Disusun oleh :
1. Nur Khariroh 2201010086
2. Silvian Fauziah 2201012021
3. Muhammad Hasan Rosyidin 2201011060
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas luasnya limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan sebagaimana
mestinya. Shalawat dan salam tidak luput kami kirimkan atas qudwah kita Rasulullah
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, para sahabatnya serta ummatnya yang
senantiasa iltizam diatas kebenaran hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Sejarah
Kebudayaan Islam dengan judul materi “Kerajaan kerajaan Islam di Asia Tenggara”
pada Jurusan PAI Institut Agama Islam Negeri Metro. Selain itu, makalah ini tidak
hanya sekedar wacana, namun dapat menjadi wahana dalam menjaga dan
mengamalkan ajaran agama Islam.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini penuh
keterbatasan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, saran yang konstruktif
merupakan bagian yang tak terpisahkan dan senantiasa penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang penulis temui,
namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Arti Penting Mutasi............................................................................................3
1. Kesultanan Samudera Pasai (Abad ke-13).........................................................3
2. Kesultanan Makala (Abad ke-15).......................................................................4
3. Kesultanan Islam Pattani (Abad ke-15)..............................................................4
4. Kesultanan Brunei Darussalam (Abad ke-15)....................................................4
5. Kesultanan Islam Sulu (Abad ke-15)..................................................................5
6. Kesultanan Ternate (Abad ke-15).......................................................................5
7. Kesultanan Demak (Abad ke-16).......................................................................6
8. Kesultanan Aceh Darussalam (Abad ke-16)......................................................6
9. Kesultanan Cirebon (Abad ke-16)......................................................................7
10. Kesultanan Banjar (Abad ke-16)........................................................................7
11. Kesultanan Banten (Abad ke-16).......................................................................7
12. Kesultanan Buton (Abad ke-16).........................................................................8
13. Kesultanan Gowa (Abad ke-16).........................................................................8
14. Kesultanan Kutai (Abad ke-16)..........................................................................9
BAB III PENUTUP.....................................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang pada saat ini sudah menyebar ke seluruh Benua dan
Negara yang ada dipermukaan bumi ini.Karena memang didalam ajaran Islam itu
sendiri menuntut kepada orang yang memeluk agama Islam untuk
menyebarkannya kepada umat-umat yang lainnya yang belum kenal Islam, di
dalam Islam pun ajaranya mudah dimengerti sesuai rasional dan juga banyak
bukti-bukti alam bahwa agama Islam adalah agama yang benar.Maka orang
Islam yang berakhlak baik memudahkan dalam penyebaranya agar penduduk
sekitar yang non Islam mau menerima, mengikuti, dan masuk agama Islam.
Salah satu fakta tentang orang yang paling berpengaruh diseluruh dunia
adalah Nabi kita Rasulullah Muhammad Shallallahu‘alaihiwasallam.Beliau
menyebarkan Islam sendirian di Mekkah yang saat itu penduduknya jahiliyah
dan kemudian berubah menjadi masyarakat yang berakhlak baik dengan
memeluk Agama Islam yang dibawa oleh beliau.Dari sinilah sejarah penyebaran
Islam semakin luas ke seluruh dunia hingga sampai ke Asia Tenggara.
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
1
Amin, F., & Ananda, R. A, Kedatangan dan Penyebaran Islam di Asia Tenggara: Telaah Teoritik
tentang Proses Islamisasi Nusantara, Analisis: Jurnal Studi Keislaman, 2018, hal. 67-100.
2
Fitriani, A., Siregar, I., & Ramli, S., Peran Sultan Malikussaleh Dalam Perkembangan Kerajaan
Samudera Pasai 1297-1326 , JEJAK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah, 2022, 2(1), hal. 11-22.
3
Hashim, Muhammad Yusoff, Kesultanan Melayu Melaka: kajian beberapa aspek tentang Melaka
pada abad ke-15 dan abad ke-16 dalam sejarah Malaysia, Dewan Bahasa dan Pustaka, 1990.
3) Kesultanan Islam Pattani (abad ke-15).
Kehadiran Islam di Pattani dimulai dengan kedatangan Syekh Said, mubalig dari
Pasai, yang berhasil menyembuhkan raja Pattani bernama Phaya Tu Nakpa yang
sedang sakit parah. Phaya Tu Nakpa (1486-1530) beragama Budha kemudian
masuk Islam dan bergelar Sultan Ismail Syah. Kesultanan Pattani mengalami
kemajuan pesat setelah menjalin hubungan dagang dengan Kesultanan Malaka.
Kesultanan Pattani kemudian menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan, terutama
bagi pedagang dari Cina dan India. Kejayaan Pattani berakhir setelah dikalahkan
Kerajaan Siam dari Bangkok. Peninggalan sejarah Pattani berupa nisan kubur
yang disebut Batu Aceh yang melambangkan kedekatan hubungan dengan
Samudera Pasai.4
6
Mulyanto, Heru., "Sejarah Maritim Filipina: Etnis, Agama, Kebudayaan, Dan Kehidupan Suku-Suku
Maritim Di Laut Sulu Abad Ke-18–20", Metahumaniora 11.3 (2021): 297-313.
7
Safi, Jamin., "Ternate dan Usaha Bina Negara Abad XVI-XIX", Istoria: Jurnal Pendidikan dan
Sejarah 12.1 (2016).
8
Noor, Yusliani., "Islamisasi Banjarmasin (Abad XV-XIX)", Jurnal Socius 2.1 (2010).
Kesultanan Aceh atau Aceh Darussalam adalah kerajaan Islam yang terletak
di Pulau Sumatera bagian utara. Kesultanan ini didirikan pada 1541 oleh
Sultan Ali Mughayat Syah. Kesultanan Aceh mengantikan peran Kesultanan
Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka yang jatuh ke tangan Portugis,
terutama dalam perdagangan dan pelayaran. Kesultanan ini mengalami
puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda.Kesultanan
Aceh akhirnya jatuh ke dalam kekuasaan pemerintah Hindia Belanda pada
1912. Peninggalan sejarah Kesultanan Aceh antara lain Masjid Raya
Baiturrahman di Banda Aceh dan Cakra Donya, yaitu lonceng hadiah dari
kaisar Cina.9
9
Batubara, Taslim., "Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Qahhar: Sang Penakluk Dari Kesultanan Aceh
Darussalam," Jurnal Kajian Islam Kontemporer (JURKAM) 1.1 (2020): 1-6.
10
Indriani, Indah Saputri., Bendera Caruban Nagari (kesultanan Cirebon), Diss. UIN Sunan Ampel
Surabaya, 2022.
dilihat dari bangunan masjid di Desa Kuin, Banjar Barat (Banjarmasin) yang
dibangun pada masa pemerintahan Sultan Tamjidillah.11
11) Kesultanan Banten (abad ke-16).
Kesultanan ini adalah kesultanan terbesar di Jawa Barat.Kesultanan Banten
didirikan Sunan Gunung Jati pada 1524.Pada masa pemerintahan Sultan
Maulana Hasanuddin, Islam telah mengalami perkembangan pesat.Hal ini
ditandai dengan berdirinya bangunan masjid dan pesantren.Kesultanan Banten
mencapai masa keemasannya di masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa
(1651-1683).12
12) Kesultanan Buton (abad ke-16).
Kesultanan Buton merupakan kerajaan Islam yang terletak di Pulau Buton,
Sulawesi bagian tenggara.Kerajaan Buton menjadi kesultanan setelah Halu
Oleo, raja ke-6, memeluk agama Islam. Penyebaran Islam secara luas
dilakukan oleh syekh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Patani, seorang
ulama dari Kesultanan Johor. Peninggalan sejarah Kesultanan Buton berupa
Benteng Kraton dan Batupoaro, yaitu batu tempat berkhalwat (mengasingkan
diri) Syekh Abdul Wahid di akhir keberadaannya di Buton.13
13) Kesultanan Gowa (abad ke-16).
Kesultanan Gowa terletak di sebelah selatan Pulau Sulawesi.Kerajaan Gowa
berubah menjadi kesultanan pada akhir abad ke-16, di masa pemerintahan
Sultan Alauddin (1593-1639). Pada masa kepemimpinan Sultan Hasanuddin
terjadi perang Makassar (1666-1669) meawan Belanda. Kesultanan Gowa
selanjutnya dikuasai oleh Belanda setelah dipaksa menyerah dan
menandatangani Perjanjian Bongaya. Peninggalan Kesultanan Gowa berupa
11
Noor, Yusliani., "Sejarah Perkembangan Islam di Banjarmasin dan Peran Kesultanan Banjar (Abad
XV-XIX)," Al-Banjari: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Keislaman 11.2 (2012).
12
Anggraheni, Dinda Samego, Haykal Attamimi, And Jumardi Jumardi, "Perkembangan Kerajaan
Islam Di Banten Pada Masa Sultan Ageng Tirtayasa Dalam Aspek Politik Dan Sosial."
PATTINGALLOANG 7.2 (2020): 146-159.
13
Yamaguchi, Hiroko K., "Manuskrip Buton: Keistimewaan dan nilai budaya," Sari (ATMA) 25
(2007): 41-50.
kompleks makam Sultan Gowa dan bekas rumah Sultan Gowa terakhir di
Makassar (Sulawesi Selatan). 14
14) Kesultanan Kutai (abad ke-16).
Kesultanan Kutai terletak di sekitar Sungai Mahakam, Kalimanta bagian
timur. Pada awalnya, Kutai merupakan kerajaan yang dipengaruhi ajaran
Hindu dan Buddha. Islam berkembang pada masa kepemimpinan Aji Raja
Mahkota (1525-1600).
Penyebaran Islam dilakukan oleh seorang mubalig bernama Said Muhammad
bin Abdullah bin Abu Bakar al-Warsak. Kesultanan ini mencapai kejayaannya
pada masa Aji Sultan Muhammad Salehuddin (1780-1850)
memerintah.Kesultanan Kutai mengalami kemunduran setelah Aji Sultan
Muhammad Salehuddin meninggal dunia. Peninggalan sejarah Kesultanan
Kutai berupa makam para sultan di Kutai Lama (dekat Anggana). 15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Amin, F., & Ananda, R. A. (2018). Kedatangan dan Penyebaran Islam di Asia
Tenggara: Telaah Teoritik tentang Proses Islamisasi Nusantara. Analisis:
Jurnal Studi Keislaman, 18(2), 67-100.
Fitriani, A., Siregar, I., & Ramli, S. (2022). PERAN SULTAN MALIKUSSALEH
DALAM PERKEMBANGAN KERAJAAN SAMUDERA PASAI 1297-
1326M. JEJAK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah, 2(1), 11-22.
Ramadhan, T. (2021). Hikayat Pattani dan Eksistensi Masjid di Negeri Pagoda: Umat
Islam Thailand dalam Pusaran Harmoni dan Konflik. Journal of Islamic
Civilization, 3(2), 149-159.
Safi, J. (2016). Ternate dan Usaha Bina Negara Abad XVI-XIX. Istoria: Jurnal
Pendidikan dan Sejarah, 12(1).
Batubara, T. (2020). Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Qahhar: Sang Penakluk dari
Kesultanan Aceh Darussalam. Jurnal Kajian Islam Kontemporer (JURKAM),
1(1), 1-6.
Wahid, A. (2019). Pergumulan Islam dan Politik di Indonesia. Jurnal Politik Profetik,
7(1), 138-156.
Sarip, M., & Nandini, N. (2021). Islamisasi Kerajaan Kutai Kertanegara Abad Ke-16:
Studi Historiografi Naskah Arab Melayu Salasilah Kutai. Yupa: Historical
Studies Journal, 5(1), 33-45.