Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KERAJAAN SRIWIJAYA

Disusun Oleh :

Iif Latifah

Novita Nur Ukhibah

Kelas : X IPS 2

MAN 1 SUBANG
2020
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Puji syukur kami hadiahkan ke hadirat Allah SWT atas berkat
dan rahmat-Nya,

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah berjudul “Kerajaan


Sriwijaya”.

Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas sekolah untuk menambah
pengetahuan tentang Kesejarahan Nusantara. Kami menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun sangat kami harapkan
untuk perbaikan di masa mendatang.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Makalah....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Sriwijaya .................................................................... 2


2.2 Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya...................................................................... 2
2.3 Kehidupan Sosial Kerajaan Sriwijaya ...................................................................... 2
2.4 Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya ................................................................. 4
2.5 Kehidupan Agama Kerajaan Sriwijaya .................................................................... 4
2.6 Masa Keemasan Kerajaan Sriwijaya........................................................................ 4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang terletak di pulau Sumatra,


tepatnya di Palembang. Menurut dugaan, kerajaan sriwijaya selalu berpindah-pindah.
Awalnya berada di Minangatamwan (daerah sekitar Candi Muara Takus di Riau daratan).
Kemudian dipindahkan ke Jambi, lalu ke Palembang. Hal ini diperkuat dengan
ditemukannya sebuah candi di Muara Takus. Dan di Palembang ditemukan arca Buddha
Siguntang, karena pada abad ke 8 M, kerajaan Sriwijaya menjadi pusat ziarah dan belajar
agama Budha.

Kerajaan ini berdiri sekitar awal abad ke 7 M. Kerajaan Sriwijaya merupakan


kerajaan Buddha terbesar di Asia Tenggara karena memiliki daeraah jajahan yang luas
dan menguasai perdagangan laut. Daerah jajahannya meliputi: Laut Natuna,
Semenanjung Malaya, Tanah genting Kra, Selat Malaka, Laut Jawa, Ligor, Kelantan,
Pahang, Jambi, dan Selat Sunda.

1.2 Rumusan Masalah

1. Kerajaan sriwijaya terletak dimana?

2. Bagaimana kehidupan sosial Kerajaan Sriwijaya?

3. Apa sebab-sebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya?

1.3 Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui:

1. Letak kerajaan sriwijaya

2. Kehidupan sosial Kerajaan Sriwijaya?

3. Apa sebab-sebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kerajaan Sriwijaya

Masuknya agama Buddha di Indonesia terjadi sekitar awal abad pertama atau saat
dimulainya perdagangan melalui jalur laut. Kerajaan Srivijaya (Sriwijaya) merupakan asal
mula peranan kehidupan Agama Buddha di Indonesia, dimulai pada zaman Srivijaya di
Suvarnadvipa (Sumatera) pada abad ke-7. Hal ini terlihat pada catatan seorang sarjana
dari China bernama I-Tsing yang melakukan perjalanan ke India dan Nusantara serta
mencatat perkembangan agama Buddha di sana. Biarawan Buddha lainnya yang
mengunjungi Indonesia adalah Atisa, Dharmapala, seorang Profesor dari Nalanda, dan
Vajrabodhi, seorang penganut agama Buddha yang berasal dari India Selatan.

Selain kerajaan Sriwijaya, masih banyak kerajaan-kerajaan lain yang bercorak


Buddha di Indonesia, seperti kerajaan Tarumanegara, Mataram kuno, dan lain
sebagainya. Semua kerajaan itu berperan dalam proses perkembangan agama Buddha di
Indonesia, pengaruh India pada masa kerajaan-kerajaan itu sangat terasa.

Sriwijaya berasal dari dua suku kata yaitu Sri yang artinya bercahaya atau
gemilang dan Wijaya yang berarti kemenangan. Jadi, Sriwijaya mempunyai arti
kemenangan yang gemilang. Berikut ini beberapa fakta sejarah dari Kerajaan Sriwijaya
yang sampai bisa membuatnya menguasai hampir seluruh Asia tenggara.

2.2 Kehidupan Sosial

Karena letaknya yang strategis, perkembangan perdagangan internasional di


Sriwijaya sangat baik. Dengan banyaknya pedagang yang singgah di Sriwijaya
memungkinkan masyarakatnya berkomunikasi dengan mereka, sehingga dapat
mengembangkan kemampuan berkomunikasi masyarakat Sriwijaya.

Kemungkinan bahasa Melayu Kuno telah digunakan sebagai bahasa pengantar


terutama dengan para pedagang dari Jawa Barat, Bangka, Jambi dan Semenanjung
Malaysia.Perdagangan internasional ini juga membuat kecenderungan masyarakat
menjadi terbuka akan berbagai pengaruh dan budaya asing, salah satunya India.

2.3 Kehidupan Politik

Kehidupan politik kerajaan Sriwijaya dapat ditinjau dari raja-raja yang


memerintah, wilayah kekuasaan, dan hubungannya dengan pihak luar negeri.

2
a. Raja yang memerintah (yang terkenal)

1) DapuntaHyang SriJayanasa Beliau adalah pendiri kerajaan Sriwijaya. Pada masa


pemerintahannya, dia berhasil memperluas wilayah kekuasaan sampai wilayah
Jambi dengan menduduki daerah Minangatamwan yang terletak di dekat jalur
perhubungan pelayaran perdagangan di Selat Malaka. Sejak awal dia telah mencita-
citakan agar Sriwijaya menjadi kerajaan maritim.
2) Balaputera Dewa Awalnya, Balaputradewa adalah raja di Kerajaan Syailendra.
Ketika terjadi perang saudara antara Balaputra Dewa dan Pramodhawardani
(kakaknya) yang dibantu oleh Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya), Balaputra Dewa
mengalami kekalahan. Akibatnya dia lari ke Kerajaan Sriwijaya, dimana Raja
Dharma Setru (kakak dari ibu Raja Balaputra Dewa) tengah berkuasa. Karena dia tak
mempunyai keturunan, dia mengangkat Balaputradewa sebagi raja. Masa
pemerintahan Balaputradewa diperkirakan dimulai pada tahun 850 M. Sriwijaya
mengalami perkembangan pesat dengan meingkatkan kegiatan pelayaran dan
perdagangan rakyat. Pada masa pemerintahannya pula, Sriwijaya mengadakan
hubungan dengan Kerajaan Chola dan Benggala (Nalanda) dalam bidang
pengembangan agama Buddha, bahkan menjadi pusat penyebaran agama Buddha
di Asia Tenggara.
3) Sri SanggaramaWijayatunggawarman Pada masa pemerintahannya, Sriwijaya
dikhianati dan diserang oleh kerajaan Chola. Sang raja ditawan dan baru dilepaskan
pada masa pemerintahan Raja Kulottungga I di Chola.

b. Wilayah kekuasaan

Setelah berhasil menguasai Palembang, ibukota Kerajaan Sriwijaya dipindahakan dari


Muara Takus ke Palembang. Dari Palembang, Kerajaan Sriwijaya dengan mudah dapat
menguasai daerah-daerah di sekitarnya seperti Pulau Bangka yang terletak di pertemuan
jalan perdagangan internasional, Jambi Hulu yang terletak di tepi Sungai Batanghari dan
mungkin juga Jawa Barat (Tarumanegara). Maka dalam abad ke-7 M, Kerajaan Sriwijaya
telah berhasil menguasai kunci-kunci jalan perdagangan yang penting seperti Selat
Sunda, Selat Bangka, Selat Malaka, dan Laut Jawa bagian barat. Pada abad ke-8 M,
perluasan Kerajaan Sriwijaya ditujukan ke arah utara, yaitu menduduki Semenanjung
Malaya dan Tanah Genting Kra. Pendudukan pada daerah Semenanjung Malaya memiliki
tujuan untuk menguasai daerah penghasil lada dan timah. Sedangkan pendudukan pada
daerah Tanah Genting Kra memiliki tujuan untuk menguasai lintas jalur perdagangan
antara Cina dan India. Tanah Genting Kra sering dipergunakan oleh para pedagang untuk
menyeberang dari perairan Lautan Hindia ke Laut Cina Selatan, untuk menghindari
persinggahan di pusat Kerajaan Sriwijaya. Daerah lain yang menjadi kekuasaan Sriwijaya
diantaranyaTulang-Bawang yang terletak di daerah Lampung dan daerah Kedah yang
terletak di pantai barat Semenanjung Melayu untuk mengembangkan usaha perdagagan
dengan India. Selain itu, diketahui pula berdasar berita dari China, Sriwijaya menggusur

3
kerajaan Kaling agar dapat mengusai pantai utara Jawa sebab adalah jalur perdagangan
yang penting. Pada akhir abad ke-8 M, Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai
seluruh jalur perdagangan di Asia Tenggara, baik yang melalui Selat Malaka, Selat
Karimata, dan Tanah Genting Kra. Dengan kekuasaan wilayah itu, Kerajaan Sriwijaya
menjadi kerajaan laut terbesar di seluruh Asia Tenggara.

c. Hubungan dengan luar negeri

Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan di luar wilayah


Indonesia, terutama dengan kerajaan-kerajaan yang berada di India, seperti Kerajaan
Pala/Nalanda di Benggala. Raja Nalanda, Dewapala Dewa menghadiahi sebidang tanah
untuk pembuatan asrama bagi pelajar dari nusantara yang ingin menjadi ‘dharma’ yang
dibiayai oleh Balaputradewa.

2.4 Kehidupan Budaya

Menurut berita dari Tibet, seorang pendeta bernama Atica datang dan tinggal di
Sriwijaya (1011-1023 M) dalam rangka belajar agama Budha dari seorang guru besar
yang bernama Dharmapala. Menurutnya, Sriwijaya merupakan pusat agama Budha di
luar India. Tetapi walaupun Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat agama Budha, tidak
banyak peninggalan purbakala seperti candi-candi atau arca-arca sebaga tanda
kebesaran Kerajaan Sriwijaya dalam bidang kebudayaan.

2.5 Kehidupan Ekonomi

Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan terbesar di Indonesia pada masa
silam. Kerajaan Sriwijaya mampu mengembangkan diri sebagai negara maritim yang
pernah menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional selama berabad-
abad dengan menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa. Setiap pelayaran dan
perdagangan dari Asia Barat ke Asia Timur atau sebaliknya harus melewati wilayah
Kerajaan Sriwijaya yang meliputi seluruh Sumatra, sebagian Jawa, Semenanjung
Malaysia, dan Muangthai Selatan.

Keadaan ini juga yang membawa penghasilan Kerajaan Sriwijaya terutama diperoleh dari
komoditas ekspor dan bea cukai bagi kapal-kapal yang singgah di pelabuhan-pelabuhan
milik Sriwijaya. Komoditas ekspor Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading
gajah, buah-buahan, kapas, cula badak, dan wangi-wangian.

2.6 Sebab sebab keruntuhan kerajaan sriwijaya

Dengan kekuasaan yang begitu luas, ternyata Kerajaan Sriwijaya juga dapat
mengalami keruntuhan. Berakhirnya kejayaan kerajaan ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor.

4
Kerajaan Sriwijaya menerima serangan yang berhasil menghancurkan armada
perangnya. Kejadian itu terjadi pada tahun 1017 dan 1025. Sriwijaya diseraung oleh
Rajendra Chola I, seseorang dari dinasti Cholda di Koromande, India Selatan. Kedua
serangan tersebut membuat perdagangan di wilayah Asia tenggara jatuh pada Raja
Chola. Namun, walaupun telah habis-habisan tetapi Kerajaan Sriwijaya masih tetap
berdiri.

Beberapa daerah taklukan Sriwijaya melepaskan diri karena kekuaan militernya


melemah. Sampai muncul Dharmasraya dan Pagaruyung, yang kemudian menjadi
kekuatan baru dan menguasai kembali wilayah jajahan Sriwijaya mulai dari
Semenanjung Malaya, Sumatera, sampai Jawa bagian barat.

Berkurangnya pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan


Sriwijaya. Hal itu disebabkan karena daerah strategis yang dulu merupakan bagian dari
Sriwijaya jatuh ke tangan raja-raja di sekitarnya.

Munculnya kerajaan-kerajaan yang kuat seperti Dharmasraya yang sampai


menguasai Sriwijaya seutuhnya. Selain itu ada juga Kerajaan Singhasari yang tercatat
pernah melakukan sebuah ekspedisi yang bernama ekspedisi Pamalayu. Hingga akhirnya
Kerajaan Sriwijaya pun runtuh di tangan Kerajaan Majapahit pada abad ke-13.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kerajaan sriwijaya terletak di muara takus, Kemudian dipindah ke Palembang.


Kerajaan sriwijaya merupakan kerajaan terbesar di asia tenggara. Peluasan wilayah di
lakukan dengan menguasai tulang bawang (LAMPUNG), pulau bangka ,jambi, tanah
genting kera, dan jawa.

Keberadaan kerajaan sriwijaya diketahui 6 prasasti yang menggunakan bahasa


melayu kuno dan huruf pallawa, serta menggunakan angka tahun suka,

Prasasti tersebut adalah prasasti kedukan bukit, tulang tuo, telaga batu,kota kapur
dankarung berahi. Nama sriwijaya juga terdapat dalam berita tiongkok yang disebut
shih-lo-to-shih atau fo-shih. Sementara itu dalam berita arab sriwijaya disebut
zabag,zabay atau sribuza.

6
DAFTAR PUSTAKA

Rihadatul,rifdah.(2016) Kerajaan sriwijaya(Online).Tersedia www.kerajaan sriwijaya

[8 agustus 2016]

Rihadatul,rifdah.{2016}.Kerajaan sriwijaya.Indramayu :

Anda mungkin juga menyukai