Disusun Oleh:
Army Dwi Putri Wulandari 1601015044
Gina Syarifah Awaliyah 1601015108
Indri Puji Lestari 1601015048
Nur Rizqillah Al-Maulidah 1601015116
Kelas 2D
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya
kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan pokok
bahasan Bimbingan dan Konseling Belajar di SD. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan di SD.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para mahasiswa, untuk
belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang mengembangkan strategi dan metode
pembelajaran. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar
cara berkelompok kepada mahasiswa, agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah
dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Penyusun
Kelompok 7
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
SIMPULAN...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja problematika belajar peserta didik di SD?
2. Apa saja kriteria peserta didik yang mengalami masalah dalam
pembelajaran?
3. Apa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar?
4. Apa saja tujuan layanan bimbingan dan konseling belajar di SD?
5. Bagaimana orientasi layanan bimbingan dan konseling belajar di SD?
6. Bagaimana aplikasi layanan bimbingan dan konseling belajar di SD?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui problematika yang terjadi pada peserta didik di SD dalam
pembelajaran.
2. Mengetahui kriteria peserta didik yang mengalami masalah dalam
pembelajaran.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
4. Mengetahui tujuan layanan bimbingan dan konseling belajar di SD
5. Mengetahui orientasi layanan bimbingan dan konseling belajar di SD
6. Mengetahui dan memahami aplikasi layanan bimbingan dan konseling
belajar di SD.
BAB II
BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR DI SD
A. Definisi Masalah Belajar
Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang
melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan ada pula yang
mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan. Prayitno (1985)
mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,
menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri atau orang lain, dan perlu dihilangkan.
Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jadi masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid
akan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.Kondisi tertentu itu dapat
berkenaan dengan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga
berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-
masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murud-murid yang lambat saja dalam
belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
Menurut Tohirin (2007: 111) siswa di sekolah dan madrasah sebagai manusia
(individu) dapat dipastikan memiliki masalah, akan tetapi kompleksitas masalah-
masalah yang dihadapi oleh individu yang satu dengan yang lainnya tentulah
berbeda-beda. Masalah-masalah yang dialami siswa jika dilihat dari sudut pandang
disiplin ilmu tentulah sangat beragam, berikut beberapa masalah dari sudut psikologi,
sosiologi, dan ilmu ekonomi.
1. Perkembangan Individu
a. Perbedaan biologis
Di dunia ini tidak ada seorang pun yang memiliki jasmani yang persis sama,
meskipun dalam satu keturunan. Aspek biologis tidak bisa dianggap sebagai aspek
yang tidak penting. Perbedaan biologis akan mempengaruhi peserta didik dalam
berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan teman-temannya. Perbedaan warna kulit
misalnya, seorang peserta didik yang berkulit hitam akan menjadi perbandingan bagi
teman-teman yang lainnya. Bahkan akan menjadi bahan ejekan bagi sebagian peserta
didik.
b. Perbedaan intelektual
Inteligensi merupakan salah satu aspek yang selalu aktual untuk dibicarakan
dalam dunia pendidikan. Keaktualan itu dikarenakan inteligensi adalah unsur yang
ikut mempengaruhi keberhasilan belajar anak didik. Inteligensi adalah kemampuan
untuk memahami dan beradaptasi dengan situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
kemampuan untuk menggunakan konsep yang abstrak secara efektif, dan kemampuan
untuk memahami hubungan dan mempelajarinya dengan cepat.
c. Perbedaan psikologis
5. Masalah Belajar.
Kegitatan belajar dapat menimbulkan berbagai masalah baik bagi pelajar itu
sendiri maupun bagi pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik
agar berhasil, memilih metode dan alat-alat sesuai dengan jenis dan situasi belajar,
membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan
siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa
sendiri, masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu
belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar
berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok, dan
sebagainya.
1. Grade Level yaitu apabila anak tidak sampai naik kelas dua kali.
2. Age Level yaitu apabila anak yang umurnya tidak sesuai dengan kelas yang
seharusnya. Misalnya anak umur 10 tahun baru kelas 2 SD karena mengalami
kesulitan belajar.
3. Intelegency Level yaitu terjadi pada anak yang mengalami under achiever.
4. Genreral Level yaitu apabila anak yang secara umum dapat mencapai prestasi
sesuai dengan harapan tetapi ada beberapa mata pelajaran yang tidak dapat
dicapai sesuai dengan kriteria atau sangat rendah.
1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Mungkin
murid yang selalu berusaha dengan giat tapi nilai yang dicapai selalu rendah.
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, ia selalu tertinggal dari
kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas dengan waktu yang tersedia.
4. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh,
menentang, berpura-pura, dll.
5. Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang
terlambat, tidak mengerjakan tugas rumah, mengganggu teman baik di dalam
maupun di luar kelas, dsb.
6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah
tersinggung, kurang gembiara dalam menghadapai situasi tertentu, misalnya
dalam menghadapi nilai rendah tidak merasa sedih atau menyesal.
Dengan adanya ciri-ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar tersebut dapat
dipahami adanya beberapa manifestasi dari gejala kesulitan belajar yang dialami
peserta didik. Dari gejala-gejala yang termanifestasi dalam tingkah laku peserta didik,
berarti pendidik atau guru di harapkan dapat memahami dan mengidentifikasikan
mana siswa yang mengalami kesulitan belajar dan mana yang tidak. Apabila pendidik
dapat memahami secara mendalam tentang ciri-ciri siswa yang mengalami kesulitan
belajar, dimungkinkan tidak akan salah langkah dalam memberikan pelayanan dan
bimbingan belajar siswa. Hal ini sangat penting karena tanpa adanya pemahaman dari
guru atau pendidik secara maksimal maka peserta didik dalam belajar tidak akan
berhasil dengan baik.
a. Keadaan Fisik
Ada tiga kelompok penyebab timbulnya masalah yang berkaitan dengan
keadaan fisik
1) Keadaan indera persepsinya
Keberadaan indera merupakan penyebab langsung permasalahan pada
siswa, misalnya siswa yang mengalami gangguan pada indera
penglihatan, akan muncul berbagai masalah yang berkaitan dengan
persepsi mata, maka proses dalam pembelajaran akan terganggu.
2) Perkembangan fisik
Perkembangan fisik merupakan sumber permasalahan bagi siswa,
misalnya anak yang terlalu kecil karena perkembangan fisiknya
terganggu, akan mengalami gangguan penyesuaian, demikian pula
halnya mereka yang terlalu besar. Kejadian ini sering menjadi sumber
masalah, karena lingkungan anak sekitarnya mengejek kehadirannya.
3) Kesehatan siswa
Karena sakit, seseorang yang sakit mengalami kelemahan fisik (saraf
sensoris dan motorisnya lemah), akibatnya rangsangan yang diterima
tidak dapat diteruskan ke otak, sehingga anak mudah capek,
mengantuk, pusing, daya konsentrasi hilang, dan kurang semangat.
b. Keadaan Psikologis
Banyak sumber permasalahan yang disebabkan oleh keadaan psikologis anak,
diantaranya sebagai berikut:
1) Kurangnya kemmpuan dasar (intelegensi)
2) Kurangnya pengamalan berfantasi
3) Kurangnya perhatian, konsentrasi terhadap kegiatan yang terjadi di
sekolah maupun dilingkungan anak
4) Bakat yang tidak sesuai dengan lingkungan anak
5) Tidak adanya minat dalam diri anak
6) Sikap yang tidak sesuai dengan hati nuraninya
7) Tidak adanya kemauan dalam diri anak.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan keluarga
1) Cara mendidik anak, orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan
anaknya akan menjadi penyebab kesulitan belajar. Orang tua yang kejam
terhadap anaknya akan menimbulkan anak tidak tentram dan tidak senang
di rumah sehingga akan pergi dari rumah untuk mencari teman sebaya dan
lupa belajar. Orang tua yang lemah dan suka memanjakan anak
mengakibatkan anak tidak mempunyai kemauan dan kemampuan.
2) Hubungan orang tua dan anak, kasih sayang dari orang tua, perhatian atau
penghargaan pada anak-anak menimbulkan mental yang sehat bagi anak.
3) Contoh atau bimbingan dari orang tua, segala yang diperbuat orang tua
b. Lingkungan sekolah
1) Kondisi kurikulum
Keadaan kurikulum yang sering berubah akan timbulnya masalah serius
bagi siswa. Seyogyanya perubahan kurikulum diterapkan dengan cukup
hati-hati dengan memperhatikan aspek kesiapan siswasebagai subyek
belajar. Selain itu, isi kurikulum sendiri hendaknya benar-benar sesuai
dengan perkembangannya.
2) Hubungan guru dengan siswa
Guru hendaknya memahami karakter dari masing-masing siswa, dan tidak
membeda-bedakan siswa manapun.
3) Hubungan antar siswa
Keadaan latar belakang siswa yang berbeda sering menjadi penyebab
timbulnya hubungan kurang harmonis, untuk itu guru hendaknya lebih
giat dalam membantu siswa untuk saling menyesuaikan diri.
Berbeda dari keadaannya di Kelas I dan Kelas II, materi orientasi dan
informasi di Kelas III dan Kelas IV lebih meluas dan mendalam. Informasi tentang
keadaan sekolah bersifat pendalaman mengikuti pengalaman siswa di kelas-kelas
sebelumnya. Seiring dengan hal tersebut, peranan orang tua tidak lagi sepenting
ketika para siswa baru saja memasuki SD. Di Kelas III dan IV informasi dapat
langsung diberikan oleh Guru Kelas kepada siswa dan siswa itu langsung menerima
dan memahami berbagai informasi itu sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
Lebih jauh, karena pemahaman siswa sudah bertambah luas dan kemampuan
berbicarapun telah meningkat. maka untuk sesama siswa sudah dapat dimulai
kegiatan saling memberikan informasi. Misalnya informasi tentang kebersihan
lingkungan sekolah, tentang temannya yang sakit, tentang keadaan keluarga, tentang
keadaan lingkungan rumahnya. dsb. Informasi Langsung diberikan oleh siswa untuk
siswa itu dan kemudian dikoreksi (kalau ada yang keliru), diperjelas, di perluas, dan
dipercaya Guru Kelas.
2. SARAN
Problematika dalam pembelajaran pasti ada, baik itu dari pendidik maupun
dari peserta didik, dengan pembuatan makalah ini kita dapat mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar, tujuan, orientasi, serta aplikasi. Semoga pendidik dapat
mengaplikasikan ke dalam kehidupannya sehari-hari sesuai dengan tanggungjawab
dan pedomannya, dan peserta didik dapat mengasah potensi sesuai dengan minat dan
bakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adhiputra, dan Anak Agung Ngurah. 2013. Bimbingan dan konseling Aplikasi di
Sekolah Dasar dan Taman Kanak-Kanak. Yogyakarta: Graham Ilmu.
Samino, dan Saring marsudi. 2012. Layanan Bimbingan Belajar (pedoman bagi
pendidik dan calon pendidik). Solo: Fairuz Media.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
http://pendidiksd.blogspot.co.id/2015/12/masalah-belajar-pada-peserta-didik.html. 26
Maret 2017 pukul 13:00 WIB.
http://www.rumahbangsa.net/2014/07/masalah-yang-dihadapi-siswa-sekolah.html. 26
Maret 2017 pukul 13:45 WIB.