Pembimbing,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan lancar. Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “Kedisiplinan Siswa Kelas XII IPS 1 dalam Mengikuti
Pembelajaran Tatap Muka” untuk memenuhi syarat kelulusan.
Dukungan dan doa dari keluarga serta teman dan berbagai pihak sangat berarti
bagi penulis. Tanpa mereka, penulis tidak akan bisa memperoleh pencapaian ini. Oleh
sebab itu, izinkan penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, di
antaranya:
1. Bapak Drs. H. Syafi’i selaku Kepala Sekolah yang telah memberi kesempatan kepada
penulis untuk menimba ilmu di SMA Yasiha Gubug.
2. Bapak Khusnu Amali, S.Pd., yang telah membimbing penulis dengan penuh
ketekunan dan kecermatan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini.
3. Bapak dan Ibu Guru SMA Yasiha Gubug yang telah memberi bekal ilmu kepada
penulis selama belajar menempuh studi.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Penulis
menyambut baik segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP...........................................................................................9
A. Simpulan...........................................................................................9
B. Saran.................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas
dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolah tersebut. Dalam
konteks ini, setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan
tata tertib yang berlaku di sekolah. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai
aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolah itu biasa disebut disiplin siswa.
Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya
mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha
sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat
mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib
yang berlaku. Yang dimaksud dengan aturan sekolah tersebut, seperti aturan tentang
standar berpakaian, ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar/kerja.
Pengertian disiplin sekolah kadang kala diterapkan pula untuk memberikan hukuman
(sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala
menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinan sehingga terjebak dalam
bentuk kesalahan perlakuan fisik dan kesalahan perlakuan psikologis.
Dari uraian tersebut, penulis hendak meneliti kedisplinan siswa kelas XII IPS 1
dalam Pembelajaran Tatap Muka. Hal tersebut dikarenakan setelah beberapa waktu
lalu adanya pandemi, kedisiplinan siswa menjadi berkurang karena tergerus dengan
belajar dari rumah. Dampaknya cukup terasa ketika pembelajaran tatap muka sudah
mulai digelar.
B. Rumusan Masalah
Adanya tindakan kurang disiplin yang dilakukan siswa kelas XII IPS 1 SMA Yasiha
Gubug, diantaranya:
1. Apa penyebab utama perilaku tidak disiplin siswa?
2. Perilaku siswa apa saja yang dinilai tidak atau kurang disiplin?
3. Faktor penyebab terhambatnya penerapan disiplin di sekolah?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penyusunan karya ilmiah ini adalah mengetahui seberapa besar
penerapan disiplin yang dilaksanakan oleh siswa kelas XII IPS 1 di SMA Yasiha
Gubug.
BAB 2
KERANGKA TEORITIS
A. Landsan Teori
1. Pengertian Disiplin
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini
timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Kata disiplin
mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin
diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan,
dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan
diri agar dapat berperilaku tertib. Menurut beberapa guru, kelas XII IPS 1
tergolong kelas yang memiliki disiplin rendah. Meski begitu, tidak bisa
dipungkiri bahwa dalam satu kelas pasti terbagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok yang memiliki disiplin tinggi dan rendah. Sebutan untuk siswa yang
memiliki disiplin tinggi disebut X. Mereka adalah yang taat terhadap aturan,
berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya.
Sebaliknya, sebutan siswa yang kurang disiplin disebut Y. Biasanya ditujukan
kepada orang yang kurang atau tidak dapat mentaati peraturan dan ketentuan
berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat, pemerintah atau peraturan yang
ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu. Perilaku kedisiplinan siswa terbentuk dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor,
antara lain faktor keluarga, sekolah, dan lingkungan,. Tidak dapat dipungkiri
bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan
mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para
guru yang mendidik dan mengajar. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para
guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap
masuk begitu dalam ke dalam hati sanubari dan dampaknya kadang-kadang
melebihi pengaruh dari orangtuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang
ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya
pendisiplinan siswa di sekolah. Brown memberikan pendapat mengenai beberapa
penyebab perilaku siswa yang tidak disiplin, di antaranya perilaku tidak disiplin
bisa disebabkan oleh kurikulum, peraturan yang dibuat oleh sekolah.
Upaya yang bisa dilakukan siswa agar dispilin adalah mengikuti peraturan
yang ada bukan karena terpaksa melainkan atas kesadaran bahwa hal itu baik dan
bermanfaat. Untuk mendukung hal tersebut, dibentuklah sanksi dan hukuman bagi
siswa yang tidak disiplin. Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada siswa
yang melanggar tata tertib atau kedisiplinan yang telah diatur oleh sekolah, yang
secara eksplisit berbentuk larangan-larangan. Hal ini menurut Depdiknas
(2001:10) sanksi yang diterapkan agar bersifat mendidik, tidak bersifat hukuman
fisik, dan tidak menimbulkan trauma psikologis. Sanksi dapat diberikan secara
bertahap dari yang paling ringan sampai yang seberat-beratnya. Sanksi tersebut
dapat berupa:
1. Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan
terhadapketentuan sekolah yang ringan.
2. Hukuman pemberian tugas yang sifatnya mendidik, misalnya
membuatrangkuman buku tertentu, menterjemahkan tulisan berbahasa
Inggris dan lain-lain.
3. Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa tentang pelanggaran
yang dilakukan putera-puterinya.
4. Memanggil yang bersangkutan bersama orang tuanya agar yang
bersangkutan tidak mengulangi lagi pelanggaran yang diperbuatnya
5. Melakukan skorsing kepada siswa apabila yang
bersangkutan melakukan pelanggaran peraturan sekolah berkali-kali dan
cukup berat.
6. Mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah, misalnya yang
bersangkutan tersangkut perkara pidana dan perdata yang dibuktikan oleh
pengadilan.
A. Jenis Metode
1. Pengertian Metode Penelitian
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut pengumpulan data
dananalisis yang diperlukan,dengan menjawab persoalan yang dihadapi ini
berartimetode penelitian merupakan suatu masalah yang berdasarkan faktor
empiris danobjektif untuk diuji secara ilmiah oleh siapapun. Metode yang
digunakan dalam suatu penelitian ditentukan oleh sifat persoalan dan jenis data
yang diperlukan. Oleh karena itu,dalam memilih metode penelitian hendaknya
harus dapat dan sesuai dengan kebutuhan karena berhasiltidaknya penelitian
tergantung pada sesuai tidaknya memilih dan menerapkanmetode penelitiannya.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dapat diartikan
sebagai prosedur penulisan yag menghasilkan data data deskriptif kata-kata
tertulis atau lisan dari perilaku orang-orang yang diamati.Sedangkan penulisan
karya ilmiah ini bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran suatu keadaan
tertentu secara rinci disertai dengan bukti.
C. Teknik Analisis
Teknik analisis data yang di pakai adalah jumlah persentase jawaban siswa
dari setiap pertanyaan yang ada pada angket yang dibagikan, dari data tersebut di
ambil kesimpulan keadaan disiplin siswa.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
b. Sedikit/ kadang-kadang 30 %
c. Belum 10%
Hasil jawaban terbanyak adalah faktor jarak yang jauh antara rumah dan sekolah,
kemudian faktor lainnya adalah ketidaksediaan angkutan umum.
5. Pernahkah siswa bolos sekolah.
kurang disiplin.
Hasil : 70% menjawab sering, 20% menjawab pernah, sisanya belum pernah.
8. Peringatan yang diberikan guru terhadap siswa yang dinilai kurang disiplin
Hasil : 30% ditegur saja, 35% dimarahi, 20% dilaporkan kepada orang tua, 10% di-
skorsing, 0% dikembalikan kepada orangtua
9. Pernahkah pihak sekolah mengingatkan tentang pentingnya pelaksanaan disiplin.
Hasil : semua siswa menjawab pernah. Berarti pihak sekolah selalu mengingatkan
siswa tentang pentingnya kedisiplinan.
9. Bagaimana cara sekolah mengingatkan siswa pada kedisiplinanHasil : adanya hasil
yang hampir seragam, yaitu m sekolah mengingatkan siswadengan pemberian
amanat Pembina upacara pada saat upacara dan pelaksanaan penyuluhan
langsung, serta penerapan peraturan yang langsung ditindaklanjuti oleh
kesiswaan.
Dari hasil penelitian, kita dapat mengetahui bahwa tingkat kedisiplinan setiap
siswa kelas XII IPS 1 ternyata berbeda-beda. Perlu usaha yang lebih serius dari pihak
sekolah serta kesadaran dalam diri siswa dalam upaya meningkatkan kedisiplinan.
Kedisiplinan sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan agar efektif dan
efisien. Beberapa siswa terbukti mempunyai tingkat kedisiplinan yang baik
merupakan bukti bahwa siswa telah sadar akan pentingnya kedisiplinan, sedangkan
bagi siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah merupakan indikasi bahwa
tingkat kesadaran mereka rendah. Perlu upaya dari pihak sekolah dan siswa yang
bersnagkutan untuk berbenah.
BAB V
A. Kesimpulan
Penegakan disiplin di sekolah tidak hanya berkaitan dengan masalah
seputar kehadiran atau tidak, terlambat atau tidak. Hal itu lebih mengacu pada
pembentukan sebuah lingkungan yang di dalamnya ada aturan bersama yang
dihormati dan siapapun yang melanggar harus berani mempertanggungjawabkan
perbuatannya. Setiap pelanggaran atas kepentingan umum di dalam sekolah mesti
diganjar dengan hukuman yang mendidik sehingga siswa mampu memahami bahwa
nilaidisiplin itu bukanlah bernilai demi disiplinnya itu sendiri, melainkan demi tujuan
lainyang lebih luas, yaitu demi stabilitas dan kedamaian hidup bersama.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
beberapa saran dari peneliti adalah sebagai berikut:
1. Guru diminta untuk bisa menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat
berperilaku disiplin
2. Guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan
dan mendorong kepatuhan siswa
3. Guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah yang
dilakukan siswa sehingga membantu siswa sesegera mungkin mengatasinya
4. Siswa harus peka terhadap peraturan kedisiplinan yang berlaku
5. Siswa harus memiliki kesadaran bahwa kedisplinan berkaitan erat dengan karakter
dan bisa mementukan masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Reisman, Payne. 2003. Disiplin dan Efektiv. Jakarta: PT Terang Literasi.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
https://id.wikipedia.org/wiki/Disiplinhttp://tarmizi.wordpress.com/2008/12/12/kedisiplinan-
siswa-di-sekolah/