Anda di halaman 1dari 5

Alkoholisme

Alkoholisme merupakan salah satu persoalan masyarakat yang paling genting yang
dihadapi oleh dunia kita dewasa ini.
Satu dari tiap lima pasien yang dibawa ke rumah sakit jiwa, menderita penyakit akibat
terus menerus minum minuman keras. Inilah satu persoalan yang harus diperhatikan oleh
setiap orang. Baik mereka yang minum maupun mereka yang tidak minum. Ada
peminum yang minum dengan tetap, sedangkan yang lain minum hanya bilamana mereka
di bawah tekanan atau kecemasan. Ada pula yang minum berlebih-lebihan dan merusak
diri sendiri dengan cepat. Yang lain pula minum dengan ukuran tertentu, tetapi proses
merusak diri sendiri masih berjalan terus. Minuman keras berfungsi sebagai obat
penenang saraf yang lain, dan karena mudah sekali didapat di banyak tempat di dunia,
sehingga bahayanya bahkan lebih besar lagi.
Minuman keras sering merusak hati, dan menyebabkan cirrhosis hepatis. Minuman
keras itu juga menyebabkan gastritis atau peradangan selaput lendir lambung.
Pengaruhnya pada otak malah lebih nyata pula. Terlalu banyak minuman keras
menyebabkan keadaan yang serius yang disebut oedema otak, dimana terdapat
pembengkakan dan terbendungnya darah yang nyata sekali pada jaringan-jaringan otak,
sehingga daya koordinasi yang normal tidak dapat berjalan lagi. Minuman keras
melemahkan jantung, sehingga lambat-laun jantung itu tidak lagi bekerja dengan
baik.Pada beberapa orang minuman keras itu menyebabkan reaksi-reaksi paranoid yang
nyata. Peminum mungkin merasa bahwa ia sedang dianiaya. Sebab itu ia mungkin
membalas dendam kepada orang-orang lain di sekelilingnya, ataupun ia mungkin
mencoba membunuh diri untuk menghindari bisikan suara-suara yang menuduh itu,
yang diakibatkan oleh kerusakan dalam fungsi-fungsi otak.
Boleh jadi ia menunjukkan gejala-gejala peradangan saraf lemah atau makin memburuk.
Kepribadiannya mungkin sangat memburuk sehingga tidak berdaya, malas, dan tidak
dapat dipercaya.Tetapi biarpun sudah dalam keadaan yang seburuk itu, sesungguhnya ia
masih dapat bertambah baik, asal saja ia mau mengadakan perubahan dan meninggalkan
minuman keras selama sisa hidupnya.
Pertama dan yang utama sekali, peminum harus mempunyai keinginan keras untuk
berhenti minum. Ia harus mengakui pula bahwa ia tidak dapat berbuat demikian dengan
kekuatannya sendiri. Barangkali ia akan mendapat manfaat bila menggabungkan diri
dengan suatu kelompok baik-baik.Selain itu juga memerlukan makanan yang baik
dengan banyak buah-buahan segar dan sari buah. Makanannya harus direncanakan
dengan baik. Dan ia harus menelan tablet-tablet multivitamin, terutama yang
mengandung vitamin-vitamin B complex, dan asam ascorbic atau vitamin C. Pada waktu
yang sama ia harus menghindarkan pemakaian bumbu-bumbu yang keras, seperti lada,
cabe, dan lain-lain. Dan yang tak kalah pentingnya, ia jangan merokok, karena ini
mungkin menambah keinginannya untuk minum minuman keras.Lebih dari semuanya, ia
harus mengembangkan rasa suka beragama dengan tekun, mendalami Islam dan taat
menjalani ibadah, disamping selalu memohon pertolongan-Nya.
Hai, orang-orang yang berimanjagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
(QS. At-Tahrim: 6)

Allah Subhanahu wa Taala berfirman: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya


(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu men-dapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamr
(arak) dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka
berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (Al-Maidah: 90-91)
Kebudayaan dan latar belakang kehidupan
Keluarga dan masyarakat di mana seseorang dibesarkan dapat mempengaruhi sikap
orang tersebut dalam menjadi pecandu minuman keras. Kalau orangtua adalah pecandu
minuman keras, maka anaknya cenderung menjadi peminum minuman keras pada masa
dewasanya. Kalau minum-minuman keras menjadi acara sosial dalam kebudayaan
tersebut,dan kalau masalah menjadi mabuk cuma merupakan bahan gurauan peminum tak
punya alasan sama sekali untuk menghindarkan diri dan mengontrol pemakaiannya.
Kepribadian seseorang
Pecandu minuman keras biasanya adalah orang-orang yang selalu gelisah, dengan emosi
yang tidak matang, dan tak dapat menghadapi frustasi. Biasanya mereka sulit menerima
otoritas orang lain,cenderung perfeksionistik, dan selalu merasa terasing di lingkungan
masyarakat. Masalah harga diri seringkali menonjol dimana mereka cenderung punya
perasaan rendah diri meskipun seringkali dicoba ditutupi dengan lagaknya
mendemonstrasikan kepercayaan pada diri sendiri yang berlebihan. Meskipun gejalagejala ini nampak setelah mereka menjadi peminum, sebenarnya gejala-gejala tersebut
menjadi penyebab dari kecenderungannya untuk menjadi peminum.
Paling sedikit ada lima sasaran yang harus diperhatikan pelayanan
konseling bagi pecandu alkohol:
1. Membuat pecandu menghentikan kebiasaannya sama sekali.
2. Memperbaiki kerusakan-kerusakan tubuhnya akibat dari
kecanduannya.
3. Menolongnya untuk menemukan cara bagaimana dapat mengatasi
tekanan dalam hidupnya.
4. Menolongnya menggunakan pengganti alkohol yang tidak menimbulkan
efek-efek sampingan.
5. Menolong membangun kembali harga diri dan mengatasi rasa
bersalahnya secara sehat.
Khamr
Khamr meninggalkan mudharat (kerugian) yang besar bagi pemakainya.Dalam keputusan
WHO no. 650 th. 1980 menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman ber-alkohol dapat
mengganggu kesehatan dan menimbulkan dampak negatif yang dapat mengalahkan
dampak negatif mengkonsumsi opium dan kokain serta segala jenis narkoba lainnya.
Suatu penelitian yang yang dilakukan di Swedia menyatakan bahwa 29% dari seluruh
kondisi pasien yang masuk Rumah Sakit di Swedia disebabkan oleh konsumsi minuman
ber-alkohol.

Di majalah Medicine International, edisi 6 th. 1989, ada sebuah artikel yang menyatakan
minuman keras dapat membangkitkan kanker tenggorokan, di samping menyebabkan
pendarahan di tenggorokan, pembengkakan pembuluh darah di pangkal tenggorokan,
radang pancreas, wasir, dan lain lainnya, yang adakalanya dapat menyebabkan
kematian. Berbagai penelitian ilmiah juga menegaskan bahaya minuman ber-alkohol
terhadap liver, fungsi seksual, menyebabkan berbagai penyakit pada wanita, gangguan
sistem saluran urine, sistem pencernaan, sistem aliran darah, sistem pernapasan, kelenjar
telinga, kelenjar kelamin dan sistem metabolism tubuh.Akhirnya, benarlah apa yang
disabdakan Rasulullah SAW, Khamr bukan obat, tapi penyakit! Shahih Muslim, 1903
`
Bayi tabung
Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris: in vitro fertilisation) adalah
sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Bayi
tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode
lainnya tidak berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara
hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam
sebuah medium cair.
Anak adalah dambaan setiap pasangan suami istri (pasutri). Tapi faktanya, tak semua
pasutri dapat dengan mudah memperoleh keturunan. Data menunjukkan, 11-15 persen
pasutri usia subur mengalami kesulitan untuk memperoleh keturunan, baik karena kurang
subur (subfertil) atau tidak subur (infertile). Penyebab infertilitas (ketidaksuburan) telah
dapat diatasi dengan pemberian obat atau operasi. Namun, sebagian kasus infertilitas
lainnya ternyata perlu ditangani dengan teknik rekayasa reproduksi, misalnya inseminasi
buatan, dan pembuahan buatan seperti tandur alih gamet intra-tuba, tandur alih zigot
intra-tuba, tandur alih pronuklei intra-tuba, suntik spermatozoa intra-sitoplasma, dan
fertilisasi in vitro. Nah, yang disebut terakhir (fertilisasi in vitro/FIV), lebih dikenal
dengan sebutan bayi tabung. Ini merupakan salah satu teknik hilir pada penanganan
infertilitas.
SOAL :Banyak pasangan suami istri yang sudah bertahun-tahun menikah tetapi belum
dikaruniai anak. Mereka pun gelisah. Usia sudah semakin tua, tetapi belum mempunyai
anak. Lantas, siapakah yang akan merawat di hari tua? Kegelisahan ini sedikit tertolong
dengan munculnya teknologi bayi tabung. Apakah teknologi ini bisa dibenarkan dari
kacamata syariat?
JAWAB :Proses pembuahan dengan metode bayi tabung antara sel sperma suami dengan
sel telur isteri, sesungguhnya merupakan upaya medis untuk memungkinkan sampainya
sel sperma suami ke sel telur isteri. Sel sperma tersebut kemudian akan membuahi sel
telur bukan pada tempatnya yang alami. Sel telur yang telah dibuahi ini kemudian
diletakkan pada rahim isteri dengan suatu cara tertentu sehingga kehamilan akan terjadi
secara alamiah di dalamnya.
Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang alami
pula (hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang telah ditetapkan Allah untuk manusia.
Akan tetapi pembuahan alami ini terkadang sulit terwujud, misalnya karena rusaknya

atau tertutupnya saluran indung telur (tuba Fallopii) yang membawa sel telur ke rahim,
serta tidak dapat diatasi dengan cara membukanya atau mengobatinya. Atau karena sel
sperma suami lemah atau tidak mampu menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan
sel telur, serta tidak dapat diatasi dengan cara memperkuat sel sperma tersebut, atau
mengupayakan sampainya sel sperma ke rahim isteri agar bertemu dengan sel telur di
sana. Semua ini akan meniadakan kelahiran dan menghambat suami isteri untuk
berbanyak anak. Padahal Islam telah menganjurkan dan mendorong hal tersebut dan
kaum muslimin pun telah disunnahkan melakukannya.
Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan suatu upaya medis agar pembuahan antara
sel sperma suami dengan sel telur isteri dapat terjadi di luar tempatnya yang alami.
Setelah sel sperma suami dapat sampai dan membuahi sel telur isteri dalam suatu wadah
yang mempunyai kondisi mirip dengan kondisi alami rahim, maka sel telur yang telah
terbuahi itu lalu diletakkan pada tempatnya yang alami, yakni rahim isteri. Dengan
demikian kehamilan alami diharapkan dapat terjadi dan selanjutnya akan dapat dilahirkan
bayi secara normal. Proses seperti ini merupakan upaya medis untuk mengatasi kesulitan
yang ada, dan hukumnya boleh (jaiz) menurut syara. Sebab upaya tersebut adalah upaya
untuk mewujudkan apa yang disunnahkan oleh Islam, yaitu kelahiran dan berbanyak
anak, yang merupakan salah satu tujuan dasar dari suatu pernikahan. Diriwayatkan dari
Anas RA bahwa Nabi SAW telah bersabda :Menikahlah kalian dengan perempuan yang
penyayang dan subur (peranak), sebab sesungguhnya aku akan berbangga di hadapan
para nabi dengan banyaknya jumlah kalian pada Hari Kiamat nanti. (HR. Ahmad)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA bahwa Rasulullah saw telah
bersabda :Menikahlah kalian dengan wanita-wanita yang subur (peranak) karena
sesungguhnya aku akan membanggakan (banyaknya) kalian pada Hari Kiamat
nanti.(HR. Ahmad)
Dengan demikian jika upaya pengobatan untuk mengusahakan pembuahan dan kelahiran
alami telah dilakukan dan ternyata tidak berhasil, maka dimungkinkan untuk
mengusahakan terjadinya pembuahan di luar tenpatnya yang alami. Kemudian sel telur
yang telah terbuahi oleh sel sperma suami dikembalikan ke tempatnya yang alami di
dalam rahim isteri agar terjadi kehamilan alami. Proses ini dibolehkan oleh Islam, sebab
berobat hukumnya sunnah (mandub) dan di samping itu proses tersebut akan dapat
mewujudkan apa yang disunnahkan oleh Islam, yaitu terjadinya kelahiran dan berbanyak
anak. Pada dasarnya, upaya untuk mengusahakan terjadinya pembuahan yang tidak alami
tersebut hendaknya tidak ditempuh, kecuali setelah tidak mungkin lagi mengusahakan
terjadinya pembuahan alami dalam rahim isteri, antara sel sperma suami dengan sel telur
isterinya. Dalam proses pembuahan buatan dalam cawan untuk menghasilkan kelahiran
tersebut, disyaratkan sel sperma harus milik suami dan sel telur harus milik isteri. Dan sel
telur isteri yang telah terbuahi oleh sel sperma suami dalam cawan, harus diletakkan pada
rahim isteri.
Hukumnya haram bila sel telur isteri yang telah terbuahi diletakkan dalam rahim
perempuan lain yang bukan isteri, atau apa yang disebut sebagai ibu pengganti
(surrogate mother). Begitu pula haram hukumnya bila proses dalam pembuahan buatan

tersebut terjadi antara sel sperma suami dengan sel telur bukan isteri, meskipun sel telur
yang telah dibuahi nantinya diletakkan dalam rahim isteri. Demikian pula haram
hukumnya bila proses pembuahan tersebut terjadi antara sel sperma bukan suami dengan
sel telur isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya diletakkan dalam rahim
isteri.
Ketiga bentuk proses di atas tidak dibenarkan oleh hukum Islam, sebab akan
menimbulkan pencampuradukan dan penghilangan nasab, yang telah diharamkan oleh
ajaran Islam. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa dia telah mendengar Rasulullah
SAW bersabda ketika turun ayat lian :Siapa saja perempuan yang memasukkan kepada
suatu kaum nasab (seseorang) yang bukan dari kalangan kaum itu, maka dia tidak akan
mendapat apa pun dari Allah dan Allah tidak akan pernah memasukkannya ke dalam
surga. Dan siapa saja laki-laki yang mengingkari anaknya sendiri padahal dia melihat
(kemiripan)nya, maka Allah akan tertutup darinya dan Allah akan membeberkan
perbuatannya itu di hadapan orang-orang yang terdahulu dan kemudian (pada Hari
Kiamat nanti). (HR. Ad Darimi)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah
bersabda :Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya,
atau (seorang budak) bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya, maka dia akan
mendapat laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. (HR. Ibnu Majah)
Ketiga bentuk proses di atas mirip dengan kehamilan dan kelahiran melalui
perzinaan, hanya saja di dalam prosesnya tidak terjadi penetrasi penis ke dalam vagina.
Oleh karena itu laki-laki dan perempuan yang menjalani proses tersebut tidak dijatuhi
sanksi bagi pezina (hadduz zina), akan tetapi dijatuhi sanksi berupa tazir*, yang
besarnya diserahkan kepada kebijaksaan hakim (qadli).

Anda mungkin juga menyukai