Disusun oleh:
Defi Anggraeni (51181850)
Septiana Mega S (51181857)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Peradaban pada Masa Kerajaan Sriwijaya. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Dosen pengampu demi perbaikan makalah di waktu
yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan ................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
2.1 Masa Awal Kerajaan Sriwijaya..........................................................3
2.1.1 Letak Kerajaan Sriwijaya..........................................................4
2.1.2 Sumber Sejarah Sriwijaya..........................................................6
2.2 Perkembangan Kerajaan Sriwijaya...................................................13
2.2.1 Bidang Politik..........................................................................13
2.2.2 Bidang Sosial...........................................................................14
2.2.3 Bidang Ekonomi......................................................................14
2.2.4 Bidang Budaya.........................................................................14
2.2.5 Bidang Pendidikan...................................................................15
2.3 Masa Akhir Kerajaan Sriwijaya........................................................15
BAB III PENUTUP......................................................................................18
3.1 Kesimpulan.......................................................................................18
3.2 Saran ................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................19
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
Cina isinya memberitahukan bahwa pada abad ke 6 M ada seorang Pendeta
Buddha dari Tiongkok yang ingin memperdalam agamanya ditanah India.
Sebelum keberangkatannya ia harus sudah menguasai Bahasa Sansekerta,
karena itulah pendeta bernama I-Tsing tersebut memepelajarinya dulu di
Sriwijaya selama setengah tahun. Kronik ini sekaligus memberi sinyal bahwa
ternyata pada zaman dahulu, Sriwijaya sudah menjadi pusat keagamaan yang
mumpuni di kawasan Asia Tenggara. Bahkan I-Tsing berhasil menterjemahkan
kitab-kitab agama Buddha kebahasa nenek moyangnya setelah mempelajari
secara mendalam agama Buddha di Sriwijaya
Dari uraian di atas jelas bahwa pada masa perkembangan peradaban
kerajaan Sriwijaya yang di pimpin oleh Dapunta Hyang selain unggul di bidang
ekonomi, juga memiliki kemajuan pada bidang-bidang yang lain yakni bidang
politik, sosial, budaya, agama dan pendidikan yang sangat signifikan. Kerajaan
yang terletak di Sumatera Selatan dan beribukota di Palembang ini memiliki nilai
sejarah yang tinggi untuk kita ketahui seperti historiografi, sejarah berdirinya,
lokasi kerajaan, prasasti-prasasti peninggalan, maupun aspek-aspek kehidupan
apa saja yang terkandung dalam masa peradaban kerajaan Sriwijaya ini dan juga
pada masa kemundurannya.
1.3 Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini pembaca diharapkan:
1.3.1 Untuk mengetahui awal berdirinya Kerajaan Sriwijaya.
1.3.2 Untuk mengetahui perkembangan Kerajaan Sriwijaya.
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana masa akhir Kerajaan Sriwijaya.
2
BAB II PEMBAHASAN
3
2.1.2 Letak Kerajaan Sriwijaya
Menurut Prasasti Kedukan Bukit, yang bertarikh 605 Saka (683 M).
kedaulatan Sriwijaya pertama kali didirikan di sekitar Palembang, di tepian
sungai Musi. Masalah letak Ibu Kota Kerajaan Sriwijaya beberapa ahli
terdapat perbedaan pandangan, namun sebagian besar beranggapan bahwa
letak Ibu Kota Sriwijaya adalah di Kota Palembang. Berikut beberapa
pendapat para ahli:
4
Takus. Dan Kota Muara Takus sangat sesuai dengan penggambaran yang
di buat oleh I-Tsing yang menyebutkan bahwa pada tengah hari bayang-
bayang manusia tegak lurus. Pernyataan ini, karena di Cina baying-bayang
manusia selalu panjang akibat letaknya di belahan utara katulistiwa (I
wayan suyasa,2004:31).
FDK. Bosch dan R.C. Majumdar beranggapan bahwa kerajaan
Sriwijaya terletak di Pulau Jawa dan selanjutnya di Ligor. Alasan mereka
adalah berita yang terdapat pada prasasti Nalanda (suwardono,2013:53).
Chan Chirayu Rajani (pangeran dari Muangthai) beranggapan
bahwa letak Sriwijaya berada di daerah Chaiya (Muangthai Selatan). Dasar
alasannya karena didaerah Ligor di temukan prasasti dari tahun 775. Juga
atas dasar bahwa di Muangthai Selatan terdapat desa bernama Kanthuly
yang dihubungkan dengan kendali (nama suatu daerah kekuasaan
Sriwijaya, yang dalam berita Cina disebut Kantoli). Juga disana terdapat
sebuah bukit bernama Srivicay yang ia samakan dengan Sriwijaya
(suwardono,2013:52).
R. Soekmono: mempunyai anggapan bahwa letak Sriwijaya harus
dicari di Jambi. Bukti tersebut diperkuat dengan adanya peninggalan-
peninggalan purbakala di daerah Jambi, serta letak Jambi yang strategis
yang berada di teluk yang dalam dan terlindung, tetapi menghadap ke
lautan bebas tempat persimpangan jalur pelayaran antara laut Cina Selatan,
laut Jawa dan Selat Malaka (suwardono,2013:52-53)
M. Boechari: berpendapat bahwa sebelum tahun 682, ibu kota
Sriwijaya berada di daerah Batang Kuantan. Setelah tahun 682 pindah ke
Mukha Upang di daerah Palembang. Seperti apa yang tercantum dalam
prasasti Kedukan Bukit (suwardono,2013:52).
Dari berbagai pendapat tersebut yang paling banyak pengikutnya
adalah pendapat Coedes. Namun demikian hingga saat ini empat lokasi
yang di ususlkan untuk menggantikan kedudukan Palembang sebagai Ibu
5
Kota Sriwijaya tetap mendapat perhatian sebagai bahan penelitian
pengembangan.
6
2.1.3.2 Prasasti Talang Tuo
7
Prasasti Telaga Batu ditemukan di sekitar kolam Telaga Biru,
Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur, Kota Palembang. Prasasti
ini berisikan kutukan-kutukan kepada siapa saja yang melakukan
kejahatan dan tidak taat kepada perintah raja. Selain itu, prasasti ini
juga memuat data-data bagi penyususnan ketatanegaraan Sriwijaya,
karena didalamnya tersebut nama-nama jabatan seperti Yuvaraja
(Putra Mahkota), Pratiyuvaraja (Putra raja ke dua), Rajakumara
(Putra Raja ke tiga), Raja Putra (Putra Raja ke empat), Bhupati
(Bupati), Senapati (Pemimpin pasukan), Nyaka Pratyaya, Haji
Pratyaya (Orang kepercayaan raja), Dandanayaka (Hakim), Tuhan
Vatak Vuruh (Pengawas sekelompok pekerja), Addhyaksi
nijavarna, vasikarana (pembuat pisau), Kayastha (Juru tulis),
Sthapaka (Pemahat), Puhawam (Nahkoda kapal), Vaniyaga
(Saudagar), Pratisara (Pemimpin), Marsi haji (Tukang cuci),
Hulun haji (Budak raja), Datu dan Kadatuan. (Suwardono,
2013:41)
8
Prasasti Karang Berahi ditemukan oleh Kontrolir L.M.
Berkhout pada tahun 1904 di tepian Batang Merangin, Dusun Batu
Bersurat, Desa Karang Berahi, Kecamatan Pamenang,
MeranginJambi. Dari prasasti karang berahi itu diketahui bahwa
Sriwijaya meluaskan wilayahnya ke pedalaman pulau Sumatra,
hingga ke daerah Jambi Atas. Dengan demikian, Prasasti Kota
Kapur dan Karang Berahi tersebut dapat dikatakan sebuah tanda
bahwa kedua daerah yang letaknya berjauhan dengan pusat kerajaan
Sriwajaya itu telah ditaklukkan. (Suwardono,2013:45)
9
ditunjukkan kepada daerah Bumi Jawa (juga di Lampung Selatan)
dan daerah sekitarnya yang berani memberontak kepada Sriwijaya.
(Suwardono, 2013:45)
10
2.1.3.7 Prasasti Ligor
11
2.1.3.9 Candi Muara Takus
Dari luar negeri yaitu berita Cina, Berita Arab dan Berita India.
2.1.3.10 Berita Cina
Berdasarkan berita dari China yang dibuat pada masa Dinasti
Tang disebutkan bahwa pantai timur Sumatera Selatan telh berdiri
sebuah kerajaan yang disebut She-li-fo-she. Nama kerajaan tersebut
diidentikkan dengan Sriwijaya. Pendeta Budha dari China, I-Tsing
juga pernah singgah di Sriwijaya pada tahun 685 M untuk
menerjemahkan kitab suci agama Budha selama 4 tahun di bawah
bimbingan Sakyakirti.(Puji Rahayu,2019:2)
12
dikenal Swarnadwipa ( pulau emas) karena banyak menghasilkan
emas.(Puji Rahayu,2019:2)
13
Pada aspek kehidupan sosial, karena Sriwijaya yang letaknya
strategis dengan lalu lintas perdagangan menyebabkan masyarakat lebih
terbuka dalam menerima pengaruh asing. Masyarakat Sriwijaya telah
mampu mengembangkan bahasa komunikasi dalam dunia perdagangan.
Kemungkinan bahasa Melayu Kuno telah di gunakan sebagai bahasa
pengantar terutama dengan pedagang dari Jawa Barat, Bangka, Jambi dan
Semenanjung Malaysia. (Jurnal tidak diketahui)
14
pertemuan antara para Jemaah agama Budha dari China ke India dan dari
India ke Cina. Melalui pertemuan itu, di Kerajaan Sriwijaya berkembang
ajaran Budha Mahayana. Bahkan perkembangan ajaran agama Budha di
Sriwijaya tidak terlepas dari pujangga yang berasal dari kerajaan Sriwijaya
diantaranya Dharmapala Sakyakirti. Dharmapala adalah seorang guru besar
agama Budha dari kerajaan Sriwijaya. Ia pernah mengajar agama Budha di
Perguruan Tinggi Nalanda (Benggala). (Jurnal tidak diketahui)
15
Rajendracoladewa.dalam serangan ke dua raja Sriwijaya bernama Sri
Sanggramawijayottunggawarman dapat di tawan. Daerah-daerahkekuasaan
Sriwijaya yang dapat di kuasai oleh Cola dalam peperangan tersebut antara lain,
Kadaram (Kedah-Katahan), Panai, Malayu, Ilamuridesa (Lamuri), Ilangasokam
(Langasuka), Madalinggam (Tamralingga).
Rupannya setelah Raja Sangggramwijayatunggawarman di tawan,
kerajaan Sriwijaya tidak di kuasai langsung oleh Cola. Sebab dalam kitab sejarah
dinasti Sung mencatat adanya utusan yang datang dari Sriwijaya yang bernama
se-li-tieh-wa pada tahun 1028. Kemungkinan se-li-tieh-wa ini anak
Sangggramwijayotunggawarman. Tahun 1068 raja Cola Wirajayendra, kembali
menyerang Sriwijaya, namun serangan ini hanya di tunjukkan kepada
Semenanjung Malaka (Kedah), tetapi kemudian di kembalikan kepada Sriwijaya
setelah ia bersedia menyembah kaki raja Cola.
Dalam catatan sejarah dinasti Sung utusan terakhir yang datang dari San-
fo-tsi di sebutkan pada tahun 1178. Dan dalam berita yang di tulis oleh Chou-ju-
kwa, di ketahui bahwa kerajaan San-fo-tsi mulai mundur pada akhir abad ke 12.
Cham-pi (Jambi) pada mulanya Mo-lo-yeu tidak termasuk dalam wilayah
kekuasaan San-fo-tsi. Menurut Ling-wai-tai-ta tahun 1079,1082, dan 1088
Cham-pi mengirim utusan ke Cina. Setelah berhasil lepas dari San-fo-tsi. Sedang
Ling-ya-si-ka, Fo-lo-an, Lan-wu-li,Sun-to,dan Kien-pi, walau letaknya lebih jauh
tetap di bawah kekuasaan San-fo-tsi.
Kemudian dalam permulaan abad ke-13, Sriwijaya kembali muncul
sebagaikerajaan yang cukup kuat. Hal ini didasarkan pada berita Cina Chou-ju-
kua yang menyebutkan kerajaan San-fo-tsi tidak kurang memiliki lima belas
daerah jajahan. Selain itu, juga disebutkan bahwa Sriwijaya menguasai dan
mengontrol jalur perdagangan di Selat Malaka. Kapal-kapal yang tidak singgah
di pelabuhan Sriwijaya akan diserang dan dihancurkan. Ibukota Sriwijaya ada di
tepi sungai, penduduknya banyak hidup diatas rakit yang beratap. Jika raja keluar
ia naik perahu dengan dipayungi paying kain sutra, tentaranya sangat kuat,
tangkas dalam perang di air maupun di darat.
16
Dari sumber-sumber diatas dapat diketahui, Sriwijaya sampai abad ke-13
masih tetap mampu berperan sebagai kerajaan yang berkuasa di kawasan Selat
Malaka dan sekitarnya. Menjelang akhir abad ke-14 Sriwijaya mundur dari
percaturan politik di kawasan ini karena dikuasai oleh Jawa. Hal ini diperkuat
dalam catatan sejarah dinasti Ming bahwa tahun 1376 San-fo-tsi ditaklukan oleh
raja Jawa. Namun karena kerajaan Jawa tidak intensif menguasai atau mengawasi
wilayah ini, munculah penguasa-penguasa baru yang berasal dari pemimpin
bajak laut Cina, misalnya dibawah pimpinan Liang-tau-mit bajak laut dari
kanton, Ch’en Tsu yi, yang menguasai kota Palembang. Dalam
perkembangannya kemudian dengan munculnya pusat-pusat kekuasaan Islam di
sepanjang pantai Sumatra Utara dan Semenanjung Melayu pada abad ke-15
berakhirlah kerajaan-kerajaan Hindhu-Buddha dari panggung politik di kawasan
ini.(Suyasa,2004:48-50)
17
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini kami dapat mengambil kesimpulan, di antaranya:
1. Kerajaan Sriwijaya berlokasi di Palembang sekitar tepian Sungai Musi.
2. Kerajaan Sriwijaya mencapai kejayaan pada abad 6-10 M dengan menguasai
seluruh jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Kerajaan yang berbasis
maritim ini dengan armada maritimnya yang kuat sampai disegani oleh lawan-
lawannya. Dengan kekuatan tersebut maka sampai di segani oleh lawan-
lawannya. Dengan kekuatan tersebut maka langkah untuk memperluas
kekuasaan berjalan sangat pesat.
3. Sumber sejarah yang ditemukan di Kerajaan Sriwijaya:
Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuo, Prasasti Telaga Batu, Prasasti
Karang Berahi, Prasasti Palas Pasemah, Prasasti Nalanda, Prasasti Ligor, Arca
Budha Sakyamurni, Candi Muara Takus, Berita Cina, Berita Arab, Berita
India
3.2 Saran
Dengan berkembangnya zaman di harapkan mahasiswa dapat mengetahui
beberapa kerajaan yang ada di zaman dahulu dan tidak melupakan sejarah yang
dapat membanggakan Bangsanya sendiri. Dan dengan adanya contoh
pemerintahan pada zaman kerajaan Sriwijaya yang sukses dalam bidang
kemaritimannya pada masanya, kita dapat mengambil atau menerapkannya pada
zaman sekarang jika memungkinkan.
DAFTAR PUSTAKA
18
Suwardono.2013.Sejarah Indonesia Masa Hindu-Budha.Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Widiyatmoko.Kerajaan Sriwijaya
widiyatmiko.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/51873/Kerajaan+Sri
wijaya.pdf
Awidyarso.2009.kerajaan sriwijaya.
https://awidyarso65.files.wordpress.com/2009/02/modul-kerajaan-
sriwijaya.pdf. di akses pada tanggal 24 Juni 2019 pukul 18:28
19
Mozaik.2013.Simbol Kejayaan Ibukota Sriwijaya dalam Tiga Prasasti Sriwijaya di
Palembang. file:///C:/Users/asus/Downloads/3840-10772-1-SM.pdf. di akses
pada tanggal 24 Juni 2019 pukul 18:42
20