk islam atas ajakan seorang kebangsaan Arab asli.
Kemudian setelah masuk Islam mereka mendakwahkan islam khususnya di daerah
tersebut.
3.    Menurut teori China. Teori yang menyatakan bahwa masuknya islam di Indonesia
langsung dari Mekah atau Madinah. Menurut teori ini bahwa islam masuk ke Indonesia
sekitar abad 7 atau 8 M. Atau abad ke 2 H, yaitu pada masa Khulafaur Rosyidin.
Ekspedisi islam ke Indonesia dibawa langsung oleh para pedagang dari Arab sejak awal
abad hijriyah atau abad ke 7 M. Menurut sumber literatur Cina pada awal abad ke 2
hijrah telah muncul perkampungan-perkampungan muslim Arab dipesisir pantai
Sumatera. Diperkampungan ini orang-orang muslim Arab bermukim dan menikah
dengan penduduk setempat serta membentuk komunitas-komunitas muslim. Teori ini
adalah yang paling kuat dan diterima para sejarahwan masa kini.

2.3 Sumber-sumber berita masuknya agama dan kebudayaan islam di Indonesia


         Sumber-sumber luar negeri
Berita Arab : para pedagang arab telah datang ke Indonesia sejak masa kerajaan
sriwijaya (abad ke 7 M) yang menguasai jalur pelayaran perdagangan di wilayah
Indonesia bagian barat termasuk selat malaka pada masa itu.
5
Berita Eropa : berita ini datangnya dari Marco polo. Ketika suatu saat dia ditugaskan
untuk mengantarkan puterinya yang di persembahkan kepada kaisar romawi.
Berita India: berita ini menyebutkan bahwa para pedagang india dari Gujarat mempunyai
peranan penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan islam di indonesia.
Berita China: berita ini berhasil di ketahui melalui catatan dari ma-huan, seorang penulis
yang mengikuti perjalanan laksamana cheng-ho. Ia menyatakan melalui tulisannya
bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar islam yang bertempat
tinggal di pantai utara pulau jawa.
         Sumber dalam negri
1.      Penemuan sebuah batu di leran (dekat Gresik).batu bersurat itu memuat keterangan
tentang meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah binti Makmur
2.      Makam sultan Malikul Shaleh di Sumatra Utara yang meninggal pada bulan
ramadha tahun 676 H atau tahun 1297 M.
3.      Makam Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 M.

Ajaran-ajaran Islam diantaranya yaitu:


1. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia,saling menghormati dan
tolong menolong.
2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali
takwanya.
3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih
dan Penyayang dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan,
merusak, dan saling mendengki.
4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak
menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama
manusia tanpa pilih kasih.

2.4 Cara Masuknya Islam ke Indonesia


Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam
berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif  berkat
kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S.
al-Baqarah ayat 256yaitu

6
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.”(Al-Baqarah: 256).

Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain :
1.Perdagangan
             Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak
dagang dengan orang Arab.
2.Kultural
            Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media
kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya
Sunan Kali
3.Pendidikan
            Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia.Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam
diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut.
4.Kekuasaan Politik
            Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat
dari para Sultan.
Perkembangan Masuknya Islam di Beberapa Wilayah Indonesia

             Perkembangan Islam di Indonesia berlangsung di beberapa tempat, yaitu


Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Maliku, Irian Jaya, dan Nusa Tenggara.

a.Perkembangan Islam di Sumatera.


             Pada pertengahan abad ke-13, di Sumatera telah berdiri kerajaan Islam Samudera
Pasai yang merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia, kerajaan ini terletak di
pesisir timur laut aceh yang sekarang merupakan wilayah Kabupaten Lhouksumawe.
Samudera Pasai adalah sebuah kerajaan maritim, samudera pasai telah mengadakan
hubungan dengan Sultan Delhi di India pada pelayaran kerajaan Samudra Pasai

7
merupakan pusat studi agama Islam dan tempat berkumpulnya para ulama dari berbagai
negara Islam.
b.Perkembangan Islam di Jawa
              Perkembangan di Jawa tidak bisa dipisahkan dari peranan wali, jumlah wali
yang terkenal sampai sekarang adalah sembilan, yang dalam bahasa dikenal dengan
sebutan WALI SONGO. Para wali yang termasuk dalam wali songo adalah sebagai
berikut :
a.       Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
b.      Sunan Ampel (Raden Rahmat)
c.       Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
d.      Sunan Giri (Raden Paku atau ‘Ainul Yaqin)
e.       Sunan Drajat (Raden Kasim)
f.       Sunan Kalijaga (Raden Said)
g.      Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)
h.      Sunan Muria (Raden Umar Said)
i.        Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
c. Perkembangan Islam di Sulawesi
             Masuknya islam di Sulawesi tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik.
Hal itu karena Sunan Giri menyelenggarakan pesantren yang banyak didatangi oleh
santri dari luar Jawa, seperti ternate dan hiu.Pada abad ke-16 di sulsel telah berdiri
kerajaan hindhu gowa dan tallo. Penduduknya banyak yang memeluk agama islam
karena hubungannya dengan kesultanan Ternate.
d. Perkembangan Islam di Kalimantan
              Pada abad ke-16, islam mulai memasuki kerajaan Sukadana. Dibagian selatan
Kalimantan berdiri kerajaan islam banjar pada sekitar tahun 1526. Panngeran Suriansyah
merupakan tokoh yang amat penting dalam sejarah islam di Kalimantan. Dalam usaha
mengembangkan islam/ Syekh muhamad arsyad al-Banjari mendirikan pondok pesantren
untuk menampung santri yang datang dari berbagai pelosok Kalimantan. Pada masa
berikutnya muncul seorang pahlawan Kalimatan yang sangat berjasa dalam
mengembangkan islam. Ia adalah Sultan Amirudin Khalifatul Mukminin atau yang lebih
dikenal nama pangeran Antasari.
e. Perkembangan Islam di Maluku dan Irian
             Jaya Penyebaran islam di Maluku tidak lepas dari jasa para santri Sunan Drajat
yang berasal dari Ternate dan Hitu. Di Maluku ada 4 kerajaan bersaudara yang berasal
8
dari keturunan yang sama yaitu Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Raja Tidore masuk
islam dan mengganti nama menjadi Sultan Jamalludin.
          Demikian juga raja Jailolo, ia masuk isalm dan mengganti nama menjadi Sultan
Hassanudin. Peran kesultanan Ternate dalam penyebaran islam baru dimulai pada masa
Sultan Zaenal Abidin. Ia juga berhasil mengambangkan islam ke Maluku dan Irian Jaya
bahkan sampai ke Filipina.
2.6 Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau
ciri yang khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat
mengambil hikmah, diantaranya sebagai berikut :
1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan
dan pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskipun Islam
tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran
dasar dalam Islam.
2.7 Manfaat dari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai berikut :
1.      Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran
Islam di bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan
pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada di Nusantara ini.
2.      Hasil karaya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber
pengetahuan.
3.      Kita dapat meneladani Wali Songo
4.      Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
5.      Mampu membangaun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau
arsitektur hingga kee seluruh pelosok Nusantara.
6.      Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para
ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
7.      Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh islam untuk mempraktikan tingkah laku
yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi
berikutnya.
8.      Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan
persenjataan yang tidak sebanding.
9
2.8 Peradaban Islam di Masa Depan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman didalam Al-qur’an :
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan
agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang
musyrikin tidak menyukai.” (QS At-Taubah : 33)
Janji telah diberikan oleh Allah Swt melalui firman-Nya itu, bahwa Islam dengan
kearifan dan kebijaksanaannya itu mampu mengalahkan agama-agama lain. Namun tidak
sedikit yang mengira bahwa janji tersebut telah terwujud pada masa Nabi Salallahu
Alaihi wa Salam , masa Khulafaur-Rasyidin dan pada masa khalifah-khalifah sesudahnya
yang bijaksana. Padahal kenyataannya tidak demikian. Yang sudah terealisasi saat itu
hanyalah sebagian kecil dari janji di atas, sebagaimana diisyaratkan oleh Rasul Salallahu
Alaihi wa Salam melalui sabdanya yang artinya:
“Malam dan siang tidak akan sirna sehingga Al-Latta dan Al-‘Uzza telah
disembah. Lalu Aisyah bertanya: “Wahai Rasul, sungguh aku mengira bahwa takkala
Allah menurunkan firman-Nya “Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan
membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas
segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai, hal itu telah sempurna
(realisasinya).”Belau menjawab: “Hal itu akan terealisasi pada saat yang ditentukan oleh
Allah.” [Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam-Imam yang lain]
Sudah menjadi pemahaman bahwa kemenangan yang diraih dunia Barat dari
umat Islam ketika sedang dalam keadaan lemah dan kondisi yang rapuh seperti saat ini,
bukanlah disebabkan oleh kekuatan mereka semata, bukan pula karena kelemahan umat
Islam. Tetapi semua itu disebabkan buruknya pola berpikir dan rendahnya tingkat
pengetahuan umat Islam tentang Dienul Islam itu sendiri.Masa depan dunia Islam
tergantung pada tindakan yang diambil umat Islam sekarang ini. Jika umat Islam telah
terlalu jauh dan berpaling dari agama mereka maka mereka akan jatuh pada musibah
ketertindasan dan keterjajahan.

10
BAB III
PENUTUP
 
Kesimpulan
Proses islamisasi tidak mempunyai awal yang pasti, juga tidak berakhir. Islamisasi lebih
merupakan proses berkesinambungan yang selain mempengaruhi masa kini, juga masa
yang akan datang.Islam telah dipengaruhi oleh lingkungannya, tempat Islam ber-pijak
dan berkembang. Di samping itu, Islam juga menjadi tra-disi tersendiri yang tertanam
dalam konteks
 Agama Islam juga membawa perubahan sosial dan budaya, yakni memperhalus dan
memperkembangkan budaya Indonesia. Penyesuaian antara adat dan syariah di berbagai
daerah di Indonesia selalu terjadi, meskipun kadang-kadang dalam taraf permulaan
mengalami proses pertentangan dalam masyarakat. Meskipun demikian, proses
islamisasi di berbagai tempat di Indonesia dilakukan dengan cara yang dapat diterima
oleh rakyat setempat, sehingga kehidupan keagamaan masyarakat pada umumnya
menunjukkan unsur campuran antara Islam dengan kepercayaan sebelumnya. Hal
tersebut dilakukan oleh penyebar Islam karena di Indonesia telah sejak lama terdapat
agama (Hindu-Budha) dan kepercayaan animisme.
 
Pada umumnya kedatangan Islam dan cara menyebarkannya kepada golongan
bangsawan maupun rakyat umum dilakukan dengan cara damai, melalui perdagangan
sebagai sarana dakwah oleh para mubalig atau orang-orang alim. Kadang-kadang pula
golongan bangsawan menjadikan Islam sebagai alat politik untuk mempertahankan atau
mencapai kedudukannya, terutama dalam mewujudkan suatu kerajaan Islam.
 

11
DAFTAR PUSTAKA

      Hasjmy, A., Sejarah Kebudayaan Islam di Indonesia, cet.1, Jakarta: PT. Bulan


Bintang, 1990.

      Murodi,  Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1994.

Anda mungkin juga menyukai