Anda di halaman 1dari 36

SKENARIO

Mahasiswa baru Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu


Kesehatan, Universitas Jambi sedang melaksanakan masa orientasi. Saat orientasi,
mahasiswa mendapatkan informasi bahwa Program Studi Kedokteran menggunakan
kurikulum dengan model Problem-based Learning (PBL) dan menggunakan empat
prinsip pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam PBL merupakan bagain dari
self directed learning yang berpusat pada mahasiswa (studentcentered). Mahasiswa
perlu mengenali gaya belajarnya sendiri dan mampu menentukan strategi belajar
yang tepat bagi dirinya agar pembelajaran berlangsung efektif. Melalui PBL,
mahasiswa diharapkan dapat menjadi seorang lifelong learner. Kegiatan
pembelajaran dalam PBL salah satunya melalui kegiatan diskusi Tutorial
menggunakan metode seven jumps.
I. KLARIFIKASI ISTILAH

1. Fakultas
Bagian dari universitas
2. Masa orientasi
Masa pengenalan
3. Kurikulum
Sistem pengajran, sistem belajar mengajar, sebuah program pendidikan
4. Pbl
Pelajaran yang berdasarkan masalah
5. Prinsip pembelajaran
Dasar atau acuan dalam pembelajaran
6. self directed learning
kemampuan mahasiswa mengambil inisiatif untuk bertanggung jawab terhadap pelajrannya
7. strtegi
cara mencapai tujuan yang telah direcanakan
8. efektif
kegiatan berjalan lancer, sesuai dengan tujuan, dapat membawakan sebuah hasil yang baik
9. tutorial
diskusi untuk memecahkan masalah,
10. metode seven jumps
tujuh langkah yang harus di capai
11. lifelong learner
pembelajaran seumur hidup
II. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana kurikulum yang digunakan prodi kedokteran di FKIK UNJA? galuh
2. Mengapa di FKIK UNJA menggunakan pendekatan problem based learning(PBL)?dealy
3. bagaimana awal sejarah dari PBL ? dianggi
4. Apa yang dimaksud dengan PBL? faris
5. Apa kelebihan dan kelemahan dari PBL? mutia
6. Sebutkan 4 prinsip pembelajaran dalam PBL! lala
7. apa saja 7 langkah seven jumps! rizki
8. Bagaimana gaya belajar yang baik? aisya
9. Strategi apa saja untuk membuat pembelajaran itu efektif? khildan
10. Bagaimana upaya dalam mencapai lifelong learner ? aribah
III. BRAINSTORMING / CURAH PENDAPAT

1. Bagaimana kurikulum yang digunakan prodi kedokteran di FKIK UNJA? galuh


Jawaban : menggunakan sistem blok rizki
2. Mengapa di FKIK UNJA menggunakan pendekatan problem based learning(PBL)?
dealy
Jawaban : untuk mendorong mahasiswa aktif berdiskusi lala

3. Bagaimana awal sejarah PBL ? dianggi


Jawaban : PBL pertama kali di lakukan disalah satu univertias Canada khildan

4. Apa yang dimaksud dengan PBL? faris


Jawaban : pembelajaran berdasarkan masalah atau scenario aisya
5. Apa kelebihan dan kelemahan dari PBL? mutia
Jawaban :dealy
 Kelebihan = membantu mahasiswa semakin aktif
 Kelemahan = membutuhkan waktu yang lama
6. Sebutkan 4 prinsip pembelajaran dalam PBL! lala
Jawaban : aribah
 Constructive learning = pembelajaran yang membangun rasa ingin tahu
 Contextual learning = pembelajaran yang akan dikaitkan dengan kehidupan
nyata
 Collaborative learning = pembelajaran dengan diskusi kelompok
 Self-directed learning = belajar secara mandiri
7. Sebutkan 7 langkah seven jumps! rizki
Jawaban : faris
 Klarifikasi istilah = membuat daftar istilah-istilah yang tidak diketahui
 Identifikasi masalah = membuat pertanyaan atau pernyataan yang
mengandung masalah
 Brainstorming/curah pendapat = menjawab pertanyaan secara singkat
 Analisis masalah = menjawab pertanyaan lebih mendalam, dan detail
 Memformulasikan isu pembelajaran (learning issue) = membuat learning
issue
 Independent learning = belajar mandiri
 Pelaporan = mendiskusikan lagi jawaban-jawaban saat diskusi 1 dan saat
independent learning
8. Bagaimana gaya belajar yang baik? aisya
Jawaban : sesuai diri sendiri galuh
9. Strategi apa saja untuk membuat pembelajaran itu efektif? khildan

Jawaban : melihat gaya belajar per-individu mutia

10. Bagaimana upaya dalam mencapai lifelong learning? aribah


Jawaban : dengan cara menanamkan niat pada individu dianggi
IV. ANALISIS MASALAH

1. Bagaimana kurikulum yang digunakan prodi kedokteran di FKIK UNJA? [1]


Jawaban :
Program Studi Pendidikan Dokter UNJA menerapkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi sejak tahun 2007, yang selanjutnya disebut KBK-2007. Setelah lima tahun
berjalannya KBK-2007, PSPD UNJA melakukan evaluasi kurikulum yang menghasilkan
masukan perlunya pengembangan kurikulum yang selanjutnya disebut sebagai
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK-2012). Oleh karena itu, mulai tahun 2011
dilakukan langkah pengembangan kurikulum menjadi KBK-2012.
KBK-2012 diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan kedokteran secara
nasional dan global dengan mempertimbangkan kebutuhan lokal daerah. KBK-2012
diharapkan dapat menjadi salah satu sarana dalam mencapai visi-misi universitas dan
program studi pendidikan dokter.Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan
dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah Problem Based Learning (PBL).
Problem Based Learning merupakan suatu metode pembelajaran dengan
penggunaan skenario yang disusun secara seksama dengan mengintegrasikan berbagai
disiplin ilmu berdasarkan suatu tema pembelajaran tertentu untuk menginisiasi dan
menstimulasi pembelajaran mahasiswa melalui diskusi dalam suatu kelompok kecil yang
difasilitasi oleh seorang tutor. Metode ini kemudian dikenal dengan diskusi tutorial.
Pada diskusi tutorial, mahasiswa diberi skenario tentang berbagai permasalahan
klinis yang sering dijumpai dalam masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat
mengeksplorasi skenario tersebut dan membahas berbagai aspek yang terkait dengan
skenario tersebut, mulai dari aspek pengetahuan dasar (Basic science) seperti anatomi,
fisiologi, histologi dan ilmu biomolekular, aspek klinis seperti gejala dan tanda dari
suatu penyakit, patogenesis dan patofisiologi dari berbagai gejala yang timbul serta
pemeriksaan penunjang dan juga aspek sosial seperti epidemiologi dari suatu penyakit.
Pada penyelenggaraan kegiatan pendidikan akademik ini dilaksanakan berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dengan strategi SPICES (Student-centred,
Problem-based, Integrated, Community based, Elective/early clinical exposure,
Systematic).
KBK-2012 diselenggarakan selama lima tahun setengah (11 semester) dengan
sekuen tiga fase pembelajaran, yaitu Fase 1 Landasan Ilmu Kedokteran, Fase 2 Aplikasi
Ilmu Kedokteran, Fase 3 Rotasi Klinik.Fase 1 dan Fase 2 diselenggarakan selama masa
pendidikan tahap Sarjana Kedokteran, sedangkan Fase 3 diselenggarakan pada masa
pendidikan Profesi Dokter. Kurikulum pendidikan tahap Sarjana Kedokteran dirumuskan
dengan pengorganisasian materi dalam 20 tema blok wajib dan penambahan 1 tema blok
elektif dan terdapat sebagian materi kuliah wajib nasional dan universitas yang
dilaksanakan dalam sistem konvensional dengan sks maksimum 2 sks. Kurikulum
sarjana kedokteran memiliki total 144 sks. Materi pembelajaran dimulai dari pembekalan
keterampilan belajar dan materi ilmu kedokteran dasar di tahun 1, yang akan menjadi
dasar bagi pembelajaran di tahun-tahun berikutnya.

2. Mengapa di FKIK UNJA menggunakan pendekatan problem based learning (PBL)? [2]
Jawaban :
Karena seorang lulusan tidak dapat menanggulangi masalah yang dihadapinya
dengan menggunakan satu disiplin ilmu. Ia harus mampu menggunakan dan memadukan
ilmu-ilmu yang telah ia punya atau mencari ilmu pengetahuan yang dibutuhkannya
dalam menanggulangi masalah. Dengan PBL ini yang diawali dengan pemberian
masalah, bisa dijadikan pemicu mahasiswa dapat menerapkan suatu model pembelajaran
secara spiral.
Kemudian PBL memusatkan perhatian yang lebih untuk mengembangkan
kemampuan mahasiswa ke arah self-directed learner.Mahasiswa fakultas kedokteran
perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan self-direcred learning agar bisa
menumbuhkan keterampilan life-long learning yang penting bagi profesionalitas
medis.4,5 Pesatnya kemajuan dan perubahan ilmu pengetahuan dan tantangan dunia
kedokteran di masa depan semakin mengukuhkan self-directed learning dan life-long
learning sebagai sesuatu yang harus diperhatikan.

3. Bagaimana sejarah PBL? [3]


Jawaban :
Sejarah PBL sebenarnya telah dimulai pada tahun 1920. Ketika itu Celestine
Freinet, seorang guru SD yang baru kembali dari Perang Dunia I kembali ke kampung
halamannya di sebuah pedesaan di Barsur-luop di bagian tenggara Perancis. Ia menderita
cedera yang serius dan menyebabkannya tak bisa bernapas panjang. Ia sangat ingin
mengajar kembali di SD tetapi ia tidak sanggup untuk bersuara keras dan lama. Sebagai
gantinya ia menggunakan metode lain menggantikan metode tradisional yang biasanya
dianut ketika itu. Ia meminta murid-muridnya untuk belajar mandiri dan ia hanya
memfasilitasi saja. Inilah awal pertama cikal bakal PBL diperkenalkan.
Pada tahun 1966, Fakultas Kedokteran Universitas McMaster, Ontario, Kanada
berencana untuk membuat suatu perubahan, suatu metode pendekatan baru dalam hal
penyelanggaraan pendidikan kedokteran. Kesiapan untuk melakukan perubahan ini juga
didorong oleh kesadaran akan perlunya suatu kurikulum baru bagi mahasiswa preklinik
di pendidikan kedokteran. Donald Woods McMaster merupakan orang yang pertama kali
memperkenalkan istilah PBL, dan universitas McMaster merupakan institusi JMJ
kedokteran yang memperkenalkan PBL dalam dunia pendidikan.
Setelah melalui beberapa tahun perjuangan melawan keraguan dan kritik dari
berbagai pihak, akhirnya pada tahun 1969 pertama kali dibuka angkatan pertama yang
menggunakan PBL di Universitas McMaster yang terdiri dari 19 orang mahasiswa.
Barrows & Tamblyn, dua staf pengajar di sana mulai mengenalkan metode pembelajaran
dengan menggunakan pasien simulasi yang dibuat mirip dengan kondisi pasien dalam
praktik dokter sehari- sehari. Mereka juga mulai mengarahkan mahasiswa untuk
berdiskusi dalam kelompok kecil yang didampingi oleh seorang tutor.
Ketika kelompok diskusi yang mengikuti format PBL ketika dibandingkan
dengan kelompok mahasiswa lain yang menjalani metode pembelajaran dengan metode
kuliah tradisional, ternyata memiliki motivasi yang lebih tinggi, peningkatan
kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving) dan keterampilan belajar
mandiri. Selanjutnya Universitas McMaster mulai menerapkan kurikulum PBL yang
antara lain bertujuan membangun kemampuan mahasiswa kedokteran untuk
memanfaatkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang mereka miliki dalam berbagai
permasalahan pasien sejak mereka dalam masa praklinik. 2,3 Setelah Universitas
McMaster menerapkan kurikulum PBL, dua fakultas kedokteran lainnya di Universitas
Limburg, Maastrict, Belanda dan Universitas Newcastle, Australia juga mulai
mengadaptasi metode PBL ini. Universitas Limburg (sekarang dikenal dengan
Maastricht) pada tahun 1975 mulai menerapkan PBL sebagai strategi pembelajaran
utama untuk fase preklinik tahun pertama sampai dengan tahun keempat. Institusi ini
kemudian juga membangun perpustakaan baru yang sesuai untuk keperluan sistem PBL
ini pada tahun 1992.
Metode PBL ini kemudian juga mulai diterapkan di Universitas Newcastle pada
tahun 1978, yang merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki citra institusi
pendidikan kedokteran di Australia yang terkesan terlalu berorientasi pada ilmu
pengetahuan dan menelantarkan kemampuan praktis dan juga perawatan primer.
Fakultas kedokteran Universitas New Mexico juga mulai menerapkan kurikulum dengan
pendekatan PBL pada tahun 1979, namun tidak mengadopsi secara penuh model
McMaster, mereka menerapkan kurikulum yang mirip dengan PBL namun tetap berjalan
paralel dengan kurikulum tradisional.
Howard Barrow mulai menerapkan PBL di Fakultas kedokteran Universitas
Southern Illinois pada tahun 1981. PBL diterapkan pada mahasiswa selama dua tahun
pertama, di mana mereka sama sekali tidak menerima perkuliahan, mereka menjalani
diskusi tutorial yang beranggotakan 5-7 mahasiswa dengan didampingi satu orang tutor
untuk membahas masalah atau skenario yang diberikan kepada mereka secara tertulis
atau dalam bentuk pasien simulasi. Sejak awal terbentuknya, saat ini kurikulum PBL
telah digunakan secara luas di berbagai Fakultas kedokteran di negaranegara Eropa,
Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, Asia mulai dari Inggris, swedia, Brazili, Chili,
Afrika Selatan dan Hongkong.

4. Apa yang dimaksud dengan PBL? [4]


Jawaban :
PBL (Problem Based Learning) merupakan metode pembelajaran berdasarkan
pada prinsip penggunaan kasus (masalah) sebagai titik pangkal untuk mendapatkan dan
mengintegrasilan pengetahuan yang baru ( Hr. Barrows, 1982 ).
Pengertian lain juga dikemukakan oleh Albanese dan Mitchel (1993), yaitu PBL
adalah metode instruksional yang ditandai oleh penggunaan tentang ilmu-ilmu dasar
kedokteran dan klinik.
Problem Based Learning merupakan suatu metode pembelajaran dengan
penggunaan skenario yang disusun secara seksama dengan mengintegrasikan berbagai
disiplin ilmu berdasarkan suatu tema pembelajaran tertentu untuk menginisiasi dan
menstimulasi pembelajaran mahasiswa melalui diskusi dalam suatu kelompok kecil yang
difasilitasi oleh seorang tutor. Metode ini kemudian dikenal dengan diskusi tutorial. 4
(Amelia Dwi Fitri )
Problem-Based Learning (PBL) adalah suatu proses belajar mengajar yang
menerapkan strategi pembelajaran didasarkan prinsip konstruktivis. Prinsip konstruktivis
dalam PBL memiliki karakteristik yang menerapkan suatu pendekatan dapat memacu
mahasiswa menjadi pembelajar yang aktif, mampu belajar secara mandiri, kolaboratif
dan kontektual. Program PBL pertama kali diperkenalkan oleh Faculty of Health
Sciences of McMaster University di Kanada pada tahun 1960-an. Salah satu proses
pembelajaran PBL dikenal dengan istilah tutorial (Van Berkel & Dolmans, 2006).
Problem-based learning (PBL) merupakan sebuah strategi pembelajaran yang
telah diadopsi oleh fakultas-fakultas kedokteran dan juga institusiinstitusi pendidikan
kesehatan lainnya di seluruh dunia termasuk Indonesia.Keutamaan PBL dalam proses
belajar mengajar karena PBL memusatkan perhatian yang lebih untuk mengembangkan
kemampuan mahasiswa ke arah self-directed learnered.
Jadi dapat diambil kesimpulan Problem Based Learning adalah suatu proses
pembelajaran bedasarkan permasalahan yang nyata yang menggunakan skenario sebagai
pembelajaran berdasarkan disiplin ilmu yang bertujuan untuk membuat mahasiswa dapat
berfikir kritis dan logis dalam menyelesaikan setiap permasalahan.

5. Apa kelebihan dan kelemahan dari PBL? [5]


Jawaban :
 Kelebihan :
 Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa.
 Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
 Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami
masalah dunia nyata.
 Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
 Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
 Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata.
 Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun
belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
 Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna
memecahkan masalah dunia nyata (Sanjaya, 2007).

 Kelemahan :
 Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencobanya.
 Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar
apa yang mereka ingin pelajari (Sanjaya, 2007).

6. Sebutkan dan jelaskan 4 prinsip pembelajaran dalam PBL! [6]


Jawaban :
1. Learning Should Be A Constructive Process
Pembelajaran merupakan suatu proses di mana mahasiswa secara aktif
membangun pengetahuan mereka sendiri. Mahasiswa tidak lagi secara pasif
mendapatkan pengetahuan tentang fakta fakta melalui perkuliahan satu arah oleh
dosen (One-way lecture), mereka diharapkan dapat memahami tentang suat teori
berdasarkan pengalaman mereka sendiri dan juga interaksi dengan lingkungan
sekitar.Pada pertemuan pertama diskusi tutorial mahasiswa berusaha untuk
menjawab berbagai pertanyaan yang timbul dalam diskusi dengan menggunakan
prior knowledge. Selanjutnya dalam proses diskusi dengan sesama anggota
kelompok dan juga belajar mandiri, mereka akan mendapatkan pengetahuan baru.
2. Learning Should Be A Self Directed Process
Dalam proses pembelajaran, mahasiswa memiliki tanggung jawab mulai
dari perencanaan, monitoring, dan evaluasi proses belajar mereka sendiri. Mahasiswa
harus dapat menentukan tujuan belajar mereka, kemudian mencari cara yang dapat
dilakukan untuk mencapai tujuan belajar tersebut termasuk didalamnya strategi
belajar yang harus diterapkan, sumber pembelajaran yang bisa digunakan, apa saja
kemungkinan kelemahan yang dapat menghambat keberhasilannya dalam mencapai
tujuan belajar.
3. Learning Should Be A Collaborative Process
Dalam diskusi tutorial, mahasiswa didorong untuk berinteraksi satu sama
lain, melalui interaksi dengan sesama anggota kelompok, mahasiswa akan mampu
membentuk suatu pemahaman baru tentang suatu permasalahan
4. Learning Should Be A Contextual Process
Proses pembelajaran dengan sistem PBL akan memfasilitasi mahasiswa
untuk dapat belajar dengan permasalahan yang bersifat nyata, masalah yang nantinya
akan sering mereka jumpai pada saat pendidikan klinik dan pada saat mereka
menjadi dokter.

7. Sebutkan dan jelaskan apa saja 7 langkah seven jumps! [7]


Jawaban :
1. Klarifikasi istilah (Clarifyng unfamiliar terms)
Mahasiswa bekerja dalam kelompok, mengidentifikasi dan mengklarifikasi istilah-
istilah asing/ belum dikenal (Unfamiliar terms) yang terdapat di dalam skenario;
sekretaris kelompok membuat daftar istilah yang oleh kelompok dinggap masih belum
jelas maknanya Pada langkah ini mahasiswa menggunakan pengetahuan awal (Prior
knowledge) yang dimiliki atau dengan menggunakan kamus bahasa atau kamus
kedokteran.

2. Mendefinisikan masalah (Define the problem)


Di antara mahasiswa mungkin ada berbagai macam perbedaan pendapat
tentang pokok bahasan yang didiskusikan, tapi semuanya harus dipertimbangkan oleh
kelompok; sekretaris kelompok membuat daftar masalah yang telah disetujui
kelompok. Pada langkah kedua ini, setiap mahasiswa memperoleh kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan di dalam
skenario yang perlu dibahas secara lebih mendalam. Dalam tahapan ini,
masingmasing mahasiswa berhak mengajukan pertanyaan tanpa interupsi dari anggota
kelompok lain atau tutor.
3. Curah pendapat (Brainstorming)
Mahasiswa berdiskusi dengan menggunakan prior knowledge, setiap
mahasiswa menyumbangkan pendapat mereka dan kemudian mengidentifikasi area
yang masih belum jelas atau belum lengkap; sekretaris kelompok mencatat hasil
diskusi mereka. Pada langkah ini mahasiswa memberikan jawaban sementara
(Hipotesis) terhadap pertanyaanpertanyaan yang telah disepakati dalam langkah
kedua. Setiap mahasiswa dapat mengemukakan pendapat dan pengetahuannya
mengenai topik yang sedang dibahas (Brainstorming). Selanjutnya jawaban-jawaban
tersebut didiskusikan bersama untuk dicari kesepakatan kelompok atas hipotesis dari
pertanyaan yang sedang dibahas. Pada tahap ketiga ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjadi menerapkan prinsip belajar secara aktif, mahasiswa harus mampu
mendengarkan, menulis dan berdiskusi dengan mahasiswa lain untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dalam skenario.

4. Analisis Masalah
Mahasiswa membuat kesimpulan secara terstruktur (Review step 2 and 3).
Mahasiswa membuat tinjauan terhadap hasil pada langkah kedua dan ketiga,
kemudian membuat penjelasan sementara; sekretaris kelompok mengorganisasikan
penjelasan tadi, bila perlu membuat restrukturisasi.
5. Mahasiswa membuat formulasi tujuan belajar (Formulating learning objectives)
Kelompok mencapai konsensus tentang tujuan belajar mereka; tutor
memastikan bahwa tujuan belajar telah terfokus, tercapai, bersifat komprehensif dan
tepat.
6. Belajar Mandiri
Mahasiswa bekerja secara mandiri untuk mencapai tujuan pembelajaran
(private study) Setiap mahasiswa belajar secara mandiri untuk mengumpulkan
informasi yang berkaitan dengan masing- masing tujuan belajar, mereka dapat
menggunakan berbagai sumber pembelajaran yang tersedia, baik berupa textbook,
artikel dan jurnal ilmiah maupun melalui konsultasi dengan pakar terkait topik yang
sedang dibahas.
7. Reporting
Pada langkah ini, mahasiswa kembali bertemu untuk mendiskusikan informasi yang
telah didapat, masingmasing mahasiswa menyampaikan hasil belajar mandirinya dan
mendiskusikan dengan mahasiswa lain dalam kelompok. Mahasiswa kemudian dapat
membuat suatu kesimpulan atau sintesis berdasarkan kesepakatan bersama. Pada
langkah ini tutor memperhatikan diskusi dan hasil temuan mahasiswa dan dapat
membuat penilaian terhadap kinerja kelompok

8. Bagaimana strategi belajar yang baik? [8]


Jawaban :
 Mengatur waktu belajar
Penentuan waktu belajar memegang peranan yang sangat sentral.
Sebaiknya, waktu belajar ini disusun dalam bentuk daily activity. Penempatan
waktu belajar dalam kegiatan sehari-hari juga harus mempertimbangkan kondisi
lingkungan dan kondisi fisik dan fisiologis. Kondisi lingkungan (Baik rumah
maupun sekolah) harus menjadi pertimbangan. Kondisi fisik dan fisiologis juga
harus menjadi prioritas. Biasanya, dimalam hari, kondisi tubuh kita terasa capai
penat karena aktivitas keseharian, sehingga tidak mendukung belajar yang
efektif. Kami menyarankan belajar di pagi hari (Kalau bisa, biasakan bangun
lebih awal). Kalau bisa, waktu malam, tidurlah lebih cepat, untuk menyegarkan
kondisi tubuh kembali, sehingga bisa bangun lebih awal. Belajar dipagi hari lebih
menguntungkan, dimana otak dalam kondisi fresh kembali, juga kondisi
lingkungan biasanya tidak terlalu mengganggu (Tenang).
 Memilih tempat belajar
Tempat belajar juga sangat mendukung efektivitas belajar. Kondisi
tempat belajar yang tenang, sejuk, luas, dan pewarnaan dalam ruangan belajar
yang bisa memanipulasi ingatan lebih kuat (Misalnya penggunaan cat), kondisi
tempat duduk, meja dan penataan bukubuku pada tempat belajar sangat
membantu dalam mengefektifkan belajar. Biasanya tempat belajar juga
tergantung dengan waktunya, karena biasanya ada tempat-tempat tertentu yang
bising disiang hari misalnya, tetapi cukup tenang dimalam hari atau dipagi hari.
Silahkan sesuaikan antara tempat belajar dengan waktu belajar.
 Penggunaan sarana dan prasarana belajar
Sarana dan prasarana belajar disini hanya sebuah alat. Jika tersedia
silahkan digunakan, tetapi bukan merupakan prasyarat utama. Sarana belajar
disini bisa berupa video pendukung dengan apa yang sedang dipelajari, ataupun
alat-alat lainnya. Biasanya, ada orang yang merasa rileks dengan adanya musik
jika sedang belajar, silahkan gunakan alat-alat ini jika mendukung. Tetapi
penggunaan musik ini bersifat personal, artinya tidak semua orang menyukainya
jika sedang belajar, bahkan ada yang merasa teganggu dengan adanya bunyi
musik jika sedang belajar. Silahkan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada
untuk mendukung belajar yang efektif.

 Membuat review materi


Membuat review materi sangat penting dalam belajar. Review disini
digunakan untuk memanggil kembali (Recall) apa yang sudah dipelajari. Dengan
mereview materi, kita dapat melihat secara sistematis apa-apa yang sudah kita
pelajari. Dengan review pula, kita bisa merencanakan apa yang masih kurang
dari materi yang sudah kita pelajari, sehingga dapat menentukan langkah dan
memilih buku lain yang tepat untuk melengkapi materi yang sedang kita pelajari.
 Mengembangkan Materi
Pengembangan materi ini adalah sistem pembelajaran lanjutan.
Pengembangan materi dengan melihat hubungan materi yang sedang kita pelajari
dengan materi-materi lain. Materi yang kita pelajari kemungkinan sama dengan
materi yang sudah kita pelajari ataupun bertentangan. Dengan membandingkan
materi-materi ini, kita bisa membuat sebuah kesimpulankesimpulan awal. Kalau
bisa, kesimpulan-kesimpulan awal ini dibuat dalam bentuk list (Catatan) untuk
didiskusikan dengan teman-teman atau pendidik (Tutor).
 Mengadakan diskusi
Mendiskusikan materi sangat penting untuk melihat bagaimana orang lain
memahami materi yang sedang dipelajari. Diskusi ini merupakan alat ukur
pemahaman dan menyamakan persepsi. Kalaupun merupakan materi-materi yang
sulit, alangkah baiknya dimediasi oleh seorang tutor (Pendidik).
 Membuat kesimpulan
Pembuatan kesimpulan adalah hal yang sangat penting sebagai hasil dari
apa yang kita pelajari selama ini. Sebaiknya kesimpulan akhir ini ditulis secantik
mungkin, agar dapat dibaca dan dijadikan referensi jika kita sedang
mempelelajari hal yang sama dikemudian hari. Bahkan kesimpulan bisa
merupakan kisi-kisi/intisari dari sebuah materi.
9. Sebutkan dan jelaskan macam-macam gaya belajar! [9]
Jawaban :
Tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam
memproses informasi (Perceptual modality). Ketiga gaya belajar tersebut adalah gaya
belajar visual, auditorial, dan kinestetik.
 Orang yang memiliki gaya belajar visual, belajar dengan menitikberatkan
ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan
terlebih dahulu agar mereka paham. Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar
visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi
secara visual sebelum mereka memahaminya. Konkretnya, yang bersangkutan
lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar.
 Orang yang memiliki gaya belajar auditory, belajar dengan mengandalkan
pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik
model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama
untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat
dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya
lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini umumnya susah menyerap
secara langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan
menulis ataupun membaca.
 Orang yang memiliki gaya belajar kinestetik, mengharuskan individu yang
bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia
bisa mengingatnya.

Lebih lanjut, ada pula gaya belajar read/write yang mengacu pada pembelajaran
dengan membaca dan menulis. Serta gaya belajar multimodal yang merupakan
kombinasi semua gaya belajar.

10. Strategi apa saja untuk membuat pembelajaran itu efektif? [10]
Gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah
informasi. Secara umum, gaya belajar dapat dikelompokkan berdasarkan kemudahan
dalam menyerap informasi (Perceptual modality), cara memproses informasi
(Information processing), dan karakteristik dasar kepribadian (Personality pattern).
Pengelompokan berdasarkan perceptual modality didasarkan pada reaksi individu
terhadap lingkungan fisik dan cara individu menyerap data secara lebih efisien.
Strategi belajar merupakan salah satu teknik yang harus dimiliki oleh individu
agar berhasil dalam belajarnya. Strategi belajar adalah teknik atau keterampilan yang
dipilih individu untuk menguasai materi yang dipelajari. Aspek mengenai strategi
belajar mahasiswa dapat dikelompokkan ke dalam tujuh kelompok perilaku, yaitu:
kepemilikan referensi, cara mempelajari referensi, belajar kelompok, bimbingan
belajar, keteraturan belajar, kegiatan persiapan dalam menghadapi ujian, dan kondisi
lingkungan belajar.
MIND MAPPING

Visi dan Misi

Kurikulum

Kelebihan dan
Pengertian PBL Kekurangan
PBL (Problem
Based Learning)
Sejarah PBL

Prinsip PBL
1. Constructive Learning 4. Contextual Learning

2. Self-directed Learning 3. Collaborative Learning

STRATEGI BELAJAR TUTORIAL

GAYA BELAJAR METODE SEVEN


JUMPSS
V. LEARNING ISSUE

NO. TOPIK SUB TOPIK


1. Kurikulum a. Definisi
b. KBK di UNJA
c. Strategi SPICES
2. PBL a. Definisi PBL
b. Sejarah PBL
c. Kelebihan PBL
d. Kekurangan PBL
e. 4 Prinsip PBL
3. Gaya Belajar a. Cara belajar yang efektif
b. Macam-macam gaya belajar

4. Visi Misi a. Isi visi misi FKK UNJA


b. Isi visi misi prodi Kedokteran UNJA
VI. SINTESIS

1. VISI MISI FKIK DAN PRODI KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI [11]


 VISI FKIK UNJA

”Pada tahun 2025 Menjadi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang
bermutu, kompetitif dan berwawasan entrepreneurship secara nasional”.

 MISI FKIK UNJA


1. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada pendidikan kedokteran
dan kesehatan nasional dan global berwawasan entrepeneurship sesuai dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran (Iptekdok).
2. Melaksanakan pengembangan penelitian, penyerapan dan penerapan Iptekdok
serta pengabdian kepada masyarakat dalam menunjang pembangunan daerah dan
nasional.
3. Menghasilkan Sumber Daya Manusia ( Pendidik dan Kependidikan ) yang
handal dan mampu berkompetisi secara global, beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dapat mengembangkan dan menerapkan Iptekdok sesuai
tuntutan layanan kesehatan dalam masyarakat dan pembangunan daerah dan
nasional.
4. Mengupayakan memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana penunjang
pendidikan dan penelitian untuk meningkatkan mutu pembelajaran sesuai dengan
standard nasional.
5. Menyelenggarakan sistem tata kelola yang mandiri, profesional dan akuntabel
dibidang pengelolaan keuangan, sumber daya manusia dan sarana prasarana

 VISI PSPD UNJA


”Pada tahun 2025 menjadi program studi kedokteran berbasis riset IPTEKDOK
yang unggul dan kompetitif dalam bidang kesehatan primer di tingkat nasional”.

 MISI PSPD UNJA


1. Menyelenggarakan pendidikan kedokteran berdasarkan keilmuan berbasis
bukti yang berorientasi pada layanan kesehatan primer sesuai dengan standar
SKDI.
2. Menyelenggarakan penelitian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran yang terkini dalam bidang kesehatan primer untuk peningkatan
kualitas pembelajaran dan pelayanan kesehatan.
3. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Jambi.
4. Menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing
5. Menyelenggarakan sistem tata kelola yang mandiri, profesional dan
akuntabel

2. KURIKULUM

2.1. DEFINISI KURIKULUM [12]

1. J. Galen Saylor dan William M. Alexander

Menurut J. Galen Saylor dan William M. Alexander (1956), pengertian


kurikulum adalah segala upaya sekolah untuk mempengaruhi pembelajaran, baik di
ruang kelas, di taman bermain, atau di luar sekolah.

2. Harold B. Albertsycs

Menurut Harold B. Albertsycs (1965), pengertian kurikulum adalah semua


kegiatan yang disediakan oleh sekolah untuk siswa. Dalam hal ini, kurikulum tidak
terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi termasuk berbagai kegiatan lain di dalam dan
di luar kelas yang diselenggarakan oleh sekolah.

3. J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller

Menurut J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller (1973), definisi kurikulum


adalah semua hal yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, termasuk metode
mengajar, cara mengevaluasi murid, progam studi, bimbingan dan penyuluhan,
supervisi dan administrasi, serta hal-hal struktural terkait dengan waktu, jumlah
ruangan serta kemungkinan memilih mata pelajaran.
4. John Foxton Kerr

Menurut John Foxton Kerr (1968), pengertian kurikulum adalah semua


pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun berkelompok,
baik di sekolah maupun di luar sekolah.

5. UU No. 20 Tahun 2003

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

2.2. KURIKULLUM KBK DI PRODI KEDOKTERAN UNJA [13]

Program Studi Pendidikan Dokter UNJA menerapkan Kurikulum Berbasis


Kompetensi sejak tahun 2007, yang slanjutnya disebut KBK-2007. Setelah lima tahun
berjalannya KBK-2007, PSPD UNJA melakukan evaluasi kurikulum yang
menghasilkan masukan perlunya pengembangan kurikulum yang selanjutnya disebut
sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK-2012). Oleh karena itu, mulai tahun
2011 dilakukan langkah pengembangan kurikulum menjadi KBK-2012.10
KBK-2012 diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan kedokteran
secara nasional dan global dengan mempertimbangkan kebutuhan lokal daerah. KBK-
2012 diharapkan dapat menjadi salah satu sarana dalam mencapai visi-misi
universitas dan program studi pendidikan dokter.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) adalah Problem Based Learning (PBL).
Problem Based Learning merupakan suatu metode pembelajaran dengan
penggunaan skenario yang disusun secara seksama dengan mengintegrasikan berbagai
disiplin ilmu berdasarkan suatu tema pembelajaran tertentu untuk menginisiasi dan
menstimulasi pembelajaran mahasiswa melalui diskusi dalam suatu kelompok kecil
yang difasilitasi oleh seorang tutor. Metode ini kemudian dikenal dengan diskusi
tutorial.
Pada diskusi tutorial, mahasiswa diberi skenario tentang berbagai
permasalahan klinis yang sering dijumpai dalam masyarakat. Mahasiswa diharapkan
dapat mengeksplorasi skenario tersebut dan membahas berbagai aspek yang terkait
dengan skenario tersebut, mulai dari aspek pengetahuan dasar (basic science) seperti
anatomi, fisiologi, histologi dan ilmu biomolekular, aspek klinis seperti gejala dan
tanda dari suatu penyakit, patogenesis dan patofisiologi dari berbagai gejala yang
timbul serta pemeriksaan penunjang dan juga aspek sosial seperti epidemiologi dari
suatu penyakit.

2.3. STRATEGI SPICES[14]


Pada penyelenggaraan kegiatan pendidikan akademik ini dilaksanakan
berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dengan strategi SPICES
(Student-centred, Problem-based, Integrated, Community based, Elective/early
clinical exposure, Systematic). Dengan penjabaran dari SPICES adalah sebagai
berikut :
 Student-centred
Dengan menggunakan pendekatan student-centred learning, berarti kurikulum
diarahkan pada pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Konten/materi
belajar, proses dan metode pembelajaran, serta strategi pembelajaran diarahkan
untuk memenuhi kebutuhan individual mahasiswa. Mahasiswa diberikan tanggung
jawab dalam pembelajarannya. Mahasiswa diberikan kebebasan untuk
menentukan lama belajar mandiri, sumber belajar yang ingin digunakan, dan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dari proses belajar mandirinya dengan
berpedoman pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh Fakultas
(Harden, 2009).

 Problem-based
Pendekatan problem-based learning dicirikan oleh pembelajaran dengan
penggunaan skenario yang disusun secara seksama -dengan integrasi berbagai
disiplin ilmu berdasarkan suatu tema pembelajaran tertentu- untuk menginisiasi
dan memstimulasi pembelajaran mahasiswa melalui diskusi dalam suatu
kelompok kecil, dengan fasilitasi oleh seorang tutor. Metode pembelajaran yang
menjadi karakteristik PBL ini dinamakan sebagai tutorial (de Grave et al., 2003;
Taylor et al., 2008). PSKed FKIK UNJA telah menerapkan metode pembelajaran
tutorial sejak KBK-2007

 Integrated
Dengan menerapkan prinsip integrasi dalam penyelenggaraan kurikulum,
pembelajaran yang dahulunya disampaikan terpisah oleh masing-masing disiplin
ilmu kini berubah menjadi terintegrasi dalam suatu tema tertentu. Ada dua
pendekatan integrasi yang perlu diperhatikan, yaitu integrasi horizontal antara
berbagai disiplin ilmu dalam tahapan pembelajaran yang disusun berdasarkan
tema blok tertentu (misalkan sistem organ, siklus hidup manusia) dan integrasi
vertikal yang merumuskan sekuen materi belajar berdasarkan tahapan/fase/tahun
pembelajaran (Prideaux, 2009).

KBK-2017 diselenggarakan selama enam tahun (12 semester) dengan sekuen tiga
fase pembelajaran, yaitu Fase 1 Landasan Ilmu Kedokteran, Fase 2 Aplikasi Ilmu
Kedokteran, Fase 3 Rotasi Klinik. Fase 1 dan Fase 2 diselenggarakan selama masa
pendidikan tahap Sarjana Kedokteran, sedangkan Fase 3 diselenggarakan pada
masa pendidikan Profesi Dokter. Kurikulum pendidikan tahap Sarjana Kedokteran
dirumuskan dengan pengorganisasian materi dalam 20 tema blok wajib dan
penambahan 1 tema blok elektif dan terdapat sebagian materi kuliah wajib
nasional dan universitas yang dilaksanakan dalam sistem konvensional dengan sks
maksimum 2 sks. Kurikulum sarjana kedokteran memiliki total 144 sks. Materi
pembelajaran dimulai dari pembekalan keterampilan belajar dan materi ilmu
kedokteran dasar di tahun 1, yang akan menjadi dasar bagi pembelajaran di tahun-
tahun berikutnya.
Secara bertahap ilmu kedokteran diajarkan dengan dimulai dari penekanan pada
mekanisme kelainan sistem organ di tahun kedua, dilanjutkan hingga tata laksana
komprehensif gangguan kesehatan di tahun ketiga hingga pemahaman kedokteran
komunitas , aplikasi penelitian dan penguatan keterampilan yang dibutuhkan pada
layanan kesehatan primer di tahun keempat . Integrasi Vertikal dalam KBK-2017.
Dari tahun pertama sampai dengan tahun ke empat, terdapat pembelajaran mata
kuliah wajib nasional dan universitas yang merupakan materi wajib pembelajaran
di pendidikan tinggi, yaitu agama, bahasa Indonesia, bahasa Inggris,
kewarganegaraan, Pancasila dan Ilmu Sosial Budaya Dasar, masing-masing
dilaksanakan melalui perkuliahan yang berlangsung satu semester dengan bobot
masing masing 2 sks.

 Community based
Community-based learning mensyaratkan kurikulum yang didasarkan pada
indentifikasi kebutuhan kesehatan masyarakat lokal dan mempersiapkan lulusan
dokter untuk bekerja di komunitas tersebut. Setting pembelajaran klinik yang
dahulu hanya terpusat di Rumah Sakit Pendidikan, kini dikembangkan pada
setting pembelajaran di tengah masyarakat (Worley & Couper, 2009). Pada KBK-
2017, sejak tahap pendidikan Sarjana Kedokteran, setting pembelajaran diarahkan
di tengah masyarakat, yaitu diantara dapat meliputi klinik/praktek dokter, pusat
kesehatan masyarakat di kota/desa, tempat tinggal pasien, sekolah, pabrik,
perkebunan, acara sosial kemasyarakatan dan sebagainya.

 Elective/early clinical exposure


Penerapan pendekatan early clinical exposure dimana sejak awal pendidikan
mahasiswa telah dipaparkan pada simulasi konteks klinik dimana pengetahuan
tersebut akan diperlukan. Dalam penerapannya, fasilitas laboratorium
keterampilan klinik berikut program pengembangan staf dan pasien simulasi perlu
menjadi perhatian institusi penyelenggaran pendidikan kedokteran (Ker, 2009).
Oleh karena itu, KBK-2017 disusun dengan merumuskan tahapan pembelajaran
keterampilan klinik di laboratorium (Skills lab). Materi keterampilan klinik telah
dirumuskan sedemikian rupa dengan dimulai dari pembelajaran keterampilan
klinik sederhana yang kompleksitasnya semakin meningkat seiring dengan
penguasaan materi pada tahun-tahun yang berjalan berikutnya. Aktifitas
pembelajaran skills lab disusun terdiri dari sesi tatap muka dengan instruktur di
laboratorium keterampilan klinik, sesi mandiri, sesi panel disertai constructive
feedback, dan sesi lapangan tenaga dosen dan pasien simulasi pun dilatih dan
dipersiapkan untuk dapat menjadi instruktur pada proses pembelajaran ini.

Materi elektif dikembangkan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa


mendalami minat khusus (Standar Profesi Dokter, 2012). Pada KBK 2017
dikembangkan pembelajaran blok elektif, mahasiswa wajib mengambil 1 tema
blok elektif dari beberapa tema blok elektif yang ditawarkan. Dengan
pembelajaran blok elektif tersebut mahasiswa diharapkan dapat memiliki
kompetensi tambahan di luar kompetensi inti yang dibutuhkan dalam layanan
kesehatan primer yang selaras dengan visi dan misi program studi.

 Systematic
Keseluruhan kurikulum perlu direncanakan secara sistematik sehingga kompetensi
lulusan yang diharapkan dapat tercapai. Untuk itu, inovasi kurikulum baru ini
membutuhkan peran suatu unit/departemen pendidikan kedokteran dalam
perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pengembangan kurikulum secara
berkesinambungan (Davis et al., 2005). Perumusan KBK-2017 dilaksanakan oleh
Tim Pendidikan Kedokteran dan Ilmu Kesehatan FKIK UNJA dengan
pendampingan narasumber ahli pendidikan kedokteran FK UI.

KBK diselenggarakan selama 5 setengah tahun dengan sekuen 3 fase


pembelajaran, yaitu Fase 1 Landasan Ilmu Kedokteran, Fase 2 Aplikasi Ilmu
Kedokteran, Fase 3 Rotasi Klinik. Fase 1 dan 2 diselenggarakan selama masa
pendidikan tahap Sarjana Kedokteran, sedangkan Fase 3 diselenggarakan pada
masa pendidikan Profesi Dokter.

3. PROBLEM BASED LEARNING

3.1 DEFINISI [15]

PBL (Problem Based Learning) merupakan metode pembelajaran berdasarkan pada


prinsip penggunaan kasus (masalah) sebagai titik pangkal untuk mendapatkan dan
mengintegrasilan pengetahuan yang baru ( Hr. Barrows, 1982 ). Pengertian lain juga
dikemukakan oleh Albanese dan Mitchel (1993), yaitu PBL adalah metode instruksional yang
ditandai oleh penggunaan tentang ilmu-ilmu dasar kedokteran dan klinik.

Problem Based Learning merupakan suatu metode pembelajaran dengan penggunaan


skenario yang disusun secara seksama dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu
berdasarkan suatu tema pembelajaran tertentu untuk menginisiasi dan menstimulasi
pembelajaran mahasiswa melalui diskusi dalam suatu kelompok kecil yang difasilitasi oleh
seorang tutor. Metode ini kemudian dikenal dengan diskusi tutorial.

Problem-Based Learning (PBL) adalah suatu proses belajar mengajar yang


menerapkan strategi pembelajaran didasarkan prinsip konstruktivis. Prinsip konstruktivis
dalam PBL memiliki karakteristik yang menerapkan suatu pendekatan dapat memacu
mahasiswa menjadi pembelajar yang aktif, mampu belajar secara mandiri, kolaboratif dan
kontektual. Program PBL pertama kali diperkenalkan oleh Faculty of Health Sciences of
McMaster University di Kanada pada tahun 1960-an. Salah satu proses pembelajaran PBL
dikenal dengan istilah tutorial (Van Berkel & Dolmans, 2006).

Problem-based learning (PBL) merupakan sebuah strategi pembelajaran yang telah


diadopsi oleh fakultas-fakultas kedokteran dan juga institusiinstitusi pendidikan kesehatan
lainnya di seluruh dunia termasuk Indonesia.Keutamaan PBL dalam proses belajar mengajar
karena PBL memusatkan perhatian yang lebih untuk mengembangkan kemampuan
mahasiswa ke arah self-directed learner.

Jadi dapat diambil kesimpulan Problem Based Learning adalah suatu proses
pembelajaran bedasarkan permasalahan yang nyata yang menggunakan skenario sebagai
pembelajaran berdasarkan disiplin ilmu yang bertujuan untuk membuat mahasiswa dapat
berfikir kritis dan logis dalam menyelesaikan setiap permasalahan.

3.2. SEJARAH PBL [16]

Sejarah PBL sebenarnya telah dimulai pada tahun 1920. Ketika itu Celestine
Freinet, seorang guru SD yang baru kembali dari Perang Dunia I kembali ke kampung
halamannya di sebuah pedesaan di Barsur-luop di bagian tenggara Perancis. Ia menderita
cedera yang serius dan menyebabkannya tak bisa bernapas panjang. Ia sangat ingin
mengajar kembali di SD tetapi ia tidak sanggup untuk bersuara keras dan lama. Sebagai
gantinya ia menggunakan metode lain menggantikan metode tradisional yang biasanya
dianut ketika itu. Ia meminta murid-muridnya untuk belajar mandiri dan ia hanya
memfasilitasi saja. Inilah awal pertama cikal bakal PBL diperkenalkan.

Pada tahun 1966, Fakultas Kedokteran Universitas McMaster, Ontario, Kanada


berencana untuk membuat suatu perubahan, suatu metode pendekatan baru dalam hal
penyelanggaraan pendidikan kedokteran.2 Kesiapan untuk melakukan perubahan ini juga
didorong oleh kesadaran akan perlunya suatu kurikulum baru bagi mahasiswa preklinik di
pendidikan kedokteran. Donald Woods McMaster merupakan orang yang pertama kali
memperkenalkan istilah PBL, dan universitas McMaster merupakan institusi JMJ.
kedokteran yang memperkenalkan PBL dalam dunia pendidikan.
Setelah melalui beberapa tahun perjuangan melawan keraguan dan kritik dari
berbagai pihak, akhirnya pada tahun 1969 pertama kali dibuka angkatan pertama yang
menggunakan PBL di Universitas McMaster yang terdiri dari 19 orang mahasiswa.
Barrows & Tamblyn, dua staf pengajar di sana mulai mengenalkan metode pembelajaran
dengan menggunakan pasien simulasi yang dibuat mirip dengan kondisi pasien dalam
praktik dokter sehari- sehari. Mereka juga mulai mengarahkan mahasiswa untuk
berdiskusi dalam kelompok kecil yang didampingi oleh seorang tutor.Ketika kelompok
diskusi yang mengikuti format PBL ketika dibandingkan dengan kelompok mahasiswa
lain yang menjalani metode pembelajaran dengan metode kuliah tradisional, ternyata
memiliki motivasi yang lebih tinggi, peningkatan kemampuan menyelesaikan masalah
(problem solving) dan keterampilan belajar mandiri. Selanjutnya Universitas McMaster
mulai menerapkan kurikulum PBL yang antara lain bertujuan membangun kemampuan
mahasiswa kedokteran untuk memanfaatkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang
mereka miliki dalam berbagai permasalahan pasien sejak mereka dalam masa praklinik.
Setelah Universitas McMaster menerapkan kurikulum PBL, dua fakultas kedokteran
lainnya di Universitas Limburg, Maastrict, Belanda dan Universitas Newcastle, Australia
juga mulai mengadaptasi metode PBL ini. Universitas Limburg (sekarang dikenal dengan
Maastricht) pada tahun 1975 mulai menerapkan PBL sebagai strategi pembelajaran utama
untuk fase preklinik tahun pertama sampai dengan tahun keempat. Institusi ini kemudian
juga membangun perpustakaan baru yang sesuai untuk keperluan sistem PBL ini pada
tahun 1992.

Metode PBL ini kemudian juga mulai diterapkan di Universitas Newcastle pada
tahun 1978, yang merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki citra institusi
pendidikan kedokteran di Australia yang terkesan terlalu berorientasi pada ilmu
pengetahuan dan menelantarkan kemampuan praktis dan juga perawatan primer. Fakultas
kedokteran Universitas New Mexico juga mulai menerapkan kurikulum dengan
pendekatan PBL pada tahun 1979, namun tidak mengadopsi secara penuh model
McMaster, mereka menerapkan kurikulum yang mirip dengan PBL namun tetap berjalan
paralel dengan kurikulum tradisional. Howard Barrow mulai menerapkan PBL di
Fakultas kedokteran Universitas Southern Illinois pada tahun 1981. PBL diterapkan pada
mahasiswa selama dua tahun pertama, di mana mereka sama sekali tidak menerima
perkuliahan, mereka menjalani diskusi tutorial yang beranggotakan 5-7 mahasiswa
dengan didampingi satu orang tutor untuk membahas masalah atau skenario yang
diberikan kepada mereka secara tertulis atau dalam bentuk pasien simulasi. Sejak awal
terbentuknya, saat ini kurikulum PBL telah digunakan secara luas di berbagai Fakultas
kedokteran di negaranegara Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, Asia mulai
dari Inggris, swedia, Brazili, Chili, Afrika Selatan dan Hongkong.

3.3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PBL [17]


1. Kelebihan PBL
Menurut warsono dan hariyanto
- Terbiasa menghadapai masalah dan tertantang menyelesaikan masalah
- Menumpuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi
- Membiasakan siswa melalukan eksperimen
- Akan terjadi pembelajaran bermakna
- Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan
mengaplikasikn dalam konteks relevan
- Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa.
- Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
- Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah
dunia nyata.
- Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
- Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
- Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata.
- Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar
pada pendidikan formal telah berakhir.
- Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna
memecahkan masalah dunia nyata(Sanjaya, 2007).

2. KEKURANGAN
- Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan
untuk mencobanya.
- Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa
yang mereka ingin pelajari (Sanjaya, 2007).
- Mengeluarkan perubahan paradigma
- Pembutuhkan perencanaan dan sumber daya yang sangat besar
- Membutuhkan komitmen
- Aktivitas mahasiswa sulit dipantau
- Membutuhka waktu lama dalam pembelajaran PBLMenjadikan masalah sebagai
inti pembelajaran. Jika salah memilih, maka akan sia-sia

3.4. EMPAT PRINSIP PBL [18]


1. Pembelajaran merupakan suatu proses konstruktif. (Learning should be a
constructive process)
Pembelajaran merupakan suatu proses di mana mahasiswa secara aktif membangun
pengetahuan mereka sendiri. Mahasiswa tidak lagi secara pasif mendapatkan
pengetahuan tentang fakta-fakta melalui perkuliahan satu arah oleh dosen (one-way
lecture), mereka diharapkan dapat memahami tentang suat teori berdasarkan
pengalaman mereka sendiri dan juga interaksi dengan lingkungan sekitar.
Pada pertemuan pertama diskusi tutorial mahasiswa berusaha untuk menjawab
berbagai pertanyaan yang timbul dalam diskusi dengan menggunakan prior
knowledge. Selanjutnya dalam proses diskusi dengan sesama anggota kelompok dan
juga belajar mandiri, mereka akan mendapatkan pengetahuan baru.
2. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dimotori oleh keinginan dari dalam
diri sendiri (Learning should be a self directed process)
Dalam proses pembelajaran, mahasiswa memiliki tanggung jawab mulai dari
perencanaan, monitoring, dan evaluasi proses belajar mereka sendiri. Mahasiswa
harus dapat menentukan tujuan belajar mereka, kemudian mencari cara yang dapat
dilakukan untuk mencapai tujuan belajar tersebut termasuk didalamnya strategi
belajar yang harus diterapkan, sumber pembelajaran yang bisa digunakan, apa saja
kemungkinan kelemahan yang dapat menghambat keberhasilannya dalam mencapai
tujuan belajar.
3. Pembelajaran merupakan suatu proses kolaborasi (learning should be a
collaborative process)
Dalam diskusi tutorial, mahasiswa didorong untuk berinteraksi satu sama lain, melalui
interaksi dengan sesama anggota kelompok, mahasiswa akan mampu membentuk
suatu pemahaman baru tentang suatu permasalahan.

4. Pembelajaran merupakan sesuatu yang diberikan kontekstual (Learning should


be a contextual process)
Proses pembelajaran dengan sistem PBL akan memfasilitasi mahasiswa untuk dapat
belajar dengan permasalahan yang bersifat nyata, masalah yang nantinya akan sering
mereka jumpai pada saat pendidikan klinik dan pada saat mereka menjadi dokter.13

4. GAYA BELAJAR

4.1. STRATEGI DALAM BELAJAR [19]


 Mengatur waktu belajar
Penentuan waktu belajar memegang peranan yang sangat sentral. Sebaiknya,
waktu belajar ini disusun dalam bentuk daily activity. Penempatan waktu belajar
dalam kegiatan sehari-hari juga harus mempertimbangkan kondisi lingkungan
dan kondisi fisik dan fisiologis. Kondisi lingkungan (baik rumah maupun
sekolah) harus menjadi pertimbangan. Kondisi fisik dan fisiologis juga harus
menjadi prioritas. Biasanya, dimalam hari, kondisi tubuh kita terasa capek, penat
karena aktivitas keseharian, sehingga tidak mendukung belajar yang efektif. Kami
menyarankan belajar di pagi hari (kalau bisa, biasakan bangun lebih awal). Kalau
bisa, waktu malam, tidurlah lebih cepat, untuk menyegarkan kondisi tubuh
kembali, sehingga bisa bangun lebih awal. Belajar dipagi hari lebih
menguntungkan, dimana otak dalam kondisi fresh kembali, juga kondisi
lingkungan biasanya tidak terlalu mengganggu (tenang).

 Memilih tempat belajar


Tempat belajar juga sangat mendukung efektivitas belajar. Kondisi tempat belajar
yang tenang, sejuk, luas, dan pewarnaan dalam ruangan belajar yang bisa
memanipulasi ingatan lebih kuat (misalnya penggunaan cat), kondisi tempat
duduk, meja dan penataan bukubuku pada tempat belajar sangat membantu dalam
mengefektifkan belajar. Biasanya tempat belajar juga tergantung dengan
waktunya, karena biasanya ada tempat-tempat tertentu yang bising disiang hari
misalnya, tetapi cukup tenang dimalam hari atau dipagi hari. Silahkan sesuaikan
antara tempat belajar dengan waktu belajar.

 Penggunaan sarana dan prasarana belajar


Sarana dan prasarana belajar disini hanya sebuah alat. Jika tersedia silahkan
digunakan, tetapi bukan merupakan prasyarat utama. Sarana belajar disini bisa
berupa video pendukung dengan apa yang sedang dipelajari, ataupun alat-alat
lainnya. Biasanya, ada orang yang merasa rileks dengan adanya musik jika
sedang belajar, silahkan gunakan alat-alat ini jika mendukung. Tetapi penggunaan
music ini bersifat personal, artinya tidak semua orang menyukainya jika sedang
belajar, bahkan ada yang merasa teganggu dengan adanya bunyi musik jika
sedang belajar. Silahkan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada untuk
mendukung belajar yang efektif.

 Membuat review materi


Membuat review materi sangat penting dalam belajar. Review disini digunakan
untuk memanggil kembali (recall) apa yang sudah dipelajari. Dengan mereview
materi, kita dapat melihat secara sistematis apa-apa yang sudah kita pelajari.
Dengan review pula, kita bisa merencanakan apa yang masih kurang dari materi
yang sudah kita pelajari, sehingga dapat menentukan langkah dan memilih buku
lain yang tepat untuk melengkapi materi yang sedang kita pelajari.

 Mengembangkan Materi
Pengembangan materi ini adalah system pembelajaran lanjutan. Pengembangan
materi dengan melihat hubungan materi yang sedang kita pelajari dengan materi-
materi lain. Materi yang kita pelajari kemungkinan sama dengan materi yang
sudah kita pelajari ataupun bertentangan. Dengan membandingkan materi-materi
ini, kita bisa membuat sebuah kesimpulankesimpulan awal. Kalau bisa,
kesimpulan-kesimpulan awal ini dibuat dalam bentuk list (catatan) untuk
didiskusikan dengan teman-teman atau pendidik (tutor).

 Mengadakan diskusi
Mendiskusikan materi sangat penting untuk melihat bagaimana orang lain
memahami materi yang sedang dipelajari. Diskusi ini merupakan alat ukur
pemahaman dan menyamakan persepsi. Kalaupun merupakan materimateri yang
sulit, alangkah baiknya dimediasi oleh seorang tutor (pendidik).

 Membuat kesimpulan
Pembuatan kesimpulan adalah hal yang sangat penting sebagai hasil dari apa
yang kita pelajari selama ini. Sebaiknya kesimpulan akhir ini ditulis secantik
mungkin, agar
dapat dibaca dan dijadikan referensi jika kita sedang mempelelajari hal yang
sama dikemudian hari. Bahkan kesimpulan bisa merupakan kisi-kisi/intisari dari
sebuah materi.

 Mencari gaya belajar yang lebih dominan


Tidak menutup kemungkinan kita sebagai mahasiswa haru bisa mengenali
gaya belajar masing-masing. Memang sebenarnya setiap indivisu itu memiliki
semua gaya belajar tersebut, namun tentunya setiap individu memiliki
kedominan dari masing-masing gaya belajar. Untuk itulah, kita sebagai
mahasiswa yang bijak harus mengetahui dan mengenali gaya belajar masing-
masing agar proses pembelajran dapat berlangsung maksimal

 Melakukan Refleksi Diri


Refleksi diri sangat berguna untuk mengukur sejauh mana tingkat kemampuan
dan keberhasilan yang kita miliki. Dengan melakukan refleksi diri kita bisa
melihat sejauh mana kemampuan yang kita miliki dan juga dapat memperbaiki
apa saja yang belum terrealisasi tujuan pembelajara kita agaar hasil dari tujuan
pembelajaran dapat maksimal.11

4.2. MACAM- MACAM GAYA BELAJAR [20]


Tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam
memproses informasi (perceptual modality). Ketiga gaya belajar tersebut adalah gaya
belajar visual, auditorial, dan kinestetik.
• Orang yang memiliki gaya belajar visual, belajar dengan menitikberatkan
ketajamanpenglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih
dahulu agar mereka paham. Ciriciri orang yang memiliki gaya belajar visual
adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat danmenangkap informasi secara
visual sebelum mereka memahaminya. Konkretnya, yang bersangkutanlebih
mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar.
• Orang yang memiliki gaya belajar auditory, belajar dengan mengandalkan
pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model
belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk
menyerap informasi atau pengetahuan.Artinya, untuk bisa mengingat dan
memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih
dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini umumnya susah menyerap secara
langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menulis
ataupun membaca.
• Orang yang memiliki gaya belajar kinestetik, mengharuskan individu yang
bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa
mengingatnya

Lebih lanjut, ada pula gaya belajar read/write yang mengacu pada
pembelajaran dengan membaca dan menulis. Serta gaya belajar multimodal yang
merupakan kombinasi semua gaya belajar.
Kemudian juga gaya belajar terbagi menjadi dominansi otak, yaitu dominansi
otak kanan dan otak kiri.
 Otak kanan
1. Pada saat ia masih kecil, ia cenderung akan terlambat berbicara dibanding
dengan anak-anak seusianya.
2. Cenderung akan mengungkapkan apa yang ia pikirkan, sehingga lebih
menyukai ujian lisan dibanding dengan ujian tertulis.
3. Tidak bisa diberi tugas yang dibatasi oleh waktu, karena anak dengan
dominan otak kanan cenderung bekerja dengan imajinasi dan inspirasi.
Sehingga kalau diberi waktu tertentu biasanya malah panik dan tidak
selesai.
4. Kreatifitas tinggi, seperti telah disebutkan di atas hal ini disebabkan daya
imajinasinya tinggi.
5. Sulit mengerjakan soal-soal matematika atau segala hal yang
berhubungan dengan rumus.
6. Kurang suka mencatat, dan lebih senang membuat gambar-gambar.
7. Jika berbicara biasanya kurang runtut dan kurang sistematis.
8. Biasanya kadar konsentrasi terhadap pekerjaan yang ia lakukan
dipengaruhi oleh suka atau tidaknya ia kepada pekerjaan yang sedang
dilakukannya tersebut.
9. Lebih menyukai benda-benda yang color full.
10. Mampu merekam berbagai informasi dengan baik.

 Otak kiri
1. Pandai dalam mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan Matematika/
rumus-rumus.
2. Cukup tenang dan tidak emosional.
3. Biasanya mampu menganalisis sesuatu dengan baik.
4. Memiliki kemampuan logika yang bagus.
5. Lebih menyukai simbol simbol dibandingkan dengan gambar-gambar.
6. Lebih menyukai objek yang bersifat kalem seperti hitam putih dibanding
harus warna warni.
7. Biasanya jika dalam kerja mudah untuk bekerja sesuai target/ batas waktu
yang ditentukan.
8. Jika bekerja ataupun membaca itu biasanya teratur, sistematis.
9. Memiliki kemampuat yang baik dalam menduplikasi.
10. Biasanya cepat untuk menghafal/daya hafalnya bagus.14
DAFTAR PUSTAKA

1. Universitas Indonesia. Materi Problem Based Learning (PBL) PDPT UI. Metoda
Problem Based Learning. 2012: 8 [15]
2. Fitri AD.2016. Penerapan Problem Based Learning (PBL) dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Pendidikan Kedokteran FK UNJA. [3] [4] [6] [7] [15] [16] [18]
3. Fitri AD. Materi Kuliah Seven Jumps. FK UNJA. 2017 Okt 24. [7]
4. Nikmawati IS.2014. Gaya Belajar. Macam-macam Gaya Belajar: 24-27. [9] [20]
[8]
5. Yasin HS.2012. Metode Belajar dan Pembelajaran yang Efektif. J Adabiyah.; 12: 6
[10] [19]

6. http://fkik.unja.ac.id/index.php/akademik/kurikulum/s-ked Kurikulum Program Studi


Pendidikan Dokter Universitas Jambi. 7 Mei 2013 diakses pada 8 Novemver 2019
pada 20.18 WIB [1] [13]
7. Meity,Nur. Dkk,2017. Penerapan Self-Directed Learning Melalui Sistem PBL pada
[2] [4]
Mahasiswa Fakultas Kedokteran di Asia. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
[15]

8. Wati,Anis Ambar.2018. Pengaruh Model Problem Based Learning Melalui Media


Grafis Terhadap Hasil belajar PKN Siswa Kelas 5 SD Negeri 10 Metro Timur.
Lampung. Universitas Lampung [5] [17]
9. Fkik.unja.ac.id . Fakulras Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi, & mei
2013. Diakses pada 18 November 2019 pada 20.20 WIB [11]

Anda mungkin juga menyukai