Lalu Al Hasan dibaiat setelah ayah beliau wafat. Kemudian pada bulan Rabiul Awwal tahun 41
H beliau menyerahkan kepemimpinan kepada Muawiyah radhiyallahu anhu dan dengan itu
nampaklah kebenaran berita Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam sabda beliau:
Kekhalifahan setelahku adalah 30 tahun, kemudian setelahnya adalah kerajaan. (HR. Ahmad,
Abu Dawud, dan At Tirmidzi)
Oleh karena itu, maka Muawiyah radhiyallahu anhu walaupun shahabat, namun tidak disebut
Khulafaur Rasyidin atau bahkan tidak disebut sebagai khalifah. Lebih tepat beliau disebut raja.
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa yang sesuai sunnah adalah Muawiyah disebut
Malik (Raja), tidak disebut khalifah, berdasarkan hadits dari shahabat Safinah radhiyallahu anhu
bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Kekhalifahan setelahku 30 tahun kemudian setelahnya adalah kerajaan yang sangat menggigit.
Namun demikian, Muawiyah radhiyallahu anhu adalah raja terbaik di muka bumi pada umat ini
selamanya. Adz Dzahabi rahimahullah menyebutnya Amirul mukminin Raja Islam. (Siyar alam
Nubala)
Wallahu alam.
Sumber: Majalah Qudwah edisi 3 vol. 01 th. 1433 H/2012 M, hal. 77-79.