net/publication/330761648
CITATIONS READS
0 8,405
1 author:
Indah Muliati
Universitas Negeri Padang
3 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Indah Muliati on 31 January 2019.
KONSEP FITRAH
DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
Oleh : Indah Muliati, S.PdI, M.Ag.
Universitas Negeri Padang
Abstrak
Pendidikan Islam bukan berarti sekedar melakukan transformasi ilmu
pengetahuan, tetapi lebih dari itu, pendidikan Islam meniscayakan proses
aktualisasi segenap potensi yang dimiliki peserta didik meliputi pengembangan
jasmani, rasionalitas, intelektualitas, emosi dan akhlak. Proses ini bertujuan
untuk membentuk kepribadian muslim yang paripurna dan mewujudkan
kemashlahatan bagi seluruh alam. Oleh karenanya, pendidikan Islam idealnya
berangkat dan diformulasikan dari potensi fitrah manusia, yaitu pembawaan
setiap manusia sejak lahir yang mengandung nilai-nilai religius dan
kecenderungan terhadap kebaikan. Praktik pendidikan Islam hendaknya mampu
menyentuh dan memberdayakan seluruh aspek kemanusiaan, baik aspek
jasmaniah maupun rohaniah. Pendidikan Islam yang berangkat dari konsep fitrah
menghendaki proses pendidikan yang menanamkan nilai-nilai “al-Tauhid” dan
mewujudkan kesadaran manusia baik sebagai ‘abd maupun sebagai khalifah fi al-
ardh.
A. Pendahuluan
Bilamana tujuan pendidikan Islam diarahkan kepada pembentukan
manusia seutuhnya, berarti proses kependidikan yang harus dikelola oleh para
pendidik harus berjalan, di atas pola dasar dari fitrah yang telah dibentuk
Allah dalam setiap pribadi manusia.
Pola dasar ini mengandung potensi psikologis yang kompleks, karena
di dalamnya terdapat aspek-aspek kemampuan dasar yang dapat
dikembangkan secara dialektis-interaksional (saling mengacu dan
mempengaruhi) untuk terbentuknya kepribadian yang serba utuh dan
sempurna melalui arahan kependidikan.
Makalah ini mencoba mengungkapkan konsep fitrah dan bagaimana
implikasinya dalam pendidikan Islam.
1
2
B. Pembahasan
1. Konsep Fitrah dalam Perspektif Pendidikan Islam
Kaum Nashrani menyatakan bahwa manusia lahir dengan
seperangkat dosa waris, yakni dosa asal sebagai akibat dari perbuatan
durhaka Adam. Di lain pihak, aliran Behaviorisme memandang bahwa
manusia lahir tidak mempunyai kecenderungan baik maupun buruk. Teori
ini terkenal dengan teori tabularasa (Abdullah, 1982: 59).
Sedangkan Islam menawarkan sebuah konsep tentang hakikat
manusia yang tercermin dalam konsep fitrahnya.
Para pakar Islam mencoba memformulasikan makna fitrah, dan
tiap-tiap formulasi yang dihasilkan melalui kajian dan argumentasi yang
kuat. Landasan dari tiap formulasi tersebut adalah firman Allah SWT.
yang berbunyi :
ََ َلو ُمِي َْقال ُنيدالِ َِكل َذ
ِ
-َْ َهي َ َاِهنال َرهث
َ ْكأ هنك َ َلع
ْ م
ُ نو
َ ﴿٠٣﴾ ج َو ْم َقأَف
ِ
ْ ه َ َل َاهنالَ ََرطَف تِ ال لاَّل ه َة َرْطف ًافينحَ نيِدلل
َ ك
ِ ِ ِ ِ ه
َ هي
ْ اه
َ َ ْه
َ يد
ِ
a. Potensi beragama
b. Kecenderungan moral
d. Kecenderungan bermasyarakat
a. Fitrah al gharizat
6
b. Fitrah al munazalat
Merupakan potensi luar manusia. Adapun fitrah ini adalah wahu ilahi
yang diturunkan Allah untuk membimbing dan mengarahkan fitrah al
gharizat berkembang sesuai dengan fitrahnya yang hanif. Semakin
tinggi interaksi antara kedua fitrah tersebut, maka akan semakin tinggi
pula kualitas manusia.
dasar jasmaniah anak didik, sebagaimana firman Allah SWT. dalam surah
An-Nisa ayat 119 :
ِ ﴿ ًانْيِ ُّم ًنَّارَ ْس ُخ رَسِ َخ ْدقَ َ ِ اَّل١١١﴾ …مآل َو
ُهف ل نود ُ َههنر
ُ َلهف ْم
َ َغهي
ُ ّهني
ِ طيشاله ذِخِهتهيَ َمن َ ِ اَّل
ُ َو ل قَ ْلخ ْ َمن ًايلوَ نَا
ِ ِ
…dan akan aku suruh mereka (merobah ciptaan Allah), sehingga mereka
mau merubahnya. Barang siapa yang menjadikan syetan sebagai
pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang
nyata. (Depag, 1979: 141)
Berkaitan dengan hal tersebut Ali Syari’ati mengungkapkan lima
faktor yang secara kontinu dan simultan membangun personalitas anak
didik, yaitu :
Factor ibu yang memberi struktur dan dimensi kerohanian yang penuh
dengan kasih sayang dan kelembutan.
Factor ayah yang memberikan dimensi kekuatan akan hahrga diri.
Factor sekolah yang membantu terbentuknya sifat.
Factor masyarakat dan lingkungan yang memberikan sarana empiris
bagi anak.
Factor kebudayaan umum masyarakat yang memberi pengetahuan dan
pengalaman tentang corak kehidupan manusia. (Syari`ati, 1982: 64)
Kelima faktor di atas merupakan stimulasi yang dapat
mengembangkan fitrah anak didik dalam berbagai dimensinya. Karena
fitrah manusia memiliki sifat yang suci dan bersih, orang tua/pendidik
dituntut untuk tetap menjaganya dengan cara membiasakan hidup anak
didiknya pada kebiasaan yang baik, serta melarang mereka membiasakan
diri untuk berbuat buruk.
15
C. Penutup
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri manusia,
baik itu potensi jasmani maupun rohani, pendidikan memainkan peranan
penting yang tidak dapat dipungkiri. Dengan proses pendidikan, manusia
mampu membentuk kepribadiannya, mentransfer kebudayaan dari suatu
komunitas ke komunitas yang lain, mengetahui baik dan buruk dan lain
sebagainya.
Pendidikan Islam merupakan proses penanaman nilai Ilahiah yang
diformulasikan secara sistematis dan adaptik, yang disesuaikan dengan
kemampuan dan perkembangan potensi peserta didik. Jadi pola pendidikan
yang ditawarkan harus disesuaikan dengan kebutuhan fisik dan psikis peserta
didik sebagai subjek pendidikan. Jika tidak, proses pendidikan yang
ditawarkan akan mengalami stagnasi dan hambatan. Untuk itu, pendidikan
yang dilaksanakan harus mampu menyentuh kesemua aspek manusia secara
utuh, yaitu aspek jasmaniah dan rohaniahnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur`an al-Karim
Ahmed, Khursid (ed.). Islam its Meaning and Message. London: Islamic Council
of Europe. 1976
Faure. Edgar, Belajar Untuk Hidup-Pendidikan Hari Kini dan Hari Esok, Jakarta:
Bhratara Karya Aksara. 1980
Imam Ibnu Husain Muslim bin Hajjaj. Al-Jami` Shoheh Musammah Shoheh
Muslim. Beirut, Libanon: Darul Ma`arif. t.th
Muhaimin dan Abdul Mujib. Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Filosofis dan
Kerangka Dasar Operasionalisasinya. Banndung: Trigenda Karya. 1993