Anda di halaman 1dari 3

MATERI

1. Pengertian Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)


Kehamilan yang tidak diinginkan adalah suatu kehamilan yang karena suatu
sebab, maka keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orang
tua bayi tersebut. Sedangkan menurut Kamus istilah Keluarga Berencana, Kehamilan
Tidak Diinginkan adalah kehamilan yang dialami oleh seorang ibu yang sebenarnya
belum menginginkan atau sudah tidak menginginkan untuk hamil lagi.
Kehamilan tidak diinginkan berhubungan dengan meningkatnya

resiko

morbiiditas wanita dan dengan perilaku kesehatan selama kehamilan yang


berhubungan dengan efek yang buruk. Sebagai contoh, wanita yang mengalami
kehamilan tidak diinginkan mungkin menunda ke pelayanan prenatal yang pada
akhirnya akan mempengaruhi kesehatan bayinya.
2. Klasifikasi Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Kehamilan yang tidak diinginkan dapat dibagi menjadi dua tipe :
a. KTD pada pasangan belum menikah
Kehamilan tidak diinginkan dapat dialami oleh pasangan belum menikah yang
sebagian besar dialami oleh para remaja.
b. KTD pada pasangan yang telah menikah.
3. Penyebab Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Kehamilan tidak diinginkan disebabkan oleh :
a. Faktor kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benaar mengenai proses
terjadinya kehamilan,
b. Masalah ketidaksiapan dikaarenakan korban perkosaan atau korban keadaan
( dipaksa lewat bujukan untuk melakukan hubungan seksual oleh pacarnya, atau
temannya, atau keluarganya),
c. Kurangnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas
sehingga para remaja sering mencari sumber informasi sendiri melalui video klip,
majalah, televisi dan film-film porno yag mendorong para remaja melakukan
d.
e.
f.
g.
h.

aktivitas seks secara sembarangan di usia muda.


Kegagalan alat kontrasepsi
Persoalan ekonomi
Alasan karir atau masih sekolah
Kehamilan karena incest
Kondisi janin yang dianggap cacat berat atau berjenis kelamin yang tidak
diinginkan

4. Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)

Karena remaja atau calon ibu merasa tidak ingin untuk hamil maka ia bisa saja
tidak mengurus dengan baik kehamilannya. Dengan begitu ia menghindari kewajiban
untuk mengkonsumsi makanan dan vitamin kehamilan serta menolak memeriksakan
kehamilannya. Dengan sikap-sikap tersebut, sulit dijamin adanya kualitas kesehatan
bayi yang baik.
Kehamilan tidak diinginkan dapat mendatangkan upaya aborsi yang tidak aman
oleh tenaga non profesional. Aborsi yang disengaja seringkali beresiko lebih besar
pada remaja putri. Remaja cenderung menunggu lebih lama sebelum mencari bantuan
karena tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan atau bahkan mereka tidak sadar
sedang hamil. Secara fisik, tindakan aborsi memberikan dampak jangka pendek secara
langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak
jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas. Menurut
WHO (2003), kehamilan tidak diinginkan pada remaja memiliki resiko kematian lebih
tinggi 2-4 kali.
Secara psikologis, kehamilan tidak diinginkan memberikan dampak hilangnya
harga diri, perasaan dihantui dosa dan takut hamil.
Selain berakibat kurang baik bagi kesehatan mental dan psikologis, kehamilan
tidak diinginkan yang biasanya terjadi di luar penikahan dapat mempengaruhi
kehidupan sosial seperti mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan formal. Padahal pendidikan formal yang baik merupakan dasar untuk
membangun masa depan. Selain itu, kehamilan tidak diinginkan dapat menjadikan
remaja tersebut dikucilkan oleh masyarakat.
5. Upaya Pencegahan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Begitu besarnya kasus kehamilan tidak diinginkan dikalangan remaja yang tidak saja
merugikan remaja itu sendiri tapi juga masyarakat karena kehilangan remaja-remaja
potensialnya membuat kita merasa perlu untuk melakukan suatu upaya pencegahan
berupa:
a. Pemberian pendidikan seksual bermaksud untuk menerangkan segala hal yang
berhubungan dengan seks dalam bentuk yang wajar.
b. Melibatkan kelompok masyarakat yang lebih luas seperti ulama rohaniawan,
petinggi adat untuk menilai, merencanakan dan melaksanakan program yang
paling tepat untuk kesehatan reproduksi remaja, termasuk juga mendorong
keterbukaan dan komunikasi dalam keluarga
Pada remaja yang mengalami KTD dapat merusak masa depan mereka, oleh karena
itu para remaja harus mencegah terjadinya KTD dengan :
a. Cara paling efektif adalah tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah

b. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti olahraga,


seni dan keagamaan
c. Hindari perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti meraba
tubuh pasangan atau menonton video porno
d. Memperoleh informasi tentang manfaat dan penggunaan alat-alat kontrasepsi.
e. Mendapatkan keterangan tentang alat-alat kontrasepsi dan cara-cara
penanggulangannya.
Apabila kehamlan tidak diinginkan terlanjur terjadi pada remaja, maka ada
beberapa hal yang bisa kita lakukan agar kehamilan terjadi tidak berbahaya dan dapat
diselesaikan dengan baik. Beberapa hal yang dapat kita lakukan antara lain bersikap
sahabat dengan remaja dan memberikan konseling. Bila ada masalah serius yang
belum terselesaikan maka perlu dilakukan konsultasi pada SpOG, Psikolog dan
Psikiater. Sedangkan pada remaja atau calon ibu yang mengalami KTD , hendaknya
tidak menghadapi masalah tersebut sendirian atau hanya dengan pasangannya saja
melainkan jujur dan terbuka pada keluarganya sehingga dapat diberikan alternatif
solusi yang baik untuk menghadapi segala akibat dari kehamilan yang dialaminya.

Anda mungkin juga menyukai