Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN OBSERVASI

KURANGNYA DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN


Laporan ini diiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan IPS Untuk
SD
Dosen Pengampu :
Usep Soepudin, M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Hani Nurfauziyyah (1886210018)
Anggita Novia W (1886210019)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SUBANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan ini. Laporan ini
berisikan tentang informasi pembelajaran IPS untuk SD. Diharapkan laporan ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Subang, 06 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................ i


Daftar Isi ................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2
A. Pengertian Disiplin............................................................................................................ 2
B. Faktor-faktor penyebab rendahnya kedisiplinan siswa yang ditimbulkan oleh siswa ..... 3
1. Sikap siswa saat proses pembelajaran berlangsung .................................................... 4
2. Sikap siswa saat kegiatan di luar kelas atau di luar pembelajaran .............................. 5
C. Hambatan yang dialami dalam mendisiplinkan siswa ...................................................... 5
BAB III HASIL OBSERVASI ............................................................................................... 6
A. Materi Yang Diajarkan ..................................................................................................... 6
B. Contoh RPP Yang Digunakan ......................................................................................... 11
C. Evaluasi Yang Digunakan ............................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 12
A. Simpulan .......................................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................................... 12
DOKUMENTASI ................................................................................................................. 13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Didalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak terlepas dari hal-
hal yang bersifat menyeluruh seperti merencanakan, melaksanakan, sampai dengan
evaluasi dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar suatu mata pelajaran,
langkah yang harus dilakukan guru adalah melakukan analisis terhadap standar
kompetensi dan kompetensi dasar sehingga dapat dirumuskan tujuan pembelajaran
dan dikembangkan bahan ajarnya, kemudian dikembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran, dan dipilih strategi yang tepat sesuai dengan tujuan, isi, serta suasana
belajar yang dihadapi peserta didik. Kemudian penutup, yang didalamnya mencakup
evaluasi, baik evaluasi terhadap proses pembelajaran maupun hasil belajarnya dan
hasilnya menjadi masukan untuk perencanaan pembelajaran berikutnya.
Salah satu mata pelajaran ditingkat SD perlu ditingkatkan kegiatan
pemebelajarannya oleh guru demi memenuhi kebutuhan keilmuan dibidang sosial.
IPS tidak dapat dilepaskan dari interaksi fungsional perkembangan masyarakat
Indonesia dengan sistem dan praktis pendidikannya. Yang harus diperbaiki seperti
model dan metode yang kurang tepat dan sikap-sikap guru yang tidak sesuai dengan
keterampilan-keterampilan IPS yang diajarkan, maupun hasil evaluasi yang kurang
memuaskan.

B. Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran IPS kelas rendah
di SDN Mekarsari, kabupaten Subang.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Disiplin.
Disiplin merupakan istilah yang sudah memasyarakat diberbagai instansi
pemerintah maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja, disiplin lalu lintas,
disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang lain. Disiplin secara etimologi berasal
dari bahasa latin “ disibel” yang berarti pengikut. Seiring dengan perkembangan
bahasa, kata tersebut mengalami perubahan menjadi ‘disipline” yang artinya
kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Berbeda dengan pendapat yang
menyatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang berarti latihan
atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Jadi sifat
disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan.
Sekarang ini kata displin telah berkembang mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan,
sehingga banyak para ahli baik ahli bahasa maupun sosial dan etika dan estetika
memberikan definisi yang berbeda-beda. Ada beberapa tokoh yang mendefinisikan
disiplin sebagai sebuah proses yang harus ditempuh sebagaimana diringkas oleh
carapedia.com berikut ini;
Disiplin merupakan hasil belajar dan mencakup aspek kognitif, afektif, dan
behavioral (Toto Asmara). Disiplin merupakan wujud nyata dari penghargaan kita
pada diri sendiri dan orang lain (Tim Penulis Grasindo). Disiplin adalah proses
pelatihan pikiran dan karakter, yang meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan
diri sendiri dan menumbuhkan ketaatan atau kepatuhan terhadap tata tertib atau nilai
tertentu (Andrias Harefa). Disiplin adalah merujuk pada autoriti, keadaan kelas yang
teratur, program studi yang sitematik, serta cara penetapan peraturan atau hukuman
(R. F. Olivia)
Dari beberapa definisi tersebut dapat difahami bahwa disiplin adalah serangkaian
pelatihan atau pembiasaan yang untuk meningkatknya kemampuan aspek kognitif,
afektif dan behavioral serta pengendalian diri yang menjadi habit dalam kehidupan.
Ada juga yang mendefinisikan bahwa disiplin merupakan potensi diri siswa yang
perlu diekflor dalam proses pembelajaran yang berlangsung.sebagaiman dipaparkan
oleh carapedia.com berikut;

2
Disiplin merupakan salah satu aspek perkembangan seorang individu yang
berkaitan dengan cara untuk mengkoreksi atau memperbaiki dan mengajarkan anak
tingkah laku baik tanpa merusak harga diri anak (Euis Sunarti).
Pada hakekatnya, disiplin merupakan hal yang dapat dilatih. pelatihan disiplin
diharapkan dapat menumbuhkan kendali diri, karakter atau keteraturan, dan efisiensi.
Jadi secara singkat dapat disimpulkan bahwa disiplin berhubungan dengan
pengendalian diri supaya dapat menbedakan mana hal yang benar dan mana hal yang
salah sehingga dalam jangka panjang diharapkan bisa menumbuhkan perilaku yang
bertanggung jawab
Disiplin adalah hubungan tata tertib, tata susila, adab, akhlak, dan kesopanan
(Abdullah Sani Bin Yahaya). Disiplin adalah jembatan antara tujuan dan prestasi (Jim
Rohn).Disiplin merupakan latihan yang diberikan kepada murid supaya mereka
bertindak sesuai dengan peraturan di rumah, sekolah, dan masyarakat (Mizan
Adiliah). Disiplin adalah beraneka aturan yang menjadi petunjuk dan pegangan
kehidupan beradab suatu masyarakat agar dapat melangsungkan keberadaannya dalam
keadaan aman, tertib, serta terkendali berdasarkan hukum dalam semua aspek
kehidupan (Sukono) Disiplin adalah tata tertib ( di sekolah, kemiliteran, dsb) atau
ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib, dsb) (Kamus Besar Bahasa
Indonesia)
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Kedisiplinan adalah sikap penuh
kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada sebagai bentuk tanggung
jawab.

B. Faktor-faktor penyebab rendahnya kedisiplinan siswa yang ditimbulkan oleh


siswa.
Gangguan disiplin selama proses pembelajaran maupaun saat diluar proses
pembelajaran dapat saja disebabkan oleh masalah yang ditimbulkan oleh siswa. Siswa
biasanya akan cepat memanfaatkan situasi yang tidak menguntungkan untuk berbuat
hal- hal yang tidak berdisiplin. Banyak dari beberapa siswa yang melakukan
pelanggaran- pelanggaran ketika berada di sekolah. Sejumlah hal yang disebabkan
oleh siswa berikut cenderung memberi kontribusi dalam terciptanya gangguan
kedisiplinan.

3
1. Sikap siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
a) Sikap siswa saat berada di kelas.
Berdasarkan hasil observasi, kami dapat menyimpulkan pada saat
pembelajaran berlangsung bahwa ada beberapa siswa yang tidak disiplin
seperti, ketika kami sedang memberikan tugas, ada siswa yang tidak mau
mengerjakan tugas, ada yang berbicara dengan lantang, bahkan ada siswa yang
berdiri diatas meja, siswa laki-laki yang mengejek temannya yang tidak bisa
menulis, adapun siswa yang berjalan kesana kemari.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rachman (1997:194) menjelaskan
bahwa masalah yang ditimbulkan siswa selama proses belajar mengajar adalah
faktor siswa yang suka “membadut” atau berbuat aneh yang semata- mata
untuk menarik perhatian di kelas serta siswa yang memiliki rasa bermusuhan
atau menentang kepada semua peraturan. Hal serupa juga diungkapkan oleh
Yamin & Maisah (2009: 51) mengatakan bahwa pada kenyataannya memang
ada juga sebab-sebab yang bersifat umum seperti adanya kebosanan yang
timbul di dalam kelas ketika siswa merasa hanya mengerjakan itu ke itu saja,
sehingga timbulah kebosanan yang menyebabkan pelanggaran disiplin. Hal ini
terjadi karena mereka tidak tahu lagi apa yang harus mereka kerjakan.
b) Siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Kami menyimpulkan hasil observasi ini bahwa siswa selalu
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru walaupun tugas yang
dikerjakan terkadang tidak sampai selesai. Siswa juga mengaku pernah tidak
mengerjakan tugas dari guru karena lupa, malas dan merasa tidak semangat.
Siswa yang tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah
menandakan rendahnya kedisiplinan siswa sehingga akan mempengaruhi
kemajuan dan prestasi belajar di sekolah. Namun masih banyak siswa yang
bisa menyelesaikan tugasnya.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Rachman (1997:194)
menjelaskan bahwa masalah yang ditimbulkan siswa adalah faktor siswa yang
malas membaca atau tidak mengerjakan tugas-tugas sekolah.
terkadang tidak sampai selesai. Siswa juga mengaku pernah tidak mengerjakan
tugas dari guru karena lupa, malas dan merasa tidak semangat. Siswa yang
tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah menandakan
rendahnya kedisiplinan siswa sehingga akan mempengaruhi kemajuan dan
4
prestasi belajar di sekolah. Namun masih banyak siswa yang bisa
menyelesaikan tugasnya. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Rachman
(1997:194) menjelaskan bahwa masalah yang ditimbulkan siswa adalah faktor
siswa yang malas membaca atau tidak mengerjakan tugas-tugas sekolah.
2. Sikap siswa saat kegiatan di luar kelas atau di luar pembelajaran.
Siswa ketika masuk ke kelas.
Berdasarkan hasil observasi kami dapat menyimpulkan bahwa ada
siswa yang masih diluar ketika bel sudah berbunyi dan guru yang sudah siap
di dalam kelas masih banyak siswa yang berleha-leha dan bermain di halaman
sekolah.
C. Hambatan yang dialami dalam mendisiplinkan siswa
Hambatan yang dialami dalam mendisiplinkan siswa bukan hanya berasal dari
siswa saja melainkan juga dari guru terdapat kendala ataupun hambatan. Hambatan
yang berasal dari siswa karena siswa tidak paham dengan peraturan sekolah yang ada
sehingga sering melanggar dan siswa yang susah diberitahu. Siswa yang sebenarnya
mengetahui pera turan sekolah namun berpura-pura tidak tahu karena kebiasaan-
kebiasaan yang dilakukan siswa ketika di rumah, pengaruh di lingkungan dan
sebagainya. Sedangkan hambatan yang berasal dari guru karena guru takut membuat
siswa menangis jika harus mendisiplinkan siswa terlalu disiplin. Selain itu saat
mendisiplinkan siswa guru terkendala dengan badan yang tidak fit dan guru kesulitan
menghubungi orangtua siswa karena jarak rumah yang jauh.

5
BAB III
HASIL OBSERVASI

A. Materi Yang Diajarkan


Materi IPS kelas 3 SD adalah tentang Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan
uang.
B. Contoh RPP Yang Digunakan
RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Karangsari
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Tema : Uang
Kelas/Semester : III/2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi
Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.

B. Kompetensi Dasar
Mengenal sejarah uang.

C. Indikator
1) Menceritakan kembali sejarah uang.
2) Menyebutkan berbagai jenis uang.
3) Menunjukkan jenis-jenis uang dengan benar.
4) Menyebutkan ciri-ciri uang kertas dan uang logam beserta nilainya.
5) Menceritakan kegunaan uang sebagai alat tukar, alat pembayaran yang sah
sebagai alat penyimpanan kekayaan.

D. Tujuan Pembelajaran
1) Siswa mampu menceritakan kembali sejarah uang dengan benar.
2) Siswa mampu menyebutkan berbagai jenis uang dengan benar.

6
3) Siswa mampu menunjukan 2 jenis uang dengan menggunakan gambar.
4) Siswa mampu menyebutkan ciri-ciri uang kertas dan logam beserta nilainya.
5) Siswa mampu menjelaskan kegunaan uang dalam kehidupan.
E. Materi Pembelajaran

Uang dan kegunaannya


F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Tugas

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


No Kegiatan Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Guru mengucapkan salam kepada seluruh peserta didik.
b. Guru mengajak semua peserta didik memulai kegiatan
dengan berdoa.
10
c. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
d. Memfokuskan perhatian siswa agar bersemangat dalam
belajar.
e. Mengadakan apersepsi dengan menanyakan tentang
sarapan pagi
f. Guru menanyakan kembali pelajaran yang telah dipelajari.
g. Guru menginformasikan tema yang akan dipelajari.
2 Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang
materi yang di ajarkan dengan menggunakan gambar.
2. Peserta didik yang belum memahami tentang materi yang
diajarkan diminta untuk bertanya.
b. Elaborasi
1. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok.
2. Peserta didik bekerjasama menjawab pertanyaan yang
50
diberikan oleh guru dan membacakannya.
3. Kemudian, masing-masing peserta didik mendapatkan

7
gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Peserta didik secara bergilir untuk memasangkan gambar-
gambar yang ada sesuai dengan kata kunci yang telah
tersedia.
5. Peserta didik ditanya oleh guru alasan mereka meletakkan
gambar pada kategori tertentu guna mengetahui
pemahaman mereka.
6. Peserta didik membacakan jawaban yang ada di papan
tulis.
c. Konfirmasi
Guru memberikan umpan balik dan penguatan jika terdapat
kesalahpahaman atau ketidak mengertian peserta didik.
3. Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan latihan kepada peserta didik untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik berupa soal
benar atau salah.
10
2. Guru mengumpulkan tugas peserta didik
3. Guru memberikan tugas rumah untuk peserta didik.
4. Guru menyampaikan pembelajaran yang selanjutnya.
5. Guru mengajak berdo’a bersama-sama.
6. Guru mengucapkan salam.

H. Sumber dan Media Pembelajaran


1. Buku IPS kelas III.
2. Uang kertas/logam.
3. Gambar uang/gambar benda sebagai nilai tukar pengganti uang.
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen
Tes Uraian
3. Soal/instrument
Tes Uraiana.

8
a. Penilaian kognitif

Lingkari jawaban benar atau salah (B/S) dengan benar dan tepat !
1. Dengan diciptakan dan digunakannya uang, jual belidapat dilakukan jauh (B/S)
lebih praktis.
2. Pada zaman dahulu, untuk memperoleh barang-barang (B/S)
kebutuhan,masyarakat melakukan kegiatan tukar-menukar barang atau
barter.
3. Uang kartal yang berupa uang kertasdan logam adalah uang yang banyak (B/S)
digunakan masyarakat luas seperti yang sudah kita kenal selama ini.
4. Contoh uang giral adalah uang kertas dan uang logam. (B/S)
5. Contoh uang kartal adalah cek dan giro. (B/S)

Skor : 20
Skor Maksimal : 100

Kunci Jawaban
1. Dengan diciptakan dan digunakannya uang, jual belidapat dilakukan jauh (B)
lebih praktis
2. Pada zaman dahulu, untuk memperoleh barang-barang (B)
kebutuhan,masyarakat melakukan kegiatan tukar-menukar barang atau
barter.
3. Uang kartal yang berupa uang kertasdan logam adalah uang yang banyak (B)
digunakan masyarakat luas seperti yang sudah kita kenal selama ini.
4. Contoh uang giral adalah uang kertas dan uang logam. (S)
5. Contoh uang kartal adalah cek dan giro. (S)

b. Penilaian Afektif

Jumlah
Aspek yang dinilai Nilai
No. Nama Siswa Skor
1 2 3
1
2
3

9
Keterangan:
 Aspek yang dinilai
1) Keseriusan mengikuti pelajaran
2) Keantusiasan dalam mengikuti pelajaran
3) Kedisiplinan dalam proses pembelajaran
 Tafsiran Skor
1) Kurang = D A = 85
2) Cukup = C B = 75
3) Baik = B C = 65
4) Sangat baik = A D = 55

c. Penilaian Psikomotorik
Aspek yang
dinilai Jumlah
No. Nama Siswa Nilai
Skor
1 2
1
2

Keterangan :
 Aspek yang Dinilai :
1) Keaktifan memberi pertanyaan
2) Keaktifan memberi jawaban/tanggapan
 Tafsiran Skor
1) Keterampilan Kurang = 60
2) Keterampilan Cukup = 70
3) Keterampilan baik = 80
4) Keterampilan sangat baik = 90

Pedoman penskoran

Skor perolehan
Nilai Siswa = x 100
Skor maksimal

10
C. Model Pembelajaran
Model pembelajaran IPS kelas 3 di SD Karangsari dari hasil observasi kami
dan wawancara bersama guru kelas 3 yaitu Pak Eko, beliau mengatakan bahwa model
pembelajaran di kelas rendah tergantung situasi dan keadaan di kelas tersebut, harus
pintar-pintar kita dalam menguasai anak di kelas. karena belum tentu model
pembelajaran yang kita buat, yang kita rancang untuk pembelajaran bisa
terrealisasikan. Di dalam kelas itu tidak hanya terdapat anak yang pintar saja tapi anak
yang kurang juga harus diperhatikan, oleh karena itu perlu model yang digunakan
agar anak-anak di kelas bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu
jika kita memberikan anak 5 soal kepada anak yang pintar soal itu akan terselesaikan
dengan sangat cepat, beda halnya dengan anak yang kurang, dalam mengerjakan 10
soal butuh waktu yang lama, kadang hanya saja pura-pura mengerjakan ketika kita
hampiri yang tidak bisa menulis atau mengerjakan itu. Maka caranya agar anak yang
sudah selesai mengerjakan soal tidak mengganggu anak-anak yang lainnya, kita bisa
beri soal lagi dan untuk anak yang belum paham kita harus membimbingnya dengan
baik. Metode yang digunakan dalam pembelajaran IPS di kelas rendah menggunakan
metode ceramah, Tanya jawab, dan demonstrasi.
D. Evaluasi Yang Digunakan
Evaluasi yang digunakan adalah test lisan dan tulisan. Dalam test lisan itu
biasanya digunakannya langsung setelah pelajaran selesai diulas kembali, hal
ini dilakukan agar guru mengetahui apakah anak itu menyimak atau tidak saat guru
menyampaikan. Biasanya anak akan sangat mudah menjawab jika ditanya secara
langsung dan bersama-sama tidak memikirkan materi terlebih dahulu dengan Tanya
jawab siswa bisa menjawab dengan benar, beda ketika testnya adalah tulisan
terkadang jawabannya banyak yang salah karena memahami pertanyaan yang
ditulisnya terlebih dahulu serta memikirkan dan mengingat-ingat materinya. Dalam
memberikan test tulisan biasanya guru hanya memberikan 5 soal dari materi yang
sudah diajarkan.

11
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Disiplin secara etimologi berasal dari bahasa latin “ disibel” yang berarti
pengikut. Seiring dengan perkembangan bahasa, kata tersebut mengalami perubahan
menjadi ‘disipline” yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Berbeda
dengan pendapat yang menyatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa latin
“Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta
pengembangan tabiat. Jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang
layak terhadap pekerjaan. Sekarang ini kata displin telah berkembang mengikuti
kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga banyak para ahli baik ahli bahasa maupun
sosial dan etika dan estetika memberikan definisi yang berbeda-beda.
1. Faktor- faktor penyebab rendahnya kedisiplinan siswa diantaranya berasal dari:
a) Faktor dari siswa yaitu kurangnya kesadaran dirisiswa dalam mematuhi
peratuan yang berlaku seperti sikap siswa yang tidak disiplin saat berada di
kelas, siswa yang terlambat datang masuk ke kelas.
2. Hambatan yang dialami dalam mendisiplinkan siswa yang berasal siswa karena
siswa tidak paham dengan peraturan sekolah yang berlaku,siswa sering
melanggar peraturan, siswa susah diberitahu, dan siswa yang pura-pura tidak
tahu. Sedangkan hambatan yang berasal dari guru karena guru takut membuat
siswa menangis jika terlalu disiplin, kondisi guru yang tidak fit, dan guru
kesulitan dalam menghubungi orang tua siswa.
B. SARAN
Seharusnya kita sebagai guru kelas perlu meningkatkan kedisiplinan bagi diri
sendiri karena guru sebagai model dan panutan bagi siswa. Oleh karena itu, dalam
bertingkah laku hendaknya dijaga agar menjadi panutan yang baik bagi siswa. Selain
itu guru perlu meningkatkan pengetahuan tentang kedisiplinan dan aktif melakukan
koordinasi dengan kepala sekolah dalam membimbing kedisiplinan siswa. Siswa
diharapkan untuk meningkatkan kedisiplinan mereka serta mempunyai rasa sadar diri
akan pentingnya disiplin di sekolah.

12
DOKUMENTASI

13

Anda mungkin juga menyukai