Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA

SRIWIJAYA SEBUAH KERAJAAN MARITIM DI ASIA TENGGGARA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
AL MA’RUF
RIA DATUN NIMAH
SABILA FITRI ANDARA

GURU PEMBIMBING :
ANDI CAHYA SANJAYA S.Pd

SMA NEGERI 1 BELITANG


KABUPATEN OKU TIMUR SUMATERA SELATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Sriwijaya Kerajaan Maritim di
Asia Tenggara". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akademis untuk memenuhi
mata pelajaran Sejarah Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada guru pembimbing
yang telah memberikan arahan dan masukan yang berharga dalam penyusunan makalah
ini.
Kami juga ingin menyampaikan apresiasi kepada para peneliti dan sejarawan yang
telah memberikan kontribusi dalam memperkaya literatur mengenai Kerajaan Sriwijaya.
Tanpa sumbangan pemikiran dan penelitian mereka, makalah ini tidak akan dapat tersusun
dengan baik.
Harapan kami, makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam
tentang sejarah dan peran Kerajaan Sriwijaya dalam perkembangan Asia Tenggara.
Semoga makalah ini juga dapat menjadi sumber referensi yang bermanfaat bagi pembaca
yang ingin menggali lebih dalam tentang kerajaan maritim ini.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di
masa mendatang.

ii
DAFTAR ISI

HALAMA JUDUL................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan............................................................................................ 1
C. Manfaat Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A. Letak Kerajaan Sriwijaya............................................................................... 3
B. Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya .............................................................. 3
C. Peninggalan Kerajaan Sriwijaya ................................................................... 7
D. Kehidupan Masyarakat Sriwijaya.................................................................. 9
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 18
A. Kesimpulan ................................................................................................... 18
B. Saran............................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar yang
pernah berdiri di Asia Tenggara. Berpusat di pulau Sumatera, kerajaan ini
mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-7 hingga ke-14 Masehi. Sriwijaya
dikenal sebagai pusat perdagangan maritim yang strategis, yang menghubungkan
wilayah Asia Tenggara dengan India, Tiongkok, dan wilayah timur jauh lainnya.
Selain menjadi pusat perdagangan, Sriwijaya juga dikenal karena perannya
dalam penyebaran agama Buddha di wilayah tersebut. Dengan kekuatan armada
lautnya, Sriwijaya mampu mengendalikan jalur perdagangan dan memperluas
pengaruhnya ke berbagai wilayah di Asia Tenggara.
Kerajaan Sriwijaya memiliki struktur politik dan ekonomi yang kuat, yang
didukung oleh keberhasilannya dalam mengelola sumber daya alam dan jalur
perdagangan. Kehadiran Sriwijaya juga memberikan dampak yang signifikan
terhadap perkembangan budaya dan peradaban di Asia Tenggara.
Makalah ini bertujuan untuk mengungkap lebih dalam tentang sejarah,
struktur politik, ekonomi, dan kebudayaan Kerajaan Sriwijaya, serta dampaknya
terhadap perkembangan sejarah dan budaya di Asia Tenggara. Dengan memahami
lebih dalam tentang Kerajaan Sriwijaya, diharapkan dapat memberikan wawasan
yang lebih komprehensif tentang peran kerajaan ini dalam sejarah regional dan
global.

B. Tujuan Penulisan
1. Menelusuri sejarah perkembangan Kerajaan Sriwijaya dari masa ke masa.
2. Menganalisis struktur politik, ekonomi dan kebudayaan Kerajaan Sriwijaya.
3. Menyoroti peranan Kerajaan Srieujaya dalam perdagangan maritim dan
pentebaran agama Budha di wilayah Asia Tenggara.
4. Memahami dampak perkembangan sejarah dan budaya di wilayah Asia
Tenggara.

1
C. Manfaat Penulisan
1. Memperkaya pengetahuan tentang sejarah Asia Tenggara khususnya dalam
konteks kerajaan maritim.
2. Memberikan wawasan tentang struktur politik, ekonomi, dan kebudayaan pada
masa Kerajaan Sriwijaya.
3. Menyediakan informasi yang relevan bagi studi perbandingan dengan kerajaan-
kerajaan lain di Asia.
4. Membuka ruang diskusi mengenai peran kerajaan maritim dalam perdagangan
global mdan penyebaran agama.
5. Menyumbangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran kerajaan
kerajaan kuno dalam pembentukan identitas dan budaya bangsa-bangsa di Asia
Tenggara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Letak Kerajaaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim pertama di Nusantara yang
memiliki kekuasaan mencapai seluruh wilayah Asia Tenggara hingga Madagaskar.
Berdasarkan observasi sekitar tahun 1993, Pierre-Yves Manguin menyimpulkan
bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan
Sabokingking (terletak di provinsi Sumatera Selatan sekarang), tepatnya di sekitar
situs Karanganyar yang kini dijadikan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya.
Pendapat dari hasil penelitian-penelitian lain seperti pendapat oleh J.L.
Moens menyebutkan bahwa kebaradaan Kerajaan Sriwijaya mula-mula adalah di
Kedah, kemudian di Muara Takus. Menurut Soekmono pusat kerajaan sriwijaya
adalah Jambi. Ahli lainya menyebutkan bahwa keberadaan ibu kota Sriwijaya
adalah Batang Kuantum kemudian pindah ke Muara Upang. Bahkan terdapat ahli
yang berpendapat bahwa Thailand merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya.
Beberapa ahli masih memperdebatkan keberadaan pusat pemerintahan
Kerajaan Sriwijaya, selain itu kemungkian kerajaan ini bisa memindahkan pusat
pemerintahanya, namun kawasan yang menjadi ibukota tetap diperintah secara
langsung oleh penguasa, sedangkan daerah pendukungnya diperintah oleh satu
tempat.

B. Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya


Informasi mengenai kerajaan Sriwijaya dapat ditemukan melalui beberapa
sumber, sumber-sumber tersebut banyak yang berbentuk Prasasti, namun ada juga
bentuk lain seperti berita dan kronik. Macam-macam sumber sejarah tersebut
antara lain :
1. Sumber Dalam Negeri
a. Prasasti Kedukan Bukit

3
Prasasti Kedukan Bukit ditenukan di tepi Sungai Kedukan yang bermuara
di Sungai Musi. Prasasti ini dikeluarkan pada tanggal 16 Juni 682Masehi.
Intinya menceritakan tentang pembangunan sebuah wanua (perkampungan)
oleh Dapunta Hyang Sri Jayansa setelah meraih kemenangan, menaklukan
beberapa wilayah dalam ekspedisinya yang disebut sebagai perjalanan suci.

b. Prasasti Talang Tuo

Prasasti Talang Tuo diotemukan di Palembang pada tanggal 17 November


1920 di wilayah barat Palembang. Prasasti ini menyatakan bahwa pada tanggal
23 Maret 648 Masehi didirikan sebuah taman yang dinamakan Srikserta di
bawah pimpinan Sri Baginda Sri Jayansa. Selanjutnya disebutkan harapan-
harapan pada tempat tersebut.

c. Prasasti Telaga Batu

Prasasti ini ditemukan di Telaga batu Palembang.Dalam prasasti ini


disebutkan berbsagai macam kutukan apabila melakukan perbuata jahat serta
pujian untuk orang yang melakuka perbuatan baik terhadap Sriwijaya.

d. Prasasti Kota Kapur

4
Pada tahun 1829. Sebuah parasasti di temukan di Kota Kapur, Desa
Penangan, Kecamatan Mendo barat, Kabupaten Bangka. Prasasti itu berisi
tentang cerita Bumi Jawa yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Sriwijaya.

e. Prasasti Karang Berahi

Prasasti ini ditemukan di Jambi Hulu. Berangka tahun 686 Masehi.


Dalam Prasasti ini ditulisakan permintaan kepada dewa yang menjaga
kedatuan Sriwijaya untuk menghukum aetiap orang yang bermaksud jahat
dan mendurhakai kekuasaan Sriwijaya.
Selain prasasti-prasasti tersebut, masih ada lagi parasasti yang diemukan di
Indonesia terkait kerajaan Sriwijaya.Di antaranya ditemukan di wilayah
Palembang seperti Prasasti Boom Baru, Prasasti Kembang Unlen I dan
Kembang Unlen II (dari sekitar abad ke-7 Masehi).Prasasti dari Lampung
yaitu Prasasti Palas Pasemah (abad ke-7Masehi) di Kalianda, Prasasti
bungkuk di lampung Tengah. Semua prasasti Sriwijaya tang ditemukan di
Sumatera menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno.
Pertanggalan yang diperoleh dari prasasti-prasasti di atas menunjukan,
kerajaan atau Kedatuan Sriwijaya mulai muncul pada abad ke-7Masehi.
Sriwijaya kemudian berkembang dan mencapai kejayaanya karena
menguasai seluruh wilayah Sumatera.

2. Sumber Luar Negeri


a. Prasasti Ligor (Thailand)

5
Prasasati Ligor ditemukan pada 29 November 1920. Nahkon Si Thammarat
atau Vieng Sa, Cahaiya dan Ligor sendiri merupakan dugaan tempat penemuan
Prasasti tersebut. Prasasti Ligor Bercerita tentang sebuah persahabatan antar
bangsa yang telah dijalin sejak tahun 775Masehi, yang didasari oleh bakti
keagamaan oleh Raja Sriwijaya sebagai tanda persahabatanya dengan penguasa
Ligor.

b. Prasasti Nalanda (India)

Prasasti Nalanda ditemukan di Nalanda, Bihar India Timur. Prasasti yang


berhuruf Devanagari dan berbahasa Sanskerta ini nmenyebutkan nama
Balaputradewa sebagai Raja Srwijaya.

c. Prasasti Canton (Cina)


Prasasti ini berisi tentang kerjasama untuk memuat sebuah klenteng di
Kanton.
Beberapa prasasti tentang kerajaan Sriwijaya di luar negeri, diantaranya,
Prasasti Srilanka, Prasasti Cahiya, Prasasti Amoghapasha, Prasasti Tanjore dan
Prasasti Grahi. Prasasti-prasasti di atas berisi tentang kerjasama-kerjasama yang
dijalin oleh Kerajaan Sriwijaya.

3. Sumber Berita
a. Berita Arab
Berita Arab diperoleh dari Ibn Hordadzbeh (844-848 Masehi),
Sulayman (851 Masehi), Ibnu Al-Fakih (902 Masehi), Ibn Rosteh (903
Masehi), dan Abu Zayd (916 Masehi). Mereka adalah para pedagang Arab
yang menceritakan pengalamannya. Berita dari Arab menyebutkan adanya

6
negara Zabag (disamakan dengan Sriwijaya) yang banyak menghasilkan
emas setiap tahunnya seberat 206 kg emas.

b. Berita dan Catatan Cina


Berita Cina yang menerangkan keberadaan Sriwijaya, terutama berasal
dari kitab sejarah Dinasti Sung dan Ming. Dalam kitab tersebut disebutkan
namanama Raja Sriwijaya dalam lafal Cina San-Fo-Shi serta menerangkan
hubungan yang erat antara kedua kerajaan. Hubungan itu ditandai dengan
saling mengirimkan utusan satu sama lain serta adanya hubungan dagang
dan keagamaan.
Berdasarkan berita dari China yang di buat pada masa Dinasti Tang
disebutkan bahwa di pantai timur Sumatra selatan telah berdiri sebuah
kerajaan yang disebut She-li-fo--she. Nama kerajan tersebut diidentikkan
dengan Sriwijaya. Pendeta Buddha dari China, I-Tsing juga pernah singgah
di Sriwijaya pada tahun 685 M untuk menerjemahkan kitab suci agama
Buddha selama 4 tahun di bawah. bimbingan Sakyakirti.
Informasi mengenai berdirinya Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 dapat
ditemukan pada sejumlah kronik China.Salah satu sumber tertulis dari
China yang sangat penting adalah catatan I-Tsing, seorang biksu China
yang menerjemahkan teks agama Buddha dan pernah belajar hingga India.
Dalam perjalanannya ke India untuk memperdalam ajaran Buddha, I-Tsing
sempat singgah kemudian tinggal di Kerajaan Sriwijaya. Beliau
menceritakan tentang perkembangan kehidupan beragama Kerajaan
Sriwijaya yanv menurut I-Tsing sangat baik.

C. Peninggalan Kerajaan Sriwijaya


1. Arkeologi Lahan Basah
Sisa-sisa tinggalan Sriwijaya abad ke-9 sampai 13 Masehi ditemukan pada
lahan basah, tepatnya Daerah Aliran Sungai Batanghari.

2. Wanua Sriwijaya, Rekontruksi Kota Sriwijaya


Rekonstruksi kota Sriwijaya berdasarkan tinggalan budaya yang
menunjukkan identitas peruntukannya. Kota ini dibagi menjadi tiga, yaitu

7
lokasi pemukiman, lokasi upacara keagamaan, dan Taman Sriksetra yang
pernah dibangun oleh Dapunta Hiyang Srijayanasa.

3. Situs Karanganyar
Di sebelah selatan Bukit Siguntang, di wi layah Kelurahan Karanganyar
dan Kelurahan 36 llir, Kecamatan \lir Barat I terdapat sebuah dataran rendah
yang berupa rawa . Berdasarkan penelitian arkeologi, pada wilayah tersebut
ditemukan sisa-sisa bangunan air, yaitu kanal-kanal, kolam buatan, dan parit-
parit kuno.

4. Situs Tingkip
Situs Candi Tingkip terletak di Desa Tingkip, Keeamatan Surulangun,
Kabupaten Musi Rawas, Propinsi Sumatra Selatan. Pada tahun 1980 di
sebidang tanah yang merupakan kebun karet ditemukan sebuah area Buddha
dan runtuhan bangunan bangunan bata.

5. Situs Bingin Jungut


Situs Bingin Jungut atau Situs Bingin seeara terletak di D~sa Bingin ungut,
Keeamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan, tepatnya
di sisi sebelah timur Sungai Musi di Kabupaten Musi Rawas. Pada situs ini
ditemukan sebuah area Awalokiteswara yang bertangan empat(disimpan di
Museum Nasional) dan sebuah area Buddha yang belum selesai (disimpan di
Museum Balaputradewa, Palembang).

6. Batanghari dan Kerajaan Melayu


Daerah Aliran Sungai Batanghari diperkirakan dahulu menjadi pusat
Kerajaan Malayu yang sudah berkembang sebelum masa Sriwijaya.Tinggalan
budaya dari masa ini yang banyak dikenal adalah sebuah area Bhairawa yang
ditemukan bersama runtuhan bangunan candi di situs Padangroco. Di wilayah
DAS Batanghari terdapat Kompleks Percandian Muara Jambi yang merupakan
satu kompleks percandian yang dibangun dalam beberapa periode mulai dari
sekitar abad ke-1 0 hingga abad ke-11 Masehi .

8
7. Kompleks Stupa di Muara Takus
Pada kompleks percandian Muara Takus terdapat lima bangunan, yaitu
Stupa Mahligai, Tua, Bungsu, Palangka, dan sebuah bangunan yang tersisa sisa
fondasinya. Tinggalan lainnya adalah tanggul (benteng) tanah yang panjangnya
lebih dari 4 km.

8. Raksasa Menari Di Padang Lawas


Di daerah Padang Lawas pada areal seluas 1500 km persegi, tepatnya di
Sungai Barumun, Batang Pane, dan Sirunambe ditemukan sekitar 26 runtuhan
biaro yang terbuat dari bata.Runtuhan bangunan candi di Padanglawas disebut
biaro (=vihara dalam bahasa Sanskerta), sebutan yang biasa dipakai
masyarakat untuk menyebut bangunan candi Buddha atau Hindu di Sumatera,
Tetapi di India, vihara adalah biara yang merupakan tempat tinggal para
pendeta atau biksu.

9. Percandian Bumiayu
Sebagian besar tinggalan Sriwijaya bersifat agama Buddha, namun juga
terdapat situs yang memiliki latar keagamaan Hindu . Situs Pereandian
Bumiayu memiliki luas sekitar 15 hektar dan ditemukan 11 gundukan yang di
bawahnya terdapat struktur bangunan bata yang bersifat sakral maupun profan.
Empat buah bangunan di antaranya sudah selesai dipugar.

D. Kehidupan Masyarakat Sriwijaya


1. Kehidupan Politik dan Pemerintahan
a. Bentuk Pemerintahan
Telah diketahui pasti, pendiri Kadatuan Sriwijaya adalah
DapuntaHyang. Berdasarkan Prasasti Telaga Batu, pemerintahan Sriwijaya
ternyata berbentuk kadatuan “kumpulan para datu”. Artinya, Sriwijaya
adalah kadatuan yang terdiri dari sejumlah mandala atau provinsi. Mandala-
mandala tadi membentuk semacam federasi yang diketuai oleh seorang
datu. Ia bisa dipilih dari yuwaraja (putera mahkota), pratiyuwaraja (putera
tingkat kedua), atau rajakumara (putera tingkat ketiga). Datu ini selanjutnya
membawahi beberapa jabatan yang berasal dari kalangan awam.

9
b. Pusat Pemerintahan
Dalam Prasasti Kedukan Bukit menceritakan tentang pembangunan sebuah
wanua (perkampungan) oleh Dapunta Hyang setelah meraih kemenangan,
menaklukan beberapa wilayah dalam ekspedisinya yang disebut sebagai
“Perjalanan Suci “ atau Mangalap Siddhayatra, dari sebuah tempat yang
bernama Minanga Tamwan.Wanua baru itu kemudian dianggap berkembang
menjadi pusat Kadatuan Sriwijaya, di Palembang, sebagaimana lokasi
penemuan Prasasti Kedukan Bukit.

c. Perkembangan Politik
Dalam catatan sejarah Indonesia, Kerajaan Sriwijaya merupakan
kerajaan terbesar pertama yang memiliki pengaruh kuat di Asia Tenggara.
Sriwijaya menguasai dan mengontrol seluruh jalur perdagangan di Asia
Tenggara, baik yang melalui Selat Sunda, Malaka, Karimata, dan Tanah
Genting Kra. Di samping itu, Sriwijaya juga berhasil menguasai daerah
Indonesia sebelah barat, Semenanjung Melayu, dan bagian selatan
Filipina. Oleh karena itu, Sriwijaya disebut juga Kerajaan Thelasocrasi,
yakni kerajaan yang berhasil menguasai pulau-pulau di sekitarnya.
Raja-raja yang berhasil diketahui pernah memerintah Kerajaan
Sriwijaya diantaranya sebagai berikut :
PENDIRI
1) Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa
Pada masa pemerintahannya, Raja Dapunta Hyang telah berhasil
memeperluas wilayah kekuasaannya sampai ke wilayah Jambi, yaitu
dengan menduduki daerah Minangatamwan. Daerah ini memiliki arti
yang sangat strategis dalam bidang perekonomian, karena daerah ini
dekat dengan jalur perhubungan pelayaran perdagangan di Selat
Malaka. Sejak awal pemerintahannya, Raja Dapunta Hyang telah
mencita-citakan agar Kerajaan Sriwijaya menjadi Kerajaan Maritim.
Daerah daerah yang berhasil dikuasai antara lain :
1. Tulang-Bawang yang terletak di daerah Lampung.

10
2. Daerah Kedah yang terletak di pantai barat Semenanjung Melayu.
Daerah ini sangat penting artinya bagi usaha pengembangan
perdagangan Kerajaan Sriwijaya dengan India.
3. Pulau Bangka yang terletak di pertemuan jalur perdagangan
internasional merupakan daerah yang penting.
4. Tanah Genting Kra merupakan tanah genting di bagian utara
Semenanjung Melayu.
5. Kedudukan Tanah Genting Kra sangat penting karena jarak pantai
barat dan pantai timur sangat dekat dengan Tanah Genting Kra.
6. Kerajaan Kalingga Mataram Kuno, karena Sriwijaya ingin
menguasai Jawa bagian tengah

PUNCAK KEJAYAAN
2) Raja Balaputradewa
Pada mulanya, Raja Balaputradewa merupakan raja kerajaan
Syailendra (Jawa Tengah). Namun Raja Balaputeradewa kalah dalam
perang saudara dengan kakaknya Pramodhawardhani yang dibantu
dengan Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya). Karena hal itu Raja
Balaputeradewa lari ke kerajaan Sriwijaya yang pada saat itu dipimpin
oleh kakeknya yang tidak mempunyai anak laki-laki. Kedatangan Raja
Balaputeradewa Disambut baik kemudian diangkat menjadi raja
Sriwijaya.
Pada masa pemerintahan Raja Balaputra Dewa, Kerajaan Sriwijaya
berkembang semakin pesat dan mengalami puncak kejayaanya. Faktor
faktor yang menyebabkan puncak kejayaan pada saat pemerintahan
Raja Balaputradewa adalah :
 Raja Balaputra Dewa meningkatkan kegiatan pelayaran dan
perdagangan rakyat Sriwijaya dengan cara menyalurkan
perdagangan ke pelabuhan yang dikuasainya dan membangun
armada laut yang sangat kuat.
 Raja Balaputra Dewa menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan
yang berada di luar wilayah Indonesia, terutama dengan kerajaan-

11
kerajaan yang berada di India, seperti Kerajaan Benggala
(Nalanda) maupun Kerajaan Chola.
 Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur lalulintar perdagangan
Internasiona sehingga menjadi pusat perdagangan dan penyebaran
agama Budha di Asia Tenggara.

KERUNTUHAN
3) Raja Wijayatunggawarman
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Sriwijaya mendapat
ancaman dari Kerajaan Chola. Di bawah pemerintahan Raja Rajendra
Chola, Kerajaan Chola melakukan serangan dan berhasil merebut
Kerajaan Sriwijaya. Raja Sriwijaya yang bernama Sanggrama
Wijayattunggawarman berhasil ditawan. Namun pada masa
pemerintahan Raja Kulotungga I di Kerajaan Cho, Raja
SanggramaWijayattunggawarman dibebaskan kembali.
Setelah mencapai kejayaan selama 4 abad kerajaan Sriwijaya
mengalami kemunduruan dimasa kepimpinan Raja Sanggrama
Wijayatunggawarman (diperkirakan abad ke-12M). Kemunduran
kerajaan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, diantara lain :
 Faktor Alam
(1) Perubahan kondisi alam. Pusat Kerajaan Sriwijaya semakin jauh
dari pantai akibat pengendapan lumpur. Serta pendangkalan
Sungai Musi yang menyebabkan air laut semakin jauh.
(2) Mundurnya angkatan laut sehingga banyak daerah kekuasaan-
kekuasaan yang melepaskan diri
 Faktor Serangan Kerajaan lain
(1) Serangan Dharmawangsa, Pertikaian Penguasa Jawa dan
Kerajaan Sriwijaya terjadi karena persaingan 2 kerajaan
tersebut untuk memperebutkan kawasan Selat Malaka yang
dinilai strategis kala itu. Kerajaan Sriwijaya mendapatkan
serangan dari Raja Dharmawangsa dibantu dengan Cina.
Kerajaan Sriwijaya semakin terpuruk Ketika Cina tidak bersedia
lagi menerima utusan dari kerajaan Sriwijaya.

12
(2) Serangan Kerajaan Chola, pada mulanya, Kerajan Sriwijaya
mempunyai hubungan baik dengan raja Chola, namun
hubangan tersebut tidak bertahan lana karena kebijakan politik
perluasan kerajaan Chola yang ingin memonopili perdagangan
dengan cara berperang.
 Faktor Bangkitnya Kerajaan melayu
Pada abad 10-11 kerajaan Sriwijaya berada sampau titik
terlemah diakibatkan serangan Kerajaan Colamandala, situasi
inilah yang dimanfaatkan oleh Kerajaan Melayu untuk melepaskan
disri dari Sriwijaya. Kehilangan jalur pelayaran dan perdagangan
di Selat Malaka membuat Kerajaan Sriwijaya semakin mundur.
Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya tentunya menimbulkan
dampak yang sangat besar. Dampak dari runtuhnya Kerajaan
Sriwijaya adalah hilangnya pusat kebudayaan di Nusantara karena
Kerajaan Sriwijaya merupakan tempat studi agama Budha dan
pusat pendidikan Asia Tenggara dalam belajar bahasa Sanskerta.
Namun, dengan adannya keruntuhan Kerajaan Sriwijaya menjadi
kesempatan bagi berkembangnya kerajaan lain seperti Kerajaan
Dharmasraya dan Kerajaan Islam Samudra Pasai yang
menggantikan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim.

Nama nama Raja Kerajaan Sriwijaya yang Pernah memimpin dari masa ke
masa
1) Sri Indrawarman (terdapat dalam Berita Cina tahun 724 Masehi)
2) Rudrawikrama (terdapat dalam Berita Cina tahun 728 Masehi)
3) Wishnu (terdapat dalam Prasasti Ligor tahun 775 Masehi)
4) Maharaja (terdapat dalam Berita Arab tahun 851 Masehi)
5) Sri Udayadityawarman (terdapat dalam Berita Cina tahun 960 Masehi)
6) Sri Udayaditya (terdapat dalam Berita Cina tahun 962 Masehi)
7) Sri Sudamaniwarmadewa (terdapat dalam Prasasti Leiden tahun 1044
8) Masehi)
9) Marawijayatunggawarman (terdapat dalam Prasasti Leiden tahun 1044)

13
d. Geopolitik Kerajaan Sriwijaya
Geopolitik merupakan sistem politik yamg digunakan Kerajaan
Sriwijaya pada masa kejayaanya. Pada akhir abad ke-7 Sriwijaya sudah
merupakan suatu kerajaan yang menjadi penguasa tunggal di Sumatera,
termarsuk seluruh pantai timur Sumatera telah dikuasai. Inti kekuasaan
Sriwijaya bukan wilayah, tetapi pangkalan-pangkalan angkatan laut di
sepanjang jalan laut. Pangkalan-pangkalan atau benteng-benteng itu
adalah pusat-pusat kekuatan untuk menjaga dan menguasai laut. Angkatan
laut Sriwijaya dipusatkan di pangkalan-pangkalan itu dengan tugas
memaksa setiap kapal untuk berlabuh dan membayar bea. Selain itu, juga
untuk memadamkan setiap usaha yang mengingkari hak pertuanan
Sriwijaya.
Sistem pemerintahan kerajaan Sriwijaya yang menekankan pada
kekuatan militer di maritim dengan cara melakukan diplomasi serta
mempertahankan perannya sebagai pemegang pusat perdagangan
menjadikanya kerajaan yang miliki ciri khas kemaritiman.

2. Kehidupa Sosial
Karena letak kerajaan yang strategis dalam lalu lintas perdagangan
internasional menyebabkan masyarakatnya lebih terbuka dalam menerima
berbagai pengaruh asing. Masyarakat Sriwijaya juga telah mampu
mengembangkan bahasa komunikasi dalam dunia perdagangannya.
Kemungkinan bahasa Melayu Kuno telah digunakan sebagai bahasa pengantar
terutama dengan para pedagang dari Jawa Barat, Bangka, Jambi dan
Semenanjung Malaysia. Penduduk Sriwijaya juga bersifat terbuka dalam
menerima berbagai kebudayaan yang datang. Salah satunya adalah mengadopsi
kebudayaan India, seperti nama-nama India, adat-istiadat, serta tradisi dalam
Agama Hindu. Oleh karena itu, Sriwijaya pernah menjadi pusat pengembangan
ajaran Buddha di Asia Tenggara.

3. Kehidupan Ekonomi
Pelayaran dan perdagangan dari Asia Barat ke Asia Timur harus melalui
jalur atau perairan Sriwijaya yang meliputi seluruh kawasan Sumatra.Kerajaan

14
Sriwijaya sangat mampu untuk menguasai jalur pelayaran karena
memanfaatkan daerah yang begitu strategis bagi pedagang luar untuk
menjajakan perdagangannya di wilayah perairan Sriwijaya.Perekonomian
Sriwijaya pun utamanya diperoleh dari komoditas ekspor. Beberapa komoditas
yang diperdagangkan di Sriwijaya di antaranya cengkeh, pala, kapulaga, lada,
pinang, kayu gaharu, kayu sapan, rempah-rempah, penyu, emas, perak, dan
lada. Barang- barang ini oleh pedagang asing dibeli atau ditukar dengan
porselen, kain katun, atau kain sutra.
Khusus ke negeri Tiongkok, Sriwijaya mengekspor gading, air mawar,
kemenyan, buah-buahan, gula putih, cincin kristal, gelas, kapur barus, batu
karang, kapas, cula badak, wangi-wangian, bumbu masak, dan obat-obatan.
Barang-barang ter- sebut, tidak semuanya berasal dari Sriwi- jaya, atau
diproduksi di Sriwijaya sendiri. Beberapa di antaranya mungkin dari negara
lain yang memiliki hubungan dagang dengan kerajaan.
Selain komoditas ekspor, perekonomian Sriwijaya juga ditopang oleh
pengenaan bea cukai kapal-kapal asing yang singgah di beberapa pelabuhan
milik kerajaan. Sriwi- jaya dapat menguasai perdagangan di Selat Malaka,
karena didukung oleh armada yang kuat dengan kemampuan pelaut-pelautnya
yang tangguh. Pelabuhan-pelabuhan di sekitar Selat Malaka berhasil
ditaklukkan. Setiap kapal asing yang memasuki wilayah perairan Sriwijaya,
diharuskan mengganti kapalnya dengan milik kerajaan. Dan tentu saja, itu ada
biayanya sendiri.

4. Latar Keagamaan Kerajaan Sriwijaya


Bukti-bukti arkeologis menunjukkan, sebagian besar masyarakat Sriwijaya
adalah penganut agama Budha. Kedatuan Sriwijaya sendiri dikenal memiliki
peran cukup besar dalam perkembangan ajaran Buddha di kawasan Asia.
Bhiksu Tiongkok, I-tsing, yang pernah singgah di Sriwijaya dan mengatakan
bahwa tata upacara ajaran Buddha di Sriwijaya sama dengan pengikut
Mahayana di India. Dari berita itu, jelas, Sriwijaya adalah pusat agama
Buddha Mahayana yang terbuka dalam menerima gagasan gagasan baru.
Penemuan arca Siwa, Ganesa, (abad ke-9 Masehi), Candi Angsoka yang
bersifat Siwais, atau percandian Situs Bumiayu yang berciri Hindu dan Tantris,

15
juga menjadi bukti adanya kelompok masyarakat pemeluk agama lain,selain
Buddha,diwilayah Kadatuan Sriwijaya.

5. Kebudayaan Sriwijaya
a. Seni Arca.

Arca-arca dari masa Sriwijaya, baik yang bersifat Buddhis maupun


Hindu, atau yang terbuat dari batu maupun logam, selain menggambarkan
latar keagamaan juga menggambarkankekayaan seni budaya. Dari semua
arca yang ditemukan di wilayah Sumatera bagian selatan, sebagian besar
menampilkan langgam yang sama, yaitu"Seni Sriwijaya" atau"Langgam
Syailendra. Langgam Syailendra adalah gaya seni arca yang sangat indah.
Bagian-bagian anggota tubuh arca dibuat secara proporsional. Betul-betul
menggambarkan sosok dewa dengan segala atributnya.

b. Seni Bangunan.

Sisa-sisa bangunan peninggalan masa Sriwijaya yang hingga kini masih


dapat terlihat,sebagian besarnya adalah bangunan keagamaan. Bangunan
yang harus didirikan di tempat yang dianggap suci. Di tempat-tempat yang
tinggi. Seni bangunan masa Sriwijaya boleh dibilang tidak lebih menarik
dari candi-candi di Jawa. Apalagi bila dibandingkan dengan candi-candi

16
masa Syailendra. Mungkin karena terbuat dari bahan bata yang sukar untuk
diberi hiasan pahat, seni bangunan Sriwijaya umumnya terlalu polos.
Minim ornamen. Tidak ada relief cerita yang menghias bagian tubuhnya.

17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri
pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan
berdasarkan peta membentang dari Kamboja, Thailand Selatan,Semenanjung Malaya,
Sumatera, Jawa Barat dan kemungkinan Jawa Tengah. Bukti awal mengenai keberadaan
kerajaan ini berasal dari abad ke-7, seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia
mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang
paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit
di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap
daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan di antaranyatahun
1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan
Sriwijaya di bawah kendali kerajaan Dharmasraya

3.2 Saran
Saran untuk siswa agar jangan melupakan sejarah bangsa kita, dan berusaha
menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia

18
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia Ensikolopedia Bebas, Letak Kerajan Sriwijaya, diakses (2024, Januari 12).
https://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya.
Khairani Saputra, Abdul Aziz, Hassel Yasa S. (2022) “Corak Kehidupan Pada Masa
Kerajaan Srwijaya” Banjarmasin, Universitas Lambung Mangkurat, Letak Kerajaan
Sriwijaya, 4, diakses (2024, Januari 3) https://doi.org/10.31237/osf.io/pr62b
Khairani Saputra, Abdul Aziz, Hassel Yasa S. (2022) “Corak Kehidupan Pada Masa
Kerajaan Srwijaya” Banjarmasin, Universitas Lambung Mangkurat, Sumber Sejarah
kerajaan Sriwijaya, 5-10, diakses (2024, Januari 3)
https://doi.org/10.31237/osf.io/pr62b
Repository Kemendikbud, “Kedatuan Sriwjaya” KEMENDIKBUD dan Pusat Penelitian
Arkeologi Nasional, Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya Dalam Negeri, 8-11,
Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya Luar negeri, 28-30, diakses (2024, Januari 3)
https://repositori.kemdikbud.go.id/14729/1/Kedatuan%20sriwijaya%20penelitian
%20tentang%20sriwijaya.pdf
Repository Kemendikbud “Sriwijaya Sebuah Kerajaan Masalalu di Asia Tenggara”,
Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya , 10
diakses (2024 Januari 3) https://repositori.kemdikbud.go.id/12722/1/SRIWIJAYA
%20SEBUAH%20KEJAYAAN%20MASA%20LALU%20DI%20ASIA
%20TENGGARA.pdf
Repository Kemendikbud “Sriwijaya Sebuah Kerajaan Masalalu di Asia Tenggara”,
Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, Peninggalan Kerajaan Sriwijaya, 14-23
diakses (2024 Januari 3) https://repositori.kemdikbud.go.id/12722/1/SRIWIJAYA
%20SEBUAH%20KEJAYAAN%20MASA%20LALU%20DI%20ASIA
%20TENGGARA.pdf
Repository Kemendikbud, “Kedatuan Sriwjaya” KEMENDIKBUD dan Pusat Penelitian
Arkeologi Nasional, Bentuk Pemerintahan Sriwijaya, Pusat Pemerintahan, 12-13,
diakses (2024, Januari 3) https://repositori.kemdikbud.go.id/14729/1/Kedatuan
%20sriwijaya%20penelitian%20tentang%20sriwijaya.pdf
Khairani Saputra, Abdul Aziz, Hassel Yasa S. (2022) “Corak Kehidupan Pada Masa
Kerajaan Srwijaya” Banjarmasin, Universitas Lambung Mangkurat, Kehidupan
Politik, 11-13, diakses (2024, Januari 3) https://doi.org/10.31237/osf.io/pr62b

19
H.Budisanto S, “Sriwijaya Kerajaan Maritim Terbesar Pertama di Nusantara” Jurnal
Ketahanan Nasional UGM, XI (1) April 2006, Perkembangan Politik, Geopolitik,
Raja-Raja Kerajaan Sriwijaya, 52-53 diakses (2024 januari 12)
https://jurnal.ugm.ac.id/jkn/article/view/22105
Restu Gunawan, Amurwani Dwi Lestariningsih, Sardiman, (2017) Sejarah Indonesia,
Daerah yang berhasil dikuasai Kerajaaan Sriwijaya
Wulandari, Aliffia S, Reka Seprina, (2023) “Dinamika Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya”
Jurnal of Indonesian History UNNES, Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya, diakses
(2024 januari 12)
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jih/article/view/76029/25915
Khairani Saputra, Abdul Aziz, Hassel Yasa S. (2022) “Corak Kehidupan Pada Masa
Kerajaan Srwijaya” Banjarmasin, Universitas Lambung Mangkurat, Kehidupan
Sosial Kerajaan Sriwijaya, 13, diakses (2024, Januari 12)
https://doi.org/10.31237/osf.io/pr62b

Suswandari, Nur F. Absor, Salsabilah Tammimah, Yudha F. Nugroho, Hanandita Rahman,


“Menelisisk Sejarah Perekonomian Kerajaan Sriwijaya” (2021) Jurnal Sejarah dan
Budaya, 15 (1), Kehidupan Ekonomi Kerajaan Srwijaya
https://www.researchgate.net/publication/354993735_MENELISIK_SEJARAH_PE
REKONOMIAN_KERAJAAN_SRIWIJAYA_ABAD_VII-XIII
Repository Kemendikbud, “Kedatuan Sriwjaya” KEMENDIKBUD dan Pusat Penelitian
Arkeologi Nasional, , Perekonomian Kerajaan, 24, diakses (2024, Januari 12)
https://repositori.kemdikbud.go.id/14729/1/Kedatuan%20sriwijaya%20penelitian
%20tentang%20sriwijaya.pdf
Repository Kemendikbud, “Kedatuan Sriwjaya” KEMENDIKBUD dan Pusat Penelitian
Arkeologi Nasional, , Latar Keaganmaan, 26-27, diakses (2024, Januari 12)
https://repositori.kemdikbud.go.id/14729/1/Kedatuan%20sriwijaya%20penelitian
%20tentang%20sriwijaya.pdf
Repository Kemendikbud, “Kedatuan Sriwjaya” KEMENDIKBUD dan Pusat Penelitian
Arkeologi Nasional, , Kebudayaan Kerajaan Sriwijaya, 34-41, diakses (2024, Januari
12) https://repositori.kemdikbud.go.id/14729/1/Kedatuan%20sriwijaya
%20penelitian%20tentang%20sriwijaya.pdf

20
21

Anda mungkin juga menyukai