1. Fakultas
Bagian dari universitas
2. Masa orientasi
Masa pengenalan
3. Kurikulum
Sistem pengajran, sistem belajar mengajar, sebuah program pendidikan
4. Pbl
Pelajaran yang berdasarkan masalah
5. Prinsip pembelajaran
Dasar atau acuan dalam pembelajaran
6. self directed learning
kemampuan mahasiswa mengambil inisiatif untuk bertanggung jawab terhadap pelajrannya
7. strtegi
cara mencapai tujuan yang telah direcanakan
8. efektif
kegiatan berjalan lancer, sesuai dengan tujuan, dapat membawakan sebuah hasil yang baik
9. tutorial
diskusi untuk memecahkan masalah,
10. metode seven jumps
tujuh langkah yang harus di capai
11. lifelong learner
pembelajaran seumur hidup
II. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana kurikulum yang digunakan prodi kedokteran di FKIK UNJA? galuh
2. Mengapa di FKIK UNJA menggunakan pendekatan problem based learning(PBL)?dealy
3. bagaimana awal sejarah dari PBL ? dianggi
4. Apa yang dimaksud dengan PBL? faris
5. Apa kelebihan dan kelemahan dari PBL? mutia
6. Sebutkan 4 prinsip pembelajaran dalam PBL! lala
7. apa saja 7 langkah seven jumps! rizki
8. Bagaimana gaya belajar yang baik? aisya
9. Strategi apa saja untuk membuat pembelajaran itu efektif? khildan
10. Bagaimana upaya dalam mencapai lifelong learner ? aribah
III. BRAINSTORMING / CURAH PENDAPAT
2. Mengapa di FKIK UNJA menggunakan pendekatan problem based learning (PBL)? [2]
Jawaban :
Karena seorang lulusan tidak dapat menanggulangi masalah yang dihadapinya
dengan menggunakan satu disiplin ilmu. Ia harus mampu menggunakan dan memadukan
ilmu-ilmu yang telah ia punya atau mencari ilmu pengetahuan yang dibutuhkannya
dalam menanggulangi masalah. Dengan PBL ini yang diawali dengan pemberian
masalah, bisa dijadikan pemicu mahasiswa dapat menerapkan suatu model pembelajaran
secara spiral.
Kemudian PBL memusatkan perhatian yang lebih untuk mengembangkan
kemampuan mahasiswa ke arah self-directed learner.Mahasiswa fakultas kedokteran
perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan self-direcred learning agar bisa
menumbuhkan keterampilan life-long learning yang penting bagi profesionalitas
medis.4,5 Pesatnya kemajuan dan perubahan ilmu pengetahuan dan tantangan dunia
kedokteran di masa depan semakin mengukuhkan self-directed learning dan life-long
learning sebagai sesuatu yang harus diperhatikan.
Kelemahan :
Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencobanya.
Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar
apa yang mereka ingin pelajari (Sanjaya, 2007).
4. Analisis Masalah
Mahasiswa membuat kesimpulan secara terstruktur (Review step 2 and 3).
Mahasiswa membuat tinjauan terhadap hasil pada langkah kedua dan ketiga,
kemudian membuat penjelasan sementara; sekretaris kelompok mengorganisasikan
penjelasan tadi, bila perlu membuat restrukturisasi.
5. Mahasiswa membuat formulasi tujuan belajar (Formulating learning objectives)
Kelompok mencapai konsensus tentang tujuan belajar mereka; tutor
memastikan bahwa tujuan belajar telah terfokus, tercapai, bersifat komprehensif dan
tepat.
6. Belajar Mandiri
Mahasiswa bekerja secara mandiri untuk mencapai tujuan pembelajaran
(private study) Setiap mahasiswa belajar secara mandiri untuk mengumpulkan
informasi yang berkaitan dengan masing- masing tujuan belajar, mereka dapat
menggunakan berbagai sumber pembelajaran yang tersedia, baik berupa textbook,
artikel dan jurnal ilmiah maupun melalui konsultasi dengan pakar terkait topik yang
sedang dibahas.
7. Reporting
Pada langkah ini, mahasiswa kembali bertemu untuk mendiskusikan informasi yang
telah didapat, masingmasing mahasiswa menyampaikan hasil belajar mandirinya dan
mendiskusikan dengan mahasiswa lain dalam kelompok. Mahasiswa kemudian dapat
membuat suatu kesimpulan atau sintesis berdasarkan kesepakatan bersama. Pada
langkah ini tutor memperhatikan diskusi dan hasil temuan mahasiswa dan dapat
membuat penilaian terhadap kinerja kelompok
Lebih lanjut, ada pula gaya belajar read/write yang mengacu pada pembelajaran
dengan membaca dan menulis. Serta gaya belajar multimodal yang merupakan
kombinasi semua gaya belajar.
10. Strategi apa saja untuk membuat pembelajaran itu efektif? [10]
Gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah
informasi. Secara umum, gaya belajar dapat dikelompokkan berdasarkan kemudahan
dalam menyerap informasi (Perceptual modality), cara memproses informasi
(Information processing), dan karakteristik dasar kepribadian (Personality pattern).
Pengelompokan berdasarkan perceptual modality didasarkan pada reaksi individu
terhadap lingkungan fisik dan cara individu menyerap data secara lebih efisien.
Strategi belajar merupakan salah satu teknik yang harus dimiliki oleh individu
agar berhasil dalam belajarnya. Strategi belajar adalah teknik atau keterampilan yang
dipilih individu untuk menguasai materi yang dipelajari. Aspek mengenai strategi
belajar mahasiswa dapat dikelompokkan ke dalam tujuh kelompok perilaku, yaitu:
kepemilikan referensi, cara mempelajari referensi, belajar kelompok, bimbingan
belajar, keteraturan belajar, kegiatan persiapan dalam menghadapi ujian, dan kondisi
lingkungan belajar.
MIND MAPPING
Kurikulum
Kelebihan dan
Pengertian PBL Kekurangan
PBL (Problem
Based Learning)
Sejarah PBL
Prinsip PBL
1. Constructive Learning 4. Contextual Learning
”Pada tahun 2025 Menjadi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang
bermutu, kompetitif dan berwawasan entrepreneurship secara nasional”.
2. KURIKULUM
2. Harold B. Albertsycs
Problem-based
Pendekatan problem-based learning dicirikan oleh pembelajaran dengan
penggunaan skenario yang disusun secara seksama -dengan integrasi berbagai
disiplin ilmu berdasarkan suatu tema pembelajaran tertentu- untuk menginisiasi
dan memstimulasi pembelajaran mahasiswa melalui diskusi dalam suatu
kelompok kecil, dengan fasilitasi oleh seorang tutor. Metode pembelajaran yang
menjadi karakteristik PBL ini dinamakan sebagai tutorial (de Grave et al., 2003;
Taylor et al., 2008). PSKed FKIK UNJA telah menerapkan metode pembelajaran
tutorial sejak KBK-2007
Integrated
Dengan menerapkan prinsip integrasi dalam penyelenggaraan kurikulum,
pembelajaran yang dahulunya disampaikan terpisah oleh masing-masing disiplin
ilmu kini berubah menjadi terintegrasi dalam suatu tema tertentu. Ada dua
pendekatan integrasi yang perlu diperhatikan, yaitu integrasi horizontal antara
berbagai disiplin ilmu dalam tahapan pembelajaran yang disusun berdasarkan
tema blok tertentu (misalkan sistem organ, siklus hidup manusia) dan integrasi
vertikal yang merumuskan sekuen materi belajar berdasarkan tahapan/fase/tahun
pembelajaran (Prideaux, 2009).
KBK-2017 diselenggarakan selama enam tahun (12 semester) dengan sekuen tiga
fase pembelajaran, yaitu Fase 1 Landasan Ilmu Kedokteran, Fase 2 Aplikasi Ilmu
Kedokteran, Fase 3 Rotasi Klinik. Fase 1 dan Fase 2 diselenggarakan selama masa
pendidikan tahap Sarjana Kedokteran, sedangkan Fase 3 diselenggarakan pada
masa pendidikan Profesi Dokter. Kurikulum pendidikan tahap Sarjana Kedokteran
dirumuskan dengan pengorganisasian materi dalam 20 tema blok wajib dan
penambahan 1 tema blok elektif dan terdapat sebagian materi kuliah wajib
nasional dan universitas yang dilaksanakan dalam sistem konvensional dengan sks
maksimum 2 sks. Kurikulum sarjana kedokteran memiliki total 144 sks. Materi
pembelajaran dimulai dari pembekalan keterampilan belajar dan materi ilmu
kedokteran dasar di tahun 1, yang akan menjadi dasar bagi pembelajaran di tahun-
tahun berikutnya.
Secara bertahap ilmu kedokteran diajarkan dengan dimulai dari penekanan pada
mekanisme kelainan sistem organ di tahun kedua, dilanjutkan hingga tata laksana
komprehensif gangguan kesehatan di tahun ketiga hingga pemahaman kedokteran
komunitas , aplikasi penelitian dan penguatan keterampilan yang dibutuhkan pada
layanan kesehatan primer di tahun keempat . Integrasi Vertikal dalam KBK-2017.
Dari tahun pertama sampai dengan tahun ke empat, terdapat pembelajaran mata
kuliah wajib nasional dan universitas yang merupakan materi wajib pembelajaran
di pendidikan tinggi, yaitu agama, bahasa Indonesia, bahasa Inggris,
kewarganegaraan, Pancasila dan Ilmu Sosial Budaya Dasar, masing-masing
dilaksanakan melalui perkuliahan yang berlangsung satu semester dengan bobot
masing masing 2 sks.
Community based
Community-based learning mensyaratkan kurikulum yang didasarkan pada
indentifikasi kebutuhan kesehatan masyarakat lokal dan mempersiapkan lulusan
dokter untuk bekerja di komunitas tersebut. Setting pembelajaran klinik yang
dahulu hanya terpusat di Rumah Sakit Pendidikan, kini dikembangkan pada
setting pembelajaran di tengah masyarakat (Worley & Couper, 2009). Pada KBK-
2017, sejak tahap pendidikan Sarjana Kedokteran, setting pembelajaran diarahkan
di tengah masyarakat, yaitu diantara dapat meliputi klinik/praktek dokter, pusat
kesehatan masyarakat di kota/desa, tempat tinggal pasien, sekolah, pabrik,
perkebunan, acara sosial kemasyarakatan dan sebagainya.
Systematic
Keseluruhan kurikulum perlu direncanakan secara sistematik sehingga kompetensi
lulusan yang diharapkan dapat tercapai. Untuk itu, inovasi kurikulum baru ini
membutuhkan peran suatu unit/departemen pendidikan kedokteran dalam
perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pengembangan kurikulum secara
berkesinambungan (Davis et al., 2005). Perumusan KBK-2017 dilaksanakan oleh
Tim Pendidikan Kedokteran dan Ilmu Kesehatan FKIK UNJA dengan
pendampingan narasumber ahli pendidikan kedokteran FK UI.
Jadi dapat diambil kesimpulan Problem Based Learning adalah suatu proses
pembelajaran bedasarkan permasalahan yang nyata yang menggunakan skenario sebagai
pembelajaran berdasarkan disiplin ilmu yang bertujuan untuk membuat mahasiswa dapat
berfikir kritis dan logis dalam menyelesaikan setiap permasalahan.
Sejarah PBL sebenarnya telah dimulai pada tahun 1920. Ketika itu Celestine
Freinet, seorang guru SD yang baru kembali dari Perang Dunia I kembali ke kampung
halamannya di sebuah pedesaan di Barsur-luop di bagian tenggara Perancis. Ia menderita
cedera yang serius dan menyebabkannya tak bisa bernapas panjang. Ia sangat ingin
mengajar kembali di SD tetapi ia tidak sanggup untuk bersuara keras dan lama. Sebagai
gantinya ia menggunakan metode lain menggantikan metode tradisional yang biasanya
dianut ketika itu. Ia meminta murid-muridnya untuk belajar mandiri dan ia hanya
memfasilitasi saja. Inilah awal pertama cikal bakal PBL diperkenalkan.
Metode PBL ini kemudian juga mulai diterapkan di Universitas Newcastle pada
tahun 1978, yang merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki citra institusi
pendidikan kedokteran di Australia yang terkesan terlalu berorientasi pada ilmu
pengetahuan dan menelantarkan kemampuan praktis dan juga perawatan primer. Fakultas
kedokteran Universitas New Mexico juga mulai menerapkan kurikulum dengan
pendekatan PBL pada tahun 1979, namun tidak mengadopsi secara penuh model
McMaster, mereka menerapkan kurikulum yang mirip dengan PBL namun tetap berjalan
paralel dengan kurikulum tradisional. Howard Barrow mulai menerapkan PBL di
Fakultas kedokteran Universitas Southern Illinois pada tahun 1981. PBL diterapkan pada
mahasiswa selama dua tahun pertama, di mana mereka sama sekali tidak menerima
perkuliahan, mereka menjalani diskusi tutorial yang beranggotakan 5-7 mahasiswa
dengan didampingi satu orang tutor untuk membahas masalah atau skenario yang
diberikan kepada mereka secara tertulis atau dalam bentuk pasien simulasi. Sejak awal
terbentuknya, saat ini kurikulum PBL telah digunakan secara luas di berbagai Fakultas
kedokteran di negaranegara Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, Asia mulai
dari Inggris, swedia, Brazili, Chili, Afrika Selatan dan Hongkong.
2. KEKURANGAN
- Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan
untuk mencobanya.
- Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa
yang mereka ingin pelajari (Sanjaya, 2007).
- Mengeluarkan perubahan paradigma
- Pembutuhkan perencanaan dan sumber daya yang sangat besar
- Membutuhkan komitmen
- Aktivitas mahasiswa sulit dipantau
- Membutuhka waktu lama dalam pembelajaran PBLMenjadikan masalah sebagai
inti pembelajaran. Jika salah memilih, maka akan sia-sia
4. GAYA BELAJAR
Mengembangkan Materi
Pengembangan materi ini adalah system pembelajaran lanjutan. Pengembangan
materi dengan melihat hubungan materi yang sedang kita pelajari dengan materi-
materi lain. Materi yang kita pelajari kemungkinan sama dengan materi yang
sudah kita pelajari ataupun bertentangan. Dengan membandingkan materi-materi
ini, kita bisa membuat sebuah kesimpulankesimpulan awal. Kalau bisa,
kesimpulan-kesimpulan awal ini dibuat dalam bentuk list (catatan) untuk
didiskusikan dengan teman-teman atau pendidik (tutor).
Mengadakan diskusi
Mendiskusikan materi sangat penting untuk melihat bagaimana orang lain
memahami materi yang sedang dipelajari. Diskusi ini merupakan alat ukur
pemahaman dan menyamakan persepsi. Kalaupun merupakan materimateri yang
sulit, alangkah baiknya dimediasi oleh seorang tutor (pendidik).
Membuat kesimpulan
Pembuatan kesimpulan adalah hal yang sangat penting sebagai hasil dari apa
yang kita pelajari selama ini. Sebaiknya kesimpulan akhir ini ditulis secantik
mungkin, agar
dapat dibaca dan dijadikan referensi jika kita sedang mempelelajari hal yang
sama dikemudian hari. Bahkan kesimpulan bisa merupakan kisi-kisi/intisari dari
sebuah materi.
Lebih lanjut, ada pula gaya belajar read/write yang mengacu pada
pembelajaran dengan membaca dan menulis. Serta gaya belajar multimodal yang
merupakan kombinasi semua gaya belajar.
Kemudian juga gaya belajar terbagi menjadi dominansi otak, yaitu dominansi
otak kanan dan otak kiri.
Otak kanan
1. Pada saat ia masih kecil, ia cenderung akan terlambat berbicara dibanding
dengan anak-anak seusianya.
2. Cenderung akan mengungkapkan apa yang ia pikirkan, sehingga lebih
menyukai ujian lisan dibanding dengan ujian tertulis.
3. Tidak bisa diberi tugas yang dibatasi oleh waktu, karena anak dengan
dominan otak kanan cenderung bekerja dengan imajinasi dan inspirasi.
Sehingga kalau diberi waktu tertentu biasanya malah panik dan tidak
selesai.
4. Kreatifitas tinggi, seperti telah disebutkan di atas hal ini disebabkan daya
imajinasinya tinggi.
5. Sulit mengerjakan soal-soal matematika atau segala hal yang
berhubungan dengan rumus.
6. Kurang suka mencatat, dan lebih senang membuat gambar-gambar.
7. Jika berbicara biasanya kurang runtut dan kurang sistematis.
8. Biasanya kadar konsentrasi terhadap pekerjaan yang ia lakukan
dipengaruhi oleh suka atau tidaknya ia kepada pekerjaan yang sedang
dilakukannya tersebut.
9. Lebih menyukai benda-benda yang color full.
10. Mampu merekam berbagai informasi dengan baik.
Otak kiri
1. Pandai dalam mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan Matematika/
rumus-rumus.
2. Cukup tenang dan tidak emosional.
3. Biasanya mampu menganalisis sesuatu dengan baik.
4. Memiliki kemampuan logika yang bagus.
5. Lebih menyukai simbol simbol dibandingkan dengan gambar-gambar.
6. Lebih menyukai objek yang bersifat kalem seperti hitam putih dibanding
harus warna warni.
7. Biasanya jika dalam kerja mudah untuk bekerja sesuai target/ batas waktu
yang ditentukan.
8. Jika bekerja ataupun membaca itu biasanya teratur, sistematis.
9. Memiliki kemampuat yang baik dalam menduplikasi.
10. Biasanya cepat untuk menghafal/daya hafalnya bagus.14
DAFTAR PUSTAKA
1. Universitas Indonesia. Materi Problem Based Learning (PBL) PDPT UI. Metoda
Problem Based Learning. 2012: 8 [15]
2. Fitri AD.2016. Penerapan Problem Based Learning (PBL) dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Pendidikan Kedokteran FK UNJA. [3] [4] [6] [7] [15] [16] [18]
3. Fitri AD. Materi Kuliah Seven Jumps. FK UNJA. 2017 Okt 24. [7]
4. Nikmawati IS.2014. Gaya Belajar. Macam-macam Gaya Belajar: 24-27. [9] [20]
[8]
5. Yasin HS.2012. Metode Belajar dan Pembelajaran yang Efektif. J Adabiyah.; 12: 6
[10] [19]