Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KERAJAAN KERAJAAN ISLAM DI ASIA TENGGARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Islam


Dosen Pengampu: Muhammad Ardi, M.Pd.

Disusun oleh :
1. Nur Khariroh 2201010086
2. Silvian Fauziah 2201012021
3. Muhammad Hasan Rosyidin 2201011060

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas luasnya limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan sebagaimana
mestinya. Shalawat dan salam tidak luput kami kirimkan atas qudwah kita Rasulullah
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, para sahabatnya serta ummatnya yang
senantiasa iltizam diatas kebenaran hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Sejarah
Kebudayaan Islam dengan judul materi “Kerajaan kerajaan Islam di Asia Tenggara”
pada Jurusan PAI Institut Agama Islam Negeri Metro. Selain itu, makalah ini tidak
hanya sekedar wacana, namun dapat menjadi wahana dalam menjaga dan
mengamalkan ajaran agama Islam.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini penuh
keterbatasan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, saran yang konstruktif
merupakan bagian yang tak terpisahkan dan senantiasa penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang penulis temui,
namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Minggu, 20 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Arti Penting Mutasi............................................................................................3
1. Kesultanan Samudera Pasai (Abad ke-13).........................................................3
2. Kesultanan Makala (Abad ke-15).......................................................................4
3. Kesultanan Islam Pattani (Abad ke-15)..............................................................4
4. Kesultanan Brunei Darussalam (Abad ke-15)....................................................4
5. Kesultanan Islam Sulu (Abad ke-15)..................................................................5
6. Kesultanan Ternate (Abad ke-15).......................................................................5
7. Kesultanan Demak (Abad ke-16).......................................................................6
8. Kesultanan Aceh Darussalam (Abad ke-16)......................................................6
9. Kesultanan Cirebon (Abad ke-16)......................................................................7
10. Kesultanan Banjar (Abad ke-16)........................................................................7
11. Kesultanan Banten (Abad ke-16).......................................................................7
12. Kesultanan Buton (Abad ke-16).........................................................................8
13. Kesultanan Gowa (Abad ke-16).........................................................................8
14. Kesultanan Kutai (Abad ke-16)..........................................................................9
BAB III PENUTUP.....................................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang pada saat ini sudah menyebar ke seluruh Benua dan
Negara yang ada dipermukaan bumi ini.Karena memang didalam ajaran Islam itu
sendiri menuntut kepada orang yang memeluk agama Islam untuk
menyebarkannya kepada umat-umat yang lainnya yang belum kenal Islam, di
dalam Islam pun ajaranya mudah dimengerti sesuai rasional dan juga banyak
bukti-bukti alam bahwa agama Islam adalah agama yang benar.Maka orang
Islam yang berakhlak baik memudahkan dalam penyebaranya agar penduduk
sekitar yang non Islam mau menerima, mengikuti, dan masuk agama Islam.
Salah satu fakta tentang orang yang paling berpengaruh diseluruh dunia
adalah Nabi kita Rasulullah Muhammad Shallallahu‘alaihiwasallam.Beliau
menyebarkan Islam sendirian di Mekkah yang saat itu penduduknya jahiliyah
dan kemudian berubah menjadi masyarakat yang berakhlak baik dengan
memeluk Agama Islam yang dibawa oleh beliau.Dari sinilah sejarah penyebaran
Islam semakin luas ke seluruh dunia hingga sampai ke Asia Tenggara.

Seiring berjalanya waktu dari penyebaran Islam di Mekkah sampai ke


penjuru dunia, maka para pakar sejarah melakukan penelitian dan menceritakan
dalam buku seperti apa perjalanan penyebaran Islam itu hingga bisa mencapai ke
setiap Negara. Sebenarnya para ahli sejarah yang telah menggungkapkan seperti
apa perjalanan penyebaran Islam ada yang berbeda-beda pendapat, dari masalah
penepatan tahun persisnya waktu kejadian tersebut, tapi pada dasarnya semua
saling melengkapi. Karena seiring dengan berkembangya teknologi di zaman
sekarang, buku-buku tentang sejarah direvisi dari kekurangan-kekurangannya,
sehingga menjadi semakin lengkap dan benar.
B. Rumusan Masalah

1. Kerajaan kerajaan Islam apa saja yang ada di Asia Tenggara?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui tentang kerajaan kerajaan Islam di Asia Tenggara.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kerajaan Kerajaan Islam di Asia Tenggara


Penyebaran Islam di wilayah Asia Tenggara ditandai dengan berdirinya
kesultanan Islam di kawasan tersebut. Sejarah perkembangan kesultanan Islam di
Asia Tenggara tidak lepas dari kepentingan perdagangan dan syiar agama yang
dibawa oleh para saudagar dan ulama muslim dari Asia Barat. Adapun Malaka
dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara. Julukan ini diberikan mengingat
peranannya sebagai jalan lalu lintas antara Asia Timur san Asia Barat bagi para
pedagang yang hendak keluar masuk pelabuhan-pelabuhan di Asia Tenggara.
Julukan ini diberikan mengingat peranannya sebagai jalan lalu lintas antara Asia
Timur san Asia Barat bagi para pedagang yang hendak keluar masuk pelabuhan-
pelabuhan di Asia Tenggara. Berikut ini adalah beberapa kesultanan Islam yang
pernah berkuasa di Asia Tenggara. 1

1) Kesultanan Samudera Pasai (abad ke-13)


Samudera Pasai merupakan kesultanan Islam pertama di Indonesia. Letak
kesultanan ini di Aceh Utara.Sultan pertama Samudera Pasai adalah Malikush
Shaleh.Letak Samudera Pasai sangat strategis sebagai pusat pelayaran dan
perdagangan di Nusantara. Banyak pedagang muslim dari Arab, Cina dan India
datang untuk berdagang dan menyebarkan Islam. Kesultanan ini memperoleh
sumber pendapatan yang besar dari pajak perdagangan dan pelayaran.Samudera
Pasai ditaklukkan Portugis pada 1521. Sejarah Kesultanan Samudera Pasai dapat
diketahui antara lain dengan ditemukannya uang dirham emas dengan tulisan
nama sultan yang memerintah Samudera Pasai.2

2) Kesultanan Malaka (abad  ke-15)


Kesultanan ini terletak di Semenanjung Malaka.Islam di Malaka berasal dari
Kesultanan Samudera Pasai. Pendiri Kesultanan Malaka adalah Paramesywara,
seorang pangeran dari Sriwijaya. Paramesywara menikah dengan putri sultan
Samudera Pasai dan kemudian masuk Islam.Kesultanan Malaka mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Syah (1445-1459). Kesultanan
ini runtuh ketika Portugis menyerang dan mengalahkan Malaka pada 1511.3

1
Amin, F., & Ananda, R. A, Kedatangan dan Penyebaran Islam di Asia Tenggara: Telaah Teoritik
tentang Proses Islamisasi Nusantara, Analisis: Jurnal Studi Keislaman, 2018, hal. 67-100.
2
Fitriani, A., Siregar, I., & Ramli, S., Peran Sultan Malikussaleh Dalam Perkembangan Kerajaan
Samudera Pasai 1297-1326 , JEJAK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah, 2022, 2(1), hal. 11-22.
3
Hashim, Muhammad Yusoff, Kesultanan Melayu Melaka: kajian beberapa aspek tentang Melaka
pada abad ke-15 dan abad ke-16 dalam sejarah Malaysia, Dewan Bahasa dan Pustaka, 1990.
3) Kesultanan Islam Pattani (abad ke-15).
Kehadiran Islam di Pattani dimulai dengan kedatangan Syekh Said, mubalig dari
Pasai, yang berhasil menyembuhkan raja Pattani bernama Phaya Tu Nakpa yang
sedang sakit parah. Phaya Tu Nakpa (1486-1530) beragama Budha kemudian
masuk Islam dan bergelar Sultan Ismail Syah. Kesultanan Pattani mengalami
kemajuan pesat setelah menjalin hubungan dagang dengan Kesultanan Malaka.
Kesultanan Pattani kemudian menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan, terutama
bagi pedagang dari Cina dan India. Kejayaan Pattani berakhir setelah dikalahkan
Kerajaan Siam dari Bangkok. Peninggalan sejarah Pattani berupa nisan kubur
yang disebut Batu Aceh yang melambangkan kedekatan hubungan dengan
Samudera Pasai.4

4) Kesultanan Brunei Darussalam (abad ke-15).


Kesultanan Brunei Darussalam merupakan kesultanan Islam yang terletak di
Pulau Kalimantan sebelah utara.Islam pertama kali masuk ke Brunei pada 977,
dibawa saudagar Cina. Setelah raja Awang Alak Betatar (1406-1408) masuk
Islam, ia mengubah kerajaan itu menjadi kesultanan. Kata "Darussalam"
ditambahkan pada kata "Brunei" pada abad ke-15 untuk menekankan Islam
sebaga agama negara.Kesultanan Brunei Darussalam berkembang menjadi pusat
penyebaran Islam dan perdagangan wilayah Melayu ketika Kesultanan Malaka
jatuh ke tangan Portugis.Kesultanan Brunei Darussalam pernah dikuasai Inggris
pada 1888, di masa kepemimpinan Sultan Hasyim Jalilu Ageramaddin, sultan ke-
15, namun dapat meraih kemerdekaannya dari Inggris 1983.5

5) Kesultanan Islam Sulu (abad ke-15).


Kesultanan Sulu merupakan kesultanan Islam yang terletak di Filipina bagian
selatan. Islam masuk dan berkembang di Sulu melalui orang Arab yang melewati
jalur perdagangan Malaka dan Filipina. Pembawa Islam di Sulu adalah Syarif
Karim al-Makdum, orang Arab yang ahli ilmu pengobatan. Abu Bakar, seorang
4
Ramadhan, Tri, "Hikayat Pattani dan Eksistensi Masjid di Negeri Pagoda: Umat Islam Thailand
dalam Pusaran Harmoni dan Konflik," Journal of Islamic Civilization 3.2 (2021): 149-159.
5
Najtama, Fikria, "Perkembangan Islam Di Brunei", Tasamuh: Jurnal Studi Islam 10.2 (2018): 407-
421.
dai dari Arab, menikah dengan putri dari pangeran Bwansa dan kemudian
memerintah di Sulu dengan mengangkat dirinya sebagai Sultan.6

6) Kesultanan Ternate (abad ke-15).


Kesultanan Islam terbesar di Maluku adalah Kesultanan Ternate. Penyebaran
Islam di daerah ini dilakukan oleh para ulama dan pedagang dari Pulau
Jawa.Islam menjadi agam kerajaan setelah Sultan Zainal Abidin memerintah.
Kesultanan Ternate menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di kawasan timur
Nusantara.Kesultanan Ternate mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan
Sultan Babullah. Kesultanan Ternate bersaing dengan Kesultanan Tidore terutama
dalam perdagangan.Kesultanan Ternate berakhir setelah ditaklukkan oleh VOC
(Verenidge Osst-Indische Compagnie) pada 1660. Peninggalan Kesultanan
Ternate antara lain Benteng Portugis dan bekas istana di Ternate (Maluku Utara).7

7) Kesultanan Demak (abad ke-16).

Kesultanan Demak adalah kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa. Raja


Demak pertama adalah Raden Fatah, bupati Majapahit di Bintoro dan
mencapai puncak kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan
Trengono.Kesultanan Demak berhasil melebarkan kekuasaannya sampai ke
daerah luar Jawa, seperti Kesultanan Banjar, Kerajaan Kotawaringin, dan
Kesultanan Kutai di Kalimantan.Kesultanan ini mengalami kemunduran di
masa Sunan Prawoto karena beberapa daerah taklukkan Demak memberontak.
Peninggalan Kesultanan Demak yang paling terkenal adalah Masjid Agung
Demak.8

8) Kesultanan Aceh Darussalam (abad ke-16).

6
Mulyanto, Heru., "Sejarah Maritim Filipina: Etnis, Agama, Kebudayaan, Dan Kehidupan Suku-Suku
Maritim Di Laut Sulu Abad Ke-18–20", Metahumaniora 11.3 (2021): 297-313.
7
Safi, Jamin., "Ternate dan Usaha Bina Negara Abad XVI-XIX", Istoria: Jurnal Pendidikan dan
Sejarah 12.1 (2016).
8
Noor, Yusliani., "Islamisasi Banjarmasin (Abad XV-XIX)", Jurnal Socius 2.1 (2010).
Kesultanan Aceh atau Aceh Darussalam adalah kerajaan Islam yang terletak
di Pulau Sumatera bagian utara. Kesultanan ini didirikan pada 1541 oleh
Sultan Ali Mughayat Syah. Kesultanan Aceh mengantikan peran Kesultanan
Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka yang jatuh ke tangan Portugis,
terutama dalam perdagangan dan pelayaran. Kesultanan ini mengalami
puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda.Kesultanan
Aceh akhirnya jatuh ke dalam kekuasaan pemerintah Hindia Belanda pada
1912. Peninggalan sejarah Kesultanan Aceh antara lain Masjid Raya
Baiturrahman di Banda Aceh dan Cakra Donya, yaitu lonceng hadiah dari
kaisar Cina.9

9) Kesultanan Cirebon (abad ke-16).


Kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa Barat.
Kesultanan Cirebon didirikan pada 1450 oleh Pangeran Walangsungsang.
Tokoh yang paling berperan menjadikan Cirebon sebagai Kesultanan Islam
adalah Syarif Hidayatullah. Sepeninggal Panembahan Girilaya (1650-1662),
Kesultanan Cirebon dibagi menjadi dua oleh kedua anaknya, menjadi
Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman. Meskipun tidak
mempunyai kekuasaan administratif, Kesultanan Cirebon tetap bartahan
sampai saat ini.10
10) Kesultanan Banjar (abad ke-16).
Kesultanan Banjar merupakan kesultanan Islam yang terletak di Pulau
Kalimantan bagian selatan.Kesultanan ini pada walnya bernama Daha, sebuah
kerajaan Hindu yang berubah menjadi kesultanan Islam. Kesultanan Banjar
berdiri pada 1595 dengan penguasa pertama Sultan Suriansyah. Islam masuk
ke wilayah ini tahun 1470, bersamaan dengan melemahnya kerajaan
Maajapahit di Pulau Jawa. Peninggalan sejarah Kesultanan Banjar dapat

9
Batubara, Taslim., "Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Qahhar: Sang Penakluk Dari Kesultanan Aceh
Darussalam," Jurnal Kajian Islam Kontemporer (JURKAM) 1.1 (2020): 1-6.
10
Indriani, Indah Saputri., Bendera Caruban Nagari (kesultanan Cirebon), Diss. UIN Sunan Ampel
Surabaya, 2022.
dilihat dari bangunan masjid di Desa Kuin, Banjar Barat (Banjarmasin) yang
dibangun pada masa pemerintahan Sultan Tamjidillah.11
11) Kesultanan Banten (abad ke-16).
Kesultanan ini adalah kesultanan terbesar di Jawa Barat.Kesultanan Banten
didirikan Sunan Gunung Jati pada 1524.Pada masa pemerintahan Sultan
Maulana Hasanuddin, Islam telah mengalami perkembangan pesat.Hal ini
ditandai dengan berdirinya bangunan masjid dan pesantren.Kesultanan Banten
mencapai masa keemasannya di masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa
(1651-1683).12
12) Kesultanan Buton (abad ke-16).
Kesultanan Buton merupakan kerajaan Islam yang terletak di Pulau Buton,
Sulawesi bagian tenggara.Kerajaan Buton menjadi kesultanan setelah Halu
Oleo, raja ke-6, memeluk agama Islam. Penyebaran Islam secara luas
dilakukan oleh syekh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Patani, seorang
ulama dari Kesultanan Johor. Peninggalan sejarah Kesultanan Buton berupa
Benteng Kraton dan Batupoaro, yaitu batu tempat berkhalwat (mengasingkan
diri) Syekh Abdul Wahid di akhir keberadaannya di Buton.13
13) Kesultanan Gowa (abad ke-16).
Kesultanan Gowa terletak di sebelah selatan Pulau Sulawesi.Kerajaan Gowa
berubah menjadi kesultanan pada akhir abad ke-16, di masa pemerintahan
Sultan Alauddin (1593-1639). Pada masa kepemimpinan Sultan Hasanuddin
terjadi perang Makassar (1666-1669) meawan Belanda. Kesultanan Gowa
selanjutnya dikuasai oleh Belanda setelah dipaksa menyerah dan
menandatangani Perjanjian Bongaya. Peninggalan Kesultanan Gowa berupa

11
Noor, Yusliani., "Sejarah Perkembangan Islam di Banjarmasin dan Peran Kesultanan Banjar (Abad
XV-XIX)," Al-Banjari: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Keislaman 11.2 (2012).
12
Anggraheni, Dinda Samego, Haykal Attamimi, And Jumardi Jumardi, "Perkembangan Kerajaan
Islam Di Banten Pada Masa Sultan Ageng Tirtayasa Dalam Aspek Politik Dan Sosial."
PATTINGALLOANG 7.2 (2020): 146-159.
13
Yamaguchi, Hiroko K., "Manuskrip Buton: Keistimewaan dan nilai budaya," Sari (ATMA) 25
(2007): 41-50.
kompleks makam Sultan Gowa dan bekas rumah Sultan Gowa terakhir di
Makassar (Sulawesi Selatan). 14
14) Kesultanan Kutai (abad ke-16).
Kesultanan Kutai terletak di sekitar Sungai Mahakam, Kalimanta bagian
timur. Pada awalnya, Kutai merupakan kerajaan yang dipengaruhi ajaran
Hindu dan Buddha. Islam berkembang pada masa kepemimpinan Aji Raja
Mahkota (1525-1600).
Penyebaran Islam dilakukan oleh seorang mubalig bernama Said Muhammad
bin Abdullah bin Abu Bakar al-Warsak. Kesultanan ini mencapai kejayaannya
pada masa Aji Sultan Muhammad Salehuddin (1780-1850)
memerintah.Kesultanan Kutai mengalami kemunduran setelah Aji Sultan
Muhammad Salehuddin meninggal dunia. Peninggalan sejarah Kesultanan
Kutai berupa makam para sultan di Kutai Lama (dekat Anggana). 15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyebaran Islam di wilayah Asia Tenggara ditandai dengan


berdirinya kesultanan Islam di kawasan tersebut. Sejarah perkembangan kesultanan
14
Wahid, Abduh, "Pergumulan Islam dan Politik di Indonesia," Jurnal Politik Profetik 7.1 (2019):
138-156.
15
Sarip, Muhammad, and Nabila Nandini, "Islamisasi Kerajaan Kutai Kertanegara Abad Ke-16: Studi
Historiografi Naskah Arab Melayu Salasilah Kutai," Yupa: Historical Studies Journal 5.1 (2021): 33-
45.
Islam di Asia Tenggara tidak lepas dari kepentingan perdagangan dan syiar agama
yang dibawa oleh para saudagar dan ulama muslim dari Asia Barat. Adapun Malaka
dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara. Julukan ini diberikan mengingat
peranannya sebagai jalan lalu lintas antara Asia Timur san Asia Barat bagi para
pedagang yang hendak keluar masuk pelabuhan-pelabuhan di Asia Tenggara.
Berikut ini adalah beberapa kesultanan Islam yang pernah berkuasa di
Asia Tenggara:

1. Kesultanan Samudera Pasai (abad ke-13)


2. Kesultanan Malaka (abad  ke-15)
3. Kesultanan Islam Pattani (abad ke-15)
4. Kesultanan Brunei Darussalam (abad ke-15)
5. Kesultanan Islam Sulu (abad ke-15)
6. Kesultanan Ternate (abad ke-15)
7. Kesultanan Demak (abad ke-16)
8. Kesultanan Aceh Darussalam (abad ke-16)
9. Kesultanan Cirebon (abad ke-16)
10. Kesultanan Banjar (abad ke-16)
11. Kesultanan Banten (abad ke-16)
12. Kesultanan Buton (abad ke-16)
13. Kesultanan Gowa (abad ke-16)
14. Kesultanan Kutai (abad ke-16)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, F., & Ananda, R. A. (2018). Kedatangan dan Penyebaran Islam di Asia
Tenggara: Telaah Teoritik tentang Proses Islamisasi Nusantara. Analisis:
Jurnal Studi Keislaman, 18(2), 67-100.
Fitriani, A., Siregar, I., & Ramli, S. (2022). PERAN SULTAN MALIKUSSALEH
DALAM PERKEMBANGAN KERAJAAN SAMUDERA PASAI 1297-
1326M. JEJAK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah, 2(1), 11-22.

Hashim, M. Y. (1990). Kesultanan Melayu Melaka: kajian beberapa aspek tentang


Melaka pada abad ke-15 dan abad ke-16 dalam sejarah Malaysia. Dewan
Bahasa dan Pustaka.

Ramadhan, T. (2021). Hikayat Pattani dan Eksistensi Masjid di Negeri Pagoda: Umat
Islam Thailand dalam Pusaran Harmoni dan Konflik. Journal of Islamic
Civilization, 3(2), 149-159.

Najtama, F. (2018). Perkembangan Islam di Brunei. TASAMUH: Jurnal Studi Islam,


10(2), 407-421.

Mulyanto, H. (2021). Sejarah Maritim Filipina: Etnis, Agama, Kebudayaan, Dan


Kehidupan Suku-Suku Maritim Di Laut Sulu Abad Ke-18–20.
Metahumaniora, 11(3), 297-313.

Safi, J. (2016). Ternate dan Usaha Bina Negara Abad XVI-XIX. Istoria: Jurnal
Pendidikan dan Sejarah, 12(1).

Noor, Y. (2010). Islamisasi Banjarmasin (Abad XV-XIX). Jurnal Socius, 2(1).

Batubara, T. (2020). Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Qahhar: Sang Penakluk dari
Kesultanan Aceh Darussalam. Jurnal Kajian Islam Kontemporer (JURKAM),
1(1), 1-6.

Indriani, I. S. (2022). Bendera Caruban Nagari (kesultanan Cirebon) (Doctoral


dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).

Noor, Y. (2012). Sejarah Perkembangan Islam di Banjarmasin dan Peran Kesultanan


Banjar (Abad XV-XIX). Al-Banjari: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Keislaman,
11(2).
Anggraheni, D. S., Attamimi, H., & Jumardi, J. (2020). Perkembangan Kerajaan
Islam di Banten Pada Masa Sultan Ageng Tirtayasa dalam Aspek Politik dan
Sosial. PATTINGALLOANG, 7(2), 146-159.

Yamaguchi, H. K. (2007). Manuskrip Buton: Keistimewaan dan nilai budaya. Sari


(ATMA), 25, 41-50.

Wahid, A. (2019). Pergumulan Islam dan Politik di Indonesia. Jurnal Politik Profetik,
7(1), 138-156.

Sarip, M., & Nandini, N. (2021). Islamisasi Kerajaan Kutai Kertanegara Abad Ke-16:
Studi Historiografi Naskah Arab Melayu Salasilah Kutai. Yupa: Historical
Studies Journal, 5(1), 33-45.

Anda mungkin juga menyukai