Puji syukur penulis ucapkan kehadiran tuhan yang maha esa yang telah memberikan
kesempatan dan kesempatan batin penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini
dengan judul “Kerajaan Sriwijaya” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman pembaca tentang
Kerajaan Sriwijaya sehingga pembaca mampu memahami fenomena dan kenyataan yang
telah terjadi pada masa lampau.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sedalam dalamnya terhadap komponen
yang berperan dalam menundukung penulisan ini sehinga tulisan ini dapat diselesaikan.
Ucapan terima kasih saya pertama :
Ibu : Yennisda
Ayah : Adrianto
Penulis menyadari bahwasanya tulisan ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan tulisan ini.
Hormat saya,
(Azzahra Salsabila)
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 3
A. PEMBAHASAN TEORI.................................................................................... 6
B. KERANGKA PEMIKIRAN............................................................................... 16
C. PENGAJUAN HIPOTESIS................................................................................ 16
BAB V PENUTUP......................................................................................................... 21
A. KESIMPULAN................................................................................................... 21
B. SARAN............................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 23
2
BAB I
PENDAHULUAN
Belum banyak bukti fisik mengenai Sriwijaya yang dapat ditemukan. Tidak terdapat
catatan lebih lanjut mengenai Sriwijaya dalam sejarah Indonesia; masa lalunya yang
terlupakan dibentuk kembali oleh sarjana asing. Tidak ada orang Indonesia modern yang
mendengar mengenai Sriwijaya sampai tahun 1920-an, ketika sarjana Perancis George
Cœdès mempublikasikan penemuannya dalam surat kabar berbahasa Belanda dan
Indonesia. Coedès menyatakan bahwa referensi Tiongkok terhadap “San-fo-ts’i”,
sebelumnya dibaca “Sribhoja”, dan beberapa prasasti dalam Melayu Kuno merujuk pada
kekaisaran yang sama.
Historiografi Sriwijaya diperoleh dan disusun dari dua macam sumber utama; catatan
sejarah Tiongkok dan sejumlah prasasti batu Asia Tenggara yang telah ditemukan dan
diterjemahkan. Catatan perjalanan bhiksu peziarah I Ching sangat penting, terutama dalam
menjelaskan kondisi Sriwijaya ketika ia mengunjungi kerajaan itu selama 6 bulan pada
tahun 671. Sekumpulan prasasti siddhayatra abad ke-7 yang ditemukan di Palembang dan
Pulau Bangka juga merupakan sumber sejarah primer yang penting.
Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang
pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan
tinggal selama 6 bulan. Prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada
abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran
pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa
peperangan diantaranya serangan dari raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa di tahun
990, dan tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun
1183 kekuasaan Sriwijaya dibawah kendali kerajaan Dharmasraya.Setelah Sriwijaya
jatuh, kerajaan ini terlupakan dan eksistensi Sriwijaya baru diketahui secara resmi tahun
1918 oleh sejarawan Perancis George Cœdès dari École française d’Extrême-Orient
3
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, perumusan masalah menjadi tahap
selanjutnya yang penting dalam penelitian ini. Beberapa pertanyaan pokok yang akan
menjadi fokus utama penelitian ini adalah sebagai berikut:
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang
Kerajaan Sriwijaya dan peran serta kontribusinya dalam sejarah Indonesia. Berikut adalah
tujuan-tujuan penelitian yang ingin dicapai:
D. MANFAAT PENELITIAN
4
menggunakan informasi ini untuk mengajar generasi muda mengenai sejarah
Indonesia yang kaya.
4. Mendorong Pariwisata Budaya: Informasi yang dihasilkan dari penelitian ini dapat
digunakan untuk mempromosikan pariwisata budaya di daerah yang pernah menjadi
wilayah Kerajaan Sriwijaya. Ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan
mendukung ekonomi lokal.
5. Pemberian Wawasan tentang Pemimpin dan Sistem Pemerintahan: Analisis mengenai
sistem pemerintahan dan kepemimpinan di Kerajaan Sriwijaya dapat memberikan
wawasan yang berguna bagi praktisi politik dan para pemimpin masa kini dalam
memahami perkembangan politik dan kepemimpinan.
6. Pelajaran dari Kemunduran Kerajaan: Studi tentang kemerosotan dan runtuhnya
Kerajaan Sriwijaya dapat memberikan pelajaran berharga tentang faktor-faktor yang
dapat menyebabkan keruntuhan sebuah kerajaan atau negara. Ini dapat digunakan
sebagai acuan untuk menghindari kesalahan serupa di masa depan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PEMBAHASAN TEORI
Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan dan merupakan negara bahari, namun
sejauh 3.300 mil di barat. Beberapa ahli masih memperdebatkan kawasan yang
1. Perjalanan Siddhayatra
Kemaharajaan Sriwijaya telah ada sejak 671 sesuai dengan catatan I Tsing.
Dari prasasti Kedukan Bukit pada tahun 682 di diketahui imperium ini di
tentara dan 312 orang di kapal dengan 1.312 prajurit berjalan kaki dari
Bukit adalah prasasti tertua yang ditulis dalam bahasa Melayu. Para ahli
prasasti ini. Pada abad ke-7 ini, orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua
6
Berdasarkan prasasti Kota Kapur yang berangka tahun 686 ditemukan di pulau
Bangka dan Belitung, hingga Lampung. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa
Jawa yang tidak berbakti kepada Sriwijaya, peristiwa ini bersamaan dengan
2. Penaklukan Kawasan
Thailand dan Kamboja. Pada abad ke-7, pelabuhan Champa di sebelah timur
yang sama.
Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa, antara lain Tarumanegara dan
Holing berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Menurut catatan, pada masa ini
7
pula wangsa Sailendra bermigrasi ke Jawa Tengah dan berkuasa di sana. Pada
Pada masa berikutnya, Pan Pan dan Trambralinga, yang terletak di sebelah
ia membangun candi Borobudur di Jawa Tengah yang selesai pada tahun 825.
1. Kehidupan Politik
Jambi Hulu yang terletak di tepi Sungai Batanghari dan mungkin juga Jawa
Sunda, Selat Bangka, Selat Malaka, dan Laut Jawa bagian barat. Pada abad ke-
8
Pendudukan pada daerah Semenanjung Malaya memiliki tujuan untuk
daerah Tanah Genting Kra memiliki tujuan untuk menguasai lintas jalur
perdagangan antara Cina dan India. Hubungan dengan luar negeri. Kerajaan
2. Kehidupan Sosial
samping itu juga berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi
3. Kehidupan Ekonomi
India dan Tiongkok, yakni dengan penguasaan atas Selat Malaka dan Selat
9
seperti kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, pala, kepulaga, gading, emas, dan
timah, yang membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja di India. Kekayaan yang
dan perlindungan dari Kaisar China untuk dapat berdagang dengan Tiongkok,
dan bandar Kedah dan Chaiya di semenanjung Melaya adalah beberapa bandar
angkatan laut yang berasal dari Jawa terhadap beberapa pelabuhan di Champa
dan Kamboja. Mungkin angkatan laut penyerbu yang dimaksud adalah armada
Sriwijaya, karena saat itu wangsa Sailendra di Jawa adalah bagian dari
10
Kejayaan bahari Sriwijaya terekam di relief Borobudur yaitu menggambarkan
Kapal Borobudur, kapal kayu bercadik ganda dan bertiang layar yang melayari
lautan Nusantara sekitar abad ke-8 Masehi. Fungsi cadik ini adalah untuk
adalah ciri khas perahu bangsa Austronesia dan perahu bercadik inilah yang
dan Samudra Hindia. Kapal layar bercadik yang diabadikan dalam relief
Borobudur mungkin adalah jenis kapal yang digunakan armada Sailendra dan
Selain menjalin hubungan dagang dengan India dan Tiongkok, Sriwijaya juga
dari Bani Umayyah tahun 718, kembali ke Sriwijaya dengan membawa hadiah
Zanji (budak wanita berkulit hitam), dan kemudian dari kronik Tiongkok
Indrawarman) pada tahun 724 mengirimkan hadiah untuk kaisar Cina, berupa
Pada paruh pertama abad ke-10, di antara kejatuhan dinasti Tang dan naiknya
dinasti Song, perdagangan dengan luar negeri cukup marak, terutama Fujian,
kerajaan Min dan kerajaan Nan Han dengan negeri kayanya Guangdong. Tak
perdagangan mereka.
11
4. Kehidupan Agama
peziarah dan sarjana dari negara-negara di Asia. Antara lain pendeta dari
studinya di Universitas Nalanda, India, pada tahun 671 dan 695, I Tsing
berita yang dibawakan oleh I Tsing, dinyatakan bahwa terdapat 1000 orang
pendeta yang belajar agama Budha pada Sakyakirti, seorang pendeta terkenal
di Sriwijaya.
Terdapat lebih dari 1000 pandita Buddhis di Sriwijaya yang belajar serta
semua topik ajaran sebagaimana yang ada di India; vinaya dan ritual-ritual
mereka tidaklah berbeda sama sekali [dengan yang ada di India]. Apabila
Hindu kemudian diikuti pula oleh agama Buddha. Peranannya dalam agama
perdagangan dan penaklukkan dari kurun abad ke-7 hingga abad ke-9,
12
sehingga secara langsung turut serta mengembangkan bahasa Melayu beserta
kebudayaannya di Nusantara.
Berdasarkan sumber catatan sejarah dari Arab, Sriwijaya disebut dengan nama
sejarawan Arab klasik menulis catatan tentang Sriwijaya. Dalam catatan itu,
digambarkan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan besar yang kaya raya, dengan
tentara yang sangat banyak. Disebutkan kapal yang tercepat dalam waktu dua
tahun pun tidak cukup untuk mengelilingi seluruh pulau wilayahnya. Hasil
bumi Sriwijaya adalah kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, kayu cendana, pala,
Catatan lain menuliskan bahwa Sriwijaya maju dalam bidang agraris. Ini
disimpulkan dari seorang ahli dari Bangsa Persia yang bernama Abu Zaid
oleh bangsa Arab pada masa itu-) memiliki tanah yang subur dan kekuasaan
Dari catatan sejarah dan bukti arkeologi, pada abad ke-9 Sriwijaya telah
Vietnam, dan Filipina. Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda,
13
perdagangan lokal yang mengenakan bea dan cukai atas setiap kapal yang
candi agung Borobudur; sebuah mandala besar dari batu yang selesai pada
yang cinta damai. Beliau berusaha untuk menjadi seorang penguasa yang
dengan Rakai Pikatan yang menganut aliran Siwa. Dia adalah putra Rakai
aliran Siwa.
14
4. Faktor Penyebab Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya
hal berikut.
cucu Rajendracoladewa.
lumpur yang dibawa oleh Sungai Musi dan sungai lainya, akhirnya Kota
15
7. Berkurangnya kapal dagang yang singgah. Akibat semakin jauhnya Kota
Kerajaan Sriwijaya yang telah melepaskan diri adalah Jawa Tengah dan
Melayu.
B. KERANGKA PEMIKIRAN
C. PENGAJUAN HIPOTESIS
16
serta pengaruh budaya dan agama menjadi penentu dalam membentuk struktur sosial
dan politik kerajaan. Konflik internal dan eksternal, bersama dengan perubahan-
perubahan dalam dinamika budaya dan agama, memainkan peran penting dalam
perkembangan dan kemunduran kerajaan ini. Dengan menganalisis faktor-faktor ini,
penelitian ini akan memperkaya pemahaman kita tentang peran Kerajaan Sriwijaya
dalam sejarah Indonesia serta memungkinkan kita untuk menggali pelajaran berharga
dari masa lalu."
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
b. Analisis Data:
Mengorganisir dan menganalisis data dari berbagai sumber, baik data primer
maupun data sekunder, menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif.
18
Menyusun data untuk menciptakan narasi kronologis perkembangan Kerajaan
Sriwijaya.
f. Diseminasi Hasil:
Menyebarkan hasil penelitian melalui publikasi ilmiah, presentasi dalam
konferensi, atau media lainnya agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat akademik dan masyarakat umum.
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN
berdasarkan kerangka pemikiran dan metodologi penelitian yang telah disebutkan
sebelumnya, hasil penelitian mengenai Kerajaan Sriwijaya mungkin mencakup
informasi tentang:
20
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau
Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan
berdasarkan peta membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung
Malaya, Sumatera, Jawa Barat dan kemungkinan Jawa Tengah. Dalam bahasa
Sanskerta, sri berarti “bercahaya” atau “gemilang”, dan wijaya berarti
“kemenangan” atau “kejayaan”, maka nama Sriwijaya bermakna “kemenangan
yang gilang-gemilang”.
1. Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang
pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671
dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai
Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang,
bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya
mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan di antaranya tahun 1025
serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan
Sriwijaya di bawah kendali kerajaan Dharmasraya.
B. SARAN
Saran untuk Kerajaan Sriwijaya akan bertumpu pada pemeliharaan dan pengembangan
kerajaan serta kesejahteraan rakyatnya.
21
3. Promosi Pariwisata Berkelanjutan: Promosikan pariwisata yang berkelanjutan
dengan mempertimbangkan dampak lingkungan dan budaya. Ini dapat menciptakan
lapangan kerja dan sumber pendapatan tambahan untuk masyarakat setempat.
4. Pemberdayaan Masyarakat: Libatkan masyarakat lokal dalam upaya pelestarian
warisan budaya dan pengembangan pariwisata. Ini dapat meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam menjaga dan memelihara warisan mereka.
5. Kerja Sama dengan Negara Tetangga: Jalin kerja sama dengan negara-negara
tetangga yang memiliki hubungan sejarah dengan Kerajaan Sriwijaya. Ini dapat
menciptakan peluang untuk pertukaran budaya dan penelitian bersama.
6. Promosi Pengembangan Ekonomi: Fokus pada pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan di wilayah sekitar Kerajaan Sriwijaya. Ini dapat menciptakan
lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
7. Kelestarian Lingkungan: Lindungi lingkungan alam di sekitar situs bersejarah untuk
mempertahankan keindahan alam dan mencegah kerusakan yang dapat
memengaruhi situs bersejarah.
8. Penelitian dan Eksplorasi Lanjutan: Melanjutkan penelitian dan eksplorasi
arkeologi serta sejarah untuk mengungkap lebih banyak tentang Kerajaan Sriwijaya.
Penelitian ini dapat memberikan wawasan baru tentang masa lalu yang dapat
digunakan untuk pendidikan dan promosi budaya.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-sriwijaya.html
http://kakakpintar.com/sejarah-kerajaan-sriwijaya-peninggalan-pendiri-prasasti-letak-
penyebab-runtuhnya
http://www.portalsejarah.com/sejarah-kerajaan-sriwijaya-kerajaan-maritim-
terbesar.html
http://jagosejarah.blogspot.co.id/2015/06/sejarah-kerajaan-sriwijaya.html
https://doc.lalacomputer.com/makalah-kerajaan-sriwijaya/
23