Anda di halaman 1dari 12

KERAJAAN SRIWIJAYA

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwr wb

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Atas segala kekuasaannya, saya masih diberi
kenikmatan. Khususnya nikmat sehat jasmani dan rohani sebagai penunjang dalam proses pengerjaan
tugas ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada sang Revolusioner kita Nabi Muhammad SAW
yang telah berjuang mencapai jaman yang terang benderang.

Terimakasih kepada guru yang telah memberikan tugas ini kepada saya, sehingga ungkapan
syukur Alhamdulillah saya kehadirat kepada Allah SWT yang telah memberi kemudahan dalam
menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Kerajaan Sriwijaya”.

Di kesempatan ini, saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Jadi saya memohon saran serta kritik kepada pembaca agar
makalah ini mendekati kesempurnaan dan tidak mengulang kesalahan lagi. Semoga makalah ini ada
manfaatnya bagi pembaca dan penyusun khususnya. Amin.

Wassalamu’alaikum wr wb

Jongkong, 07 Februari 2023

Riski Fadilah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 4

A. Latar belakang masalah…………………………………………………..4

B. Rumusan masalah………………………………………………………...4

C. Tujuan masalah………………………………………………………….. 4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………. 5

A. Bagaimana Sejarah Asia Tenggara…………………………………….... 5

B. Bagaimana Historiografi tradisional Asia Tenggara……………………..5

C. Bagaimanakah ciri-ciri historiografi Tradisioanal di Asia Tenggara…….8

D. Bagaimanakah historiografi modern di Asia Tenggara…………………..8

E. Bagaimanakah ciri-ciri historiografi modern Asia Tenggara…………...10

F. Siapa sajakah tokoh-tokoh Historiografi Asia Tenggara………………11

BAB III PENUTUP……………………………………………………………13

A. Kesimpulan……………………………………………………………...13

B. Saran…………………………………………………………………….13.

Daftar Pustaka………………………………………………………………….14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri pulau Sumatera dan banyak
memberi pengaruh di Nusantara. Dalam bahasa sanskerta, Sri berarti “Kemenangan” atau “Kejayaan”,
maka nama Sriwijaya bermakna “Kemenangan yang gemilang”.

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang terletak di pulau Sumatera, tepatnya di
Palembang. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke 7 M. Kerajaan ini juga berhasil menguasai perairan di
jalur perdagangan negara barat dan timur. Menurut dugaan, kerajaan Sriwijaya selalu berpindah-
pindah. Awalnya berada di Minangatamwan (daerah sekitar Candi Muara Takus di Riau daratan).
Kemudian dipindahkan ke Jambi, lalu ke Palembang. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya sebuah
candi di Muara Takus. Dan di Palembang ditemukan arca Budha Siguntang, karena pada abad ke 8 M,
kerajaan Sriwijaya menjadi pusat ziarah dan belajar agama Budha.

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Budha terbesar di Asia Tenggara karena memiliki daerah
jajahan yang luas dan menguaai perdagangan laut. Daerah jajahannya meliputi : Laut Natuna,
Semenanjung Malaya, Tanah genting Kra, Selat Malaka, Laut Jawa, Ligor, Kelantan, Pahang, Jambi,
dan Selat Sunda.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana letak geografis Kerajaan Sriwijaya?
2. Bagaimana sejarah Kerajaan Sriwijaya?
3. Apa saja perkembangan-perkembangan Kerajaan Sriwijaya?
4. Apa saja sumber-sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya?
5. Bagaimana Kejayaan Kerajaan Sriwijaya?
6. Bagaimana Kemunduran Kerajaan Sriwijaya?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui letak geografis Kerajaan Sriwijaya.
2. Untuk mengetahui sejarah kerajaan Sriwijaya.
3. Untuk mengetahui perkembangan-perkembangan Kerajaan Sriwijaya
4. Untuk mengetahui sumber-sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya
5. Untuk Mengetahui Kejayaan Sejarah Sriwijaya
6. Untuk Mengetahui Kemunduran Sejarah Sriwijaya

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Letak Geografis Kerajaan Sriwijaya

Letak kerajaan Sriwijaya berada di Palembang, Sumatera Selatan. Kerajaan Sriwijaya berada di
daerah lintasan pelayaran dan perdagangaan antara Asia Timur dan Asia Selatan. Pusat pemerintahan
Kerajaan Sriwijaya berada di tepi sungai Musi.

Di depan muara sungai Musi terdapat pulau-pulau yang berfungsi sebagai pelindung pelabuhan di Muara
Sungai Musi.1 (Restu Gunawan, Amurwani Dwi Lestariningsih dan Sardiman, Sejarah Indonesia (Depok: CV
Arya Duta, 2018), hal, 102-103. Dengan letak yang sangat strategis mendorong para pedagang untuk
melakukan kegiatan perdagangannya. Selain itu Sriwijaya juga menguasai dua perairan laut penting dalam
perdagangan nusantara yaitu Selat Malaka dan Selat Sunda. Dapat diketahui bahwa selat tersebut merupakan
jalur perdagangan Internasional dari China ke India atau sebaliknya

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak buddha yang pernah berdiri di pulau
Sumatra dan memberi banyak pengaruh pada Nusantara. Sriwijaya ini memiliki kekuasaan dari wilayah
Kamboja, Thailand, Malaysia, Sumatera, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kata Sriwijaya ini diambil dari
bahasa Sansekerta dari Sri yang berarti “bercahaya”, atau “gemilang”, dan Wijaya berarti “kejayaan”
atau “kemenangan”. Kerajaan Sriwijaya telah menjadi pusat jalur perdagangan dari India pada awal
tahun masehi. Pusat perdagangan tersebut berkembang hingga menjadi kerajaan pada abad ke-7
masehi.Berdirinya Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri pada abad ke-7 yang juga dikenal sebagai
kerajaan maritim terbesar di Nusantara. Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Raja Dapunta Hyang Sri
Jayanasa.

B. Sejarah Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya sempat menjadi salah satu yang terbesar di Nusantara. Tepatnya berdiri pada
sekitar abad ke-7 Masehi di tepian Sungai Musi, di daerah Palembang, Sumatera Selatan. Kerjaan
Sriwijaya merupakan kerajaan maritim terbesar di Indonesia . Kerajaan yang terletak di Palembang,
Sumatera Selatan ini telah berdiri sejak abad ke-7 Masehi. Pendirinya adalah Dapunta Hyang Sri
Jayanasa. Berdirinya Kerajaan Sriwijaya dimulai dengan perjalanan suci Dapunta Hyang. Saat itu,
Dapunta Hyang melakukan perjalanan suci atau siddhayatra menggunakan perahu. Itu memimpin
20.000 tentara. Bersama timnya, Dapunta Hyang akhirnya membangun kerajaan Sriwijaya di Sumatera
Selatan dan Jambi. Belakangan, pemerintah diperluas ke distrik Semenanjung Malaysia. Kerajaan
Sriwijaya berhasil menguasai perairan penting yaitu Selat Malaka dan Selat Sunda. Mereka juga
bekerja sama dengan pedagang Cina, India, Kamboja, Filipina, Burma, Arab, dan Afrika. 2 (Sani
Safitri,Telaah Geomorfologis Kerajaan Sriwijaya , ( Fkip Universitas Sriwijaya ) Hal 24 - 25
Sejarah Berdirinya Kerajaan Sriwijaya di Indonesia Seiring berjalannya waktu, Kerajaan
Sriwijaya semakin sukses di Nusantara. Mereka berhasil membuat kapal yang canggih. Tak hanya itu,
kerajaan juga memegang kendali atas perdagangan rempah-rempah di dunia selama hampir setengah
abad. Sayangnya, pemerintahan Sriwijaya meredup akibat serangan dari Pemerintah Colamandala
India. Pasalnya, pemerintah berupaya mengambil alih perdagangan di Selat Malaka. Kerajaan
Sriwijaya akhirnya runtuh setelah diserang oleh Pemerintah Perancis, Singosari dan Majapahit.
Pemerintah Sriwijaya telah meninggalkan sejumlah peninggalan sejarah. Diantaranya adalah Prasasti
Telaga Batu, Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuo, Candi Muara Takus, dan Candi Kota Kapur.
1
Restu Gunawan, Amurwani Dwi Lestariningsih dan Sardiman, Sejarah Indonesia (Depok: CV Arya
Duta, 2018), hal, 102-103
2
Sani Safitri,Telaah Geomorfologis Kerajaan Sriwijaya , ( Fkip Universitas Sriwijaya ) Hal 24 - 25

5
Letak dari Sriwijaya sendiri masih dipersoalkan hingga saat ini. Pendapat yang cukup populer
adalah yang dikemukakan oleh G. Coedes pada tahun 1918 bahwa pusat Sriwijaya ada di Palembang.
Meskipun pendapat ini juga problematis karena sedikitnya penemuan arkeologis di Palembang.
Sementara J.L. Moens misalnya, merekonstruksi peta Asia Tenggara menggunakan berita-berita Cina
dan Arab menyimpulkan bahwa Sriwijaya tadinya berpusat di Kedah, kemudian berpindah ke Muara
Takus. Soekmono, dalam pendapat lain menyampaikan Jambi sebagai lokasi yang tepat bagi pusat
Sriwijaya karena lokasinya yang terlindung karena ada di dalam teluk namun menghadap langsung ke
laut lepas. Sampai dengan hari ini, Palembang masih dianggap sebagai pusat Sriwijaya dengan banyak
perdebatan. Jambi, Kedah, Chaiya (Thailand Selatan), dan bahkan Jawa sempat dinyatakan sebagai
pusat Sriwijaya karena penemuan dari masing-masing peneliti. Beberapa ahli sampai pada kesimpulan
bahwa Sriwijaya yang dianggap bercorak maritim memiliki kebiasaan untuk berpindah-pindah pusat
kekuasaan. Hal ini mungkin saja terjadi, mengingat teori Mandala yang diungkapkan oleh Robert von
Heine-Geldern yang menyatakan bahwa pusat dari kerajaan-kerajaan kuno Asia Tenggara adalah raja
itu sendiri dan pengaruhnya. Bukan kekuasaan teritorial, maupun ibukota kerajaan seperti halnya yang
terjadi di Eropa.

C. Perkembangan Kerajaan Sriwijaya

1. Perkembangan politik dan pemerintahan

Kerajaan Sriwijaya mulai berkembang pada abad ke-7 M, pada awal perkembangannya raja
disebut dengan Dapunta Hyang. Dapunta Hyung banyak melakukan usaha perluasan daerah. kerajaan
ini memperluas kekuasaannya melalui ekspansi ke daerah-daerah yang memiliki arti penting bagi
perdagangan.

Adapun daerah yang berhasil dikuasai nya yaitu, sebagai berikut :

a. Tulang-Bawang yang terletak di daerah Lampung

b. Daerah Kedah yang terletak di pantai barat Sumatera menuju Melayu. Menurut I-tsing
penaklukan Sriwijaya atas Kedah berlangsung antara tahun 682-685 Masehi.

c. Pulau Bangka yang terletak di pertemuan jalan perdagangan internasional. Daerah ini dapat
dikuasai Sriwijaya pada tahun 685 Masehi.

d. Daerah Jambi terletak di tepi sungai Batanghari. Penaklukan ini dilaksanakan kira-kira pada
tahun 685 Masehi.

e. Tanah Genting Kra yang merupakan tanah genting bagian utara semenanjung Melayu.

f. Kerajaan Kalingga dan Mataram kuno.

Sriwijaya terus melakukan perluasan daerah, sehingga Sriwijaya menjadi kerajaan yang besar.
Untuk lebih memperkuat pertahanannya, pada tahun 775 M, kerajaan Sriwijaya membangun sebuah
pangkalan di daerah Ligor yang pada waktu itu, yang menjadi raja adalah dharmasetra.

Raja yang terkenal dari kerajaan Sriwijaya adalah Balaputradewa. Iya memerintah sekitar abad
ke-9 M. Balaputradewa adalah keturunan dari dinasti Syailendra, yakni putra dari raja Samaratungga
dengan Dewi Tara dari Sriwijaya. Raja Balaputradewa menjalin hubungan erat dengan kerajaan
Benggala yang saat itu diperintah oleh raja Dewapala Dewa.raja ini menghadiahkan sebidang tanah
kepada Balaputradewa untuk pendirian sebuah asrama bagi para pelajar dan siswa yang sedang belajar
di Nalanda, yang dibiayai oleh Balaputradewa sebagai "dharma". Hal tersebut menandakan Sriwijaya
memperhatikan ilmu pengetahuan terutama pengetahuan agama Buddha dan bahasa sanskerta, bagi
generasi mudanya.

6
Pada tahun 990 masehi yang menjadi raja di Sriwijaya adalah Sri Sudamaniwarmadewa. Pada
masa pemerintahan raja tersebut terjadi serangan raja Dharmawangsa dari Jawa bagian timur. Akan
tetapi, serangan itu berhasil digagalkan oleh tentara Sriwijaya. Sri sudamani warmadewa kemudian
digantikan oleh putranya yang bernama Marawijayatunggawarman. Pada masa pemerintahannya, ia
menjalin hubungan dengan Raja Rajaraya I dari colamandala.

Untuk mengurus setiap daerah kekuasaan Sriwijaya, dipercayakan kepada seseorang Rakryan
(wakil raja di daerah). Dalam hal ini Sriwijaya sudah mengenal struktur pemerintahan. 3 Restu
Gunawan, Amurwani Dwi Lestariningsih dan Sardiman, Sejarah Indonesia (Depok: CV Arya
Duta, 2018), hal, 101-102. Struktur birokrasi pemerintahan dibagi menjadi pemerintah pusat dan
pemerintahan desa.raja dalam menjalankan pemerintahan dibantu 5 orang penasehat yang diketuai oleh
putra mahkota. Kelima penasehat itulah yang mengkoordinasi urusan pengadilan, perpajakan dan
keagamaan.

2. Perkembangan ekonomi

Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang menguasai jalur perdagangan di selat Malaka.
Penduduk Sriwijaya mayoritas hidup dari sektor perdagangan. Perkembangan perdagangan didukung
oleh keadaan dan letak Sriwijaya yang strategis. Letak yang strategis berhadapan dengan selat Malaka
dan selat Sunda memberi peluang sriwijaya untuk maju pesat di jalur perdagangan. 4 (Ignaz Kingking
Teja Angkasa, DKK. Sejarah SMA/MA Kls XI-IPA. (Jakarta : Grasindo,2016). Hlm.10Para
pedagang Cina yang akan ke India sehingga dahulu di Sriwijaya, begitu juga para pedagang dari India
yang akan ke China. Ramainya perdagangan India dengan Cina melalui selat Malaka sangat
menguntungkan Sriwijaya. Para pedagang dari kedua bangsa tersebut singgah di pelabuhan milik
Sriwijaya. Selain membayar biaya masuk, mereka juga melakukan transaksi jual beli dengan pedagang-
pedagang Sriwijaya.

Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan memberikan kemakmuran bagi rakyat dan negara
suri jaya. Kapal-kapal yang singgah dan melakukan bongkar muat, harus membayar pajak. Dalam
kegiatan perdagangan, Sriwijaya mengekspor gading, kulit, dan beberapa jenis binatang liar, sedangkan
barang impor nya antara lain beras, rempah-rempah, kayu manis, kemenyan, emas dan lain sebagainy.

Perkembangan perdagangan tersebut telah memperkuat kedudukan Sriwijaya sebagai kerajaan


maritim. Untuk memperkuat kedudukannya, Sriwijaya membentuk armada angkatan laut yang kuat.
Melalui itu Sriwijaya mampu mengawasi perairan di nusantara.hal ini sekaligus merupakan jaminan
keamanan bagi para pedagang yang ingin berdagang dan berlayar di wilayah perairan Sriwijaya. 5
(Restu Gunawan, Amurwani Dwi Lestariningsih dan Sardiman, Sejarah Indonesia (Depok: CV
Arya Duta, 2018), hal, 101-102.

3. Perkembangan Sosial

Kehidupan sosial masyarakat di kerajaan Sriwijaya mengalami peningkatan yang pesat, terutama
dalam bidang pendidikan. Perkembangan dalam bidang pendidikan terbukti dengan dijadikannya
Sriwijaya sebagai pusat pendidikan agama Buddha di Asia tenggara. Selain didatangi para pelajar dari
luar negeri,kerajaan ini banyak mengirimkan pelajar-pelajar nya untuk belajar agama Buddha dan ilmu
pengetahuan di India.6 (Nana Supriatna. Sejarah. (Bandung : Grafindo Media Pratama, 2008). Hlm.9-
10

3
Restu Gunawan, Amurwani Dwi Lestariningsih dan Sardiman, Sejarah Indonesia (Depok: CV Arya
Duta, 2018), hal, 101-102.
4
Ignaz Kingking Teja Angkasa, DKK. Sejarah SMA/MA Kls XI-IPA. (Jakarta : Grasindo,2016). Hlm.10
5
Ibid, Restu Gunawan, Amurwani Dwi Lestariningsih dan Sardiman. Hlm. 101-102
6
Nana Supriatna. Sejarah. (Bandung : Grafindo Media Pratama, 2008). Hlm.9-10
7
Berdasarkan berita dari Cina, diperkirakan sejak abad ke-7 kerajaan Sriwijaya telah dikenal
sebagai pusat pendidikan agama Buddha Mahayana. Seorang musafir Cina yang pernah tinggal di
kerajaan Sriwijaya selama 6 bulan, I-Tsing menerangkan bahwa pendeta-pendeta Cina datang ke
sriwijaya untuk belajar bahasa Sansekerta dan menyalin kitab kitab suci agama Buddha. 7 (Ignaz
Kingking Teja Angkasa, DKK. Sejarah SMA/MA Kls XI-IPA. (Jakarta : Grasindo,2016). Hlm.8-9
Guru besar yang sangat terkenal di masa itu adalah Sakyakirti. Ia mengarang buku yang berjudul
hastadandasastra. Tingginya kedudukan Sriwijaya sebagai pusat perkembangan agama Budha terlihat
jelas dengan datangnya pendeta tantris yang bernama Wajrabodhi pada tahun 717 M.

Dalam perkembangan selanjutnya, Sriwijaya menjadi pusat pengembangan agama Budha


Mahayana yang terpenting di Asia tenggara dan Asia timur. Sebagai buktinya adalah kedatangan
seorang pendeta dari Tibet bernama Attisa ke Sriwijaya pada tahun 1011-1023 Masehi.tujuan
kedatangan itu adalah untuk belajar agama Buddha kepada guru besar Sriwijaya yang terkenal masa itu
yaitu Dharmakirti.8 (M. Habib Mustopa. Sejarah Untuk Kelas 2 SMA. (Bogor : Yudhistira Ghalia
Indonesia, 2005). Hlm.21

4. Perkembangan Kebudayaan

Kemajuan dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial di kerajaan Sriwijaya diikuti pula dengan
kemajuan dalam bidang kebudayaan.semakin ramainya aktivitas perdagangan dan terbukanya sikap
masyarakat Sriwijaya terhadap pengaruh asing telah mendorong kemajuan dalam bidang budaya.

Masyarakat Sriwijaya bebas berkomunikasi dan bergaul dengan berbagai bangsa yang singgah di
pelabuhan pelabuhan dagang di Sriwijaya.meskipun mereka menggunakan bahasa Melayu sebagai
bahasa pengantar, tetapi mereka juga mengadopsi budaya dari India, seperti penggunaan nama-nama
India, adat istiadat, serta tradisi dalam agama Buddha.bukti-bukti kemajuan budaya di kerajaan
Sriwijaya dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan suci, seperti stupa, candi, patung atau arca
Buddha.9 (Nana Supriatna. Sejarah. (Bandung : Grafindo Media Pratama, 2008). Hlm.10

5. Sistem kepercayaan

Agama masyarakat Sriwijaya banyak dipengaruhi oleh datangnya pedagang India. Pertama
adalah agama Hindu, lalu agama Buddha. Agama Buddha dikenal kan disuruh jaya pada tahun
425.peranannya dalam agama Buddha dibuktikannya dengan membangun tempat pemujaan agama
Buddha di Ligor, Thailand.

Nama dharmapala dan Sakyakirti pun tidak asing lagi. Dharmapala adalah seorang guru besar
agama Buddha dari kerajaan Sriwijaya. Dia pernah mengajar agama Buddha di perguruan tinggi
Nalanda atau Benggala. Sedangkan Sakyakirti adalah guru besar juga dan juga mengarang buku
hastadandasastra.

Sriwijaya yang sebagai pusat pengajaran Buddha memberikan banyak daya tarik bagi para
peziarah dan para sarjana dari berbagai wilayah terutama di Asia. Salah satunya yang termasyhur
adalah pendeta dari Tiongkok yaitu I-Tsing, yang melakukan kunjungan ke Sumatera dalam perjalanan
studinya di universitas Nalanda, India, yang dilakukannya pada tahun 671 dan 695.dalam

7
Ignaz Kingking Teja Angkasa, DKK. Sejarah SMA/MA Kls XI-IPA. (Jakarta : Grasindo,2016). Hlm.8-
9
8
M. Habib Mustopa. Sejarah Untuk Kelas 2 SMA. (Bogor : Yudhistira Ghalia Indonesia, 2005).
Hlm.21
9
Nana Supriatna. Sejarah. (Bandung : Grafindo Media Pratama, 2008). Hlm.10
8
perjalanannya beliau menyimpulkan bahwa kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pembelajaran bagi agama
Buddha dan menjadi rumah bagi sarjana Buddha.

D. Sumber-Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya yang sangat penting adalah Prasasti. Prasasti-prasasti tersebut
ditulis menggunakan aksara palawa dalam bahasa Sanskerta. Sebagian prasasti ditulis menggunakan
bahasa Melayu Kuno. Beberapa prasasti kerajaan Sriwijaya antara lain sebagai berikut:

1. Prasasti Kedukan Bukit


Prasasti Keduka Bukit ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang. Prasasti ini berangka
tahun 605 Saka (683 M). Isinya antara lain menerangkan bahwa seorang bernama Dapunta Hyang
mengadakan perjalanan suci (siddhayatra) dengan menggunakan perahu. Ia berangkat dari
Minangatamwan dengan membawa tentara 20.000 personel.

2. Prasasti Talang Tuo

Prasasti Talang Tuo ditemukan di sebelah barat kota Palembang di daerah Talang Tuo. Prasasti
ini berangka tahun 606 Saka (684 M). Isinya menyebutkan tentang pembangunan sebuah taman yang
disebut Sriksetra. Taman ini dibuat oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga.

3. Prasasti Telaga Batu


Prasasti Telaga Batu ditemukan di Palembang. Prasasti ini tidak berangka tahun. Isinya terutama
tentang kutukan-kutukan yang menakutkan bagi mereka yang berbuat kejahatan.

4. Prasasti Kota Kapur


Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka, berangka tahun 608 Saka (656 M). Isinya
terutama permintaan kepada para dewa untuk menjaga kedatuan Sriwijaya dan menghukum setiap
orang yang bermaksud jahat.

5. Prasasti Karang Berahi


Prasasti Karang Berahi ditemukan di Jambi, berangka tahun 608 Saka (686 M ). Isinya sama
dengan isi prasasti Kota Kapur. Beberapa prasasti yang lain, yakni prasasti Ligor berangka tahun 775
M ditemukan di Ligor, Semenanjung Melayu, dan prasasti Nalanda di India Timur. Di samping
prasasti-prasasti tersebut, berita Cina juga merupakan sumber sejarah Sriwijaya yang penting. Misalnya
berita dari I-tsing yang pernah tinggal di Sriwijaya. 10 (Restu Gunawan, Amurwani Dwi
Lestariningsih dan Sardiman, Sejarah Indonesia (Depok: CV Arya Duta, 2018), hal, 101-102.

6. Prasasti Palas Pasemah

Prasasti Palas Pasemah dari Way Pisang, anak Sunngai Sekapung, Lampung Selatan. Prasasti ini
yang tidak berangka tahun diduga sebagai peringatan dikuasainya daerah Lampung Selatan.

Selain prasasti-prasasti di atas, masih ditemukan beberapa fragmen prasasti yang tidak lengkap di
Bukit Siguntang. Bahkan ada fragmen prasasti dari tanah liat yang berbahasa sansekerta. Dari sumber
itu dapat disimpulkan bahwa Sriwijaya telah meluaskan kekuasaannya. 11 (Nana Nurliana Soeyono,
Sudarini Suhartono. Sejarah MTs Kls VII (KTSP). (Jakarta: Grasindo, 2016). Hlm.46)
10
Restu Gunawan, Amurwani Dwi Lestariningsih dan Sardiman, Sejarah Indonesia (Depok: CV Arya
Duta, 2018), hal, 101-102.
11
Nana Nurliana Soeyono, Sudarini Suhartono. Sejarah MTs Kls VII (KTSP). (Jakarta: Grasindo, 2016).
Hlm.46
9
E. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya mengalami kejayaan pada masa pemerintahan raja balaputradewa. Bukti
kebesaran kekuasaan balaputradewa di antaranya adalah berita dari Belanda (India Selatan)yang
menyambutnya raja balaputradewa diberi izin oleh raja dewapaladewa untuk membangun sebuah
wihara di Belanda.wihara itu diperuntukkan bagi para pendeta Sriwijaya yang mempelajari agama
Buddha di Nalanda. Sehingga kerajaan Sriwijaya menjadi pusat penyebaran agama Buddha di Asia
tenggara karena banyak pemuka agama yang belajar dan mendalami agama Buddha Mahayana di
kerajaan Sriwijaya.mereka datang dari seluruh penjuru Asia tenggara juga untuk belajar bahasa
Sansekerta di kerajaan Sriwijaya.12 (Nana Nurliana Soeyono, Sudarini Suhartono. Sejarah MTs Kls
VII (KTSP). (Jakarta: Grasindo, 2016). Hlm.46)

Selain itu, Sriwijaya mampu menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional.
Selama berabad-abad, kerajaan ini menjadi penguasa selat Malaka, selat Sunda dan laut Jawa. Di masa
kejayaannya, ibukota kerajaan Sriwijaya terletak di sebuah daerah yang kini bernama Palembang.
Palembang juga menjadi jalur lalu lintas perdagangan di Sumatera yang cukup sibuk, salah satunya
melalui sungai Musi.13 (Martha Tilaar Puspita Martha. The True Exotic Colors Of Indonesia.
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013). Hlm.218

F. Kemunduran Kerajaan Sriwijaya

Memasuki abad ke-11, Sriwijaya mengalami kemunduran. penyebabnya antara lain serangan dari
raja Rajendra coladewa dari kerajaan Colamandala dari India pada tahun 1017 M, 1025 M, dan 1068
M.serangan raja dari India Selatan ini rupanya bertujuan menguasai jalan perdagangan di Asia tenggara
yang kaya. Setelah keruntuhan Sriwijaya, kerajaan colamandala mengambil ahli kekuasaan
perdagangan dan politik.faktor lain kemunduran Sriwijaya adalah berdirinya kerajaan Majapahit pada
abad ke-13 di Jawa timur yang berhasil meluaskan kekuasaannya ke luar Jawa. 14 (Nana Nurliana
Soeyono, Sudarini Suhartono. Sejarah MTs Kls VII (KTSP). (Jakarta: Grasindo, 2016). Hlm.46)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

12
Ibid. Hlm.46
13
Martha Tilaar Puspita Martha. The True Exotic Colors Of Indonesia. (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2013). Hlm.218
14
Nana Nurliana Soeyono, Sudarini Suhartono. Sejarah MTs Kls VII (KTSP). (Jakarta: Grasindo, 2016).
Hlm.46
10
DAFTAR PUSTAKA

Ignaz Kingking Teja Angkasa, DKK. Sejarah SMA/MA Kls XI-IPA. (Jakarta : Grasindo,2016).

11
Martha Tilaar Puspita Martha. The True Exotic Colors Of Indonesia. (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2013).

M. Habib Mustopa. Sejarah Untuk Kelas 2 SMA. (Bogor : Yudhistira Ghalia Indonesia, 2005).

Nana Nurliana Soeyono, Sudarini Suhartono. Sejarah MTs Kls VII (KTSP). (Jakarta: Grasindo, 2016).

Nana Supriatna. Sejarah. (Bandung : Grafindo Media Pratama, 2008). .

Restu Gunawan, Amurwani Dwi Lestariningsih dan Sardiman, Sejarah Indonesia (Depok: CV Arya
Duta, 2018)

Sani Safitri. Telaah Geomorfologis Kerajaan Sriwijaya. ( Fkip Universitas Sriwijaya)

12

Anda mungkin juga menyukai