Anda di halaman 1dari 16

Hukum NAPZA dalam Islam

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengajar: Dra. Hj. Titing Rohayati, M.Pd.

Disusunoleh :
Amelia Nur Putri 1702864
Mita 17
Fika 17
Nabillah 17
Hera 17
Dandi 17
Ruby 17

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS CIBIRU
2019
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nyalah
kami dapat menyelesaikan laporan ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak dapat
menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini yang berjudul “Hukum NAPZA dalam Islam”.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad SAW.
Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Seminar
Pendidikan Agama Islam. Kami berharap laporan ini dapat menambah wawasan bagi kita semua
khususnya pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
laporan ini. Untuk itu kami mengaharapkan adanya masukan dan saran yang bersifat
membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandung, April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................ 1
D. Manfaat Penulisan......................................................................................... 2
E. Sistematika Penulisan..................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
A. Penggunaan NAPZA dalam Kesehatan Menurut Pandangan Islam
B. Penybab Seseorang Menyalah Gunakan NAPZA
C. Usaha-usaha Menghindari Penyalah Gunaan NAPZA

BAB IV PENUTUP
A. Simpulan .........................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum islam yang disyariatkan Allah bertujuan untuk merealisasikan dan melindungi
kemaslahatan manusia, baik kemaslahatan individu maupun kemaslahatan masyarakat.
Kemaslahatan yang ingin diwujudkan oleh hukum islam itu menyangkut seluruh aspek.
Kepentingan manusia yang oleh para ulama mengklasifikasikannya menjadi tiga aspek;
dharuriat (primer), hajiyyat (sekunder), dan tashsiniyyat (pelengkap).

Aspek dharuriyyat merupakan aspek yang paling asasi dalam kehidupan manusia.
Dengan tergantungnya aspek ini, kehidupan akan menjadi kacau. Oleh karena itu, hukum
islam memberikan perhatian khusus terhadap aspek ini. Aspek-aspek tersebut meliputi
agama, jiwa, keturunan, dan harta benda.

Dalam menjamin dan melindungi hal-hal tersebut, islam menetapkan sejumlah aturan,
baik berupa perintah maupun larangan. Aturan-aturan itu ada yang bersifat ancaman
hukum di dunia dan ancaman hukum di akhirat.

Di antara unsur penting dalam hukum pidana islam ialah perbuatan melawan hukum yang
lazim dikenal dengan uqubah. Jenis-jenis perbuatan melawan hukum itu sebagian besar
telah ditetapkan dalam Alquran dan sunnah. Salah satu di antaranya yang menyangkut
dengan narkoba. Dalam hukum pidana Islam dikenal dengan tindak pidana minum-
minuman yang memamukan (khamar)

Narkotika dan obat-obatan terlarang saat ini bukan hanya dilakukan oleh orang-orang
yang ada di kota-kota besar, tetapi juga sudah sampai pada pelosok-pelosok desa.
Pelakunya tidak terbatas pada orang-orang yang tidak pernah mengecap pendidikan
tinggi, tetapi juga dilakukan oleh orang-orang yang belatar belakang pendidikan tinggi.
Akibat mengkonsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang itu sangat membahayakan,
baik dilihat secaea fisik maupun psikis.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan NAPZA dalam kesehatan menurut pandang islam?
2. Apa saja penyebab seseorang menyalah gunakan NAPZA?
3. Bagaimana usaha-usaha menghindari penyalah gunaan NAPZA?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui penggunaan NAPZA dalam kesehatan menurut pandangan islam.
2. Mengetahui penyebab seseorang menyalah gunakan NAPZA.
3. Mengetahui usaha-usaha menghindari penyelah gunaan NAPZA.

D. Manfaat Penulisan

Bagi pembaca dapat mengetahui bagaimana masyarakat yang berkarakter dan cara
membentuk masyarakat yang berkarater.

E. Sistematika Penulisan Makalah

Makalah ini terdiri dari 4 bab yang terdiri dari BAB 1 berisi Pendahuluan, yang berisi
Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, serta Sistematika Penulisan.
BAB 2 berisi Kajian Teori, BAB 3 berisi Pembahasan mengenai Hukum NAPZA dalam
Islam. Kemudian dilanjutkan dengan BAB 4 penutup yang terdiri dari kesimpulan dan
saran. Kemudian diakhir makalah terdapat sumber-sumber makalah yang tersusun rapi di
dalam sebuah daftar pustaka.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian NAPZA
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang yang disebut juga
dengan NAPZA (narkotika, alcohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya). Narkoba dapat
didefinisikan kedalam 3 golongan, yakni narkotika, psikotropika, dan obat atau zat
adiktif.

1. Narkotika
Menurut undang-undang RI nomer 22 tahun 1997 mengemukakan bahwa narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanamann, baik sintetis
maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan bagi pemakainya.

a. Narkotika alami
Narkotika alami adalah, narkotika yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan. Yang
termasuk kedalam narkotika alami yaitu, opium, ganja, kokain.

b. Narkotika sintetis
Narkotika sintetis adalah narkotika yang bukan dihasilkan dari tumbuhan
melainkan di olah secara kimia, yang termasuk dalam narkotika sintesis yaitu,
morphin, heroin, dan metadon.

2. Psikotroika
Menurut undang-undang no 5 tahun 1997 psikotropika adalah zat atau obat alamiah
maupun sintesis bukan narkotik yang berhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan syaraf usat (SSP) yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas
mental dari perilaku. Obat-obat psikotropika di bagi menjadi empat golongan, yaitu:

a. Psikotropika golongan 1
Psikotorpika yang tidak di gunakan untuk tujuan pengobatan dengan potensin
ketergantungan.

b. Psikotropika golongan 2
Psikotoprika yang bersifat terapi, tetapi dapat menimbulkan ketergantungan.

c. Psikotropika golongan 3
Psikotrofika dengan efek ketergantungan sedang, dari kelompok hypnotic sedatif.
d. Psikotropika golongan 4
Psikotrofika yang efek ketergantungannya tinggi.

3. Zat-zat adiktif
Zat-zat adiktif yaitu, zat yang dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati, dan erilaku
seseorang. Namun tidak tergolong dalam narkotika maupun obat-obat psikotropika,
serta berotensi menimbulkan ketergantungan. Yang termasuk zat adiktif yaitu,
alkohol, jamur yang mengandung psilosibia, psilosina, solvent, dan kecubung.

B. Jenis-jenis dan contoh NAPZA

Menurut Idris (dalam jenuri dkk. 2017 hal 132).


1. Candu/ madat atau opium
Yaitu narkotika yang dinikmati dengan pipa isapan. Dari candu ini dapat dihasilkan
morphin yang berbentu tepung licin dan hasil keputih-putihan atau kuning. Morphin
sangat berbahaya karena akan menyebabkan denyut jantung seseorang akan sangat
lemah.

2. Heroin
Yaitu zat yang dihasilkan melalui proses kimia atas bahan baku morphin. Heroin
yang diedarkan sering dalam bubuk berwarna putih, dinikmati dengan jalan
menciumnya.jika heroin disuntikan dalam tubuh manusia, maka dia akan merasa
sangat kesakitan bahkan meninggal.

3. Sabu-sabu
Yaitu heroin kelas 2 yang menggunakan suatu alat khusus

4. Ekstasi metamin
Adalah zat bentuk pil yang dapat mengakibatkan kondisi bentuk tubuh memburuk
dan tekanan darah semakin tinggi. Gejala yang timbul pada pengguna ekstasi yaitu,
suka bicara sendiri, selalu merasa cemas dan gelisah, tidak dapat duduk dengan
tenang, denyut nadi cepat, kulit panas, bibir hitam, tidak dapat tidur, bernafas dengan
cepat, tangan jari bergetar.

5. Putauw
Merupakan heroin kelas 5 atau 6 yang berbentuk ampas heroin. Putauw dapat
dikonsumsi dengan cara membakar dan menghisap asapnya.
6. Ganja
Ganja paling banyak dipakai karena akibatnya tidak tergolong terlalu berbahaya bagi
jiwa dan syaraf pemakainya.

7. Hashhisk
Berbentuk tepung dan warnanya hitam. Dinikmati dengan cara dihisap atau dimakan.
Hashhisk dikatan tidak berbahaya karena jarang mengakibatkan kematian/
BAB III
PEMBAHASAN

A. Penggunaan NAPZA dalam Kesehatan Menurut Pandangan Islam

Dalam ajaran islam memberikan peraturan kepada umatnya untuk tidak melakukan
perbuatan-perbuatan yang melanggar norma agama, seperti menyalah gunakan obat
terlarang atau narkoba, musyrik dan berbuat zina. Aturan ini mutlak tidak bisa dilanggar
oleh umat dimanapun tanpa kecuali. Peraturan dan ajaran islam ini ketetapan hukum
mutlak dan tegas. Maka dari itu, islam memiliki 3 dimensi yang harus dijadikan pondasi
utama bagi seluruh umat manusia dalam meninggkatkan disilin hidup, yaitu;

1. Dimensi ibadah, dimensi ibadah mencakup hungan manusia dengan sang pencipta.
2. Dimensi sosial, mencakup hubungan sesama manusia dengan lingkungan.
3. Dimensi personal merupakan aktualisasi diri.

Narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) merupakan benda-benda yang dapat


menghilangkan akal pikiran yang hukumnya haram. Sebab salah satunya illat
diharamkannya benda itu adalah memabukan sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi:

A
r
t
i
n
y
a

M
Menggunakan narkoba di samping telah diharamkan, tetapi juga akan berakibat buruk,
dapat merusak akal dan fisik, serta akibat-akibat lainnya. Karena itu, hukum islam
melarang menggunakan benda-benda seperti itu, baik dalam jumlah sedikit apalagi dalam
jumlah yang banyak.

Bagi orang yang pernah menggunakan narkoba akan merasakan kenikmatan dan
menimbulkan ketagihan. Dalam hal ini Ibn Taimiyah menerangkan bahwa ganja itu lebih
jahat dari khamar, dilihat dari segi merusak badan dan mengacaukan pikiran. Ia membuat
seseorang menjadi lemah akal, lemah keinginannya, dan menghalangi orang lain
mengingat Allah.

Abu Musa al-Asy’ari berkata; “Wahai Rasullullah beri kami fatwa tentang dua jenis
minuman yang dibuat orang Yaman, bit yaitu madu yang diberi ragi, dan mizn yang
dibuat dari biji-bijian yang juga diberi ragi sehingga menjadi minuman keras”. Menurut
Abu Musa, Rasulullah telah memberi memberi keputusan yang sabdanya:

‫َح َرام ُم ْس ِكر ُكل‬

“Setiap yang memabukan adalah haram.”

Dari hadis yang dikemukakan di atas yang berkenaan dengan benda-benda yang merusak
akal akan dan memabukan tanpa membedakan jenis tertentu dengan yang lainnya, dan
tanpa terkait terhadap yang dimakan atau diminum. Benda-benda itu adakalanya
dilarutkan dengan air kemudian diminum, dan adakalanya dimakan, semua jenis benda
itu haram hukumnya.

Dalam surat al-Ma’idah ayat 90.

ٌ ‫اْل َ ْز ََل مُ ِر ْج‬


‫س ِم ْن‬ ْ ‫ب َو‬ َ ْ‫اْل َن‬
ُ ‫صا‬ ْ ‫س ُر َو‬ ِ ْ‫ي َ ا أ َي ُّ َه ا ال َّ ِذ ي َن آ َم ن ُوا إ ِ ن َّ َم ا ال ْ َخ ْم ُر َو ال ْ َم ي‬
‫ح و َن‬ ُ ِ ‫عَ َم ِل ال ش َّ ي ْ طَ ا ِن ف َ ا ْج ت َن ِ ب ُو ه ُ ل َ ع َ ل َّ ك ُ ْم ت ُفْ ل‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,


(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”

Tetapi harus diakui bahwa minuman keras atau narkotika dan obat-obatan terlarang itu
mempunyai kegunaan. Dari sudut pandang ilmu medis disebutkan, bahwa khasiat
antetamin sebagai psikotropika menjadikan orang sangat gembira, dan merasa suprioritas.
Pada orang yang sangat penakut sekali pun, ketika mengkonsumsi atau menggunakan
narkotika dan obat-obatan terlarang akan menghilangkan rasa takut dan memiliki tingkat
kepercayaan diri yang berlebihan. Akan tetapi, jika dibandingkan antara manfaat dan
mudharatnya, maka mudharatnya jauh lebih besar, dan dapat menimbulkan berbagai
macam masalah, seperti kriminilitas serta masalah kesehatan.

Kemadharatan atau keadaan darurat adalah kekhawatiran akan adanya kerusakan jiwa
atau sebagian anggota badan baik secara menyakinkan atau dugaan. Kemadharatan ini
bisa ditimbulkan dari dalam dan juga bisa dari luar. Kemadharatan yang biasa
menyebabkan kematian. Sedangkan kemadharatan yang ditimbulkan dari luar berupa
paksaan dari orang lain yang dapat menghilangkan kerelaan dan merusak pilihan.
Dampak yang timbul dari akibat mengkonsumsi narkoba yaitu ketika si pecandu tersebut
telah kehabisanuang dan ia ingin mengkonsumsi narkoba, maka ia akan mencuru. Dan
berakibat pula pada kesehatan, yaitu akan menurunnya daya tahan tubuh terhadap
serangan penyakit, mengakibatkan rasa takut yang sangat tinggi atau bisa disebut
paranoid, serta akibat yang paling buruk adalah terjangkit berbagai penyakit, anatara lain
AIDS, dan penyakit fisik lainnya.

Dapat diperkirakan kebaikan apa yang muncul bila kebiasaan itu berlangsung berulang
kali. Setiap orang harus sadar bila tubuh tidak diberi kesempatan untuk merehabilitasi
diri, khususnya dalam hal kesehatan dan kesegaran tubuh, maka tubuh akan rusak.

Layanan Kesehatan dalam Ketentuan Undang-undang

Definisi pelayanan kesehatan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun


2009 (Depkes RI) yang tertuang dalam Undang-undang tentang kesehatan ialah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan
kesehatan, perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.

Pasal 54 Undang-undang Kesehatan mengatur pemberian elayanan kesehatan, yaitu;

a. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman,


bermutu, serta merata dan nondiskriminatif.
b. Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Prosedur Penggunaan Narkotika Untuk Pelayanan Kesehatan

Untuk mengatur cara penyediaan dan penggunaan narkotika untuk keperluan pengobatan
dan atau ilmu pengetahuan serta mencegah dan menanggulangi bahaya-bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh akibat sampingan dari penggunaan dan penyalahgunaan
narkotika, serta rehabilitasi terhadapt pecandu narkotika. Sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

B. Penyebab Seseorang Menyalah Gunakan NAPZA

Sebagaiama yang dijelaskan oleh Satgas Luphen Narkoba Mabes Polri (2011) faktor
resiko terhadap penyalah gunaan narkoba diantaranya:
1. Faktor resiko kelompok lingkungan
2. Faktor resiko individu
3. Faktor resiko keluarga
4. Faktor resiko teman sebaya
5. Faktor resiko sekolah, kerja, dan komunitas.

Ciri remaja yaitu ingin tahuh, ingin mencoba, dan cenderung melwan otoritas dalam
rangka mencari identitas diri merupakan hal-hal yang menyebabkan remaja
menggunakan NAPZA (Martono &Joewana, 2006).
Fase perkembangan remaja yang penuh keingin tahuan membuat remaja terdorong
mencoba sesuatu yang baru atau yang ditawarkan lingkungannya. Hurlock (2000) juga
mengatakan masa ini adalah masa remaja memusatkan dirinya pada perilaku yang
dihungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, menggunakan minuman keras, obat-
obatan, dan terlibat dalam perbutan seks. Remaja menganggap hal ini memberikan citra
hebat dan bisa seperti yang lain.

Penggunaan NAPZA merupakan tanggapan akan pengaruh sosial. Tikah laku remaja
sangat ditentukan peer group atau teman sebayanya. Kecenderungan yang dianggap suatu
kebutuhan membuat remaja tidak ketinggalan dari teman, kelompok, atau masyarakat
sekitarnya. Kecenderungan itu sering dianggap sebagai hal yang harus diikuti sekalipun
itu berdampak buruk agagr tidak dianggap ketinggalan jaman. Bagi remaja hal ini
semakin dipicu dengan kebutuhan untuk mengatasi masalah.

Remaja dalam perkembangan identitas dimana seseorang kehilangan arah, tidak


melakukan eksplorasi dan komitmen terhadap peran-peran tertentu akan mudah
menghindari persoalan dan cenderung mencari pemuasan dengan segera.

Lingkungan keluarga yang tidak harmonis dan konflik pada masyarakat dapat
berpengaruh negatif pada remaja karena menyebabkan ramaja kehilangan role model dari
lingkungan atau masyarakat. Ketidak harmonisan dalam lingkungan keluarga dapat
menjadi salah satu pendorong remaja menggunakan NAPZA.

Lembaga kontrol sosial tidak berfungsi secara maksimal akan mengakibatkan terputusnya
ikatan sosial masyarakat yang menyebabkan anggota masyarakat melakukan perilaku
menyimpang (Suyanto,2006).. perilaku remaja sebagai anggota masyarakat tidak lepas
dari ketentuan kontrol sosial yang ada dan di jalankan di masyarakat. Bagi remaja
penyalahgunaan NAPZA kontrol sosial yang kurang memberi peluang untuk berperilaku
lebih buruk termasuk untuk penyalahgunaan NAPZA. Oleh karena itu, sangat penting
menegakan disiplin yang dimulai di lingkungan keluarga dan masyarkat berupa aturan
formal dan informal. Aturan yang tidak tegas dapat memepengaruhi perilaku remaja di
sekolah dan hal ini juga mencerminkan kurang kepedulian para pengambil kebijakan
dalam organisasi pendidikan ataupun institusi formal dalam penegakan disiplin atau
aturan terhadap penyalahgunaan NAPZA.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Blaine, ada beberapa sebab seorang remaja
mempergunakan narkotika, diantaranya:
1. Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya
seperti ngebut, berkelahhi, bergaul dengan wanita lain, dan lain-lain.
2. Untuk menunjukan tindakan menantang otoritas terhadap orang tua atau guru atau
norma-norma sosial.
3. Untuk mempermudah penyaluran dan erbuatan seks.
4. Untuk melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman-pengalaman
emosional.
5. Untuk mencari dan menemukan arti dan hidup.
6. untuk mengisi kekosongan dan kesepian.
7. Untuk menghilangkan kegelisahan, frustasi, dan kepenatan hidup.
8. Untuk mengikuti kemauan kawan-kawan dalam rangka pembinaan solidaritas.
9. Hanya iseng-iseng atau di dorong rasa ingin tahun (menurut Sudarsono)

C. Usaha-Usaha Menghindari Penyalah Gunaan NAPZA


1. Orang tua
Orang tua diharapkan dapat memberikan model terhada anak, dalam artian bahwa bila
ingin mendapatkan anak yang “bermental positif” terhindar dari perilaku yang
menyimpang seperti penyalahgunaan narkoba. Salah satu langkah pola asuh dan
pendidikan yang bisa diterapkan orang tua adalah menanamkan nilai-nilai spiritual
kepada anak. Akan tetapi, dalam hal ini orang tua harus memberikan contoh terlebih
dahulu sebagai model yang dapat dicontoh anak.

Dalam konteks agama islam, pola asuh yang dianjurkan cenderung mengajarkan
orang tua untuk memberikan pola asuh otoritatif. Sebagaimana terdapat dalam hadis
Rasulullah, dari Ibnu Abbas r.a, “Sesunggyhnya Rasulullah Saw bersabda,
“Akrabilah anak-anak, tuntun dan didiklah mereka dengan adab yang baik”.
Selanjutnya hadis Rasulullah, “Muliakanlah (hormatilah) anak-anakmu dan didiklah
mereka dengan adab yang baik” (dalam Aliah B. Purwakania Hasan, 2008).

2. Instansi pendidikan
Pihak instansi pendidikan diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran nilai moral
dan akhlak pada siswa dan juga rutin melakukan pemeriksaan terhada siswa. Akan
tetapi tidak sebatas itu selain siswa akan mendapatkan hukuman bagi yang melanggar
seperti membawa rokok di sekolahan. Setelah siswa diberikan arahan, dijelaskan
bahwa kenapa siwa dianggap bersalah. Hal ini, sebagai langkah preventif agar siswa
tidak mencoba rokok ataupun yang sejenis mengandung zat adiptif lainnya.

3. Masyarakat
Peran masyarakat tidak kalah pentingnya, masyarakat diharapkan berperan aktif
dalam memantau aktivitas individu masyarakat lainya. Melalui sistem pemerintah
yang ada di masyarakat seperti RW, RT, dan organisasi keremajaan diharapkan aktif
melakukan aktivitas yang bermanfaat seperti jumat bersih, senam bersama, pengajian,
guna menciptakan masyarakat yang bermoral dan religius.

4. Individu remaja
Para remaja diharpakn dapat meningkatkan emahaman terhada nilai-nilai moral dan
agama yang telah didapatkan. Melalui permahaman dan penghayatan yang
mendalam, diharapkan dapat menjadi filter penyaring dari dalam diri individu sebagai
pertahanan terhadap pengaruh negatif.

5. Pemerintah Republik Indonesia


Eran pemerintah disini sangat penting, melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat
pemerintah dapat menjadi pengontrol besar melalui segenap aparatur negara yang
terlibat dalam pemberantasan penyalahgunaan narkoba. Melaluin peranan pemerintah
ini, diharapkan dapat menumbuhkann gerakan nasional yang menghasilkan revolusi
mental dalam pencegahan perilaku penyalahgunaan NAPZA.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Afiatin. 1998. Bagaimana Menghindarkan Diri Dari Penyalahgunaan NAPZA (Buletin


Psikologi, Tahun VI, No. 2)

Hastono, dkk. 2008. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12. No. 2.

Kasamasu. 2017. Analisis Dalil Pengharaman Narkoba dalam Karya-Karya Kajian


Islam Kontemporer, (Wardah, Vol. 18,, No. 1). Terangganu:
Universitas Sultan Zainal Abidin.

Maulida. 2009. Kajian Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Kasus
Penyalahgunaan Narkotika Oleh Anak di Bawah Umur. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah.

Rachmawati. 2018. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penggunaan Narkotika Untuk


Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (SKRIPSI).
Surabaya: Universitas Islam Negri Sunan Ampel.

Reza. 2016. Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 1. Palembang: UIN Raden Fatah.

Anda mungkin juga menyukai