Anda di halaman 1dari 15

SUMBER ISLAM AL-QURAN, HADITS, IJMA’, DAN QIYAS

SINDI ANGGRIANI

2119207

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Sindianggriani20@gmail.com

ABSTRAK

sumber islam perlu untuk dipelajari agar mengetahui sumber hukum apa yang harus
dipakai pertama sekali dan setelahnya. Ketika tidak di jelaskan secara rinci hukum yang ada
didalam al-quran barulah melihat hadis, ijma’, dan qiyas sebagai pedoman dalam hidup.
Banyak sekarang yang mengunakan hukum yang tidak sesuai dengan faktanya, dan banyak
melahirkan hukum-hukum yang tidak sesuai dengan ajaran islam. Dan membuat hukum-
hukum baru.

Sumber hukum islam adalah al-quran dan hadis. Ijma’ dan qiyas merupakan sebuah
pelengkap dari sumber utama. Hukum adalah sebuah peraturan tentang perilaku yang diakui
berdasarkan wahyu al-Quran dan sunnah yang telah ditetapkan. Hadis merupakan ucapan
rasullah tentang sesuatu yang berkaitan tentang kehidupan manusia atau tentang suatu hal.
Metode yang digunakan dalam mendapatkan.

ABSTRAK

Islamic sources need to be studied in order to know what sources of law should be
used first and after. When it is not explained in detail the laws contained in the Koran, then
look at hadiths, ijma ', and qiyas as guidelines in life. Many now use laws that are not in
accordance with the facts, and many give birth to laws that are not in accordance with
Islamic teachings. And make new laws.

The source of Islamic law is the Koran and hadith. Ijma 'and qiyas are a complement
to the main source. The law is a rule of behavior that is recognized based on the revelation of
the Koran and the prescribed sunnah. Hadith is what the Prophet said about something
related to human life or about something. The method used in obtaining.
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Wahyu al-quran adalah penyataan allah yang diturunkan kepada para nabi atau
para rasulnya untuk disampaikan kepada umatnya. Wahyu dalam bahasa arab yang
artinya tersembunyi dan cepat. Dengan demikian wahyu mencakup beberapa defenisi
yaitu bisikan atau bujukan allah, ilham, isting binatang, isyarat yang cepat,
menyampaikan perintah.
Al-quran sebagai kalam atau firman allah yang ditulis dalam bentuk mushaf
diturunkan kepada nabi muhammad saw malalui malaikat jibril secara mutawatir dari
ayatnya yang dimulai dari surah al-fatiha dan di akhiri dengan surah annas dan
membacanya merupakan ibadah, yang di susun dalam bentuk bahasa arab yang
merupakan nilai tinggi dalam membacanya. Sehingga al-quran tidak ada tandingannya
dengan apapun itu.
Fungsi al-quran sebagai pembeda antara yang hak dan yang batin, ada juga
yang berpendapat sebagai petunjuk bagi manusia secara umum. Juga berfungsi
sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa,bagi orang yang beriman.

B. Pendahuluan
Al-quran merupakan posisi paling utama,lalu di susul dengan hadis,ijma’dan
qiyas. Jika dilihat secara luas al-quran dalam menuntun manusia,dalam
pengembangan ilmu pengetahuan menjadikannya sebagai sumber utama. Dalam
penelitian Maurice Bucaille,soorang ahli bedah yang terkenal di prancis menyebutkan
bahwa al-quran merupakan kitab suci yang objektif dan memuat petunjuk bagi
pengembangan ilmu pengetahuan modren. Isinya sempurna dan tidak ada yang
bertentangan dengan hasil penemuan sains modren.
Orientasi pendidikan pertama berasal dari dalam al-quran bagi kepentingan
umat manusia ketika melakukan perintah dari allah. Oleh sebab itu,keberlangsungan
pendidikan islam harus senantiasa mengarah dan berpegang pada sumber tersebut
agar manusia menjadi dinamis,kreatif,dan religius. Dengan perlaku ini,proses
pendidikan islam akan selalu terarah dan mampu menciptakan manusia yang
berkualitas dan bertanggung jawab kepada seluruh aktivitas yang dilakukan.1
Al-quran merupakan sebuah landasan ajaran islam yang berhubungan dengan
vertikal manusia dengan tuhan,ibadah,ataupun hubungan sosial
kemasyarakatan,muamalah. Al-quran adalah sebuah kitab suci yang berisi ajaran
1
Sri Miranti,Ilmu Pendidikan Islam : Fakta teoritis-filsafah dan aplikatif-normatif,h. 45
tentang prinsip-prinsip dan seruan moral. Tidak merupakan dokumen hukum yang
berisi kesimpulan legal untuk sebuah kasus spesifik yang berlaku di kalangan
masyarakat muslim.
Di dalam al-quran terdapat pernyataan hukum yang penting,yang turun selama
proses pembinaan umat manusia di madina. Seperti larangan dalam meminum
khamar,berjudi,dan zina,masalah perbudakan,warisan dan lain sebagainya. Penetapan
hukum pada kasus menunjukkan bahwa penekanan al-quran lebih kepada aspek moral
kemanusiaan. Seperti kasus pencurian,seperti di sebutkan didalam al-quran bahwa
orang yang melakukan pencurian dalam tingkatan tertentu dapat di hukum potang
tangan. Dengan penetapan hukum tersebut untuk mencuri bisa diganti dengan bentuk
budaya masyarakat muslim tertentu.
Al-quran menyimpan nilai-nilai islam universal yang diperuntukkan untuk
manusia terdapat pada pesan moral yang terdapat didalamnya dan bukan dalam
ketetapan legal spesifik untuk sebuah kasus tertentu yang berkembang dalam
masyarakat arab. Oles sebab itu tradisi sosial yang sudah melembaga dalam suatu
masyarakat muslim. Islam dikatakan efektif sebagai sarana penciptaan sistem sosial
yang dikehendaki oleh ajaran islam,untuk berusaha menerapkan prinsip-prinsip
kemasusiaan,persamaan dan keadilan.
Agama islam tidak memaksa umat manusia untuk memeluknya,melainkan
secara wajar melalui proses manusiawi,seperti pendidikan,proses kependidikan yang
manusiawi itu bersandar pada kemampuan rohania dan jasmaniyah manusia itu
sendiri secara bertahap dan berkelanjutan.
C. Pembahasan
1. Pengertian wahyu al-quran
Kata wahyu di artikan dalam kata masdar yaitu inisiatif. Dia menetapkan
kepada dua pengertian dasar,yaitu: tersembunyi,dan cepat. Oleh karena itu
dikatakan bahwa “wahyu ialah informasi secara tersembunyi dan cepat yang
khusus untuk ditujukan kepada orang tertentu tanpa diketahui oleh orang lain.”
Namun juga bermakna al-muha dalam pengertian isim maf’ul artinya yang
diwahyukan.2 Trm wahyu di dalam al-quran diulang sebanyak 78 kali, yakni
dalam bentuk kata benda atau isim sebanyak 6 kali, dan dalam bentuk kata kerja
atau fiil terdapat sebanyak 72 kali.3

2
Manna’ al-Qattan,Pengantar Studi Ilmu al-Quran, terj. Aunur Rafiq ( Jakarta: Pustaka al-Kausar,2006), hal 34
Wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi nya secara syar’i diartikan sebagai
kalam Allah yang diturunkan kepada seorang nabi. Pengertian ini menggunakan
kata maf’ul yaitu al muha yang artinya diwahyukan. Perbedaan antara wahyu
dengan ilham ialah bahwa ilham itu intuisi yang dipercayai oleh jiwa sehingga
terdorong untuk mengikuti apa yang diminta,tanpa mengetahui dimana datangnya.
Hal ini sama seperti perasaan lapar,haus,sedih dan senang.
Ustadz Muhammad Abduh berpendapat dalam risalah at-tauhid,menyebutkan
wahyu bagaikan pemahaman yang didapatkan seseorang dengan kepercayaan
bahwa benda itu berasal dari allah,baik melalui perantara maupun tanpa
perantara.4 Dan juga pendapat TM.Hasbi Ash-shiddieqy mengartikan wahyu
sebagai sesuatu yang dimasukkan kedalam dada nabi. Jadi dapat kita simpulkan
wahyu adalah pemahaman ghaib yang langsung datang dari allah ke dalam jiwa
seseorang diberikan secara cepat dan rahasia,baik secara langsung maupun
melalui perantara.
Menurut harfiah Alquran bersumber dari bahasa arab “qara‟a”, berarti
“bacaan” atau sesuatu yang dibaca, Alquran ialah kalam Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui malaikat Jibril. Dalam Islam terdapat
nama yang diberikan untuk Alquran: seperti “Al-Furqan”. Sebagai pembeda
antara yang baik dan yang buruk (QS.25:31) Artinya : “Dan ibarat itulah, sudah
Kami adakan bagi setiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan padahal
Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong”. Al-quran dibukukan oleh
Khalifah Usman, sehingga dikenal dengan “Mushaf Usman”. Sebagai sumber
ajaran agama islam al-quran menempati posisi pertama. Oleh karena itu al-quran
menjadi landasan semua ajaran islam yang menyangkut hubungan vertikal
manusia dengan Tuhan, ibadah maupun hubungan sosial kemasyarakatan,
mu’amalah.
Sebagai petanda dan pembuat, al-quran memberikan rambu-rambu bagi
perjalanan manusia dalam memaknai hakikat hidup. Al-quran menjelaskan
bagaimana garis-garis kehidupan yang selayaknya dilalui manusia dan yang
manakah yang tidak boleh dilanggar oleh manusia5

3
Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi,al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Quran al-Karim (Bairut: Dar al Fikr,1981), hal
468-469.
4
Kristinawati, “Al-quran dan Hadis pengertian Wahyu dan Al-quran”, 15/3 (2017)
5
Abdul Rozak, Al-quran, hadits dan ijtihad sebagai sumber pendidikan islam, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah).
Hal 88-91
Dari pengertian di atas dapat kita ambil elemen dasar yang membentuk
pengertian al-quran yaitunya: Pertama,al-quran adalah wahyu atau kalam
allah,oleh sebab itu sabda rosullah tidak termasuk al-quran,begitu juga hadist
qudsi. Kedua,al-Quran diturunkan kepada nabi muhammad Saw,berarti wahyu ini
diturunkan kepada nabi dan rasul selain Muhammad tidak bisa dikatakan al-
Quran,karna itu kitab taurat zabur dan injil tidak bisa dikatan sebagai al-quran
karena tidak diturunkan kepada nabi muhammad meskipun sama-sama wahyu dari
allah. Ketiga,al-Quran diturunkan dalam bentuk bahasa arab,bahwa yang disebut
al-quran pendapat ulama adalah yang tertera dan yang terucap dalam bahasa
arab,karenanya terjemahan al-quran atau tafsirannya meski dalam bahasa arab
tidak bisa dikatakan al-Quran.
2. Fungsi al-Quran
Fungsi al-quran dilihat dari nama-namanya yang menunjukkan kedudukannya
yang tinggi dan kemuliaan. Abu al-ma’ali syaidzalah mengatakan al-quran
memiliki 55 nama,abu al-hasan al-harali menyebutkan bahwa al-quran memiliki
lebih dari 90 nama. Sedangkan ibn jazzi al-kilabi menyebutkan bahwa al-quran
sesungguhnya hanya memiliki empat nama,yaitu al-quran,al-kitab,al-furqan,dan
al-dzikr. Sedangkan nama-nama yang lain merupakan lebih merupakan sifat atau
julukan untuknya.
a) Al-Quran
‫ت اَ َّن لَهُ ْم اَجْ رًا َكبِ ْير ًۙا‬ ّ ٰ ‫اِ َّن ٰه َذا ْالقُرْ ٰانَ يَ ْه ِديْ لِلَّتِ ْي ِه َي اَ ْق َو ُم َويُبَ ِّش ُر ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ الَّ ِذ ْينَ يَ ْع َملُوْ نَ ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬
“Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling
lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang
mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang
besar.”(Qs.Al-Isra’ : 9)
Karena al-quran merupakan kitab suci terakhir yang allah turunkan
yang berfungsi sebagai bacaan sesuai dengan arti kata quran.
b) Al-Kitab
َ‫ْب ۛ فِ ْي ِه ۛ هُدًى لِّ ْل ُمتَّقِ ْين‬ َ ِ‫ٰذل‬
َ ‫ك ْال ِك ٰتبُ اَل َري‬
”Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertakwa”(QS.Al-Baqarah: 2)
Menurut bahasa al-kitab adalah al-jam’u (mengumpulkan) as-sayuthi
menyebutkan sebab dinamai al-kitab karena al-qur’an menyatukan
berbagai macam ilmu,kisah dan berita.6 Muhammad Abdullah Draz
menguntip di Manna’ al-Qathan, Al-Qathan, al-quran yang dipelihara
melalui lisan juga di pelihara dengan tulisan. Al-Qur’an haruslah
dipelihara oleh dua cara tidak hanya satu cara saja yaitu melalui
hafalan (hifzhuhu fi as-shudur) dan juga melalui tulisan (hifzhuhu fi as-
suthur)
c) Al-Furqan
‫ك الَّ ِذيْ نَ َّز َل ْالفُرْ قَانَ ع َٰلى َع ْب ِد ٖه لِيَ ُكوْ نَ لِ ْل ٰعلَ ِم ْينَ نَ ِذ ْيرًا‬
َ ‫ۙ تَ ٰب َر‬
”Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur'an) kepada
hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan
kepada seluruh alam (jin dan manusia).” (QS. Al-Furqan : 1)
Al-Furqan merupakan masdar dari kata furaqa,dalam wazan
fu’lan,memahami bentuk shifat musyabahah dengan arti yang sangat
memisahkan. Pengertian demikian karena al-qur’an memisahkan
dengan kuat antara haq dan yang batil,antara benar dan yang
salah,antara baik dan yang buruk.
d) Adz-Dzikr
َ‫نَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلنَا ٱل ِّذ ْك َر َوإِنَّا لَهۥُ لَ ٰ َحفِظُون‬
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”(QS.Al-Hijir : 9).
Kata Adz-Dzikir memiliki arti ingat,atau mengingatkan,karena di
dalam kitab suci ini terdapat pelajaran dan nasuhat serta kisah umat
masa lalu. Adz-Dzikr juga diartikan asy-syaraf yang artinya
kemuliaan,allah berfirman:
َ‫ك َۚو َسوْ فَ تُسْٔـََٔ‹لُوْ ن‬ َ َّ‫َواِنَّهٗ لَ ِذ ْك ٌر ل‬
َ ‫ك َولِقَوْ ِم‬
“Dan sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar suatu peringatan bagimu dan
bagi kaummu, dan kelak kamu akan diminta
pertanggungjawaban.”(QS.Az-Zukhruf: 44)

Fungsi al-Quran dilihat dari kedudukannya yitu al-quran sebagai kitab suci yang
terakhir yang di turunkan oleh allah kepada nabi muhammad saw,yang merupakan nabi
terakhir dan tidak ada kitab suci lain setelahnya. Al-Quran membawa misi yang lebih besar
dibandingkan dengan kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Cakupan misinya juga

6
As-Sayuthi, Al-Itqan fi’ulum Al-Qur’an,jid 1 hlm. 146
lebih luas,dibandingkan dengan kitab suci sebelumnya yang hanya ditujukan untuk kaum
tertentu dan masa yang terbatas,sedangkan al-qur’an diturunkan bagi seluruh manusia hingga
akhir zaman,karna di bawa oleh nabi muhammad saw yang merupakan rasul untuk segenap
umat manusia hingga akhir masa.

Peran al-Qur’an sebagai sarana ibadah untuk mendekatkan diri kepada allah swt
melalui dengan membaca dan memahami pesan-pesan yang ada didalamnya,oleh sebab itu
fungsi al-qur’an bagi manusia ialah sebagai berikut:

a) Petunjuk bagi manusia


Ialah sebagai pedoman bagi umat islam,meskipun demikian al-Qur’an
menyebutkan bahwa ia tidak hanya menjadi petunjuk bagi umat muslim,tetapi
petunjuk bagi seluruh umat manusia seluruhnya. Keseluruhan misi yang ada
dalam al-Quran ini tidak terlepas dari misi nabi muhammmad saw yang ditujukan
untuk manusia. Di jelaskan dalam firman Allah dalam QS.saba: 28 yang artinya
“Dan kami (Allah) tidak mengutus kamu (muhammad),melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan,tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.”
Petunjuk dalam pengertian umum berarti pedoman atau bimbingan bagi siapa
saja yang menuju jalan kebenaran, sedangkan dilihat dari pengertian khusus
petunjuk berarti taufik yang diberikan allah kepada hambanya yang telah
menerima kebenaran. Yang pertama masih berbentuk proses sedangkan yang
kedua telah merupakan hasil,yang pertama bisa dilakukan oleh siapa saja
termasuk manusia sedangkan yang kedua hanya allah lah yang bisa
melakukannya.
Ketika disebutkan al-qur’an sebagai npetunjuk bagi manusia maka kalimat ini
masih pada tataran ide dan harapan belum menjadi kenyataan tetapi jika disebut
bahwa al-Qur’an adalah sebagai petunjuk bagi orang-orang yang beriman atau
orang yang bertaqwa,di sini menunjukkan kenyataan yang sudah terjadi. Petunjuk
disini berarti merupakan taufik yang diberikan allah kepada orang-orang yang
beriman karena mereka telah membuka hatinya untuk menerima kebenaran yang
ada di dalam al-Qur’an.
b) Penyempurna kitab-kitab seci sebelumnya
Al-quran sebagai kitab suci yang terakhir membawa tugas menyempurnakan
kitab suci yang sebelumnya dalam hal ini dapat di terangkan dalam dua
alasan,pertama kitab-kitab suci terdahulu memang diturunkan untuk kaum tertentu
dan juga zaman yang terbatas. Kedua dalam perkembanga sejarah,kitab suci
terdahulu tidak bebas dari perubahan dan penyimpangan.
Fungsi al-Qur’an sebagai penyempurna kitab terdahulu maka ada beberapa
rincian sebagi berikut yaitu membenarkan adanya kitab-kitab suci
terdahulu,meluruskan hal yang telah di selewengkan dari kitab-kitab suci
tersebut,menjadi kitab alternatif untuk kitab suci yang dulu pernah ada.
Pertama, di dalam al-quran membenarkan kotab-kitab suci sebelumnya,al-
quran di turunkan tidak untuk menyangkal adanya kitab-kitab suci tersebut.
Bahkan dalam ajaran islam,seorang muslim diwajibkan mempercayai adanya
kitab-kitab sebelum al-quran yang diturunkan oleh allah kepada nabi sebelum nabi
muhammad saw. Seperti dijelaskan di dalam al-quran surat al-baqarah ayat 4 yang
artinya “dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan
kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau,
dan mereka yakin akan adanya akhirat”
Diturunkannya al-qur’an adalah untuk melanjutkan ajaran yang terdapat dalam
kitab-kitab suci sebelumnya,tujuan pokok dari semua kitab-kitab suci ialah untuk
megajak seluruh umat manusia untuk menyembah satu tuhan,yaitu allah swt.
Kalaupun ada perbedaan,tidak terlepas dari masalah furuiyah seperti ritual
peribadatan dan aspek hukum lainnya. Itu disebabkan karna perbedaan
zaman,tempat,dan masyarakat dimana kitab-kitab suci itu diturunkan. Tetapi
dalam masalah aqidah semua kitab suci mengajarkan hal yang samayaitu
penyembahan kepada satu tuhan yaitu tauhid,yang dinamakan agama islam begitu
juga nabi sebelumnya yang juga disebut islam. Kesamaan aqidah yang di bawa
oleh para nabi dijelaskan dalam al-quran yaitu :
Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami
wahyukan kepadanya :”bahwasanya tidak ada tuhan (yang hak) melainkan
aku,maka sembahlah olehmu sekalian akan aku,(Qs. Al-Ambiya; 21)
Dia allah telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan kepada nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa
yang telah kami wasiatkan kepada ibrahim,musa dan isa yaitu tegakkanlah
agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. (Qs. Asy-Syuara : 13)
Kedua, tujuan al-quran untuk meluruskan hal yang telah diselewengkan dari
ajaran kitab-kitab terdahulu,karna kitab-kitab terdahulu dalam perjalanan sejarah
tidak terlepas dari penyimpangan,perubahan,pengertian penambahan atau
pengurangan sehingga dibutuhkan upaya pemurnian. Kitab suci seperti
taurat,zabur dan injil tidak sama seperti kitab suci yang di turunkan kepada nabi-
nabinya dahulu,fenomena penyimpangan seperni ini telah dijelaskan didalam al-
quran.
Sesungguhnya diantara mereka (ahli kitab) ada segolongan yang memutar-
mutar lidahnya membaca al-kitab supaya kamu menyangka yang dibacanya itu
sebagian dari al-kitab,padahal ia bukan dari kitab dan mereka mengatakan : “ia
(yang dibaca itu datang ) dari sisi allah” padashal ia bukan dari sisi allah
mereka berkata dusta terhadap allah sedang mereka mengetahui (QS.Ali-Imran:
78)
Al-Quran diturunkan bertujuan sebagai batu ujian terhadap kitab-kitab
terdahulu,al-quran bertugas untuk mengoreksi hal-hal yang di selewengkan dari
ajaran kitab-kitab terdahulu,koreksi itu bisa jadi masalah aqidah,hukum,berita
masa lalu,dan sebagainya,di antara contoh koreksi al-quran terhadap apa yang
telah diselewengkan dari ajaran kitab terhadulu adalah koreksi al-quran terhadap
iman kaum nasrani yang menuhankan nabi isa dan meyakini trinitas. Dalam hal
tersebut al-quran telah menyatakan kekafiran mereka,di jelaskan dalam al-quran
surat al-maidah ayat 72 yang artinya “sesunggunya telah kafirlah orang-orang
yang berkata : sesungguhnya allah ialah al masih putra maryam” padahal al
masih (sendiri) berkata : “hai bani israil,sembahlah allah tuhanku dan tuhanmu”
sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan ) allah maka pasti
allah mengharamkan kepadanya surga,dan tempatnya ialah neraka tidaklah ada
bagi orang-orang zalim itu seorang penolong.(QS. Al-Maidah : 72)
Ditegaskan didalam al-quran fungsi al-quran sebagai batu ujian terhadap
kitab-kitab terdahulu dalam QS. Al-Maidah :48
“dan kami telah menurunkan kepadamu muhammad al-quran dengan
membawa kebenaran,yang berfungsi sebagai pembenar terhadap apa yang
sebelumnya dari kitab-kitab dan batu ujian (korektor) terhadap kitab-kitab itu”
Ketiga,al-quran berfungsi sebagai alternatif pengganti kitab suci terdahulu
yang telah banyak menyimpang dari ajaran yang sebenarnya yang telah banyak di
selewengkan maka al-quran di turunkan untuk meluruskan masalah tersebut.
Al-quran sebagai kitab yang terakhir sebagai petunjuk sempurna yang tidak
perlu diragukan kebenarannya. Al-quran merupakan keunggulan yang tidak bisa
ditandingi oleh kitab-kitab sebelumnya,baik dilihat dari kesempurnaan maupun
dari kekuatannya sebagai mukjizat. Oleh sebab itu tidak ada alasan bagi orang
yang beriman untuk tidak menjadikan al-quran sebagai pedoman hidup mereka.
3. Hubungan al-Qur’an dengan hadist, ijma’, dan qiyas
Al-quran merupakan hujjah bagi umat manusia dan hukum-hukum yang
terkandung di dalamnya wajib di taati. Tidak ada kekhilafan sedikitpun di antara
umat islam bahwa al-quran itu sebagai sumber pokok ajaran islam. Di dalam al-
Quranlah di ambil semua pokok syariat dan semua cabang-cabangnya dan juga
dalil-dalil syar’i di ambil dalam al-quran. Dengan hal ini jelas bahwa al-Quran
merupakan dasar pokok bagi ajaran islam dan semua hukum.
Sumber hukum islam pertama adalah al-Quran yang sebagai isinya merupakan
susunan hukum yang sudah lengkap, sebagai kejelasan isi al-Quran ini maka
selalu di dapati dalam sunnah nabi, begitu juga cara atau melaksanakan hukum
yang tercantum di dalam al-Quran. Ketika nash hukum tidak terdapat didalam al-
Quran dan sunnah barulah digunakan ijma’ yaitu pendapat-pendapat ulama atau
ijtihad dan juga qiyas, yaitu membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang sudah
pasti hukumnya. Di dalam agama islam pemikiran setiap manusia harus
digunakan dengan sebaik-baiknya,bagaimana yang telah dijelaskan dalam al-
quran afala ta’qilun yang artinya pergunakanlah pikiranmu. Jangan mengikuti saja
apa yang telah di larang oleh al-quran dan sunnah.
a. Kehujjahan al-Quran
Kedudukan al-quran menepati kedudukan pertama dari sumber-sumber
hukum lain dan merupakan aturan paling tinggi. Oleh sebab itu sumber
hukum dan norma yang telah ada tidak boleh berlawanan dengan al-quran.
Al-Quran diturunkan kepada nabi muhammad saw untuk disampaikan
kepada umat manusia agar manusia mengamalkan segala perintahnya dan
menjauhi apa yang dilarangnya. Sesungguhnya dasar kehujjahan al-quran
terdapat pada QS. An-Nisa’ : 105
‫هّٰللا‬
ِ َ‫اس بِ َمٓا اَ ٰرىكَ ُ َۗواَل تَ ُك ْن لِّ ْلخ َۤا ِٕٕى‹ِنِ ْينَ خ‬
‫ص ْي ًما‬ ِّ ‫ب بِ ْال َح‬
ِ َّ‫ق لِتَحْ ُك َم بَ ْينَ الن‬ َ ‫ك ْال ِك ٰت‬
َ ‫ۙ اِنَّٓا اَ ْن َز ْلنَٓا اِلَ ْي‬
Artinya : “Sebenarnya, Kami sudah menyampaikan Kitab (Al-Qur'an)
kepadamu (Muhammad) membawa fakta, agar engkau mengadili antara
manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah
engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), karena (membela)
orang yang berkhianat”
b. Kehujjahan As-Sunnah
Secara bahasa sunnah artinya perjalanan yang dilalui atau jalan yang
telah terbiasa. Padahal menutut istilah sunnah ialah sesuatu yang berasal
dari rasulullah saw, baik merupakan ucapan,prilaku, maupun menetapkan
pengakuan. Allah menyuruh kita dalam al-Quran supaya menaati allah dan
juga rasulnya.
Sunnah merupakan sember hukum yang kedua, ulama berpendapat ada
3, yaitu meningkatkan al-Quran, memperjelas atau merinci aturan-aturan
yang telah di tetapkan oleh al-Quran dan menetapkan hukum baru yang
belum diatur secara eksplisit oleh al-Quran.
Jika seandainya al-sunnah tidak merupakan hujjah dan tidak juga
membuat penjelasan atas al-Quran, sudah jelas kita tidak akan dapat
menjalankan, bagaimana tata cata kita beribadah dan menjalankan perintah
yang terdapat di dalam al-Quran. Oleh karena itu penjelasan al-Quran atau
suatu penetapan sebuah hukum, umat islam wajib menaatinya.
c. Ijma’
Secara bahasa ijma’ berarti kesepakatan atau sejalan tentang suatu hal.
Secara istilah ijma’ ialah pemahaman mujtahid umat islam tentang hukum
syara’ dari suatu peristiwa yang telah terjadi sesudah nabi muhammad saw
meninggal dunia.
d. Qiyas
Secara bahasa qiyas berarti mengumpamakan, mengumpamakan atau
mengukur. Usul fiqih menyebutkan giyas ialah penentuan hukum suatu
kejadian atau peristiwa yang tidak merupakan dasar nashnya dengan cara
membandingkan dengan suatu kejadian atau kejadian lain yang sudah
ditetapkan hukumnya berlandaskan nash karena terdapat persamaan ilat
atau alasan diantara kedua kejadian atau peristiwa tersebut. Sehingga qiyas
hanya dapat dilaksanakan apabila telah diyakini bahwa sesungguhnya
tidak ada satupun nash yang dapat dijadikan landasan untuk menentukan
hukum suatu peristiwa atau kejadian.
Yang harus dilakukan pertama oleh seorang yang akan melakukan
qiyas,yaitu mencari apakah ada nash yang terdapat dijadikan dasar untuk
menetapkan hukum dari suatu peristiwa atau kejadian. Jika telah
terpercaya benar tidak ada nash dimaksud barulah dilakukan qiyas.
Jadi dapat kita simpulkan hubungan al-Quran, as-sunnah, ijma’, qiyas
adalah bagaikan sumber-sumber dalil-dalil syar’i yang ketiganya (as-
sunnah, ijma’, dan qiyas) digunakan setelah melihat dalam al-quran tidak
mendapatkan penyelesaian dan penjelasan.
4. Pendekatan pokok dalam studi al-Quran
Al-Quran merupakan suatu kitab yang ditujukan bagi segenap bangsa di dunia,
maka ada beberapa pendekatan dalam studi al-Quran,di antaranya adalah7
1. Pendekatan kebahasaan (analisis bahasa)
Untuk menguasai isi kandungan al-Quran di perlukan pengetahuan
bahasa arab. Dan untuk mengetahui arti dalam suatu kata dalam rangkaian
redaksi satu ayat, seseorang terlebih dahulu harus meneliti apa saja pengertian
yang terkandung oleh kata tersebut. Kemudian menetapkan arti yang paling
tepat setelah melihat segala aspek yang bersangkutan dengan ayat tadi.
Dengan arti lain bahwa seorang yang ingin meneliti tentang ilmu al-quran
harus memahami betul tentang kaidah-kaidah bahasa al-quran dalam hal ini
adalah bahasa arab,sehingga ia bisa memahami isi yang terdapat dalam ayat
tersebut.
2. Pendekatan korelasi antar ayat dengan ayat lain (analisa ayat per ayat)
Mempelajari pengertian sebuah kata dalam rangkaian suatu ayat, tidak
dapat dilepaskan dari konteks kata tersebut dengan semua kata dari ayat tadi.
Artinya adalah pemahaman suatu ayat tidak akan sempurna jika tidak
mengikuti oleh makna ayat sebelum atau setelahnya. Dengan demikian terjadi
hubungan sebab akibat antara satu ayat dengan ayat lainnya baik sebelumnya
maupun sesudahnya.
3. Sifat penemuan ilmiah
Berhubungan dengan pendekatan ini, quraisi shihab mengeluarkan
pandangannya bahwa, apa yang telah disebutkan para ahli dari berbagai
disiplin ilmu, sangat beraneka ragam dari kebenarannya. Seseorang bahkan
tidak dapat mengatas namakan namanya al-quran dalam kaitan dengan
pandangannya, jika pengetahuan tadi melebihi kandungan redaksi ayat-ayat.
Tetapi ini bukan penghalang untuk memahami suatu ayat sesuai dengan

7
Fatimah Purba (2016), Pendekatan dalam Studi Al-Quran : Studi Tentang Metode dan Pendekatan Al-Quran.
Jurnal As-Salam,vol.1,No. 2. Hal, 33
perkembangan ilmu pengetahuan. Hanya selama pemahaman tersebut sejalan
dengan prinsip-prinsip ilmu tafsir yang telah disepakati.
4. Studi hemeneutik
Sebuah cara untuk pendekatan baru, studi hemeneutik tidak selamanya bisa
diterima oleh semua umat islam. Karena barangkali kata tersebut masih aneh
dan sulit ditemukan dalam katalog khazanah islam klasik. Namun perlu untuk
mengakui bahwa secara pendekatan hemeneutik, kajian tersebut lebih bersifat
interdisipliner mengenai al-quran. Karna al-quran selain berbicara tentang
nilai-nilai keagamaan, juga banyak menjelaskan isyarat-isyarat ilmu
pengetahuan bahkan rekaman sejarah nabi muhammad saw, masa-masa
sebelum al-quran diturunkan kepada nabi muhammad saw sebagai rasul
terakhir di atas dunia.

D. PENUTUP
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang disampaikan dalam bahasa Arab,
diturunkan secara berangsur-angsur melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai mukjizat, disampaikan kepada kita penganutnya secara mutawatir yang
telah ditulis di Mushaf Usmani. Fungsi al-Qur’an dapat diketahui berdasarkan nama-
namanya yaitu sebagai Maw’izah (nasihat), Syifa’ (obat), Hudan (petunjuk), Rahmat
(kasih sayang) dan Furqan (pembeda). Hubungan al-Qur’an dengan as-Sunnah, Ijma’
dan Qiyas adalah sebagai sumber dalil-dalil syar’i yang ketiganya (as-Sunnah, Ijma’
dan Qiyas) digunakan setelah melihat dalam al-Qur’an tidak terdapat penyelesaian
dan penjelasan. Pendekatan Pokok dalam Studi Al-Qur’an yaitu, Pendekatan
kebahasaan, pendekataan korelasi antar ayat dengan ayat lain, Sifat penemuan ilmiah,
dan Studi Hemeneutik.
Al-quran mendapatkan kedudukan pertama dari sumber-sumber hukum
lainnya,dan merupakan aturan dasar tertinggi. Sunnah merupakan sumber hukum
yang kedua untuk memperkuat al-quran. Dasar hukum ijma’ berupa al-quran dan
sunnah. Tugas qiyas adalah mencari apakah tidak terdapat nash yang dijadikan dasar
untuk menetapkan hukum barulah dilakukan qiyas.

Daftar Pustaka
Miranti, Sri. Ilmu Pendidikan Islam : Fakta teoritis-filsafah dan aplikatif-normatif,h. 45
Al-Qattan, Manna’. 2006. Pengantar Studi Ilmu al-Quran, terj. Aunur Rafiq. Jakarta:
Pustaka al-Kausar,, hal 34.
Fuad, Muhammad ‘Abd al-Baqi. 1981. al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Quran al-
Karim Bairut: Dar al Fikr,, hal 468-469.
Kristinawati, 2017. “Al-quran dan Hadis pengertian Wahyu dan Al-quran”, 15/3.
Rozak,abdul. Al-quran, hadits dan ijtihad sebagai sumber pendidikan islam, Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah. Hal 88-91
As-Sayuthi, Al-Itqan fi’ulum Al-Qur’an,jid 1 hlm. 146
Purba, Fatimah. 2016, Pendekatan dalam Studi Al-Quran : Studi Tentang Metode dan
Pendekatan Al-Quran. Jurnal As-Salam,vol.1,No. 2. Hal, 33

Anda mungkin juga menyukai