Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH DOSEN PEMBIMBING

SEJARAH ISLAM ASIA TENGGARA P. Adiyes, M.Si

ISLAM DI MALAYSIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

BUNGA MAHARANI 12220220742

DIMAS JULIANSYAH 12220213672

FADHLUR RAHMAN 12220215380

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami ucapkan puji dan syukur kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah tentang
Islam di Malaysia dengan tepat waktu.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah Sejarah tentang Islam di Malaysia
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 13 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Semenanjung Tanah Melayu...................................................................................3


B. Kerajaan Islam Kedah, Terengganu, Kelantan, Malaka dan Bruass.......................4

BAB III PENUTUP.............................................................................................................8

A. Kesimpulan..............................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Malaysia adalah salah satu negara tetangga Indonesia yang sering disebut sebagai
bangsa dan tetangga yang serumpun. Hal ini dapat dilihat dari berbagai sisi, seperti karena
serumpun yakni Melayu dan berbahasa dengan bahasa Melayu, atau karena sama-sama
beragama Islam yang mayoritas. Setelah Islam datang, barulah perdagangan sangat meluas
adanya dan bahkan menjangkau wilayah yang sangat luas dengan menggunakan bahasa
Melayu sebagai bahasa kedua, sehingga Selat Malaka pernah mendapat julukan “Bandar
Niaga Muslim di Timur”. Walaupun kedatangan Islam di Malaysia serupa dengan
kedatangannya di Indonesia yakni tidak dapat ditentukan tahunnya secara persis, kecuali abad
kedatangannya yang sering kali disebut-sebut, tetapi begitu datang, langsung menyebar
secara damai bagaikan minyak yang jatuh ke dalam kertas, menyebar dengan sendirinya. Jika
kedatangan Islam di Indonesia yang diperbincangkan oleh para ahli adalah antara abad ke-7
dan ke-13 M. Sedangkan di Malaysia kedatangan Islam disebut-sebut abad ke-10,
sebagaimana disebutkan oleh salah satu versi berikut ini : “Adalah anggapan umum bahawa
Islam wujud buat pertama kali di Malaysia pada abad ke-10 di Trengganu yang merupakan
negeri Melayu pertama menerima Islam. Pandangan ini adalah berdasarkan Batu Bersurat
Terengganu yang ditemui di Kuala Berang, Terengganu. Batu Bersurat tersebut bertarikh
1303 M".

Malaysia dominan masyarakatnya muslim, tampak kelihatan sangat heterogen


terutama bila dilihat dari segi etnis, suku dan ras mereka. Karena itu, di Malaysia dapat
dijumpai sejumlah kelompok masyarakat muslim Indo-Melayu, bahkan suku Bugis dan
Makassar. Walaupun Malaysia sebagai salah satu negara yang masyarakatnya dominan
muslim, namun tentu masih saja menimbulkan pertanyaan mengenai tempat asal datangnya
Islam di sana dan bagaimana pola perkembangannya. Perkembangan Islam di Malaysia
ditandai dengan tumbuhnya institusi-institusi dengan baik, sebagai contoh sebuah oposisi
Islam berkembang yaitu organisasi Kesatuan Nasional Melayu (UMNO) berusaha
menyokong oposisi keagamaannya sendiri melalui perekrutan tokoh-tokoh agama dan
berjanji memperjuangkan kepentingan Islam dan Pan-Melayu Islamic Party (P.M.I.P) yang
menjadi juru bicara bagi permusuhan komunitas Muslim terhadap warga cina dan India.

Demikian gambaran Islam di Malaysia sebagai agama masyarakat Melayu, karena itu
tatanan keislaman di Malaysia sudah kental dan menyatu dalam kehidupan masyarakat. Hal
ini pula yang melatarbelakangi kehadiran partai-partai Islam, baik sebelum kemerdekaan
maupun sesudahnya. Juga ditemukan sejumlah kelompok dakwah yang berkeinginan
mempertahankan dan menguatkan Islam di Malaysia. Hal ini dapat dilihat dengan jelas ketika
issu nasionaliisme mulai didengunkan, maka perjuangan kaum nasionalis ini selalu
berbarengan dan bergandengan tangan antara mereka dan kaum Islam- Melayu. Bahkan,
agama sering kali menjadi aspek yang menegaskan perjuangan nasional. Muhammad Abu

iv
Bakar menyebutkannya seperti di bawah ini : “Islam dan nasionalisme selalu hadir
berdampingan dalam sejarah politik Melayu. Seringkali agama bahkan menjadi aspek yang
menegaskan perjuangan nasional. Hal ini tampak jelas selama masa penjajahan, ketika
nilai-nilai nasional Melayu seringkali dimasukkan dalam konteks ajaran Islam.” Paduan
antara dua kekuatan ini mendorong kemajuan Malaysia hingga hari ini, walaupun di dalam
perjalanannya kadang-kadang akrab dan kadang- kadang renggang antara keduanya. Di satu
sisi dapat dikatakan hal itu adalah suatu kewajaran sebagai dinamika, tetapi di sisi lain dapat
mengancam keutuhan bangsa dan negara.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Islam di Semenanjung Tanah Melayu?
2. Bagaimana Islam Pada Masa Kerajaan Kedah, Terengganu, Kelantan, Malaka dan
Bruass?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk menjelaskan Bagaimana Islam di Semenanjung Tanah Melayu
2. Untuk menjelaskan Bagaimana Islam Pada Masa Kerajaan Kedah, Terengganu,
Kelantan, Malaka dan Bruass

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Semenanjung Tanah Melayu

Proses masuknya peradaban Islam ke Tanah Melayu bermula dari kemunculan


kesultanan Islam pertama di Peureulak (Aceh Timur) pada abad ke-8 Masehi. Islam
disebarkan ke berbagai wilayah, penyebaran Islam ke Tanah Melayu pertama kali dilakukan
oleh orang Timur Tengah. Mereka melakukan Islamisasi melalui pesisir pantai Sumatera dan
Semenanjung Tanah Melayu, yang awalnya mereka menjual dagangan sampai pada akhirnya,
terjadilah perkawinan dengan orang pribumi dan kegiatan sosial yang menarik masyarakat.
Sejarah masuknya Islam di Malaysia tidak terlepas dari peran kerajaan-kerajaan Melayu jauh
sebelum datangnya Inggris di kawasan tersebut. Sebab, kerajaan-kerajaan di Malaysia dalam
sejarahnya dikenal sebagai Kerajaan Islam, dan oleh pedagang Gujarat, keberadaan kerajaan
tersebut dimanfaatkan untuk mendakwahkan Islam ke Malaysia pada sekitar abad ke-9. Dari
sini dapat dipahami bahwa Islam sampai ke Malaysia lebih belakangan ketimbang sampainya
Islam di Indonesia yang sudah terlebih dahulu pada abad ke-7.

Berdasarkan keterangan ini pula, maka asal usul masuknya Islam ke Malaysia,
sebagaimana dikemukakan Azyumardi Azra, datang dari India, yakni Gujarat dan Malabar.
Azyumardi Azra menyatakan bahwa tempat asal datangnya Islam ke Asia Tenggara termasuk
di Malaysia, sedikitnya ada tiga teori. Pertama, teori yang menyatakan bahwa Islam datang
langsung dari Arab (Hadramaut). Kedua, Islam datang dari India, yakni Gujarat dan Malabar.
Ketiga, Islam datang dari Benggali (kini Banglades).

Sedangkan mengenai pola penerimaan Islam di Nusantara termasuk di Malaysia, kita


dapat merujuk pada pernyataaan Ahmad M. Sewang, bahwa penerimaan Islam pada beberapa
tempat di Nusantara memperlihatkan dua pola yang berbeda. Pertama, Islam diterima
terlebih dahulu oleh masyarakat lapisan bawah, kemudian berkembang dan diterima oleh
masyarakat lapisan atas atau elite penguasa kerajaan. Pola pertama melalui jalur
perdagangan dan ekonomi yang melibatkan orang dari berbagai etnik dan ras yang berbeda-
beda bertemu dan berinteraksi, serta bertukar pikiran tentang masalah perdagangan, politik,
sosial dan keagamaan. Di tengah komunitas yang majemuk ini tentu saja terdapat tempat
mereka berkumpul dan menghadiri kegiatan perdagangan termasuk merancang strategi
penyebaran agama Islam mengikuti jaringan-jaringan emporium yang telah mereka bina sejak
lama.

Kedua, Islam diterima langsung oleh elite penguasa kerajaan, kemudian


disosialisasikan dan berkembang ke masyarakat bawah. Pola kedua mulai menyebar melalui
pihak penguasa di mana istana sebagai pusat kekuasaan berperan di bidang politik dan
penataan kehidupan sosial. Dengan dukungan ulama yang terlibat langsung dalam birokrasi
pemerintahan, hukum Islam dirumuskan dan diterapkan, kitab sejarah ditulis sebagai
landasan legitimasi bagi penguasa MuslimPola pertama biasa disebut bottomup, dan pola

vi
kedua biasa disebut topdown. Pola ini menyebabkan Islam berkembang pesat sampai pada
saat sekarang di Malaysia.

Memasuki awal abad ke-20, bertepatan dengan masa pemerintahan Inggris, urusan
urusan agama dan adat Melayu lokal di Malaysia di bawah koordinasi sultan-sultan, dan hal
itu diatur melalui sebuah departemen, sebuah dewan atau pun kantor sultan. Bersamaan
dengan itu, juga ilmu pengetahuan semakin mengalami perkembangan dengan didirikannya
perguruan tinggi Islam dan dibentuk fakultas dan jurusan agama. Perguruan tinggi
kebanggaan Malaysia adalah Universitas Malaya yang kini kita kenal Universitas
Kebangsaan Malaysia.

Dengan adanya proses Islamisasi di Malaysia, peranan penting dalam pengembangan


ajaran Islam semakin intens dilakukan para ulama atau pedagang dari jazirah Arab. Pada
tahun 1980-an, Islam di Malaysia mengalami perkembangan dan kebangkitan yang ditandai
dengan semaraknya kegiatan dakwah dan kajian Islam oleh kaum intelektual, dan
menyelenggarakan kegiatan keagamaan intenasional berupa Musabaqah Tilawatil Qur’an
yang selalu diikuti oleh qari dan qari’ah Indonesia.

Selain itu, perkembangan Islam di Malaysia semakin terlihat dengan banyaknya


masjid yang dibangun, juga terlihat dalam penyelenggaraan jamaah haji yang begitu baik.
Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan Islam di Malaysia tidak banyak mengalami
hambatan. Bahkan ditegaskan dalam konstitusi negaranya bahwa Islam merupakan agama
resmi negara. Di sisi lain, pemerintah Malaysia yang menetapkan Islam sebagai agama
resminya juga menuai kontroversi. Pasalnya, orang Islam yang bermaksud pindah keyakinan
sangat dipersulit, bahkan dianggap ilegal di Malaysia. Sementara itu, non-muslim
dipermudah untuk berpindah ke agama Islam. Meskipun demikian, Malaysia yang menganut
agama resmi Islam tetap menjamin agama agama lain, dan oleh pemerintah diupayakan
tercipta kondisi ketentraman, kedamaian bagi masyarakat. Walaupun pemegang jabatan
adalah pemimpin-pemimpin muslim, tidak berarti Islam dapat dipaksakan oleh semua pihak.

B. Islam Pada Masa Kerajaan Kedah, Terengganu, Kelantan, Malaka dan Bruass

 Kerajaan Kedah
Kesultanan Kedah adalah kesultanan awal di Semenanjung Malaya dan salah satu
Kesultanan tertua yang didirikan pada tahun 1136, didirikan oleh Maharaja Derbar
Raja dari Gemeron sekitar 630 Masehi dan dinasti Hindu berakhir ketika Phra Ong
Mahawangsa berpindah ke Islam. Peng-Islaman Kerajaan Kedah pada 531H (1136M)
adalah lebih awal daripada Kelantan (1181M), Melaka (1262M), Samudera-Pasai
(1267M), Terengganu (1303M) dan Champa (1360M). Islam dikatakan telah masuk
ke Kedah sejak awal abad ke-9 Masehi, yaitu sezaman dengan pembentukan Kerajaan
Islam Perlak pada 840 M. Namun begitu, setelah kedatangan para pendakwah dan
pedagang dari Arab dan Parsi, memasuki abad ke-12, barulah Kerajaan Kedah dapat

vii
di-Islamkan dengan peng-Islaman Sultan Mudzaffar Shah pada tahun 1136 M. Sejak
itu, Kedah mulai dikenali sebagai sebuah negeri Islam yang memakai gelaran Darul
Aman.
Di kalangan orang Arab, Kedah sering disebut sebagai ‘as-Sayf al-Hind’ karena
kemasyhuran pedang buatannya yang digunakan oleh bangsa Arab untuk berperang.
Hubungan perdagangan Arab dengan orang Melayu (Kedah dan Aceh) terbukti dari
rekaman al-Quran dalam Surah al-Quraisy dan juga Surah al-Insan tentang negeri
Barus (Aceh) yang mengeluarkan kafur (wangian) untuk orang Arab. Dengan latar
belakang hubungan Arab-Kedah inilah, kemasukan Islam berlaku lebih awal di Kedah
berbanding tempat lain. Ada empat bukti terawal yang merecord kedatangan Islam ke
Kedah, yaitu :
1) Penemuan artifak berbentuk sekeping batu di Gunung Jerai yang tercatat
perkataan ‘Ibnu Sirdhan’ bertarikh 214H (829M).
2) Penemuan sebuah artifak mata wang perak yang tercatat nama Khalifah Daulah
Abbasiyah, al-Mutawakkil (847-861M) di Lembah Bujang
3) Catatan al-Mas’udi mengenai kedatangan hampir 200,000 orang Arab dan Parsi
yang beragama Islam dari Kanfu (Canton atau sekarang Guangzhou).
4) Penemuan batu nisan milik Sheikh Abdul Qadir Ibnu Hussein Syah Alirah di
Tanjung Inggeris pada 1962 yang mencatatkan tarikh 3 Rabiul Awwal 291
Hijriyah (24 Januari 904 Masihi).

 Terengganu
Terengganu, atau lengkapnya Terengganu Darul Iman, adalah salah satu negara
bagian Malaysia. Terengganu terletak di Pantai Timur Semenanjung Malaysia.
Asal nama Terengganu dikaitkan dengan antaranya 'Terangnya ganu', 'Taring
anu', 'Terengan nu'. Kisah asal Terengganu ini melibatkan penduduk di luar
Terengganu yaitu penduduk Kelantan dan Pahang. Secara umum, ramai
mengetahui bahwa Islam pertama kalinya di Malaysia pada abad ke-10 di
Terengganu yang merupakan negeri melayu pertama menerima Islam. Pandangan
ini dikukuhkan lagi dengan kewujudan Batu Bersurat Terengganu yang ditemui di
Kuala Berang, Terengganu. Batu bersurat tersebut bertarikh 1303 Masehi.
Batu bersurat ini merupakan batu yang mempunyai ukiran yang paling tua dan
tulisan Jawi pertama ditemui di Malaysia. Batu ini ditemui separuh tenggelam
selepas banjir surut di tebing Sungai Tersat di Kuala Berang, Hulu Terengganu
pada tahun 1899. Pada Batu Bersurat Terengganu terdapat pula catatan nama Raja
Mandalika yang telah memerintah dan melaksanakan syariat Islam. Isi teks batu
bersurat ini mengenai undang-undang seorang raja. Catatan yang terkandung pada
batu ini menyebut Islam sebagai agama rasmi dan menerangkan hukum-hukum
Islam tentang maksiat dan segala kemungkaran. Peri pentingnya Batu bersurat ini
akhirnya ia mengambil tapak dibulatan penyu sebagai tanda sejarah kedatangan
Islam di Terengganu.

viii
Dengan itu, agama Islam telah bertapak di Terengganu sebelum tahun 1303.
Perkembangan islam di Terengganu sebelum tahun tersebut membolehkan penulis
Batu Bersurat menulis jawi dan golongan tertentu di Terengganu boleh membaca
jawi. Satu perkara yang menarik di sini, Terengganu adalah negeri terawal di
Malaysia mengkanunkan undang-undang Islam.

 Kelantan
Nama “Kelantan” berasal dari perkataan “Kilatan” atau “kolam tanah”. Selain itu
penyebutan nama negeri Kelantan juga dikenal dengan nama Tanah Serendah,
Sekebun Bunga, Tanjung Pura, Negeri Cik Siti Wan, dan Serambi Mekah pada
masa dahulu. Kedatangan Islam di negeri Kelantan diperkirakan sebelum tahun
577 H/1180, karena pada tahun tersebut ternyata sudah ada kerajaan Islam,
sebagai buktinya adalah dengan ditemukannya uang Dinar pada bekas
peninggalan Kota Istana Kubang Labu pada tahun 1914 M, yang menurut
sejarawan pengkaji sejarah Kelantan, uang Dinar itu terdapat tulisan Arab yang
berbunyi “Al-Mutawakkal 'ala-Allah” yang berarti (berserah diri kepada Allah),
dan sebelah lagi terdapat catatan perkataan “Al-Julus Kelantan” dan di atas tulisan
itu terdapat pula tulisan berbentuk (0VV) berarti 577 yang dikatakan tahun 577 H/
1180 M. Tidak diketahui berapa lama pemerintahan Al-Mutawakkil itu
memerintah Kelantan.
Kedatangan Islam ke Kelantan terkait dengan pertemuan kelompok-kelompok
Islam di Champa (Kamboja) pada pertengahan abad 10 M. Para sejarawan
berpendapat, bahwa hubungan antara kerajaan Islam Champa dengan Kelantan
telah ada sejak lama sehingga pengaruh kebudayaan negeri itu telah menyebar
masuk ke Kelantan. Dapat disimpulkan bahwa Islam diterima di Champa, maka
kemungkinan juga akan berpengaruh kepada penduduk Negeri Kelantan.Kelantan

 Kesultanan Malaka
Penyebaran agama Islam di Malaka terjadi pada tahun 1414 Masehi, ketika Sultan
Malaka pertama (bernama Parameswara) masuk Islam setelah menikahi Putri
Sultan Pasai. Parameswara mengubah namanya menjadi Iskandar Syah.
Kesultanan Malaka menjadi maju ketika Sultan Mansur Syah memerintah.
Karena, Kesultanan Malaka waktu itu menjadi pusat pemerintahan kerajaan
Melayu yang terbesar di Asia Tenggara sekaligus menjadi pusat penyebaran Islam
pada masa itu.
Kedudukan Kesultanan Malaka terus bertambah maju dan dianggap penting oleh
semua pihak. Ramai tokoh Islam luar negeri datang ke Malaka, seperti orang
Malabar, Hindustan, Afghanistan, dan lain-lain. Kedatangan mereka
menyebabkan Malaka pada waktu itu dianggap sebagai tempat perjumpaan ulama
Islam bagi membincangkan masalah-masalah agama, khususnya dalam bidang
aqidah, tasawuf, dan fiqih.

ix
Bukti kekuatan pengaruh Islam dalam pemerintahan kesultanan Melayu pada
masa itu dapat dilihat dalam Kitab Hukum Qanun Kesultanan Malaka. Dengan
demikian, peran Kesultanan Malaka terhadap bumi Semenanjung Melayu sangat
luar biasa untuk memajukan daerah tersebut.

 Beruas
Beruas merupakan kawasan yang bersejarah khususnya berkaitan dengan
Kerajaan Gangga Negara dan Kerajaan Melayu Beruas. Beberapa artifak telah
ditemui oleh orang kampung dan penyelidik sejarah. Bahan-bahan ini telah
dipamerkan di Museum Beruas.
Pusat kerajaan yang paling awal diketahui di negeri Perak ini terletak di kawasan
meliputi Beruas dan Dinding (Manjung hari ini). Kerajaannya diberi nama
Gangga Negara. Terdapat berbagai versi tradisi lisan tentang asal-usul kerajaan
ini. Ada tradisi lisan yang menyebut tentang pengasas Kerajaan Gangga Negara
ialah Raja Ganjil Sarjuna dari Kedah. Ada juga cerita yang menyatakan bahwa
kerajaan tersebut telah dibuka oleh Raja Khmers dari Kemboja. Bagaimanapun,
berdasarkan penemuan arca-arca Buddha, menunjukkan di abad ke- 5 dan ke-6
Masehi wujud Kerajaan Gangga Negara ini. Kerajaan Gangga Negara telah
berpusat di Beruas.
Kewujudan Kerajaan Gangga Negara dan kemudiannya Kerajaan Melayu Beruas
tidak dapat dinafikan oleh penyelidik sejarah pada hari ini. Kedua-dua kerajaan
tua yang dikatakan pernah bertapak di bumi Beruas bukanlah suatu dongengan
ataupun mitos semata-mata. Ini berikutan beberapa peninggalan kesan sejarah
mengenainya yang masih wujud di beberapa kawasan negeri Perak amnya dan
Beruas khususnya.

x
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Islam masuk pertama kali di Malaysia dibawa oleh pedagang Gujarat sekitar abad
kesembilan dengan pola penerimaan bottom up yang selanjutnya mengalami perkembangan
melalui proses pola top down. Setelah memasuki abad ke-15. Islam di Malaysia mengalami
perkembangan yang signifikan dengan ditandai banyaknya bangunan masjid bahkan telah
dibangun lembaga pendidikan Madrasah Al-Mursyidiyah. Dan awal abad ke-20 dengan ciri
khas perkembangan Islam oleh adanya koordinasi sultan-sultan di setiap negara bagian dalam
menegakkan hukum Islam. Setelah masa kemerdekaan perkembangan pemeluk Islam dari
segi kuantitasnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Masyarakat muslim Malaysia
dengan jumlah besar senantiasa menjalankan ajaran keagamaannya dengan baik dan benar.
Mereka tekun menjalankan ibadah, baik yang wajib maupun yang sunnat, dan mereka juga
memiliki moralitas yang baik (akhlakul karimah).

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber, akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati, “Sejarah di Asia Tenggara”, Jurnal Rihlah, (Makassar: UIN Sultan Alauddin


Makassar, 2014

https://an-nur.ac.id/sejarah-perkembangan-islam-di-malaysia/2/

http://ourmalaysianhistory.blogspot.com/2013/04/sejarah-islam-di-terengganu-secara-
umum.html?m=1

Helmiati, Dr. Hj., M. Ag. (2014). Sejarah Islam Asia Tenggara. Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Mayarakat Unisversitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau:
Pekan Baru.

Saifullah, Dr. H., SA. MA. (2010). Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara. Pustaka
Pelajar: Yogyakarta.

https://harakahdaily.net/index.php/2020/01/15/kedah-kerajaan-islam-pertama-di-tanah-
melayu/

xii

Anda mungkin juga menyukai