Anda di halaman 1dari 4

BAB II

Tata Berpakaian yang Baik dan Benar bagi Siswa SMA N 39 Jakarta

2.1 Definisi kedisiplinan

Disiplin merupakan pengingat taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya
merupakan tanggung jawabnya. Kalau disiplin taat berpakaian di sekolah adalah perasaan
taat dan patuh terhadap tanggung jawabnya sebagai pelajar untuk menaati peraturan sekolah
terutama tata cara berpakaian yang baik dan benar. Tata berpakaian yang baik terdiri dari
seragam yang rapih , sopan , dan bersih . Seperti pada hari senin memakai baju putih-putih
pada hari senin dan berdasi , berpakaian batik bawahnya putih pada hari kamis , bagi seluruh
siswa pada hari jum’at berpakaian seragam hari jum’at khas sekolahnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin mengacu pada pola tingkah laku
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah menjadi
norma, etik, dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat.
2) Adanya prilaku yang dikendalikan.
3) Adanya ketaatan (obedience)
Dari ciri-ciri pola tingkah laku pribadi disiplin, jelaslah bahwa disiplin membutuhkan
pengorbanan, baik itu perasaan, waktu, kenikmatan dan lain-lain. Disiplin bukanlah tujuan,
melainkan sarana yang ikut memainkan peranan dalam pencapaian tujuan. Manusia sukses
adalah manusia yang mampu mengatur, mengendalikan diri yang menyangkut pengaturan
cara hidup dan mengatur cara kerja. Maka erat hubungannya antara manusia sukses dengan
pribadi disiplin. Mengingat eratnya hubungan disiplin dengan produktivitas kerja maka
disiplin mempunyai peran sentral dalam membentuk pola kerja dan etos kerja produktif.
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul
kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami
perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai
kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua
disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.

2.2 Tujuan penelitian

Di dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi dampak bagi para siswa maupun
siswi untuk taat terhadap peraturan sekolah, yaitu salah satunya disiplin dalam berpakaian
yang baik dan benar. Hasil penellitian ini juga dapat digunakan sebagai pedoman bagi para
siswa/i, dan juga guru yang ada disekolah SMAN 39 JAKARTA.
Tata cara berpakaian yang baik dan benar para siswa SMAN 39 JAKARTA untuk
mendisiplinkan siswa/i dalam berpakaian. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahuai
bagaimana cara mendisplinkan para siswa/i dalam berpakaian, memahami bagaimana cara
berpakaian yang baik dan benar sesuai dengan tata tertib dan juga untuk mengetahui
bagaimana cara meningkatkan kedisiplinan para siswa SMAN 39 JAKARTA. Dalam
penelitian cara berpakaian yang baik dan benar di SMAN 39 JAKARTA yang sesuai dengan
tata tertib yang ada, penelitian ini memuliki beberapa rumusan yaitu cara mendisiplinkan
siswa/i dalam berpakaian yang baik dan benar, menurut kami cara mendisplinkan siswa/i
SMAN 39 JAKARTA dengan memberikan arahan yang dapat menjadikan siswa/i untuk
berpakaian yang baik dan benar, diadakannya razia setiap bulannya, saat datang pagi di depan
sekolah ada beberapa guru yang memerhatikan pakaian siswa/i, jika ada yang berpakaian
tidak sesuai maka siswa/i tersebut dipisahkan dan dicatat namanya untuk menandakan bahwa
anak tersebut melakukan pelanggaran, jika ada siswa/i yang tidak memakai kaos kaki 10 cm
diatas mata kaki maka kaos kaki siswa/i tersebut diambil dan diperintahkan untuk membeli
kaos kaki yang panjang. Lalu rumusan yang kedua, apa siswa/i SMAN 39 JAKARTA sudah
menaati tata tertib yang ada, menurut kami siswa/i masih banyak yang belum menaati tata
tertib yang ada karena masih kurangnya rasa kesadaran terhadap tata berpakaian yang baik
dan benar di SMAN 39 JAKARTA, dan mungkin masih banyak yang berasumsi bahwa
dengan berpakaian yang sesuai dengan tata tertib yang ada itu kuno atau tidak bagus karena
dengan menggunakan kaos kaki yang panjang membuat seseorang tersebut terlihat kuno,
tidak terlihat keren. Dan rumusan yang ketiga cara meningkatkan kedisiplinan siswa/i
SMAN 39 JAKARTA, menurut kami dengan melakukan pendekatan siswa, dengan
melakukan pendekatan secara personal, kita akan mengetahui segala keinginan dan masalah
yang dialami oleh siswa, sehingga penyelesaian yang diberikan akan lebih tepat, cara yang
kedua memberi janji imbalan dan hukuman, siswa/i diberikan pemahaman bahwa bukan
harus berbuat disiplin untuk meraih imbalan dan tidak semua pelanggaran akan diberikan
hukuman yang terpenting adalah bagaimana siswa memahami akan tugas dan tanggung
jawab mereka. Dan yang ketiga memberikan cinta kasih terhadap siswa/i dengan cinta kasih
yang diberikan guru terhadap siswa/i, maka siswa/i akan lebih peduli dan menurut apa yang
guru sampaikan dan tidak menutup kemungkinan siswa/i SMAN 39 JAKARTA akan
menurut untuk senantiasa bersikap didisiplin dalam berpakaian di SMAN 39 JAKARTA
maupun di dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam tata tertib SMAN 39 JAKARTA ada beberapa yang harus di perhatikan dalam
berpakaian yang baik dan benar siswa/i antara lain:
1. Untuk siswi perempuan tidak diperbolehkan memakai rok yang di atas mata kaki dan
memaik baju yang terlalu ngetat atau pas body.
2. Untuk siswi yang berhijab tidak diperbolehkan memakai kerudung bergo dan harus
memakai kerudung segi empat.
3. Untuk siwa laki-laki tidak diperbolehkan memakai celana yang dikecilkan atau celana
pensil.
4. Untuk tata rambut siwa laki-laki tidak diperbolehkan gondrong atau panjang melebihi
telinga dan alis karena hal ini dapat menggangu jam pelajaran jika siswa tersebut
sedang menulis maka rambut siswa akan turun dan membuat risih.
5. Untuk siswa/i SMAN 39 JAKARTA diwajibkan memakai kaos kaki 10 cm dari atas
mata kaki.
6. Dihari senin siswa/ i SMAN 39 JAKARTA wajib memakai dasi dari pagi hari saat
datang ke sekolah sampai pulang sekolah.
7. Sepatu yang digunakan siswa/i harus berwarna hitam putih tidak diperbolehkan
berwarna lain.
8. Tali pinggang yang digunakan harus tali pinggang yang ada logo SMAN 39
JAKARTA.
9. Di baju seragam siswa/i SMAN 39 JAKARTA harus menggunakan label nama,
lokasi, bendera, logo SMA di bagian kantong.
10. Dan saat upacara siswa/i diwajibkan memakai pakaian yang baik dan benar sesuai
dengan tata tertib, memakaian topi yang disampinya bertulisan SMAN 39.
2.3 Faktor penyebab
Dibeberapa peraturan yang sudah disebutkan diatas pastinya ada faktor penyebab siswa/i
tidak disiplin di sekolah SMAN 39 JAKARTA, antara lain:
1. Faktor keluarga
Penyebab siswa tidak disiplin di sekolah bisa berasal dari faktor keluarga yang
tidak harmonis sehingga anak terbiasa tidak hidup disiplin dan suka melakukan
pelanggaran karena kurangnya pengarahan dari pihak keluarga, terutama orang tua.
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis biasanya akan
berpengaruh kepada nilai-nilai akademisnya yang turun dan sering melanggar tata
tertib serta menjadi tidak disiplin. Hal ini termasuk pada dampak broken home
terhadap anak.
2. Faktor pergaulan.
Faktor yang paling sering membuat siswa melanggar disiplin sekolah adalah faktor
pergaulannya sehari-hari. Pergaulan memberi pengaruh yang besar dalam membentuk
tingkah laku anak sekolah. Baik pergaulan dalam lingkungan sekolah atau pun di luar
sekolah. Mereka yang biasa bergaul dengan anak yang bandel dan suka melanggar
peraturan akan terbiasa dengan hal tersebut dan akan membawanya ke sekolah.
3. Faktor lingkungan sekolah, sarana dan prasarananya.
Lingkungan sekolah yang kurang nyaman dan peraturan yang membuat siswa terlalu
terikat bisa membuat beberapa siswa menjadi tidak disiplin atau peraturan yang ada
disekolah sering tidak dijalankan sehingga membuat para siswa merasa peraturan
tersebut bisa dilanggar karena tidak ada sanksi yang diberikan bagi siswa yang
melakukan pelanggaran disiplin di sekolah. Seperti :
 Larangan bagi siswa/i untuk membawa handphone ke sekolah, namun banyak
siswa yang membawa handphone ke sekolah karena tidak ada ‘rasia’ rutin dari
pihak sekolah untuk menjalankan aturan tersebut sehingga siswa merasa bebas
untuk melanggar aturan tersebut.
 Para siswa/i SMAN 39 JAKARTA diharuskan berpakaian rapih ke sekolah
seperti baju yang dimasukkan ke dalam, namun masih saja banyak siswa yang
melanggar kedisiplinan ini lantaran terkadang para guru juga lengah dengan
hal ini sehingga para siswa tersebut tidak mendapat teguran dan hanya
berpakaian rapi ketika harus berhadapan dengan guru saja.

2.4 Dampak Positif

 Dampak Positif Berpakaian Baik Dan Benar


Berpakaian sesuai tata tertib tentunya sudah menjadi hal yang seharusnya kita taati
setiap harinya dalam keseharian bersekolah. Tetapi, pada kenyataannya masih banyak siswa/i
yang belum menaati peraturan akan berpakaian yang baik dan benar. Padahal dalam
berpakaian yang baik dan benar tentunya kita akan mendapatkan pengaruh positif.
Dampak positif berpakaian yang baik dan benar, sebagai berikut:
a. meningkatkan kedisiplinan siswa/i
b. sebagai identitas dari pengguna seragam sekolah tersebut
c. tidak mendapatkan poin pelanggaran
2.5 Cara mengatasi siswa/i yang melanggar tata tertib

1. Menumbuhkan kesadaran pada diri siswa.

Sebelum menjatuhkan hukuman kepada siswa yang melanggar tata tertib sebaiknya siswa
yang telah melanggar tersebut diberikan kesadaran dan pengarahan yang bisa membuatnya
sadar akan pentingnya mematuhi tata tertib sekolah yang telah dibuat. Menumbuhkan
kesadaran diri para siswa lebih efektif dari pada memberikan hukuman yang belum tentu
membuat mereka jera yang kemungkinan besar mereka akan kembali melanggar dibelakang
para guru. Jadi sebaiknya langkah awal yang harus ditempuh untuk pelanggar tata tertib
adalah membuat mereka sadar bahwa mereka harus mematuhi tata tertib yang berlaku sesuai
dilingkungan mereka berada. Kesadaran diri para siswa sekaligus bisa sebagai solusi
pergaulan bebas dikalangan siswa.

2. Memberikan bimbingan dan layanan konseling

Di setiap sekolah biasanya ada yang namanya guru BK yang memberikan bimbingan dan
konseling untuk semua murid yang nakal, bermasalah dan sering melanggar peraturan. Siswa
yang melanggar tata tertib harus diserahkan kepada guru BK untuk mendapatkan pengarahan
agar bisa menjadi siswa yang baik dan taat peraturan. Cara mengatasi anak nakal di sekolah
adalah dengan menghadirkan bimbingan dan layanan konseling. Guru BK biasanya akan
melakukan pendekatan kepada siswa untuk menggali apa yang menjadi penyebab anak nakal.
Dengan pendekatan yang tepat siswa akan lebih leluasa dalam berbicara dan mengungkapkan
apa yang mereka rasakan.

3. Sanksi untuk siswa yang melanggar tata tertib.

Siswa yang terus saja melanggar tata tertib dan sudah tidak bisa diingatkan dan ditegur
harus diberikan sanksi yang sesuai agar mereka bisa patuh dan taat peraturan. Sanksi
diberikan agar siswa sadar dengan kesalahannya dan agar mereka takut untuk melanggar tata
tertib di sekolah. Sanksi bisa berupa pengurangan nilai, denda, dan berbagai sanksi lainnya
yang menurut pihak sekolah baik untuk menyadarkan kedisiplinan pada siswa.

4. Selalu melakukan pengawasan pada siswa.

Agar siswa bisa menaati tata tertib sekolah para guru harus terus mengawasi para siswa setiap
hari. Jika ada siswa yang melanggar tata tertib bisa di tegur saat itu juga. Hal ini bisa
membuat siswa lebih menaati tata tertib karena rasa takut dimarahi oleh guru yang mungkin
saja tiba-tiba bertemu sebelum mau pun sesudah jam pelajaran. Pengawasan seperti ini bisa
akan membuat para siswa semakin sulit untuk melanggar tata tertib sekolah.

5. Apresiasi dan penghargaan untuk siswa yang selalu mematuhi tata tertib sekolah.

Siswa yang namanya tidak ada dalam daftar siswa yang melanggar tata tertib boleh di berikan
apresiasi untuk menghargai mereka yang mau dan sadar untuk mengikuti tata tertib sekolah.
Penghargaan bisa diberikan berupa hadiah, tambahan nilai atau penghargaan dalam bentuk
lainnya. Selain membuat para siswa merasa senang, tindakan ini juga bisa memotivasi siswa
lainnya agar mereka juga bisa menjadi tertib.

Anda mungkin juga menyukai