Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGARUH BUDAYA CINA DAN INDIA DI ASIA TENGGARA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Asia Tenggara


Dosen Pengampu:
Drs. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
- Gress Angelika Tarigan (3233121003)
- Nurdilla Ramadhani (3233321012)
- Sen Aron Simanjuntak (-)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas kelompok makalah ini guna memenuhi mata kuliah Sejarah Asia Tenggara yang
berisikan materi tentang “Pengaruh Budaya Cina dan India di Asia Tenggara”. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Drs. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku dosen
pegampu mata kuliah Sejarah Asia Tenggara pada jurusan pendidikan sejarah, fakultas
ilmu sosial, Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengalami banyak hambatan dan kesulitan,
namun berkat bimbingan dan dorongan dari pihak yang telah memberikan masukan atas
terselesaikannya penulisan makalah ini. Sehubungan dengan hal tersebut, dengan segala
kerendahan hati pada kesempatan ini. Harapan kami semoga makalh ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan para pembaca. Kritik serta saran yang bersifat membangun dari semua
pihak senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan makalh ini.

Medan, 6 September 2023

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4

1.1 Latar Belakang....................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4

1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................5


BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
2.1 Permulaan Pengaruh Cina Di Asia Tenggara.....................................................6
2.2 Penyebaran Pengaruh Cina Di Asia Tenggara....................................................8
2.3 Proses Masuknya Pengaruh India Di Asia Tenggara.........................................9
2.4 Kerajaan-Kerajaan Yang Berpolakan Hindu-Budha Di Asia Tenggara...........11
BAB III PENUTUP.........................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................13
3.2 Saran.................................................................................................................13
3.3 Case Method.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asia Tenggara merupakan kawasan yang sejak dahulu telah disinggahi oleh
negara Cina-India dimana keduanya merupakan negara yang menganut paham
bercorak Hindu-Budha. Kedatangan Cina-India membawa kebudayaan yang sangat
subur di kawasan Asia Tenggara terutama di Indonesia. Cina merupakan salah satu
negara yang menganut banyak kepercayaan, diantaranya keperacayaan agama Hindu-
Budha. Tak jauh berbeda dengan India, India juga merupakan negara penganut agama
dan kepercayaan Hindu-Budha. Cina dan India meruupakan negara yang
mempercayai dan meyakini bahwa roh nenek moyang sangat lah penting bagi mereka
dalam keberlangsungan hidupnya mengenai aspek Spiritual. Kedua negara ini
membawa aliran kepercayaan mereka secara garis besar memasuki willayah Kawasan
Asia khusunya Asia Tenggara.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada isi daripada makalah ini,
diantaranya yakni :
1. Bagaimana permulaan pengaruh Cina terhadap kawasan Asia Tenggara?
2. Bagaimana penyebaran pengaruh Cina di Asia Tenggara?
3. Bagaimana proses masuknya pengaruh India di Asia Tenggara?
4. Apa saja Kerajaan-kerajaan yang berpolakan Hindu-Budha di Asia
Tenggara?

4
1.3 Tujuan Masalah
Bersumber dari rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya, adapun tujuan dari
permasalahan tersebut yakni sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui awal permulaan pengaruh Cina terhadap


kawasan Asia Tenggara

2. Untuk memahami bagaimana penyebaran pengaruh Cina di Asia Tenggara

3. Agar dapat mengetahui proses masuknya pengaruh India di Asia Tenggara

4. Agar dapat mengetahui Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu- Budha di


Kawasan Asia Tenggara

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Permulaan Pengaruh Cina di Asia Tenggara


Awal mula pengaruh Cina di Asia Tenggara diawali dengan keberadaan etnis Cina
dalam melakukan sebuah perdagangan di kawasan Asia Tenggara yang telah terjadi
sebelum datangnya bangsa barat.
Ketika bangsa Eropa masuk ke kawasan Asia Tenggara pada abad ke-16 dan awal
abad ke-17, Saudagar Cina sudah lebih dulu bermukim di Kota Pelabuhan utama
walaupun belum begitu banyak. Dalam beberapa abad setelahnya, orang Cina bertindak
sebagai pedagang atau bekerja di sektor produsen berskala kecil. Hingga akhirnya mereka
kemudian semakin bertambah banyak dan kemudian mendominasi sektor perekonomian
pasar di Kawasan Asia Tenggara.
Hubungan perdagangan dan kebudayaan antara Cina dengan Asia Tenggara itu mulai
berlangsung pada masa pemerintahan Kaisar Han Wuti (140-187 SM). Untuk
memperlancar perdagangan dengan Asia Tenggara, Cina menaklukan wilayah selatan
sehingga terjadi migrasi orang-orang Cina dari Cina Utara dan Selatan terutama didelta
Kanton. Pulau Hai-nan juga berhasil dikuasai dinasti Han. Perluasan pengaruh Cina
tersebut dimungkinkan karena cita-cita perdagangan Han yang akan membuka jalur
perdagangan baru disebelah Barat daya Cina yang bisa berhubungan langsung dengan
India. Hal ini dilakukan sebagai penggaanti jalan sutera yang panjang dan sukar diAsia
Tengah. Perdagangan dengan menempuh jalan sutera (jalan darat) yang membentang
diAsia Tengah sangat panjang, sulit dan sering diganggu perampok. Kondisi jalan sutera
tersebut mendorong orang-orang Cina ingin menempuh jalan perdagangan dengan India
lewat laut. Dengan demikian nubungan laut antara Cina dengan Asia Tenggara juga
semakin terbuka.
Sebelum tahun 126 SM barang-barang Perdagangan dari Cina dibawa oleh para
kafilah melalui Yunnan dan Birma Utara. Dari sini perjalanan ke India diteruskan lewat
sungai Brahmaputera dan Gangga sampai ke Bactria. Pembukaan jalan baru dengan India
lewat Asia Tenggara menyebabkan juga terbukanya jalan laut dari negeri Cina ke Asia
Tenggara. Armada Cina mulai mengarungi laut Asia Tenggara terjadi antara tahun 116-
110 SM dan sejak itupula kerajaan - kerajaan di Asia Tenggara mengirim utusan - utusan
ke Cina. Kedatangan duta- duta dari Asia Tenggara yang tercatat dalam sejarah Cina pada
saat itu terjadi pada tahun 73 dan 49 SM. Sementara itu di Asia Tenggara sendiri juga
6
terdapat peninggalan - peninggalan dari kebudayaan Cina seperti pinggan (piring) dan
mangkuk yang terdapat di Kalimantan Timur, Jawa barat dan Sumatera selatan.
Berdasarkan peninggalan peninggalan itu dapat diduga bahwa hubungan dan kedatangan
awal orang-orang Cina di Asia Tenggara ialah mulai abad ke-III sampai abad ke-I SM,
yakni awal kebudayaan Dongson. Hubungan antara Cina dan Asia Tenggara, masa dinasti
Han terbukti lebih merupakan hubungan dagang dan diplomatic. Dengan demikian bentuk
bentuk hubungan kebudayaan belum berlangsung walaupun sudah ada orang-orang Cina
yang berdomisili di Asia Tenggara, namun mereka lebih memesatkan perhatiaannya pada
masalah perdagangan, karena itu ajaran Confusius belum ikut tersebar ke Asia Tenggara.
Pada umumnya Kaisar Cina menganggap dirinya sebagai penaung dan pelindung raja-raja
di Asia Tenggara. Peran ini juga ditunjukkan oleh raja - raja di Asia Tenggara yang
mengirimkan duta- dutanya ke Cina. Dinasti Han Timur yang berpusat di Loyang (23-221
M) telah meluaskan pengaruhnya di Asia tengah. Setelah dinasti Han runtuh, agama
Budha mulai masuk dan berkembang pesat di Cina. Pada tahun 414 M, Pa-Hien telah
datang ke Taruma (Jawa Barat) dan menyatakan diTaruma tidak ada orang yang
beragama Budha seperti dia. Buku Perplus of The Erythrean Sea (kitab pedoman untuk
pelayaran di Samudera Hindia) yang ditulis oleh seorang nahkoda Yunani-Mesir pada
permulaan abad masehi, menceriterakan adanya pelayaran antara Asia Barat dengan
India. Buku Geographia yang ditulis oleh Claudius Ptoomeus tahun 165 M
menceriterakan tentang Asia Tenggara dengan menyebut Pulau Chryse (Pulau Emas -
Sumatera) dan Sabadion (Pulau Cantel = Jawa).
Tahun 79 M, utusan Cina (Kan Ying) mencoba melalui jalan laut ke Romawi, tetapi
berhenti diteluk Persia, sedangkan hubungan sebelumnya melalui jalan darat (sutera).
Tetapi sejak tahun 166 M hubungan Cina Romawi dilakukan melalui jalan laut akibatnya
hubungan Cina-Asia Tenggara semakin ramai karena Asia Tenggara terletak dijalur
perdagangan Internasional. Pengaruh Cina di Asia Tenggara ada yang lewat darat dan ada
yang lewat laut, pengaruh Cina di Asia Tenggara Daratan terutama terjadi pada bangsa
Vietnam. Setiap kali dinasti Cina mengalami kejayaan maka Vietnam menjadi jajahan
Cina sebaliknya jika Cina merosot maka Vietnam berjuang membebaskan diri dari
kekuasaan Cina itu. Itulah sebabnya Vietnam termasuk wilayah Indocina yaitu daerah
yang dipengaruhi oleh budaya India dan Cina. Khusus untuk Vietnam pengaruh Cina
lebih dominan.

7
Karena penduduk pantai timur sangat padat, banyak orang - orang Cina mencari mata
pencaharian keluar Cina terutama ke Asia Tenggara akibat petualangan Cina ini maka
banyak orang – orang Cina yang bermukim di Asia Tenggara, terutam Asia Tenggara
Kepulauan seperti di Singapura, Malasiya, Indonesia dan Piliphina. Jumlah orang- orang
cina di Singapura lebih besar dari ras lainnya sehingga pulau itu didominasi oleh orang-
orang Cina sementara itu jumlah orang Cina di Malasia hamper seimbang dengan orang-
orang melayu. Walaupun mendominasi perekonomian Malasia, tetapi orang orang Cina di
Malasia tidak bisa ikut memerintah (Konsensus Nasional) sedangkan orang-orang Cina di
Indonesia hanya minoritas tetapi mendominasi perekonomian Indonesia.

2.2 Penyebaran Pengaruh Cina di Asia Tenggara

Penyebaran pengaruh Cina di kaawasan Asia Tenggara yakni dilihat dari aspek
kepercayaan, politik, dan perekonomian.
1. Aspek Kepercayaan
Pengaruh cina berkembang di Asia Tenggara dilihat dari aspek
kepercayaannya dimana masyarakat yang memiliki kepercayaan berupa pemujaan
terhadap roh nenek moyang dan benda-benda besar (animisme dan dinamisme).
Lalu ketika agama dan kebudayaan tumbuh dan berkembang, mereka mulai
menganut agama, sehingga kepercayaan agama bercampur dengan penyembahan
roh nenek moyang atau yang biasanya kita kenal menjadi agama Budha.
2. Aspek Politik
Penyebaran pengaruh Cina di Asia Tenggara mengubah pola kehidupan
masyarakat dibidang politik. Kehidupan politik mencakup sistem pemerintahan,
pengaturan masyarakat dan penataan kelompok dalam masyarakat seperti
kedudukan Raja yang diungkapkan menjadi istilah “DEWA”.
3. Aspek Perekonomian
Pengaruh Cina dalam perekonomian melalui jalur perdagangan, yakni:
Jalur yang pertama adalah jalur sutra yang merupakan jalur darat yang berawal
dari Cina melintas ke kawasan Asia Tenggara dan berakhir di laut tengah.
Perjalanan tersebut dilanjutkan dengan menggunakan kapal perdagangan. Jalur
yang kedua adalah jalur laut yang dimulai dari Cina melalui Asia kota dagang
penting (emporium). Cina bertindak sebagai pedagang perantara atau bekerja
buruh serta produsen berskala kecil. Ketika jumlah mereka semakin banyak,

8
mereka pun kemudian mendominasi perekonomian pasar di Kawasan Asia
Tenggara.

2.3 Proses Masuknya Pengaruh India di Asia Tenggara

Pengaruh India masuk ke wilayah Asia Tenggara pada awalnya adalah sebab dari
aktivitas perdagangan yang intensif antara masyarakat di Asia Tenggara dengan India
yang bahkan dimulai sejak awal masehi dimulai. Letak negara-negara Asia Tenggara
yang sangat strategis yaitu diantara jalur pelayaran internasional membuat akan begitu
banyak perdagangan yang berlabuh dan singgah di kota-kota pelabuhan nusantara
pada saat itu. Dilihat dari prosesnya, hal ini diawali dengan masuknya pedagang yang
tidak hanya berbaur dengan masyarakat setempat melalui asimilasi budaya saja,
namun juga dengan penyebaran agama.
Seperti yang diketahui bahwa Indonesia terdapat berbagai teori yang
menyebutkan dimana ajaran agama Hindu masuk dan berkembang hingga sampai
ditanah air. Ahli mengatakan bahwa pada umumnya pengaruh India ini cenderung
berasal dari Indonesia dimana budaya Hindu disebarluaskan oleh orang-orang
Indonesia sendiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan penemuan tertua pengaruh India
tersebut berupa Arca perunggu Budha di daerah Sempaga (Sulawesi Selatan). Dari
penemuan itu diyakini hubungan keduanya yakni India dan Nusantara menyebabkan
Pengaruh India tak terelakkan lagi di Kawasan Asia Tenggara.
Penyebaran kebudayaan India ke Asia Tenggara pada awalnya dilakukan lewat
perdagangan. Hubungan dagang antara laut daerah tengah dan India menimbulkan
kerajaan - kerajaan Maurya dan Kushana di India serta kerajaan - kerajaan Seleucid
dan Romawi di Barat. Selama 2 Abad SM, India telah kehilangan sumber impor
logam berharga emas dari Siberia, ketika pergerakan - pergerakan bangsa nomad telah
memotong jalan dari Bactria ke Siberia. Karena itu pada abad 1 M. India berusaha
mengimpor emas dari Romawi tetapi gagal, sehingga India berpaling ke Asia
Tenggara.
Masalah Hinduisasi merupakan persoalan yang melahirkan berbagai macam teori.
Akan tetapi pada saat ini umumnya teori Van Leur lah yang dianggap paling dapat
diterima. menurut Van leur tentang penyebaran kebudayaan Hindhu itu karena para
kepala suku di Asia Tenggara mengundang para brahmana dari India. Penyebaran
kebudayaan hidhu itu adalah suatu peristiwa istana. Penyebaran ini terutama
9
dilakukan oleh brahmana - brahmana atau pendeta - pebdeta dari India yang dipanggil
oleh raja - raja Asia Tenggara untuk menaikkan derajat kemuliaannya dan
kekuasaannya seperti raja-raja di India yang dikenalnya dari kontak dagang.
Para brahmana itu lalu memberi legitimasi kepada raja - raja sebagai anak
keturunan raja-raja yang disebutkan dalam kitab Mahabrata atau Ramayana. Bahkan
mereka itu menghabiskan raja - raja tu sebagai penjelmaan dewa menurut sejarah
dalam kitab - kitab klasik agama Hindhu atau Budha. Di samping itu, para brahmana
itu juga mengajar menulis dan bahasa klasik sansekerta, serta mengajarkan pula cara
memerintah kepada raja - raja itu. Baru di kemudian hari pengembangan kebudayaan
hindhu itu dilakukan oleh brahmana brahmana pribumi yang telah belajar di India.
Dengan demikian lahirlah kerajaan - kerajaan yang menggunakan nama hindhu
dan raja raja bergelar, beragama dan beradat istiadat seperti raja-raja hindhu. Jadi
kebudayaan hindhu itu pada hakekatnya adalah kebudayaan istana, sedang rakyat
lapisan bawah tetap mengunakan adat istiadat dan kepercayaan asli. Letak-letak
Kerajaan Kerajaan awal sejarah di Asia Tenggara diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Di delta Mekong, yaitu kerajaan Funan
b. Di pantai timur tanah daratan (dekat Hue), yaitu kerajaan Lin- Yi
c. Di semenanjung Melayu Langkasuka dan Tabralingga
d. Di kepulauan Indonesia yaitu kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, Negarataruma
di Jawa Barat, Sriwijaya di Sumatera
e. Di Myanmar, yaitu kerajaan Pyu dan kerajaan kerajaan bangsa bangsa Mon.
Sejarah Asia Tenggara dimulai dengan berita berita tentang adanya kerajaan
kerajaan yang kadang-kadang menggunakan nama Hindhu. Berita tentang kerajaan -
kerajaan yang berpolakan India, tetapi dari sumber-sumber Cina, yaitu catatan -
catatan dinasti Cina, laporan - laporan perjalanan dari utusan -utusan raja atau dari
pendeta - pendeta Budha Cina yang berziarah keIndia melalui Asia Tenggara. Baru
pada abad ke-V dan selanjutnya sumber-sumber sejarah Asia Tenggara yang berupa
berita berita tersebut dilengkapi dengan sumber lain yaitu prasasti-prasasti batu
tertulis dan peninggalan peninggalan purba kala lainnya seperti candi, relief atau
sastra. Penulisan sejarah dari bangsa - bangsa di Asia Tenggara sendiri baru ada pada
abad - abad kemudian, yang menceritakan zaman permulaan sejarah ini secara mythis
legendaris. Mengingat kedudukannya yang strategis dalam perdagangan dan ekonomi,
maka sepanjang sejarahnya kerajaan kerajaan tersebut selalu diperubatkan oleh
kerajaan kerajaan besar di sekitarnya.
10
2.4 Kerajaan-Kerajaan Yang Berpolakan Hindu-Budha di Asi Tenggara

Beberapa Kerajaan yang berpolakan Hindu-Budha di kawasan Asia Tenggara, yaitu


diantaranya :
1. Kerajaan Funan
Kerajaan Funan adalah kerajaan yang berada di kawasan Asia Tenggara
tepatnya di antara kawasan negara Vietnam Selatan dan Kamboja. Kerajaan ini
sudah ada sejak masa zaman kuno atau Sebelum Masehi (SM) yang dipegang atau
didirikan oleh seorang Raja bernama Kaundinya yang diyakini juga sebagai
seorang Brahmana oleh masyarakat India. Kerajaan ini mencapai puncak
kejayaannya pada abad ke-2 hingga ke-6 Masehi dan merupakan salah satu
Kerajaan yang memiliki peran sebagai penghubung terpenting dalam perdagangan
antara India dan Tiongkok.
Adapun peninggalan Sejarah dari Kerajaan ini dapat dilihat dari peninggalan
Arkeologis berupa Candi, Kuil dan Artefak Budaya yang berada di kawasan antara
negara Vietnam dan Kamboja.
2. Kerajaan Champa
Kerajaan Champa terletak di Semenanjung Melayu yaitu Vietnam Tengah dan
Vietnam Selatan. Kerajaan ini sudah ada sejak 600-900 Masehi (M). Kerajaan ini
mencapai puncak kejayaan nya pada abad ke-7 hingga abad ke-10 dimana saat itu
berada dibawah pemerintahan Raja Prithindravarman hingga Raja Jaya
Simhavarman II dan berhasil memegang penuh perdagangan rempah-rempah dan
sutra di Kawasan Asia Tenggara. Pada abad ke-11 diungkapkan Keraajaan
Champa berubah menjadi Kerajaan Islam yang memiliki hubungan erat dengan
Kerajaan yang berada di Nusantara yakni Kerajaan Sriwijaya, yang dimana
Kerajaan ini merupakan Kerajaan Maritim yang sangat penting bagi Kerajaan
Champa sebagai pusat transit Mancanegara. Peralihan Kerajaan ini menjadi
Kerjaan islam diketahui dari pembuktian adanya Batu Nisan Abu Kamil yang
berangka pada tahun 1039.
Adapun peninggalan Kerajaan ini yaitu diantaranya; Menara Po Klong
Garai, Candi Po Nagar, Situs My Son, Situs Ding Duong.

11
3. Kerajaan Dvaravati
Kerajaan Dvaravati didirikan di negara Thailand yang berlangsung pada 600-
1000 M yang dikenal sebagai Kerajaan yang membawa pengaruh penyebaran
Kebudayaan India. Kerajaan ini dipimpin oleh raja yang telah berganti-ganti masa
kekuasaanya yaitu; Raja Suryawikrama, Raja Hariwikrama hingga Raja
Sihawikrama. Kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan yang membawa pengaruh
kebudayaan India karena memiliki hubungan dengan bangsa India dimana mereka
adalah masyarakat Asia Tenggara yang mudah menerima seni dan sastra India di
bidang seni pahat, tulisan, hukum dan pemerintahan.
Peninggalan sejarah dari kerajaan ini yaitu; Roda Dharma, Archa Budha, Koin
Perunggu Denarius, dan Kompleks Candi Budha.
4. Kerajaan Pagan
Kerajaan Pagan merupakan kerajaan yang bercorak Budha yang berdiri di
Negara Myanmar pada tahun 849 hingga 1287 M. Kerajaan ini memeluk agama
resmi Budha setelah pemerintahan Raja Anawrahta yang mempersatukan
pemerintahan dengan aliran Theravada yang menghasilkan banyak bangunan-
bangunan Budha yakni Pagoda di Kawasan Kerajaan Pagan.
Kerajaan ini memiliki peninggalan sejarahnya sendiri yaitu Kuil Ibadah
pemeluk kepercayaan Budha atau disebut dengan Pagoda.
5. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang berpolakan Hindu- Budha yang
berada di wilayah negara Indonesia. Puncak Kejayaan Kerajaan ini saat itu
dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk dimana Kerajaan Majapahit berhasil menguasi
sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaya hingga
willayah-wilayah Timur Jawa.
Pada 1426 M, kerajaan ini mengalami keruntuhan selepas beralih dari
kekuasaan Hayam Wuruk yang digantikan oleh menantu sekaligus keponakannya.
Keruntuhan Kerajaan ini diakibatkan oleh wabah kelaparan yang melanda dan
pertentangan dari putra Hayam Wuruk dengan Raja yang menggantikan Hayam
Wuruk saat itu.
Adapun peninggalan dari Kerajaan Majapahit ini diantaranya yakni; Kitab
Negarakertagama, Candi Bajangratu, Prasasti Prapancasarapura, Candi Tikus,
Kitab Sutasoma, Candi Penataran, Candi Sukuh, Prasasti waringin pituh.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengaruh dan penyebaran Cina dan India di Kawasan Asia Tenggara dimulai
dari adanya penyebaran Etnis budaya dan kepercayaan yang dibawa oleh
keduanya memasuki wilayah Kawasan Asia Tenggara melalui jalur perdagangan.
Jalur perdagangan itulah yang dapat mengantarkan kedua negara tersebut
memasuki kawasan Asia Tenggara yang dimulai dan diawali dengan sektor
perekonomian dan perindustrian hingga pengenalan kebudayaan. Penyebaran
kebudayaan India ke Asia Tenggara pada awalnya dilakukan lewat perdagangan.
Karena hubungan dagang antara laut daerah tengah dan India menimbulkan
kerajaan-kerajaan Maurya dan Kushana di India serta kerajaan-kerajaan Seleucid
dan Romawi di Barat

3.2 Saran
Pembuatan isi daripada makalah yang kami buat ini masih belum terbilang
sempurna dan kami sebagai penulis dari pada isi makalah ini mengharapkan kritik
dan saran yang positif dari pembaca guna pembuatan makalah kami berikutnya
dapat menjadi lebih baik lagi di waktu yang akan datang.

3.3 Case Method


Pengaruh budaya Cina dan India di Asia Tenggara telah memberikan dampak
yang signifikan dalam sejarah dan perkembangan budaya di kawasan ini. Namun,
seperti hal nya pengaruh budaya dari negara manapun, ada juga beberapa masalah
yang timbul seiring dengan penyebaran pengaruh budaya ini. Berikut adalah
beberapa masalah yang mungkin timbul dan beserta penyelesaiannya:
1. Masalah identitas budaya
- Salah satu masalah yang mungkin timbul adalah hilangnya identitas
budaya asli di Asia Tenggara akibat dominasi budaya Cina dan India. Hal
ini dapat mengakibatkan hilangnya keunikan dan keberagaman budaya
lokal.
- Penyelesaiannya adalah dengan mempromosikan dan melestarikan budaya
13
lokal melalui pendidikan, penghargaan, dan dukungan pemerintah.
2. Konflik dan Ketegangan:
- Pengaruh budaya Cina dan India juga dapat menyebabkan konflik dan
ketegangan antara kelompok etnis yang berbeda di Asia Tenggara.
Perbedaan budaya, agama, dan nilai-nilai dapat menjadi sumber konflik.
- Penyelesaiannya adalah dengan mempromosikan dialog antarbudaya,
membangun pemahaman saling, dan menghargai keberagaman budaya.
3. Dominasi Ekonomi:
- Pengaruh budaya Cina dan India juga dapat berdampak pada dominasi
ekonomi di Asia Tenggara. Banyak perusahaan dan bisnis dari Cina dan
India yang masuk ke pasar Asia Tenggara, yang dapat mengancam
keberlangsungan bisnis lokal.
- Penyelesaiannya adalah dengan mendorong pengembangan bisnis lokal,
memberikan dukungan kepada pelaku usaha lokal, dan mempromosikan
kemitraan yang saling menguntungkan antara bisnis lokal dan asing.
4. Pengaruh Positif:
- Meskipun ada beberapa masalah yang timbul, pengaruh budaya Cina dan
India juga membawa dampak positif di Asia Tenggara. Mereka membawa
pengetahuan, teknologi, seni, dan kebudayaan yang berharga.
- Penyelesaiannya adalah dengan mengambil yang terbaik dari kedua
budaya ini dan menggabungkannya dengan budaya lokal untuk
menciptakan kekayaan budaya yang unik dan harmonis.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hafnita Sari Dewi Lubis. 2013. Sejarah Asia Tenggara. Medan: Unimed Press

https://www.researchgate.net/publication/
329966168_KEBERADAAN_ETNIS_CINA_DAN_PENGARUHNYA_DALAM_PE
REKONOMIAN_DI_ASIA_TENGGARA

https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/16/153000369/negara-china--keadaan-alam-
penduduk-perekonomian-dan-bentuk?page=all

Kerajaan-Kerajaan Hindu Budha di Kawasan Asia Tenggara


https://kumparan.com/muhammadaqilfadhil/1xr76v6A9Kv?
utm_source=Desktop&utm_medium=copy-
toclipboard&shareID=jfNbLKSiizyI

15

Anda mungkin juga menyukai