Anda di halaman 1dari 17

ISLAM DI ASIA TENGGARA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah : Sejarah Islam Peradaban
Dosen pengaampu : Muhammad Rasyidi, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Achmad Achlul Hudha


NIM.221410068

Nadia Wati
NIM.2214140065

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PALANGKARAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN AKUTANSI SYARIAH
PROGAM STUDI AKUTANSI SYARIAH
TAHUN 2022/1444 H

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dalam mata Islam di Asia
Tenggara yang berjudul Sejarah Islam Peradaban.
Pada kesempetan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah studi Teknologi
Informasi Bapak Muhammad Rasyidi, M.Pd.I yang telah membimbing penulis
dalam penyusunan makalah ini dan terimakasih kepada rekan rekan mahasiswa dan
khususnya yang secara langsung memberikan dorongan serta dukungan atas
terselesaikannya makalah ini.
Tentu saja makalah ini masih memiliki berbagai keterbatasan dalam berbagai
hal oleh karena itu koreksi saran dan kritik membangun dari pembaca akan menjadi
pendorong bagi penulis untuk terus menerus melakukan perbaikan dan
pengembangan pada masa-masa yang akan datang.

Palangkaraya, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Letak Geografis Asia Tenggara……………………….……………... 3
B. Sejarah Kedatangan Islam di Asia Tenggara ....................................... 4
C. Penyebaran Islam di Asia Tenggara…………………………………. 6
D. Teori-Teori Masuknya Islam di Asia Tenggara ................................... 9
E. Pengaruh Agama Islam di Asia Tenggara............................................ 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 13
A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asia Tenggara merupakan kawasan yang terbilang sangat luas dan berpengaruh
di kancah dunia. Asia tenggara di bagi menjadi dua kelompok yakni Asia Tenggara
Daratan yaitu Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietan, dan Asia Tenggara
Maritim yakni Brunei Darussalam, Flipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan
Timor Leste.
Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang mempunyai sikap sosial
dan kepercayaan yang beragam. Mayoritas penduduk di kawasan Asia tenggara
beragama Islam, akan tetapi kenyataan realitas sosial, budaya dan keyakinan yang
berkembang didalamnya menunjukan keragaman dan heterogen.
Warga Muslim di Asia Tenggara diperkirakan berjumlah 300 juta jiwa. Atas
dasar tersebut pantas jika negara-negara yang berada di Asia Tenggara sangat luas
yang terbentang dari Afrika Barat hingga Asia selatan, dengan jumlah Muslim nya
yang terbesar. Negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara sebagian besar
penduduknya memeluk agama Islam. Salah satunya mencakup Indonesia, Malaysia,
dan Filipina. Dengan statistik di atas, dapat menjadi acuan bagi kita semua agar
menggali lebih dalam lagi tentang sejarah masuknya Islam di Asia Tenggara dan
bagaimana islam mempunyai penganut terbanyak dan menjadi kekuatan sosial yang
begitu kuat padahal Islam bukan agama yang dianut dan masuk pertama kali
dimasyarakan yang berada di Asia Tenggara.
Makalah ini akan membahas lebih dalam tentang kedatangan Islam di Asia
Tenggara, penyebaran Islam dan kateristik Islam di Asia Tenggara itu sendiri. Tema
ini penting dibahas pada makalah ini, karena bisa jadi pijakan kita untuk mengetahui
perkembangan Islam yang ada di negara-negara Asia Tenggara.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada di dalam makalah ini antara lain:
1. Bagaimanakah sejarah masuknya islam di Asia Tenggara?
2. Apa saja pengaruh peradaban Islam di Asia Tenggara?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka penulisan makalah ini,
mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai diantarnya adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimanakah sejarah islam memasuki Asia Tenggara.
2. Untuk mengetahui apa saja pengaruh peradaban islam di Asia Tenggara.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Letak Geografis Asia Tenggara
Kawasan Asia Tenggara secara astronomis terletak pada 28°LU-11°LS dan
93°BT-141°BT. Secara geografis, wilayah Asia Tenggara diapit oleh dua samudra
yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Samudra Hindia berada di sebelah
selatan dan barat. Sedangkan, Samudra Pasifik berada di sebelah timur.
Secara geografis, Asia tenggara terletak pada area yang sangat strategis untuk
masuknya peradaban baru, hal ini dikarenakan:
1. Letak Asia Tenggara di tengah perjalanan Timur Barat.
2. Dihubungkan dengan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan.
3. Adanya beberapa bandar seperti: Sriwijaya, Perlak, Pasal, Malaka, Batam,
Cirebon, Makasar, Brunei, dan Pattani.
4. Ada hubungan dengan Lautan Hindi dan Laut China Selatan.
5. Angin muson Barat Daya dan Timur laut, sehingga mempertemukan para
pedagang.1
Asia tenggara di bagi menjadi dua kelompok yakni Asia Tenggara Daratan
yaitu Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietan, dan Asia Tenggara Maritim
yakni Brunei Darussalam, Flipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Timor
Leste.
2. Sejarah Masuknya Islam di Asia Tenggara
Islam masuk ke Asia Tenggara melalui suatu proses damai yang berlangsung
selama berabad-abad. Peneyabaran terjadi tanpa pergolakan politik atau melalui
ekspansi pembebasan yang melibatkan kekuatan militer, pergolakan politik atau
pemaksaan struktur kekuasaan norma-norma masyarakat dari luar negeri. Islam
masuk melalui jalur perdagangan, perkawinan, dakwah dan pembauran masyarakat
Muslim Arab, Persia, India dengan masyarakat pribumi. Azyumardi azra
mengatkan penyebaran Islam di Asia tenggara berbeda dengan ekspansi Islam di
banyak wilayah Timur Tengah, Asia Selatan dan Afrika yang oleh sumber-sumber

1
Saifudin Zuhri, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangan di Indonesia, (Bandung, al-
Maarif,tth),hlm.88

3
Islam di Timur Tengah disebut Fath (atau Futuh), yakni pembebasan, yang dalam
prakteknya sering melibatkan kekuatan militer. Meskipun futuh di tetapi tidak ada
pemaksaan penduduk setempat untuk memeluk Islam. Sebaliknya, penyebaran
Islam di Asia Tenggara tidak pernah disebut futuh yang disertai kehadiran kekuatan
militer.
Islam masuk ke berbagai wilayah Asia Tenggara tidak secara bersamaan,
melainkan berlangsung selama berabad-abad, dan tidak merata di seluruh tempat.
Kondisi wilayah-wilayah Asia Tenggara pada berada dalam situasi politik dan
kondisi budaya yang berbeda-beda. Misalnya, pada paruh kedua abad ke-13, para
penguasa Sumatera Utara (sekarang Aceh) sudah menganut Islam. Pada saat yang
sama hegemoni politik di Jawa Timur masih di tangan raja-raja beragama Syiwa
dan Budha seperti Kerajaan Kediri dan Kerajaan Singasari. Begitupula kerajaan
Islam Demak baru berdiri bersamaan dengan melemahnya kekuasaan Majapahit,
karena itu tidaklah mudah menjawab “kapan, dimana, mengapa, dan dalam bentuk
apa” Islam mulai menimbulkan dampak pada masyarakat Asia Tenggara untuk
pertama kalinya.
Banyak peneliti yang mengatakan bahwa Islam telah datang ke Asia tenggara
sejak abad pertama hijriah (7M) seperti diyakini oleh Arnold. Ia mendasarkan
pendapatnya ini pada sumber-sumber Cina yang menyebutkan bahwa menjelang
akhir perempat ketiga abad ke 7 seorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah
pemukiman Arab Muslim di pesisir pantai Sumatera. Sebagian orang-orang Arab
ini dilaporkan melakukan perkawinan dengan wanita lokal, sehingga membentuk
nukleus sebuah komunitas Muslim yang terdiri dari orang-orang Arab pendatang
dan penduduk lokal. Menurut Arnold, anggota-anggota komunitas Muslim ini juga
melakukan kegiatan-kegiatan penyebaran islam.
Pendapat yang sama juga ditegaskan oleh J.C Van Leur, bahwa koloni-koloni
Arab Muslim sudah ada di barat laut Sumatera, yaitu Barus, daerah penghasil kapur
Barus terkenal sejak tahun 674 M. pendapatnya ini didasarkan pada cerita
perjalanan para penegambara yang sampai ke wilayah Asia Tenggara.17 Catatan
Cina juga menyebutkan bahwa di masa Dinasti Tang, tepatnya abd ke-9 dan ke-10
M, orang-orang Ta-shih sudah ada di Kanton (Kan-fu) dan Sumatera.

4
Sebutan untuk orang-orang Arab dan Persia ialah Ta-shih, yang sudah jelas
menjadi Muslim. Terjalinnya hubungan dagang yang bersifat internasional antara
negara-negara di Asia bagian Barat dan Timur agaknya disebabkan oleh kegiatan
kerajaan Islam di bawah Pemerintahan Bani Umayah di bagian Barat dan kerajaan
Cina zaman Dinasti Tang di Asia bagian Timur serta kerajaan Sriwijaya di Asia
Tenggara. Berbeda dengan pandangan Arnold, menurut Taufik Abdullah, belum
ada bukti bahwa pribumi Nusantara di tempat-tempat yang disinggahi oleh para
pedagangg Muslim itu sudah menganut agama Islam, adanya koloni yang terdiri
dari para pedagang Arab itu karena mereka berdiam di sana untuk menunggu
musim balik untuk berlayar.
Islam di Asia tenggara pada awalnya diperkenalkan melalui hubungan dagang
dan perkawinan. Para pedagang Muslim Arab diyakini menyebarkan Islam sembari
melakukan perdagangan di wilayah ini. Para pedagang Muslim tersebut juga
melakukan perkawinan dengan penduduk lokal. Dengan pembentukan keluarga
Muslim ini, komunitas-komunitas Muslimpun terbentuk, yang pada gilirannnya
memainkan andil besar dalam penyebaran Islam.
Ia juga berpendapat bahwa para sufí pengembara yang terutama melakukan
penyiaran Islam di kawasan ini. para sufí berhasil mengislamkan sejumlah besar
penduduk Asia Tenggara setidaknya sejak abad ke-13, sehingga pengaruh Islam
keliatan lebih nyata. Hal ini disebabkan oleh karena para sufí tersebut
menyampaikan Islam dengan cara yang menarik antara lain dengan menekankan
kontiunitas antara budaya dan praktik keagamaan lokal. Misalnya memperkenalkan
Islam dengan nuansa tasawuf seperti mengajarkan teosofi sinkretik yang kompleks.
Mengapa Islam dapat diterima dengan mudah sebagai agama, antara lain
karena Islam mengajarkan toleransi dan persamaan derajat di antara sesama,
sementara ajaran Hindu menekankan perbedaan derajat manusia, sehingga ajaran
islam sangat menarik perhatian penduduk lokal.2

2
Dr. Hj. Helmiati, M.ag, Sejarah Islam di Asia Tenggara, (Pekan Baru : Lembaga Penelitian Dan
Pengabdia Kepada Masyarakat), 2014

5
3. Penyebaran Islam di Asia Tenggara
Kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir
semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan
para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan.
Pada abad ke-5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah menjadi tempat
persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan mereka telah menjalin
hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi dimanfaatkan para pedagang
Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.
Tentang Penyebaran Islam di Asia Tenggara dan Indonesia Sejak abad
pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sudah mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan
internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, Asia
Tenggara dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan internasional
yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu
kelihatan sejalan pula dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan besar, yaitu
China dibawah Dinasti Tang (618-907), kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-14), dan
Dinasti Umayyah (660-749).
Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan
Arab sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri
China. Pada masa pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang,
telah datang empat orang Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama, bertempat di
Canton (Guangzhou), yang kedua menetap dikota Chow, yang ketiga dan keempat
bermukim di Coang Chow. Orang Muslim pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah
seorang muballigh dan sahabat Nabi Muhammad saw. dalam sejarah Islam di
China. Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto, yang disebut Masjid Wa-Zhin-Zi
(MasjidKenangan atas Nabi). Karena itu, sampai sekarang kaum Muslim C
hinamembanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka, yang dibawa
langsung oleh sahabat dekat Nabi Muhammad saw. sendiri, sejak abad ke-7 dan
sesudahnya. Makin banyak orang Muslim berdatangan ke negeri China baik sebagai
pedagang maupun mubaligh yang secara khusus melakukan penyebaran Islam.

6
Sejak abad ke-7 dan abad selanjutnya. Islam telah datang di daerah bagian
Timur Asia, yaitu di negeri China, khususnya China Selatan. Namun
inimenimbulkan pertanyaan tentang kedatangan Islam di daerah Asia Tenggara.
Sebagaimana dikemukakan diatas Selat Malaka sejak abad tersebut sudah
mempunyai kedudukan penting. Karena itu, boleh jadi para pedagang dan mubaligh
Arab dan Persia yang sampai di China Selatan juga menempuh pelayaran melalui
Selat Malaka.
Kedatangan Islam di Asia Tenggara dapat dihubungkan dengan pemberitaan
dari I-Cing, seorang musafir Budha, yang mengadakan perjalanan dengan kapal
yang di sebutnya kapal Po-Sse di Canton pada tahun 671. Ia kemudian berlayar
menuju arah selatan ke Bhoga (di duga daerah Palembang di Sumatera Selatan).
Selain pemberitaan tersebut, dalam Hsin-Ting-Shu dari masa Dinasti yang terdapat
laporan yang menceritakan orang Ta-Shih mempunyai niat untuk menyerang
kerajaan Ho-Ling di bawah pemerintahan Ratu Sima (674)
Dalam proses masuknya Islam di Asia Tenggara, ada beberapa jalur yang
digunakan. Jalur-jalur tersebut semua menyesuaikan dengan budaya timur yang
mengedepankan keramah tamahan. Sehingga hal ini memudahkan Islam untuk
masuk dan berkembang di kawasan ini. Berkaitan dengan hal ini maka Uka Tjandra
Sasmita mengemukakana ada beberapa saluran masukya Islam ke Asia
Tenggara yang berkembang yaitu:
1. Saluran Perdagangan
Sejak abad ke-1, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka, telah
memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan
perdagangan internasional karena posisinya yang menghubungkan negeri-negeri di
Timur Jauh, Asia Tenggara, dan Asia Barat. Kesibukan lalu-lintas perdagangan
kawasan laut Asia Tenggara hingga pada abad ke-7 hingga ke-16 itu, membuat
pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam
perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia.
Saluran Islamisasi melalui perdagangan menjadi salah satu penyebab kuatnya
pengaruh peradaban Islam di Asia Tenggara. Hubungan dalam jalur perdagangan
inilah yang menciptakan interaksi antara pedagang Islam dan penduduk asli di Asia

7
Tenggara. Dari interaksi itu, kemudian muncul pengaruh yang kuat dari satu pihak
pada pihak lainnya. Dalam hal ini, pihak yang memberikan pengaruh adalah para
pedagang dan ulama dari Arab.
Pengaruh inilah yang kemudian menjadikan pergeseran dalam sistem
kehidupan masyarakat Asia Tenggara. Jika sebelumnya di masa kerajaan berjaya,
kepercayaan yang dominan di kalangan masyarakat adalah dinamisme. Namun
dengan adanya pengaruh dari pedagang Islam, banyak masyarakat yang kemudian
beralih menganut monotheisme.
2. Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih
baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-
puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu. Sebelum
dikawin mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan,
lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah
dan kerajaan Muslim. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila
antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati,
karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses
Islamisasi.
3. Saluran Tasawuf
Ajaran Islam sampai ke Alam Melayu, sangat dipengaruhi oleh ajaran tasawuf.
Para sejahrawan menyatakan bahawa inilah yang menyebabkan Islam menarik
kepada mereka di Asia Tenggara dan boleh dikatakan bahawa tasawuf dengan
ajaran dan amalannya menyebabkan berlakunya proses Islamisasi di Asia
Tenggara. H. John ahli sejarah Australia itu menyatakan bahawa Islamisasi tersebut
berlaku adanya dakwah yang cerdas dilakukan oleh para penyebar sufi yang datang
bersama-sama dengan para pedagang muslim. Pengajar-pengajar tasawuf atau para
sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengana jaran yang sudah dikenal luas
oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai
kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang
diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran

8
mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah
dimengerti dan diterima.
4. Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok
yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Dipesantren atau
pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah
keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak
ketempat tertentu mengajarkan Islam.
5. Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan
wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam
mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia
meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat.
Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana,
tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam. Kesenian
kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan
sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.
6. Saluran Politik
Kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih
dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di
samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi
kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non
Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk
kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.3
D. Teori-Teori Masuknya Islam di Asia Tenggara
Menurut beberapa ahli sejarah, ada beberapa teori tentang masuknya Islam ke
kawasan Asia Tenggara, seperti teori kedatangan teori Gujarat, teori Mekkah, dan
teori Persia.

3
Rahmawati. Islam Di Asia Tenggara, Jurnal Rihlah Vol.II No.1 2014

9
1. Teori Gujarat
Teori ini merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya islam di
nusantara. Dinamakan teori gujarat, karena karena bertolak dari pandangannya
yang mengatakan bahwa islam masuk ke nusantara berasal dari gujarat, pada abad
ke-13 M, dan pelakunya adalah pedagang india muslim.
Bukti-bukti dari teori ini yaitu:
a. Bukti batu nisan Sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik al-
Shaleh yang wafat pada 1297. relif nisan tersebut bersifat Hinduistis yang
mempunyai kesamaan dengan nisan yang terdapat di Gujarat.
b. Adanya kenyataan bahwa agama Islam disebarkan melalui jalan dagang antara
Indonesia-Cambai (Gujarat)-Timur Tengah-Eropa.
2. Teori makkah
Teori ini dicetuskan oleh Hamka, Ia lebih menguatkan teorinya dengan
mendasarkan pandangannya pada peranan bangsa Arab sebagai pembawa agama
Islam ke Indonesia, kemudian diikuti oleh orang Persia dan Gujarat. Gujarat
dinyatakan sebagai tempat singgah semata, dan Makkah sebagai pusat, atau Mesir
sebagai tempat pengambilan ajaran Islam. Hamka menolak pendapat yang
mengatakan bahwa Islam baru masuk pada abad 13, karena kenyataanya di
Nusantara pada abad itu telah berdiri suatu kekuatan politik Islam, maka sudah tentu
Islam masuk jauh sebelumnya yakni abad ke-7 Masehi atau pada abad pertama
Hijriyah. Pada 674 M telah terdapat perkampungan perdagangan Arab Islam di
Pantai Barat Sumatera, bersumber dari berita Cina.kemudian berita Cina ini ditulis
kembali oleh T.W. Arnold (1896), J.C. van Leur (1955) dan Hamka (1958).
Timbulnya perkampungan perdagangan Arab Islam ini karena ditunjang oleh
kekuatan laut Arab.
Dari keterangan tentang peranan bangsa Arab dalam dunia perniagaan seperti
di atas, kemudian dikuatkan dengan kenyataan sejarah adanya perkampungan Arab
Islam di pantai barat Sumatera di abad ke-7, maka terbukalah kemungkinan peranan
bangsa Arab dalam memasukkan Islam ke Nusantara.

10
3. Teori persia
Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini berpendapat
bahwa agama Islam yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia, singgah ke
Gujarat, sedangkan waktunya sekitar abad ke-13. Teori itni lebih menitikberatkan
tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam
Indonesia yang dirasakan memiliki persamaan dengan Persia (Morgan, 1963:139-
140). Di antaranya adalah:
1. Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringayan Syi'ah atas
syahidnya Husein.
2. Adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-
Hallaj, sekalipun al-Hallaj telah meninggal pada 310H/922M, tetapi ajarannya
berkembang terus dalam bentuk puisi, sehingga memungkinkan Syeikh Siti
Jenar yang hidup pada abad ke 16 dapat mempelajarinya.4
E. Pengaruh Agama Islam di Asia Tenggara
Sebelum datangnya Islam, masyarakat Asia Tenggara telah berpegangan pada
amalan Hindu, Budha, dan roh nenek moyang. Yang terwujud dalam politik,
ekonomi, dan sosial. Setelah Islam masuk, unsur-unsur baru yang diperkenalkan,
diantaranya adalah:
1. Pemerintahan
Dalam pengaruh perubahan dalam pemerintahan Raja dalam sistem Islam
seperti, sultan menjadi raja. Raja mereka di beri gelar Khaifatul Mukmin artinya
pemimpin orang mukmin. Islam menjadi agama resmi di Mataka, Brunei. Undang-
undang syariah dipekenankan.
2. Pendidikan
Sebelum islam pendidikan hanya sebatas kepada golongan bangsawan saja
setelah disebar luaskan melalui istana, pondok, pesantren, madrasah, dan saran.
Wanita di berikan peluang yang sama dengan lelaki didalam pemerintahan.

4
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada), 2008

11
3. Cara hidup
Sebelum Islam datang masyarakat dipengaruhi oleh amnisme, Hindu dan
Budha setelah islam datag bengasur-angsur hilang. Cara berpakaian Islam seperti
berkerudung dsn bersongkok. Sifat tolong menolon, hormat menghormatibdan
berkerja sama, bersatu padu dan wujud semangat pejuang.
4. Kesenian
Khat pada batu nisan, sebilah mata keris, dan ukiran kayu. Kreativitas
masyarakat tempatan batu nisan semakin menarik seperti batu nisan Sultan al-Malik
Ibrahim ditulis dengan ayat al-Quran, selain syair dan makam Naina Hisham al-
'Din 1420M, pengaruh seni Arab Parsi.5

5
Muhammad Ibrahim Dan Rusdi Sufi, Op, Cu,hlm.130

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah diatas, dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai
berikut: Letak Asia Tenggara sangat strategis dikarenakan: kedudukan Asia
Tenggara di tengah perjalanan Timur Barat, dihubungkan dengan Selat Melaka dan
Laut Cina Selatan, mewujudkan banyak bandar seperti: Sriwijaya, Perlak, Pasai,
Malaka, Batam, Makasar, Brunei, dan Pattani, juga berhubungan dengan Lautan
Hindi dan Laut China Selatan, yang memungkinkan terjadinya pertemuan para
pedagang. Ada tiga teori datangnya Islam Asia Tenggara, yaitu: teori Makkah, teori
Gujurat, teori Persia. Ada beberapa cara penyebaran Islam di Asia Tenggara
diantaranya: Perdagangan, pernikahan, Politik, Saluran Tasawuf, Saluran
pendidikan, Saluran kesenian.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penulis sangat berharap ada kritikan dan saran yang
sifatnya untuk membangun.Terakhir penulis berharap, semoga makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi penulis begitu juga pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Helmiati. 2014. Sejarah Islam di Asia Tenggara, Pekan Baru : Lembaga Penelitian
Dan Pengabdia Kepada Masyarakat
Zuhri, Saifudin. Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangan di Indonesia,
Bandung : al-Maarifhlm
Rahmawati. 2014. Islam Di Asia Tenggara, Jurnal Rihlah Vol.II No.1
Yatim,Badri. 2018. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Muhammad Ibrahim Dan Rusdi Sufi, Op, Cu,hlm.130

14

Anda mungkin juga menyukai