Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


POLA PENGASUHAN DALAM KELUARGA
Dosen Pengampu : Annisa Luthfia, M.Pd

Oleh :
Efi Nurhayati 41032107161110
Wina Yuliana 41032107161027
Ai Susilawati 41032107161025

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
hidayah Nya penulis bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tugas ini dikerjakan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kehumasan dan Protokoler.
Didalam Tugas ini terdapat banyak kekuranagan, untuk itu penulis ingin mengucapkan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran akan penulis terima sebagai suatu
masukan yang baik untuk kami di kedepannya. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, mudah-
mudahan semua bantuannya di berikan balasan yang terbaik oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk itu, sekali lagi penulis ucapkan maaf yang sebesar-besarnya, mudah-mudahan tugas
ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Bandung, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 4
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 6
A. Pengertian Pola Asuh Orang Tua ...................................................................................................... 6
B. Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengembangakan Kecerdasan Motorik, Kognitif, Emosi,
Intelektual,Dan Sosial Anak.............................................................................................................. 8
C. Fungsi Keluarga Dalam Menerapkan Pola Asuh Terhadap Anak Dalam Keluarga .......................... 10
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan dalam keluarga........................................... 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan...................................................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Faktor – faktor yang mempengaruhi pola asuh Setiap orang mempunyai sejarah sendiri –
sendiri dan latar belakang yang seringkali sangat jauh berbeda. Perbedaan ini sangat
memungkinkan terjadinya pola asuh yang berbeda terhadap anak.
Banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, pada makalah ini dibatasi pada
faktor lingkungan keluarga yang berhubungan dengan pola asuh orang tua. Pola asuh orang tua
merupakan interaksi antara orang tua dengan anak dalam mendidik anak di rumah. Selama proses
pengasuhan orang tualah yang memiliki peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak.
Dalam mengasuh anaknya, orang tua cenderung menggunakan pola asuh tertentu. Penggunaan
pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap bentuk-
bentuk perilaku sosial tertentu pada anaknya. Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak
dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua
mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan
sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua akan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Pola
asuh yang efektif harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak, karena setiap
individu memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Pola asuh tersebut tidak hanya
dilihat dari sudut pandang orang tua, tetapi juga dilihat dari sudut pandang anak. Oleh karena itu
diperlukan komunikasi antara orang tua dan anak mengenai penerapan pola pengasuhan yang
diterapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pola pengasuhan dalam keluarga?
2. Bagaimana peran pentingnya orang tua dalam pola pengasuhan?
3. Bagaimana pola asuh orang tua dalam mengembangakan kecerdasan motorik, kognitif,
emosi, intelektual, dan sosial anak?
4. Apa fungsi keluarga dalam menerapkan pola asuh terhadap anak dalam keluarga?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan dalam keluarga?
C. Tujuan
1. Agar kita mengetahui apa itu pola pengasuhan dalam keluarga
2. Agar kita dapat memahami pentingnya peran orang tua dalam pola pengasuhan keluarga
3. Agar kita dapat mengetahui pola asuh orang tua dalam mengembangakan kecerdasan
motorik, kognitif, emosi, intelektual, dan sosial anak
4. Agar kita tahu fungsi keluarga dalam menerapkan pola asuh terhadap anak dalam keluarga
5. Agar kita dapat mengetahui apa saja fakor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan
dalam keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Pengasuhan Dalam Keluarga

A. Pengertian Pola Asuh Orang Tua


Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008:1088) bahwa “pola adalah model, sistem, atau cara kerja”, Asuh adalah “menjaga, merawat,
mendidik, membimbing, membantu, melatih, dan sebagainya” Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008:96). Sedangkan arti orang tua menurut Nasution dan Nurhalijah (1986:1) “Orang tua adalah
setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam
kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu.” Gunarsa (2000:44) mengemukakan bahwa
“Pola asuh tidak lain merupakan metode atau cara yang dipilih pendidik dalam mendidik anak-
anaknya yang meliputi bagaimana pendidik memperlakukan anak didiknya.” Jadi yang dimaksud
pendidik adalah orang tua terutama ayah dan ibu atau wali.
Casmini (dalam Palupi, 2007:3) menyebutkan bahwa:
Pola asuh sendiri memiliki definisi bagaimana orang tua memperlakukananak, mendidik,
membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan,
hingga kepada upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan oleh masyarakat pada
umumnya. Menurut Thoha (1996:109) menyebutkan bahwa “Pola Asuh orang tua adalah
merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai
perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.”
Sedangkan menurut Kohn (dalam Thoha, 1996:110) mengemukakan:
Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya. Sikap ini dapat dilihat
dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberikan pengaturan kepada anak, cara
memberikan hadiah dan hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritas dan cara orang tua
memberikan perhatian, tanggapan terhadap keinginan anak.
Dengan demikian yang dimaksud dengan Pola Asuh Orang Tua adalah bagaimana cara
mendidik anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan uraian di atas maka
dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua adalah suatu proses interaksi antara orang tua dan
anak, yang meliputi kegiatan seperti memelihara, mendidik, membimbing serta mendisplinkan
dalam mencapai proses kedewasaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengasuhan merupakan cara mengasuh anak mencakup yaitu pengalaman, keahlian,
kualitas, dan tanggungjawab yang dilakukan orang tua dalam mendidik dan merawat anak,
sehingga anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang diharapkan oleh keluarga dan masyarakat
dimana ia berada atau tinggal. Pengasuhan sering disebut juga “parenting” adalah proses
menumbuhkan dan mendidik anak dari kelahiran anak hingga anak memasuki usia dewasa dan
mampu menjadi individu yang mandiri.

Jenis – Jenis Pola Asuh

1. Pola asuh anak dalam keluarga

Usaha orang tua dalam membina anak dan membimbing anak baik jiwa maupun raganya sejak
lahir sampai dewasa (18 tahun). Selain itu, yang dimaksud dengan pola asuh adalah kegiatan
kompleks yang meliputi banyak perilaku spesifik yang bekerja sendiri atau bersama yang memiliki
dampak pada anak. Tujuan utama pola asuh yang normal adalah menciptakan kontrol. Meskipun
tiap orang tua berbeda dalam cara mengasuh anaknya, namun tujuan utama orang tua dalam
mengasuh anak adalah sama yaitu untuk mempengaruhi, mengajari dan mengontrol anak mereka.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat anak menjadi lebih pintar sebagai berikut:

a) pemberian ASI, asi merupakan makanan otak yang paling dasar. Anak yang
mengkomsumsi asi eksklusif akan memiliki tingkat kepintaran yang tinggi.
b) Bermain permainan yang berfikir, bermain catur, teka-teki, selain menyenagkan juga
mendukung strategi berfikir anak, bagaimana cara menyelesaikan masalah dan membuat
keputusan yang kompleks.
c) Bermain musik,
d) Membiasakan berolahraga, hubungan yang kuat antara kebugaran dan prestasi akademik,
semakin anak sehat maka semakin semangat anak untuk belajar.
2. Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi apa pun yang
mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan
maksiat, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya.
Anak yang diasuh orangtuanya dengan metode semacam ini nantinya bisa berkembang menjadi
anak yang kurang perhatian, merasa tidak berarti, rendah diri, nakal, memiliki kemampuan
sosialisasi yang buruk, kurang menghargai orang lain, dan lain sebagainya

3. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana
orangtua akan membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau
tahu perasaan sang anak.
Anak yang besar dengan teknik asuhan anak seperti ini biasanya tidak bahagia, mudah sedih dan
tertekan.

4. Pola Asuh Otoritatif

Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk
berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan
dan pengawasan yang baik dari orangtua.

B. Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengembangakan Kecerdasan Motorik, Kognitif, Emosi,
Intelektual,Dan Sosial Anak
Anak selain tumbuh secara fisik, juga berkembang secara psikologi. Ada fase-fase perkembangan
yang dilalui dan anak menapilkan perilaku sesuai dengan cirri-ciri fase perkembangan tersebut.
anak pada dasar senang meniru, karena salah satu proses pembentukan perilaku meka peroleh
dengan cara meniru. Orang tua dituntut untuk memberikan contoh-contoh yang baik yang nyata
akan hal-hal yang baik.

 Pengasuhan orang tua dalam mengembangkan kecerdasan kognitif anak antara lain:
1. Meceritakan dongeng pada anak sebelum tidur.
2. Memperdengarkan dan mengajari anak dalam bernyanyi serta bermain musik.
3. Mengajak anak untuk mengimajinasikan dalam bentuk gambar atau lukisan.
4. Mengajak anak untuk melakukan eksperimen, misalnya mengajak anak untuk memasak
bersama.
5. Mengasah kemampuan mengingat anak dengan bermain puzzle.
6. Mengajak anak dengan bermain tebak-tebakan.
7. Mengajak anak dengan bermain peran/drama.
8. Pengasuhan orang tua dalam mengembangkan kecerdasan motorik anak antara lain:
9. Mengajak anak bermain dihalaman rumah, seperti main ayunan, menanam bunga dan
lain-lain.
10. Mengajak anak dengan bermain petak umpet
11. Mengajak anak membersihkan halaman dan lain sebagainya.

 Motorik dapat diartikan sebagai proses belajar keahlian gerak dan penghalusan
kemampuan motorik yang memdukung kemahiran dan tumbuh kembang anak.

Perkembangan motorik kasar pada anak usia dini, memiliki rangkaian tahapan yang berurutan,
anak harus melalui tahapan-tahapan khusus dan menguasai setiap tahapan sebelum menuju
ketahapan selanjutnya. Pembelajaran motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan
keseimbangan anggota tubuh anak.
Perkembangan motorik halus ialah pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan fisik
anak yang melibatkan otot kecil serta koordinasi antara mata dan tangan. Koordinasi ini dimulai
dengan pembawaan dan stimulus yang diperolehnya.

 Perkembangan emosi anak

Emosi pada anak berkembang sesuai dengan usia anak pada umumnya. Anak-anak usia 1-
2 tahun, umumnya menujukkan rasa ketidaksukaannya atau marah, menangis, dan lain sebagainya.
Sebenarnya ituklah cara mereka mengungkapkan emosinya.

 Perkembangan intelektual
Perkembangan intelektual adalah perkembangan yang datang secara alami. Perkembangan ini
berhubungan dengan perkembangan kemampuan berbicara atau berbahasa pada anak.setiap hari
anak akan mendengar, menangkap pembicaraan dan mengeluarkan pembicaraan lewat untaian
kata-kata.

 Perkembangan sosial anak

Anak usia dua tahun lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain. Mereka juga lebih
egois dan memiliki rasa ingin menang sendiri yang tinggi, seperti berebut mainan dengan teman
seusianya atau mengambil sesuatu yang dia sukai walau bukan miliknya. Selain bermain anak-
anak juga akan melakukan komunikasi dengan teman bermainnya.

C. Fungsi Keluarga Dalam Menerapkan Pola Asuh Terhadap Anak Dalam Keluarga
Pola asuh di atas harus disesuaikan dengan determinasi yang jelas antara hak dan kewajiban
anak, tetapi terutama hak anak. Hak anak yang dimaksud ialah bermain, belajar, kasih sayang,
nama baik, perlindungan, dan perhatian. Pengasuhan erat kaitannya dengan kemampuan suatu
keluarga atau rumah tangga dan komunitas dalam hal memberikan perhatian, waktu dan dukungan
untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial anak-anak yang sedang dalam masa
pertumbuhan serta bagi anggota keluarga lainnya. Keluarga juga merupakan pendidik paling vital
bagi anak yang menjadi tempat anak untuk menemukan pengetahuan yang berada di lingkungan
keluarga.

1. Fungsi Biologis.

Secara biologis, keluarga menjadi tempat untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan,
sandang, dan papan dengan syarat-syarat tertentu. Berkaitan dengan fungsi ini, pola asuh anak di
bidang kesehatan juga harus mendapat perhatian para orangtua.

2. Fungsi Pendidikan dan Fungsi Perlindungan

Orangtua menjadi pemegang peran utama dalam proses pembelajaran anak-anaknya, terutama di
kala mereka belum dewasa. Kegiatannya antara lain melalui asuhan, bimbingan dan
pendampingan, dan teladan nyata. Fungsi perlindungan dalam keluarga ialah untuk menjaga dan
memelihara anak dan anggota keluarga lainnya dari tindakan negatif yang mungkin timbul.

3. Fungsi Religius

Para orangtua dituntut untuk mengenalkan, membimbing, memberi teladan dan melibatkan anak
serta anggota keluarga lainnya mengenal kaidah-kaidah agama dan perilaku keagamaan. Di sini
para orangtua diharuskan menjadi tokoh inti dan panutan dalam keluarga, untuk menciptakan iklim
keagamaan dalam kehidupan keluarganya. Berkatian dengan pola asuh anak di bidang agama,
banyak orangtua sepakat bahwa agama adalah solusi terakhir dan tertinggi bagi setiap persoalan
hidup anak-anak mereka. Di titik ini para orangtua harus menyadari fungsi mereka sebagai teladan
atau pemberi contoh terlebih dahulu.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan dalam keluarga


Dalam pola pengasuhan sendiri terdapat banyak faktor yang mempengaruhi serta
melatarbelakangi orang tua dalam menerapkan pola pengasuhan pada anak-anaknya. Menurut
Manurung (1995:53) beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pola pengasuhan orang tua
adalah :
1) Latar belakang pola pengasuhan orang tua
Maksudnya para orang tua belajar dari metode pola pengasuhan yang pernah didapat dari
orang tua mereka sendiri.
2) Tingkat pendidikan orang tua
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi berbeda pola pengasuhannya dengan
orang tua yang hanya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
3) Status ekonomi serta pekerjaan orang tua
Orang tua yang cenderung sibuk dalam urusan pekerjaannya terkadang menjadi kurang
memperhatikan keadaan anak-anaknya. Keadaan ini mengakibatkan fungsi atau peran
menjadi “orang tua” diserahkan kepada pembantu, yang pada akhirnya pola pengasuhan
yang diterapkanpun sesuai dengan pengasuhan yang diterapkan oleh pembantu.

Sedangkan Santrock (1995: 240) menyebutkan ada beberapa faktor yang


mempengaruhi dalam pola pengasuhan antara lain :
1) Penurunan metode pola asuh yang didapat sebelumnya.
Orang tua menerapkan pola pengasuhan kepada anak berdasarkan pola pengasuhan yang
pernah didapat sebelumnya.
2) Perubahan budaya, yaitu dalam hal nilai, norma serta adat istiadat antara dulu dan
sekarang.

Pendapat di atas juga didukung Mindel (dalam Walker, 1992:3) yang menyatakan bahwa
ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola asuh orang tua dalam keluarga,
diantaranya:
a. Budaya setempat
Dalam hal ini mencakup segala aturan, norma, adat dan budaya yang berkembang di
dalamnya.
b. Ideologi yang berkembang dalam diri orangtua
Orangtua yang mempunyai keyakinan dan ideologi tertentu cenderung untuk menurunkan
kepada anak-anaknya dengan harapan bahwa nantinya nilai dan ideologi tersebut dapat
tertanam dan dikembangkan oleh anak dikemudian hari.
c. Letak geografis dan norma etis
Penduduk pada dataran tinggi tentu memiliki perbedaan karakteristik dengan penduduk
dataran rendah sesuai tuntutan dan tradisi yang dikembangkan pada tiap-tiap daerah.
d. Orientasi religious
Orangtua yang menganut agama dan keyakinan religius tertentu senantiasa berusaha agar
anak pada akhirnya nanti juga dapat mengikutinya.
e. Status ekonomi
Dengan perekonomian yang cukup, kesempatan dan fasilitas yang diberikan serta
lingkungan material yang mendukung cenderung mengarahkan pola asuh orangtua menuju
perlakuan tertentu yang dianggap orangtua sesuai.
f. Bakat dan kemampuan orangtua
Orangtua yang memiliki kemampuan komunikasi dan berhubungan dengan cara yang tepat
dengan anaknya cenderung akan mengembangkan pola asuh yang sesuai dengan diri anak.
g. Gaya hidup
Gaya hidup masyarakat di desa dan di kota besar cenderung memiliki ragam dan cara yang
berbeda dalam mengatur interaksi orangtua dan anak. Soekanto (2004:43) secara garis
besar menyebutkan bahwa “ada dua faktor yang mempengaruhi dalam pengasuhan
seseorang yaitu faktor eksternal serta faktor internal.” Faktor eksternal adalah lingkungan
sosial dan lingkungan fisik serta lingkungan kerja orang tua, sedangkan faktor internal
adalah model pola pengasuhan yang pernah didapat sebelumnya.

Secara lebih lanjut pembahasan faktor-faktor yang ikut berpengaruh dalam pola
pengasuhan orang tua adalah :
1) Lingkungan sosial dan fisik tempat dimana keluarga itu tinggal
Pola pengasuhan suatu keluarga turut dipengaruhi oleh tempat dimana keluarga itu tinggal.
Apabila suatu keluarga tinggal di lingkungan yang otoritas penduduknya berpendidikan rendah
serta tingkat sopan santun yang rendah, maka anak dapat dengan mudah juga menjadi ikut
terpengaruh.
2) Model pola pengasuhan yang didapat oleh orang tua sebelumnya
Kebanyakan dari orang tua menerapkan pola pengasuhan kepada anak berdasarkan pola
pengasuhan yang mereka dapatkan sebelumnya. Hal ini diperkuat apabila mereka memandang
pola asuh yang pernah mereka dapatkan dipandang berhasil.
3) Lingkungan kerja orang tua
Orang tua yang terlalu sibuk bekerja cenderung menyerahkan pengasuhan anak mereka kepada
orang-orang terdekat atau bahkan kepada baby sitter. Oleh karena itu pola pengasuhan yang
didapat oleh anak juga sesuai dengan orang yang mengasuh anak tersebut.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang memepengaruhi pola asuh orang tua
yaitu adanya hal-hal yang bersifat internal (berasal dalam diri) dan bersifat eksternal (berasal dari
luar). Hal itu menentukan pola asuh terhadap anak-anak untuk mencapai tujuan agar sesuai dengan
norma yang berlaku.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor
eksternal (dari luar siswa) antara lain keluarga yang didalamnya mencakup pola asuh orang tua
atau cara mendidik yang diterapkan dalam mendidik anak di rumah.
Pola asuh tersebut dapat mengakibatkan perubahan pada proses belajar siswa sehingga prestasi
belajar pun dapat berubah.
Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa pada dasarnya terdapat kesamaan dalam
pengelompokan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Secara garis besar faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor dari
dalam diri siswa (internal) dan faktor dari luar siswa (eksternal).
Berdasarkan uraian di atas bahwa pola asuh yang diterapkan oleh orang tua setiap individu
berbeda-beda, dengan penerapan pola asuh orang tua yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
anak diduga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Ini berarti, bahwa pola asuh orang tua
mempengaruhi prestasi belajar siswa.

B. Saran
Dapat kita lihat bahwa banyak sekali pola asuh orang tua terhadap anaknya yang berbeda-
beda. Dalam pengasuhan anak di dalam keluarga orang tua sangat berperan besar dalam
pengasuhan terhadap anaknya. Orang tua tidak hanya memberi nafkah terhadap anaknya, tetapi
juga seharusnya orang tua itu bisa mendidik, membimbing, mengawasi, mengarahkan, dan masih
banyak lagi yang harus dilakukan orang tua. Maka dari itu sebagai orang tua harus lah bisa
menerapkan pola asuh yang baik untuk anak-anaknya, agar kelak anak-anak tersebut akan menjadi
anak yang berguna.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/search?safe=strict&rlz=1C1GGRV_enID804ID804&q=faktor+yang+
mempengaruhi+pola+asuh+orang+tua+menurut+hurlock&sa=X&ved=0ahUKEwjn_rvy9PvdAh
UMPI8KHdYbDgkQ1QIIggEoAA&biw=1366&bih=626

https://ronnyafrianto1.wordpress.com/2015/03/02/pola-asuh-anak-dalam-keluarga/

http://ulyarthaaprilia19.blogspot.com/2017/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pola_85.html

Anda mungkin juga menyukai