DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. Risnawati Tanjung ( 1815401019 )
2. Vini Oktavia ( 1815401021 )
3. Wilakni ( 1815401022 )
4. Wulan Harliyarni (1815401023)
PRODI :
KEBIDANAN TINGKAT III
DOSEN PENGAMPU:
KHAIRUL ASHDIQ, Lc. M. HSc
1
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2020
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam makalah ini saya akan membahas tentang “Kesultanan
Islam Dan Capaian Politik, Sosial, Pendidikan, Ekonomi Dan Budaya
Di Alam Melayu Nusantara“.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan hati saya
menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang
membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Islamisasi merupakan salah satu tema penting dalam kajian sejarah
Islam di Nusantara. Para sejarawan masih terus memperdebatkan mengenai
kapan, dari mana, di mana, dan oleh siapa Islam pertama kali masuk di
kawasan tersebut. Sebagian sejarawan berpendapat bahwa Islam telah
masuk di Nusantara semenjak abad VII M dan VIII M, sedangkan sebagian
lainnya menyatakan bahwa Islam mulai masuk di kawasan ini semenjak
abad XIII M.
Langkah penyebaran Islam mulai dilakukan secara besar-besaran ketika
telah memiliki orang-orang yang khusus menyebarkan dakwah. Setelah fase
itu, kesultanan Islam mulai terbentuk di kepulauan ini, diantara kesultanan
islam yang di pimpin oleh sultan. Kedatangan Islam di Nusantara membawa
aspek-aspek peradaban dalam dimensi yang sangat luas, termasuk sistem
politik, ekonomi, budaya, sosial dan pendidikan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja kesultanan islam yang ada di Alam Melayu Nusantara ?
2. Bagaimana capaian di bidang Politik ?
3. Bagaimana capaian di bidang pendidikan ?
4. Bagaimana capaian di bidang Sosial Budaya (adat sitiadat) ?
5. Bagaimana capaian di bidang Ekonomi ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang kesultanan islam yang ada di Alam
Melayu Nusantara.
2. Untuk mengetahui tentang capaian di bidang Politik.
3. Untuk mengetahui tentang capaian di bidang Pendidikan.
4. Untuk mengetahui tentang capaian di bidang Sosial Budaya (adat
istiadat).
5. Untuk mengetahui tentang capaian di bidang Ekonomi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Selain dengan Jawa, Malaka juga menjalin hubungan dengan Pasai,
pedagang- pedangan Pasai membawa lada ke pasaran Malaka. Dengan
kedatangan pedagang Jawa dan Pasai, maka perdagangan di Malaka
menjadi ramai dan lebih berarti bagi para pedagang Cina. Selain dalam
bidang ekonomi Malaka juga maju dalam bidang keagamaan, banyak
alim ulama datang dan ikut mengembangkan agama Islam di kota ini,
penguasa Malaka dengan sendirinya sangat besar hati. Meskipun
penguasa belum memeluk agama Islam namun pada abad ke-15 mereka
telah mengizinkan agama Islam berkembang di Malaka. Penganut-
penganut agama Islam diberi hak-hak istimewa bahkan penguasa
membuatkan bangunan masjid. (Kuntowijaya. 1995)
6
Minangkabau. Pendiri kerajaan Aceh adalah Sultan Ibrahim (1514-
1528), ia berhasil melepaskan Aceh dari Pidie. Aceh menerima Islam
dari Pasai yang kini menjadi bagian wilayah Aceh dan pergantian
agama diperkiraan terjadi mendekati pertengahan abad ke-14. Kerajaan
Aceh yang letaknya di daerah yang sekarang dikenal dengan Kabupaten
Aceh Besar, terletak ibu kotanya. (Kuntowijaya. 1995)
7
Dimasa pemerintahannya, Sultan Iskandar muda tidak bergantung
kepada Turki Usmani. Untuk mengalahkan Portugis, Sultan kemudian
bekerjasama dengan musuh Portugis, yaitu Belanda dan Inggris. Setelah
Iskandar Muda digantikan oleh penggantinya, Iskandar Tsani bersikap
lebih lembut dan adil. Pada masanya, Aceh terus berkembang untuk
masa beberapa tahun dan pengetahuan agama maju dengan pesat. Akan
tetap tatkala beberapa sultan perempuan menduduki singgasana tahun
1641-1699, beberapa wilayah taklukannya lepas dan kesultanan
menjadi terpecah belah. Pada abad 18 Aceh hanya sebagai kenangan
masa silam dari bayangannya sendiri, akhirnya kesultanan Aceh
menjadi mundur. (Kuntowijaya. 1995)
8
kemudian digantikan oleh Trenggono yang dilantik oleh Sunan Gunung
Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Ia memerintah pada
tahun 1524-1546 dan berhasil menguasai beberapa daerah.
Perkembangan dan kemajuan Islam di pulau Jawa ini bersamaan dengan
melemahnya posisi raja Majapahit. Hal ini memberi peluang kepada
raja-raja Islam pesisir untuk membangun pusat-pusat-pusat kekuasaan
yang independen. Di bawah bimbingan spiritual Sunan Kudus,
meskipun bukan yang tertua dari wali songo, Demak akhirnya berhasil
menggantikan Majapahit sebagai keraton pusat. Kerajaan Demak
menempatkan pengaruhnya di pesisir utara Jawa Barat dan tidak dapat
dipisahkan dari tujuannya yang bersifat politis dan ekonomi. Politiknya
adalah untuk mematahkan kerajaan Pajajaran yang masih berkuasa di
daerah pedalaman, dan dengan Portugis di Malaka. (Kuntowijaya.
1995)
9
semula kedudukannya di Banten Girang dipindahkan ke kota
Surosowan, di Banten lama dekat pantai. Dilihat dari sudut ekonomi
dan politik, pemindahan ini dimaksudkan untuk memudahkan
hubungan antara pesisir utara Jawa dengan pesisir Sumatera, melalui
selat Sunda dan samudra Indonesia. Situasi ini berkaitan dengan kondis
politik di Asia Tenggara masa itu setelah Malaka jatuh ke tangan
Portugis, para pedagang yang segan berhubungan dengan Portugis
mengalihkan jalur pelayarannya melalui Selat Sunda. (Kuntowijaya.
1995)
10
dan dimakamkan di samping Masjid Agung. Untuk meneruskan
kekuasaannya beliau digantikan oleh anaknya yaitu Maulana Yusuf.
Pada masa pemerintahan dijalankan oleh Maulana Yusuf, strategi
pembangunan lebih dititikberatkan pada pengembangan kota,
keamanan wilayah, perdagangan dan pertanian. (Kuntowijaya. 1995)
11
peperangan antara Banten dengn VOC, dan berakhir dengan perjanjian
damai tahun 1659 M. (Kuntowijaya. 1995)
F. Kerajaan Maluku
12
Molomateya, (1350-1357) bersahabat baik dengan orang Arab yang
memberikan petunjuk bagaimana pembuatan kapal-kapal, tetapi
agaknya bukan dalam kepercayaan. Manurut tradisi setempat, sejak
abad ke-14 Islam sudah datang di daerah Maluku. Pengislaman di
daerah Maluku, di bawa oleh maulana Husayn, dan terjadi pada masa
pemerintahan Marhum di Ternate. (Kuntowijaya. 1995)
13
Kristen. Harapan itu tidak terwujud. Usaha mereka hanya
mendatangkan hasil yang sedikit. Dalam prosesIslamisasi di Maluku
menghadapi persaingan politik dan monopoli perdagangan diantara
orang-orang Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris. Persaingan
diantara pedagang-pedagang ini pula menyebabkan persaingan diantara
kerajaan-kerajaan Islam sendiri sehingga pada akhirnya daerah Maluku
jatuh ke bawah kekuasaan politik dan ekonomi kompeni Belanda.
(Kuntowijaya. 1995)
G. Kesultanan Palembang
14
kejayaan sejak Sriwijaya. Raja Palembang menyebut dirinya sebagai
Sultan yaitu Sultan Abdul Rahman (1602-1702), disebutkan HJ de
Graaf serta TH.G.Pigeud (1985), Sultan sudah memeluk Islam dan
mengislamkan rakyatnya. (Kuntowijaya. 1995)
H. Kesultanan di Riau
15
diangkat kembali oleh pemerintah provinsi Riau tahun 2001,
menetapkan visi Riau “mewujudkan kan Riau sebagai pusat
perekonomian dan Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara pada 2020”
tertuang dalam Perda no.36 tahun 2001. (Kuntowijaya. 1995)
16
desa, suku-suku itu berkembang menjadi sebuah negara melalui
penaklukan oleh salah satu persekutuan kelompok-kelompok
kecil.Struktur organisasi politik Melayu tradisional berawal dari desa
dan kampung, kemudian diikuti dengan daerah atau jajahan dan
seterusnya menjadi negeri. Ketika pengaruh Hindu Buddha masuk,
organisasi politik pada awal Masehi mulai berkembang dari penguasaan
kawasan kecil kepada organisasi politik yang besar dan menguasai
kawasan yang lebih luas.Sistem politik Hindu diserap oleh orang
Melayu dengan berbagai penyesuaian. Setelah para raja Melayu
menganut agama Islam, sistem pemerintahan pun disesuaikan dengan
ajaran Islam. Walaupun pengaruh Hindu Buddha masih ada, namun
beberapa perubahan terus terjadi, misalnya gelar Sri Maharaja yang
dipakai dalam kerajaan Sriwijaya diubah menjadi gelar Sultan seperti
Raja Samudra Pasai bergelar Sultan Malikussalih, Raja Palembang
Darussalam bergelar Sultan Mahmud Badaruddin, Raja Banten bergelar
Sultan Hasanuddin dan lainnya. Demikian layaknya gelar sultan pada
raja-raja Islam yang ada di India dan Asia Barat. (Mugiyono. 2016)
17
2.4 Pencapaian Budaya-Sosial (Adat Istiadat)
18
acara Islami.Pembacaan mantera yang biasa dilakukan pada acara adat
diganti dengan pembacaan surah Al-Fatihah, Surah Al-Ikhlas atau
Surah Yasin dan doa-doa kepada Allah. Dalam adat pernikahan
diadakan upacara bersanding, pasangan pengantin di atas pelaminan.
Penggunaan sirih pinang, beras kunyit dan inai merupakan pengaruh
Hindu. Setelah mereka memeluk Islam adat ini berubah.Walaupun
unsur budaya lama seperti meminang, berinai, dan bersanding masih
dilakukan oleh sebagian orang Melayu, namun sudah banyak
disesuaikan dengan aturan-aturan dalam agama Islam dan tidak
bertentangan dengan prinsip dasar ajaran Islam.Jika seseorang
meninggal dunia, ahli warisnya mengadakan acara adat kematian
berupa kenduri arwah memperingati 7 hari, 40 hari dan 100 hari.Setelah
mereka memeluk Islam acara semacam ini lambat laun berkurang,
mereka hanya melakukan acara ta`ziyah malam pertama, kedua dan
ketiga. (Mugiyono. 2016)
2.5 Pencapaian Ekonomi
19
perdagangan itu mungkin dapat digambarkan sebagai berikut: mula-
mula mereka berdatangan di tempat-tempat pusat perdagangan dan
kemudian diantaranya ada yang bertempat tinggal, baik untuk
sementara maupun untuk menetap. Lambat laun tempat tinggal mereka
berkembang menjadi perkampungan-perkampungan. Perkampungan
golongan pedagang Muslim dari negeri-negeri asing itu disebut
Pekojan. (Mugiyono. 2016)
20
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam konteks Islam Nusantara pembentukan kesultanan beserta kota-
kotanya sebagai pemerintahan otonom yang mandiri khususnya antara abad
ke-14-18, dipandang sebagai upaya pencapaian sebuah peradaban. Berbagai
kesultanan islam di alam melayu nusantara yakni kesultanan Malaka,
Kesultanan Aceh, Kesultanan Demak, Kesultanan Banten, Kesultanan Goa,
Kesultanan Maluku, Kesultanan Palembang, Kesultanan di Riau,
Kesultanan Melayu Johor-Riau-Lingga-Pahang.
Masuknya pengaruh Islam ke dalam peradaban Melayu tidak hanya
pada tataran religius saja, namun lebih luas dan komprehensif, di antaranya
meliputi; ilmu pengetahuan, politik, kebudayaan sosial dan adat istiadat
serta ekonomi.
4.2 Saran
Makalah ini telah disusun berdasarkan dengan ruang lingkup
pembelajaran yang ada. Namun, kami menyadari bahwasanya masih banyak
kesalahan maupun kekurangan baik didalam penulisan ataupun isinya. Oleh
karena itu, kami minta kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga materi yang ada didalam
makalah ini dapat berguna bagi kita semua yang mempelajarinya
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23
1