Anda di halaman 1dari 4

TEKS PIDATO BAHASA INDONESIA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

‫سمم ام الرريحمْمن الررمحييمم‬


‫بم ي‬.

‫ف اليينبميياَمء‬ ‫سليمم يعلَيى أي ي‬


‫شير م‬ ‫ِ يوال ر‬،‫ستيمعييمن يعيلَى أممميومر الددينيياَ يوالددييمن‬
‫صليةم يوال ر‬ ‫اليحيمْمد مللم ير د‬
‫ِ يوبممه ني ي‬،‫ب اليعاَليممْييين‬
‫صيحاَبممه أييجيمْمعييين أيرماَ بييعمد‬
‫ِ يويعيلَى آيلممه يوأي ي‬،‫سلَميين‬‫يوالممْير ي‬.

Yang terhormat, Bapak Ibu dewan juri.


Yang saya hormati, Bapak Ibu guru pendamping.
Yang saya cintai teman-teman peserta lomba pidato bahasa Indonesia.
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah
menganugerahkan nikmat yang tidak terhingga kepada kita. Salah satunya
kesempatan untuk berkumpul di tempat yang insyaAllah barakah ini dalam
keadaan sehat wal ‘afiat.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi agung Muhammad SAW. Insan yang telah diamanahi sebagai pembawa
risalah kenabian, penebar kebaikan, dan penyebar cahaya kemuliaan. Semoga kita
termasuk umatnya yang teguh untuk melanjutkan tongkat estafet perjuangan
beliau dalam menegakkan agama Islam. Aamin.

Hadirin sekalian rahimakumullah,


Pada kesempatan ini perkenankan saya untuk menyampaikan pidato yang
berjudul “Penguatan Syi’ar dan Ukhuwah Islamiyah melalui Ayat Suci Al
Qur’an.”
Hadirin yang berbahagia,
Islam merupakan agama yang mengemban konsep Rahmatan lil ‘Alamin
atau lebih dikenal dengan Islam sebagai payungnya cakrawala dunia. Keberadaan
agama Islam diharapkan membentuk atsmosfer kehidupan dunia yang berjalan
sesuai dengan aturan dari Sang Khaliq dan tentunya sesuai dengan Sunatullah.
Untuk mewujudkan hal itu, Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW
sebagai manusia pilihan yang menjadi motor penggerak dalam usaha membangun
keadaan yang ideal tersebut dengan aturan-aturan Islam yang ada. Nabi
Muhammad SAW berusaha mengajak setiap insan manusia di dunia ini ke jalan
kebenaran dengan melalui syiar-syiar berdasarkan ayat-ayat suci Al Qur’an yang
diturunkan oleh Allah SWT kepadanya. Keberadaan Al Qur’an dijadikan dasar
sebagai dasar kebenaran Islam. Harapan dari syiar tersebut, manusia dapat
menemukan jalan yang benar dan terjalin hubungan persaudaran yang mampu
memahami dan menerapkan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Namun, pada zaman sekarang banyak sekali kegiatan-kegiatan syiar yang
dilakukan oleh orang-orang tidak berdasarkan pada ayat suci Al Qur’an. Mereka
lebih banyak bersyiar atas opini mereka masing-masing tentang agama Islam
sehingga dapat mengancam persatuan ukhuwah islamiayah yang sudah dibangun
sejak dahulu.
Selain itu, pada zaman sekarang juga muncul berita-berita yang berisi syiar
islam tetapi masih belum diketahui kebenarannya. Berita-berita tersebut dikenal
dengan istilah hoax. Hoax menemukan momentum dan daya besar pada zaman
ini, yaitu zaman yang disebut zaman digital. Di tengah arus informasi di mana
"kecepatan" menjadi yang utama, informasi menjadi mudah dibagikan (share)
tanpa melalui proses verifikasi. Selain itu, pada zaman ini juga, siapa saja, di
mana saja, dan kapan saja semua orang dapat membuat hoax semudah
menggerakkan ujung jarinya di gadget.
Hoax dapat berarti berita bohong atau fitnah. Apalagi, agama memang kerap
menjadi objek hoax, terutama agama Islam. Hal ini disebabkan sensitifitas agama
menjadi isu yang paling penting untuk dijadikan legitimasi dan penggerak bagi
arus hoax. Terlebih di tengah euforia keberagamaan yang sangat tinggi bagi kaum
awam, tanpa diimbangi oleh kedalaman dan keilmuan yang memadai.
Dalam sejarah Islam, hoax atau berita bohong dan fitnah menjadi catatan
sebagai penyebab pertama guncangan besar bagi tatanan keislaman atau ukhuwah
islamiyah yang telah dibangun oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satu contohnya
terjadi saat terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan, yang kemudian disebut
sebagai al-fitnah al-kubra (fitnah besar). Saat itu, umat Islam saling menebar
berita bohong tentang pembunuhan Khalifah Usman untuk kepentingan politik
sehingga terjadi perpecahan pertama dalam sejarah Islam, yang bermuara pada
peperangan antara Ali dan Muawiyah serta lahirnya sekte-sekte dalam Islam. Oleh
sebab itu, tidak aneh jika Sayyidina Ali berusaha menasihati umat Islam agar tidak
terjebak dalam hal ini lantaran terprovokasi oleh hoax atau berita bohong.
Perbedaan dalam teologi Islam awal yang terjadi atas dasar berita bohong
menjadi penyebab utama melahirkan perpecahan, konflik, dan saling bunuh di
tubuh umat Islam. Hoax menyulap perbedaan (ikhtilaf) menjadi sebuah
perpecahan (iftiraq) .
Lantaran bersumber dari ego, berita bohong dalam Islam menyeruak ke
salah satu simpul terdalam agama, yaitu hadis. Sejak tahun 41 H, sudah muncul
berita bohong atas nama nabi dan disebarkan untuk kepentingan-kepentingan
kekuasaan. Ia menganiaya mazhab, ulama, pandangan, dan segala sesuatu yang
menjadi benteng bagi ego rezim.
Kesucian agama dari berita bohong sangat penting, utama, dan mendasar.
Maka keberadaan Alquran selain menjadi daar kebenaran juga dapat menjadi
pemerkuat ukhuwah islamiyah. Allah berfirman di dalam Alquran dalam QS. Al-
Hijr ayat 9 yang berbunyi:

Innaa nahnu nazzalnaa dzdzikra wa-innaa lahu lahaafizhuun.

Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya


Kami benar-benar memeliharanya.

Nabi Muhammad SAW diutus sebagai manusia suci (ma'shum) untuk


meneguhkan kesucian agama yang dibawanya dari tuduhan atau prasangka berita
bohong. Allah SWT sangat keras terhadap pembuat dan penyebar berita bohong.
Allah melaknat, menyebut tidak beriman, dan garansi di neraka.
Saat ini juga kerap kita rasakan, salah satu celah hoax adalah saat sebuah
berita bergandengan kuasa, khususnya politik. Sejak masa awal-awal Islam,
pasca-Nabi, teks agama yang suci (khusus hadis) kerap dipolitisasi dengan ucapan
menjadi hoax atau dibuat perkataan yang disandarkan pada Nabi untuk
kepentingan penguasa. Salah satu contohnya adalah Muqatil bin Sulaiman al-
Bakhi adalah pembohong dan pemalsu hadis di mana Imam Nasa'i
memasukkannya sebagai seorang pembohong. Ia pernah mengatakan terang-
terangan kepada Khalifah al-Mahdi dari Bani Abbas: "Bila kamu suka, akan aku
buatkan hadis untuk (keagungan) Abbas.” Namun Sang Khalifah menjawab: "Aku
tidak menghendakinya!"
Sifat "Kebenaran" dan "Kebatilan" pada posisi seperti udara dan minyak.
Beda dan tidak dapat bercampur. Namun, dalam firman Allah SWT dalam QS. Al-
Anfaal: 73 yang berbunyi:

Artinya : “Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka (menjadi)


pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai kaum muslimin) tidak
melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi
kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. al-Anfaal: 73
Maksud dari ayat di atas, hoax dapat menjadi mengaburkan kebenaran dan
kebatilan yang akan membawa manusia pada kerusakan besar. Misalnya,
rangkaian periwayatan hadis akan runtuh jika di tengahnya adalah periwayat yang
bermasalah karena menjadi tidak ada jaminan untuk kesucian hadis tersebut.
Selain itu, untuk permainan teka teki silang, jika salah satu jawaban Anda bohong,
maka akan menimbulkan rentetan kesalahan yang menuju pada kerusakan besar
tentunya. Tipuan dapat merusak struktur mental seseorang karena rentetan logika
sebab-akibat akan rancu jika disusupi tipuan.
Berdasarkan kenyatan dia atas, mari bersama menjaga agama dan bangsa ini
dari berbagai macam tipuan. Jadilah penerus yang mampu menjadi penyiar yang
baik berdasarkan ayat suci Alquran sehingga ukhuwah islamiah tetap terjaga
kerukunanannya.

Anda mungkin juga menyukai