0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
577 tayangan4 halaman
Pidato membahas pentingnya menguatkan syiar Islam dan ukhuwah islamiyah berdasarkan ayat-ayat Alquran untuk menangkal berita hoax yang dapat mengancam persatuan umat. Ayat Alquran dapat menjadi pedoman syiar yang benar dan mencegah terjadinya perpecahan akibat berita bohong seperti yang pernah terjadi dalam sejarah awal Islam.
Pidato membahas pentingnya menguatkan syiar Islam dan ukhuwah islamiyah berdasarkan ayat-ayat Alquran untuk menangkal berita hoax yang dapat mengancam persatuan umat. Ayat Alquran dapat menjadi pedoman syiar yang benar dan mencegah terjadinya perpecahan akibat berita bohong seperti yang pernah terjadi dalam sejarah awal Islam.
Pidato membahas pentingnya menguatkan syiar Islam dan ukhuwah islamiyah berdasarkan ayat-ayat Alquran untuk menangkal berita hoax yang dapat mengancam persatuan umat. Ayat Alquran dapat menjadi pedoman syiar yang benar dan mencegah terjadinya perpecahan akibat berita bohong seperti yang pernah terjadi dalam sejarah awal Islam.
Yang saya hormati, Bapak Ibu guru pendamping. Yang saya cintai teman-teman peserta lomba pidato bahasa Indonesia. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah menganugerahkan nikmat yang tidak terhingga kepada kita. Salah satunya kesempatan untuk berkumpul di tempat yang insyaAllah barakah ini dalam keadaan sehat wal ‘afiat. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW. Insan yang telah diamanahi sebagai pembawa risalah kenabian, penebar kebaikan, dan penyebar cahaya kemuliaan. Semoga kita termasuk umatnya yang teguh untuk melanjutkan tongkat estafet perjuangan beliau dalam menegakkan agama Islam. Aamin.
Hadirin sekalian rahimakumullah,
Pada kesempatan ini perkenankan saya untuk menyampaikan pidato yang berjudul “Penguatan Syi’ar dan Ukhuwah Islamiyah melalui Ayat Suci Al Qur’an.” Hadirin yang berbahagia, Islam merupakan agama yang mengemban konsep Rahmatan lil ‘Alamin atau lebih dikenal dengan Islam sebagai payungnya cakrawala dunia. Keberadaan agama Islam diharapkan membentuk atsmosfer kehidupan dunia yang berjalan sesuai dengan aturan dari Sang Khaliq dan tentunya sesuai dengan Sunatullah. Untuk mewujudkan hal itu, Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai manusia pilihan yang menjadi motor penggerak dalam usaha membangun keadaan yang ideal tersebut dengan aturan-aturan Islam yang ada. Nabi Muhammad SAW berusaha mengajak setiap insan manusia di dunia ini ke jalan kebenaran dengan melalui syiar-syiar berdasarkan ayat-ayat suci Al Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT kepadanya. Keberadaan Al Qur’an dijadikan dasar sebagai dasar kebenaran Islam. Harapan dari syiar tersebut, manusia dapat menemukan jalan yang benar dan terjalin hubungan persaudaran yang mampu memahami dan menerapkan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Namun, pada zaman sekarang banyak sekali kegiatan-kegiatan syiar yang dilakukan oleh orang-orang tidak berdasarkan pada ayat suci Al Qur’an. Mereka lebih banyak bersyiar atas opini mereka masing-masing tentang agama Islam sehingga dapat mengancam persatuan ukhuwah islamiayah yang sudah dibangun sejak dahulu. Selain itu, pada zaman sekarang juga muncul berita-berita yang berisi syiar islam tetapi masih belum diketahui kebenarannya. Berita-berita tersebut dikenal dengan istilah hoax. Hoax menemukan momentum dan daya besar pada zaman ini, yaitu zaman yang disebut zaman digital. Di tengah arus informasi di mana "kecepatan" menjadi yang utama, informasi menjadi mudah dibagikan (share) tanpa melalui proses verifikasi. Selain itu, pada zaman ini juga, siapa saja, di mana saja, dan kapan saja semua orang dapat membuat hoax semudah menggerakkan ujung jarinya di gadget. Hoax dapat berarti berita bohong atau fitnah. Apalagi, agama memang kerap menjadi objek hoax, terutama agama Islam. Hal ini disebabkan sensitifitas agama menjadi isu yang paling penting untuk dijadikan legitimasi dan penggerak bagi arus hoax. Terlebih di tengah euforia keberagamaan yang sangat tinggi bagi kaum awam, tanpa diimbangi oleh kedalaman dan keilmuan yang memadai. Dalam sejarah Islam, hoax atau berita bohong dan fitnah menjadi catatan sebagai penyebab pertama guncangan besar bagi tatanan keislaman atau ukhuwah islamiyah yang telah dibangun oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satu contohnya terjadi saat terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan, yang kemudian disebut sebagai al-fitnah al-kubra (fitnah besar). Saat itu, umat Islam saling menebar berita bohong tentang pembunuhan Khalifah Usman untuk kepentingan politik sehingga terjadi perpecahan pertama dalam sejarah Islam, yang bermuara pada peperangan antara Ali dan Muawiyah serta lahirnya sekte-sekte dalam Islam. Oleh sebab itu, tidak aneh jika Sayyidina Ali berusaha menasihati umat Islam agar tidak terjebak dalam hal ini lantaran terprovokasi oleh hoax atau berita bohong. Perbedaan dalam teologi Islam awal yang terjadi atas dasar berita bohong menjadi penyebab utama melahirkan perpecahan, konflik, dan saling bunuh di tubuh umat Islam. Hoax menyulap perbedaan (ikhtilaf) menjadi sebuah perpecahan (iftiraq) . Lantaran bersumber dari ego, berita bohong dalam Islam menyeruak ke salah satu simpul terdalam agama, yaitu hadis. Sejak tahun 41 H, sudah muncul berita bohong atas nama nabi dan disebarkan untuk kepentingan-kepentingan kekuasaan. Ia menganiaya mazhab, ulama, pandangan, dan segala sesuatu yang menjadi benteng bagi ego rezim. Kesucian agama dari berita bohong sangat penting, utama, dan mendasar. Maka keberadaan Alquran selain menjadi daar kebenaran juga dapat menjadi pemerkuat ukhuwah islamiyah. Allah berfirman di dalam Alquran dalam QS. Al- Hijr ayat 9 yang berbunyi:
Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya.
Nabi Muhammad SAW diutus sebagai manusia suci (ma'shum) untuk
meneguhkan kesucian agama yang dibawanya dari tuduhan atau prasangka berita bohong. Allah SWT sangat keras terhadap pembuat dan penyebar berita bohong. Allah melaknat, menyebut tidak beriman, dan garansi di neraka. Saat ini juga kerap kita rasakan, salah satu celah hoax adalah saat sebuah berita bergandengan kuasa, khususnya politik. Sejak masa awal-awal Islam, pasca-Nabi, teks agama yang suci (khusus hadis) kerap dipolitisasi dengan ucapan menjadi hoax atau dibuat perkataan yang disandarkan pada Nabi untuk kepentingan penguasa. Salah satu contohnya adalah Muqatil bin Sulaiman al- Bakhi adalah pembohong dan pemalsu hadis di mana Imam Nasa'i memasukkannya sebagai seorang pembohong. Ia pernah mengatakan terang- terangan kepada Khalifah al-Mahdi dari Bani Abbas: "Bila kamu suka, akan aku buatkan hadis untuk (keagungan) Abbas.” Namun Sang Khalifah menjawab: "Aku tidak menghendakinya!" Sifat "Kebenaran" dan "Kebatilan" pada posisi seperti udara dan minyak. Beda dan tidak dapat bercampur. Namun, dalam firman Allah SWT dalam QS. Al- Anfaal: 73 yang berbunyi:
Artinya : “Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka (menjadi)
pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai kaum muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. al-Anfaal: 73 Maksud dari ayat di atas, hoax dapat menjadi mengaburkan kebenaran dan kebatilan yang akan membawa manusia pada kerusakan besar. Misalnya, rangkaian periwayatan hadis akan runtuh jika di tengahnya adalah periwayat yang bermasalah karena menjadi tidak ada jaminan untuk kesucian hadis tersebut. Selain itu, untuk permainan teka teki silang, jika salah satu jawaban Anda bohong, maka akan menimbulkan rentetan kesalahan yang menuju pada kerusakan besar tentunya. Tipuan dapat merusak struktur mental seseorang karena rentetan logika sebab-akibat akan rancu jika disusupi tipuan. Berdasarkan kenyatan dia atas, mari bersama menjaga agama dan bangsa ini dari berbagai macam tipuan. Jadilah penerus yang mampu menjadi penyiar yang baik berdasarkan ayat suci Alquran sehingga ukhuwah islamiah tetap terjaga kerukunanannya.