Proses pembelajaran pada Blok 2.1 (Sistem Digesti dan Urinari) ini mahasiswa
akan mempelajari dasar dari sistem digesti dan urinari.
Untuk mendukung kemampuan tersebut, dalam blok ini mahasiswa akan
dititikberatkan pada metode belajar mandiri secara aktif serta keterampilan
menyatakan pendapat baik secara verbal maupun tertulis, terdiri dari sesi kuliah tatap
muka, diskusi kelompok, dan skills lab. Proses pembelajaran ini telah disusun
sedemikian rupa dengan maksud agar mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan
analisis, evaluasi dan argumentasi dalam konteks sosial budaya masyarakat Indonesia
dengan mempertimbangkan aspek etika kedokteran dan humaniora.
Dalam rangka mencapai tujuan akhir yaitu menjadi dokter keluarga, selain
mempunyai perilaku yang baik, beretika, seorang dokter juga harus terampil serta
mampu berkomunikasi secara efektif. Dalam blok 2.1 (Sistem Digesti dan Urinari) ini
mahasiswa akan mempelajari tentang skill lab pemeriksaan fisik abdomen
Untuk masing-masing materi skill lab akan dilakukan dalam 2 sesi , yang pertama
merupakan sesi terbimbing dimana mahasiswa akan didampingi oleh seorang tutor
untuk masing-masing kelompok dan sesi kedua adalah ujian OSCE yang akan diadakan
pada akhir semester. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, mahasiswa diharapkan
dapat mengikuti skill lab dengan sebaik-baiknya.
KONTRIBUTOR 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
DAFTAR KOMPETENSI 5
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN 12
AREA KOMPETENSI
1. Komunikasi efektif ( Area kompetensi 1. )
2. Ketrampilan Klinis ( Area Kompetensi 2. )
3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran (Area Kompetensi 3. )
4. Pengelolaan Informasi ( Area Kompetensi 4 )
Kompetensi yang akan dicapai pada Blok 2.1 sesuai dengan yang tercantum pada Buku
Standar Kompetensi Dokter Indonesia dari KKI.
Daftar Kompetensi Penyakit Sistem Digesti tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Keterangan:
Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan dokter:
Tingkat Kemampuan 1
Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit ini
ketika membaca literatur. Dalam korespondensi, dokter dapat mengenal gambaran
klinik ini, dan tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini
Tingkat Kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke
spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya
Tingkat Kemampuan 3
3a. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan,
serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat).
3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan,
serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
Tingkat Kemampuan 4
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani
problem itu secara mandiri hingga tuntas.
Kompetensi keterampilan klinis Sistem Urinari dapat dilihat pada bagan berikut
(berdasarkan standar KKI):
Catatan:
Tingkat kemampuan tersebut diharapkan dapat dicapai sesuai standar masing- masing pada
saat mahasiswa menyelesaikan pendidikan profesi dokter.
RENCANA PEMBELAJARAN
- Introduction 5’
- Penjelasan materi 25’
- Mahasiswa mencoba melakukan pemeriksaan fisik dasar abdomen (10”x12) 120’
Pertemuan 1
Pra-sesi
1. Dosen pengampu dan mahasiswa menonton contohvideo pemeriksaan fisik abdimen dengan
link: Catatan : Link video di atas hanya sebagai sumber referensi, evaluasi penilaian berdasarkan
pada langkah-langkah pemeriksaan fisik abdomen yang terdapat di panduanini.
2. Mahasiswa membuat video berdasarkan langkah-langkah pemeriksaan fisik abdomen boleh
dengan probandus keluarga dekat (adik, kakak, dll) atau alat bantu lain seperti boneka, dll.
3. Video yang telah dibuat dikumpulkan kepada dosen pengampu dengan mekanisme dan
deadline sesuai kesepakatan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENDAHULUAN
Abdomen dibagi menjadi beberapa sektor yaitu sistem empat kuadran dan sembilan
sector (region). Daerah abdomen dibagi empat kuadran dengan membuat garis khayal
horisontal melewati umbilikus. Serta dibagi dalam sembilan sektor dengan membuat dua garis
khayal vertikal yang berjalan sepanjang tepi lateral m. rectus abdominalis dan 2 garis horisontal,
yaitu garis horisontal atas yang menghubungkan titik-titik terbawah tulang iga di bagian lateral
dan garis horisontal bawah menghubungkan spina ilika anterior superior. (lihat gambar 1)
Pasien umumnya dalam posisi tidur terlentang. Kondisi penting untuk pemeriksaan fisik
abdomen antara lain pencahayaan yang baik dan pasien rileks (tidak tegang).
1. Inspeksi
Pemeriksa berada di samping kanan pasien. Perut pasien harus tampak seluruhnya, dari putting
susu sampai simfisis.
1.1. Periksalah kesimetrisan abdomen. Dilihat secara tangensial yaitu posisi pemeriksa dapat
duduk atau sedikit membungkuk.
1.2. Perhatikan kulit adakah jaringan parut, striae, dilatasi vena, rash dan lesi.
1.3. Perhatikanlah umbilikus : nilai lokasi, kontur, adakah tanda-tanda inflamasi atau hernia.
1.4. Perhatikan kontur abdomen, apakah datar/ cembung/ cekung, adakah penonjolan.
1.5. Perhatikan adakah pembesaran organ atau massa
1.6. Perhatikanlah peristaltik selama beberapa menit. Gerakan usus hanya nampak pada orang
kurus.
1.7. Adakah pulsasi. Pulsasi normal dari aorta sering kali tampak di daerah epigastrium pada
orang kurus.
2. Auskultasi
Dilakukan sebelum palpasi dan perkusi agar tidak merangsang timbulnya peristaltik. Kegunaan
auskultasi pada abdomen:
- Menilai peristaltik usus
- Menilai stenosis a. renalis sebagai penyebab hipertensi
- Menilai adanya aneurisma
- Menilai adanya sumbatan vaskuler.
3. Palpasi
3.1. Palpasi Ringan.
Mula-mula palpasi tiap kuadran secara perlahan-lahan untuk menilai tahanan otot, nyeri
tekan dan organ-organ atau massa superfisial. Posisi tangan dan lengan dalam posisi
horisontal, palpasi dengan menggunakan ujung jari dimana seluruh jari tangan dipakai
bersama-sama.
3.2. Palpasi Dalam.
Menggunakan bagian palmar jari-jari tangan, lakukan palpasi di keempat kuadran. Adakah
massa dan catat lokasi, bentuk, ukuran, konsistensi, nyeri tekan, pulsasi dan mobilitasnya.
Gambar 3. Palpasi hati. Pasien menarik nafas, tangan kiri menyokong pinggang dan tangan
kanan menekan dalam-dalam di bawah margo kosta.
3.5. Palpasi hati dapat juga dilakukan dengan“hooking technique”.
Pemeriksa berdiri di samping kanan dada pasien. Letakkan kedua tangan berdampingan
pada kuadran kanan atas, di daerah batas bawah hati. Mencoba untuk mengait hepar.
Tekankan jari anda dan lakukan penarikan ke arah tepi kosta. Minta pasien untuk bernafas
dalam dengan perut (nafas perut).
Gambar 5. Tanda murphy. Ibu jari disangkutkan di atas margo kosta kanan dan pasien menarik
nafas dalam. Nyeri tekan menunjukkan tanda positif dan berarti peradangan akut
pada kandung empedu.
Gambar 7. Palpasi limpa dengan posisi dekubitus lateral kanan. Margo kosta kiri disokong
dengan tangan kiri dan limpa dipalpasi dengan tangan kanan
b. Ginjal kiri.
3.9. Ballotement
Pemeriksaan ini bermanfaat terutama kalau abdomen tersebut besar atau penuh dengan
cairan. Cara ini dapat memperlihatkan adanya massa atau pembesaran organ yang tidak
dapat diketahui dengan palpasi biasa. Ujung jari tangan ditekankan dengan gerak menusuk
Gambar 10. Pemeriksaan adanya gelombang cairan. Pemeriksa mengetuk dengan tangan
kanannya dan merasakan gelombang cairan dengan tangan kirinya.
3.12. Gelombang peristaltik dapat teraba di mana saja di dalam abdomen dan biasanya
menunjukkan obstruksi mekanis, baik parsial maupun hampir lengkap.
3.13. Palpasi dalam di daerah epigastrium biasanya menimbulkan nyeri tekan pada orang
normal. Lobus kiri hati dapat membesar dan mencapai daerah ini dan ditemukan sebagai
massa yang teraba pada palpasi.
3.14. Daerah umbilikus lazim menjadi tempat hernia. Tekankanlah jari tangan anda ke pusat.
Pada hernia, anda akan meraba suatu cincin fasia yang berbatas tegas disekitar suatu
depresi lunak di bagian tengah.
3.15. Daerah iliaka kanan mengandung titik mc. Burney yaitu daerah dengan nyeri tekan
maksimum pada apendiksitis, kira-kira dipertengahan antara umbilikus dengan spina iliaka
anterior superior. Pada daerah ini sering ditemukan dilatasi sekum teraba seperti masa
4. Perkusi
4.1. Lakukan perkusi secara ringan pada keempat kuadran. Nilai distribusi pekak dan timpani.
Perkusi bagian samping perut kanan sampai ke belakang di daerah pekak, kemudian lakukan
pada sisi kiri. Timpani menunjukkan adanya udara, baik di dalam usus maupun terdapat
bebas di abdomen.
4.4. Perkusi didaerah hipokondrium kiri dan epigastrium menimbulkan suara timpani karena
adanya gelembung gas di lambung.
B. LATIHAN
1. Tunjukkan empat kuadran, sembilan sektor pada regio abdomen dan garis-garis khayal
yang digunakan sebagai pedoman.
2. Sebutkan organ intra abdomen yang berada di masing-masing kuadran tersebut.
3. Lakukanlah inspeksi. Sebutkan point-poin yang dinilai dalam inspeksi.
• Kesimetrisan abdomen
• Kulit
• Umbilikus
• Kontur abdomen
• Pembesaran organ/massa
• Peristaltik usus
• Pulsasi aorta abdominalis
4. Mintalah rekan anda untuk mengangkat kepalanya dan perhatikanlah adanya tonjolan
hernia, terutama diantara muskulus rektus.
C. REFERENSI
Burnside, mc glynn. Adams Diagnostik Fisik. Ed 17. EGC : Jakarta. 1995
Bates B., A Guide to Physical Examination and History Taking. Ed 4th. Harper International Edition
CHECKLIST PEMERIKSAAN DASAR ABDOMEN
Nama :
NIM :
No. KRITERIA SKOR
0 1 2 3
1. a.Pemeriksa memberikan salam dan memperkenalkan diri.
b.Pemeriksa menerangkan secara singkat pemeriksaan yang
akan dilakukan
c.Meminta ijin pada pasien sebelum melakukan pemeriksaan
Keterangan
0 = tidak melakukan
1 = melakukan tetapi salah
2 = dapat melakukan dengan benar tapi tidak berurutan
3 = dapat melakukan dengan benar dan berurutan